16.04.2015 Views

uploads/5-RAKERNAS-2012 PTTUN Makasar(1).pdf - PT Bandung

uploads/5-RAKERNAS-2012 PTTUN Makasar(1).pdf - PT Bandung

uploads/5-RAKERNAS-2012 PTTUN Makasar(1).pdf - PT Bandung

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

PERMASALAHAN HUKUM DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA<br />

SEWILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI TUN MAKASSAR<br />

BAHAN <strong>RAKERNAS</strong> MAHKAMAH AGUNG RI DENGAN EMPAT PERADILAN DI BAWAHNYA<br />

<strong>PT</strong>UN MAKASSAR<br />

No. PERMASALAHAN USUL PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH OLEH<br />

MA - RI<br />

1 Perihal : Permasalahan Penyelesaian Sengketa<br />

Pemilukada di <strong>PT</strong>UN.<br />

1.<br />

a. Setuju usulan pemecahan segera<br />

Sejak terbitnya SEMA No.7/2010 ttg Petunjuk Teknis<br />

dipergas lagi penyelesaian sengketa<br />

terkait menjadi wewenang<br />

Mengingat Pilkades tidak termasuk kriteria UU<br />

Sengketa Pemilukada, kasus2 pemilu-kada yg menyangkut<br />

Pemilu yang diikuti oleh Parpol, maka harus dalam Peradilan yang mana<br />

administratif dapat diajukan ke <strong>PT</strong>UN lagi.<br />

(Mahkamah<br />

Konstitusi,<br />

Permasalahan :<br />

diperjelas (dalam SEMA/Juklak) apakah<br />

Pengadilan Tata Usaha Negara<br />

a. Masalah tenggang waktu pengajuan gugatan sengketa<br />

pemilukada di <strong>PT</strong>UN yg mengikuti ketentuan Pasal 55 UU<br />

Peratun (90 hari) dan penyelesaian perkara 6 bulan (SEMA<br />

sengketa<br />

hasil Pilkades dipersamakan dengan sengketa<br />

Pemilukada yang menjadi wewenang MK, atau<br />

atau Pengadilan Negeri)<br />

> Tentang batasan tenggang waktu<br />

juga perlu ada batasan tersendiri.<br />

No.6/1996) dirasakan terlalu lama dan sering<br />

menimbulkan masalah, misalnya proses pemilukada sudah<br />

selesai dan hasilnya sudah ditetapkan, ternyata baru<br />

muncul gugatan di : <strong>PT</strong>UN dan proses penyelesai-annya<br />

menunggu putusan "inkrachf' sampai<br />

ber-tahun2.<br />

Dalam hal ada gugatan menyangkut administrasi<br />

wewenang <strong>PT</strong>UN, atau Peradilan Umum sbg<br />

perbuatan melawan hukum.<br />

1


pemilukada (mis : penolakan bakal calon oleh KPUD)<br />

tetapi gugatan baru didaftarkan ke <strong>PT</strong>UN setelah<br />

pemilukada selesai dan telah ditetapkan calon terpilih<br />

hasil penghitungan suara, apakah gugatan tsb patut didismissal<br />

atau tetap diterima? Jika diterima, pada<br />

umumnya gugatan/putusan <strong>PT</strong>UN akan sia2<br />

(diabaikan) krn hasil pemilukada sudah ditetapkan.<br />

b. Dapat diajukan gugatan ganti<br />

rugi/Perbuatan Melawan<br />

Hukum di Pengadilan Negeri.<br />

c. Penundaan/schorsing<br />

seyogyanya tidak perlu<br />

dilakukan, karena terkait<br />

Kepentingan Umum yang lebih<br />

dominan.<br />

c. Penetapan schorsing <strong>PT</strong>UN untuk menunda proses<br />

pemilukada sering diabaikan oleh KPUD dengan alasan<br />

selain akan menghambat jadwal pemilukada, Juga<br />

putusan <strong>PT</strong>UN belum inkracht (karena diajukan<br />

banding, kasasi, PK dsb yg cukup lama). Akibatnya<br />

penetapan/putusan <strong>PT</strong>UN akan sia-sia saja.<br />

Bagaimana jalan keluarnya ?<br />

2.<br />

Perihal: Sengketa Pemilihan Kepala Desa (Pilkades)<br />

di dalam SEMA No.7/2010 tidak disebutkan tentang<br />

wewenang mengadili gugatan/sengketa yg menyangkut<br />

hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), yg tidak termasuk<br />

Menurut Juklak MARl No.41/Td.TUN/VII/1996<br />

angka V, dalam hal diajukan gugatan terhadap<br />

sertipikat ganda (aspal), Hakim TUN tidak harus<br />

2. –Jawaban <strong><strong>PT</strong>TUN</strong> kurang tepat.<br />

-Sudah ada beberapa putusan<br />

MA tentang sengketa Pilkades<br />

menjadi wewenang <strong>PT</strong>UN.<br />

kriteria Pemilu/Pemilukada yang diikuti oleh Parpol,<br />

menunggu penyelesaian perkara<br />

apakah dipersamakan dengan sengketa Pemilukada<br />

Perdata/pidananya, melainkan dapat langsung<br />

2


(wewenang MK) atau wewenang <strong>PT</strong>UN ?<br />

3.<br />

Perihal :Penerapan Pasal 45 A.<br />

Berkenaan dengan pembatasan kasasi Pasal 45-A UU<br />

No.5/2004 ttg Mahkamah Agung, dalam sengketa<br />

kepegawaian di daerah yg didasarkan atas SK Kepala<br />

Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota), ada 2 jenis:<br />

a. SK Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diangkatl<br />

diberhentikan oleh Kepala Daerah ; dan<br />

memberikan putusan tentang sah/batal atau<br />

tidaknya penerbitan sertifikat tsb.<br />

Menurut ketentuan Pasal 45-A huruf (c), perkara<br />

TUN yg obyek gugatannya berupa keputusan<br />

pejabat daerah yg jangkauannya berlaku di<br />

wilayah daerah ybs, adalah termasuk perkara yg<br />

tidak bisa kasasi.<br />

3. -Sudah ada beberapa putusan<br />

MA tentang Pasal 45 A huruf<br />

ca UU – MA.<br />

-Kata kuncinya, lihat “dasar<br />

hukumnya” apa.<br />

-Pahami aturan dasar dari<br />

dekonsentrasi<br />

dan<br />

desentralisasi.<br />

b. SK Jabatan Politis tertentu seperti Ketua DPRD yang<br />

ditetapkan oleh DPRD dan disahkan/diberhentikan<br />

dengan SK Kepala Daerah.<br />

Apakah sengketa tersebut termasuk yang dapat diajukan<br />

kasasi atau bukan ?<br />

Demi kepastian hukum dan agar tidak menimbulkan<br />

multi tafsir, seharusnya dibuat kriteria<br />

yang jelas (bukan "grey area') mengenai perkara<br />

yang dimaksud oleh Pasal 45-A UU No.5/2004.<br />

4.<br />

Perihal: Soft Copy Putusan Kasasi/PK<br />

Berdasarkan S.E. Tuada Uldiltun MARl tgl. 12 Juli 010<br />

No.43/Td.TUN/VII/2010, pengiriman berkas perkara dan<br />

salinan putusan Pengadilan Tkt Pertama dan Banding<br />

ke MARl diharuskan.<br />

Mengingat bahwa satker yg mengeluarkan<br />

salinan putusan kasasi/PK kpd para pihak<br />

adalah Pengadilan Tkt Pertama, maka untuk<br />

keperluan pengecekan dan menghindari<br />

kemungkinan<br />

4. –Untuk memperbanyak putusan<br />

maka Mahkamah Agung cukup<br />

dengan cara memfotocopy<br />

putusan aslinya, dan salinan<br />

tersebut<br />

dilakukan<br />

pengesahan oleh Panitera<br />

Muda. Sehingga tidak perlu<br />

lagi untuk mengirimkan soft<br />

copy ke Pengadilan Pengaju.<br />

3


menyertakan soft copy/CD, sedangkan untuk<br />

pengiriman salinan putusan kasasi/PK dari MARl<br />

ke Pengadilan Tkt Pertama tidak disertakan soft<br />

copy/ CD dimaksud<br />

adanya kekeliruan/kekurangan/ pemalsuan pada<br />

isi salinan putusan kasasi/PK yg dikirim oleh<br />

Mahkamah Agung ke Peradilan Tingkat<br />

Pertama,<br />

dipandang perlu disertakan soft copy/CD ROM<br />

(yg tidak bisa diubah).<br />

4


<strong>PT</strong>UN PALU<br />

No. PERMASALAHAN USUL PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH OLEH<br />

MA - RI<br />

1<br />

Komponen atau rincian biaya yang harus dimasukkan<br />

Pemeriksaan setempat disamakan dengan<br />

1.Tidak boleh dimasukkan dalam<br />

komponen biaya pemeriksaan<br />

dalam acara sidang pemeriksaan setempat/lokasi (PS) perjalanan dinas pegawai sehingga biaya yang<br />

setempat.<br />

perlu dipertegas. Menurut TIM badan pemeriksa<br />

ditimbulkan disesuaikan dengan peraturan<br />

Mahkamah Agung RI pada Pengawasan Audit Kinerja<br />

tentang perjalanan Dinas Pejabat Negara dan<br />

Tanggal 27 Agustus <strong>2012</strong> di <strong>PT</strong>UN Palu, bahwa uang saku<br />

tidak boleh dimasukkan sebagai biaya pemeriksaan<br />

setempat<br />

Pegawai dan Peraturan Menteri Keuangan<br />

Nomor 36/PMK.02/<strong>2012</strong> Tentang Perubahan<br />

atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor<br />

84/PMK.02/2011 tentang Standar Biaya Tahun<br />

<strong>2012</strong><br />

2<br />

Kewenangan Pengadilan Tinggi Tata Usaga Negara sesuai<br />

dengan Pasal 51 ayat 3 UU nomor 5 Tahun 1986 agar<br />

dialihkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara sebagai<br />

Pengadilan tingkat pertama mengingat semakin banyaknya<br />

sengketa kepegawaian didaerah, dan juga dihubungkan<br />

dengan asas cepat, biaya ringan dan mudah dalam<br />

pemeriksaan perkara/sengketa tata usaha negara<br />

Revisi undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986<br />

pasal 51 ayat 3.<br />

2. Supaya tetap di pedomani tahapan<br />

“Keberatan” dan “Banding<br />

administrasi”<br />

Ilustrasi:<br />

Karena sudah diputus oleh suatu<br />

Badan maka berarti sudah<br />

menjadi kewenangan Pengadilan<br />

Tinggi (Tingkat Banding)<br />

5


<strong>PT</strong>UN KENDARI<br />

No. PERMASALAHAN USUL PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH OLEH<br />

MA - RI<br />

1 Perkara No. 15/G.TUN/2010/<strong>PT</strong>UN-KDI, Dalam putusan<br />

1. Apakah berkas perkara tersebut, <strong>PT</strong>UN 1.Sudah benar berkas perkara di<br />

TK.I dinyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima.<br />

kirim ke <strong>PT</strong> karena banding setelah<br />

Kendari harus mengirim ke <strong>PT</strong>.TUN<br />

substansi diperiksa, walaupun<br />

Dalam Tingkat Banding NO.03/B.TUN/2011/<strong><strong>PT</strong>TUN</strong> MKS<br />

Makassar atau harus dikirim kembali ke putusan tetap NO.<br />

amarnya menguatkan putusan TK I<br />

MARl sesuai putusan sela Mahkamah Walaupun ada amar<br />

Dalam Tin kat Kasasi No 190K/TUN/2011 dikeluarkan<br />

“memerintahkan<br />

untuk<br />

Agung ? (untuk sementara kami kirim ke<br />

putusan sela marnya berbunyi sebagai berikut :<br />

mengirimkan kembali berkas ke<br />

<strong><strong>PT</strong>TUN</strong> Makassar seperti proses banding MA’ , maka idealnya putusan<br />

Mengadili :<br />

biasa)<br />

terhadap pokok perkara juga harus<br />

1. Memerintahkan <strong>PT</strong>UN Kendari untuk membuka<br />

2. Apabila berkas dikirim , maka dapat terjadi<br />

diperiksa oleh pengadilan tingkat<br />

kembali persidangan dalam perkara ini selanjutnya<br />

banding sehingga hal tersebut tidak<br />

satu perkara memiliki 2 (dua) nomor<br />

melanggar asas pemeriksaan<br />

memutuskan pokok perkara.<br />

perkara banding ? setelah Pengadilan peradilan dua tingkat.<br />

2. Memerintahkan <strong>PT</strong>UN Kendari untuk mengirimkan<br />

Tinggi meregristrasi. ( semoga tidak<br />

kembali berkas perkara itu ke MARI.<br />

Atas dasar putusan sela tersebut, majelis hakim yang<br />

sama dalam TK.I menjatuhkan putusan baru intinya<br />

gugatan tidak dapat diterima.<br />

Selanjutnya atas dasar putusan baru tersebut pihak<br />

penggugat mengajukan upaya banding, Sekarang dalam<br />

proses sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi TUN<br />

Makassar<br />

termasuk neb is in idem)<br />

3.Penulisan/pencatatan buku register keuangan<br />

sudah ditutup pada TK i dan TK Banding ,<br />

sehingga biaya TK.I dan TK<br />

Banding yang baru diajukan penggugat<br />

harus dicatat dimana ?<br />

4. Pelaporan perkara bersangkutan sudah<br />

dinyatakan putus, bagaimana pencatatannya<br />

dalam register ?<br />

(sementara dicatat dikolom tambahan)<br />

2.Tidak masalah,karena sejak ada<br />

Putusan Mahkamah Agung<br />

diterima oleh Pengadilan<br />

Pengaju maka <strong>PT</strong>UN membuka<br />

register lagi<br />

3.4. Masalah Administrasi Peradilan<br />

(Direktur Pranata Dan Tata<br />

Laksana TUN) akan di bawa ke<br />

Pokja Kamar<br />

6


4.<br />

<strong>PT</strong>UN JAYAPURA :<br />

No. PERMASALAHAN USUL PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH OLEH<br />

MA - RI<br />

1 Pengamanan siding dalam perkara di Jayapura Untuk biaya pengamanan di Jayapura diusulkan > Sesuaikan dengan Pagu/ Besaran<br />

2<br />

perluditambahkan biaya dalam DIPA, karena tingkat<br />

kerawanan dalam persidangan terkait dengan perkara<br />

Pemilukada rupiah) sangat tinggi .<br />

Mengenai penanganan sengketa Pemilukada, sampai<br />

nimimal sejumlah Rp. 100.000,- (Seratus juta<br />

rupiah)<br />

1. SEMA No.7 Thun 2010 ditinjau kembali<br />

dan dibuat aturan baru dan terkini untuk<br />

Anggaran dalam DIPA.<br />

-Setuju dengan jawaban <strong><strong>PT</strong>TUN</strong><br />

dimana kewenangan <strong>PT</strong>UN (Pasal 2 huruf (g) UU memperjelas<br />

batasan-batasan<br />

<strong>Makasar</strong><br />

No.9Tahun 2004 Jo. SEMA No. 7 Tahun 2010) agar tidak kewenangan penanganan sengketa<br />

bersinggungan dengan kewenangan MK? Karena dalam Pemilukada.<br />

Putusannya MK juga mempertimbangkan tahapan-tahapan 2. SEMA No.7 Tahun 2010 dicabut dan<br />

Pemilukada sebelum pemungutan dan perhitungan suara? pemeriksaan sengketa pemilukada<br />

Sedangkan Putusan MK bersifat final dan mengikat. Dan<br />

apakah <strong>PT</strong>UN dapat memeriksa sengketa Pemilukada<br />

dihapus/dikecualikan dari kewenangan<br />

<strong>PT</strong>UN.<br />

yang mana sengketa tersebut juga sedang diperiksa di MK<br />

berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraannya?<br />

Contoh PemiluGubernur dan Wakil Gubernur Provinsi<br />

Papua;<br />

7


3<br />

Berdasarkan Ketentuan Pasal 85 ayat (4) Undang-Undang<br />

Setuju usulan Pemecahan kalau perlu<br />

Nomor 5 Tahun 1986 Haim Ketua Majelis telah<br />

mengirimkan bukti surat suatu perkara ke Penyidik (polda<br />

Papua) terkait dengan adanya dugaan pemalsuan bukti<br />

surat dan menunda persidangan sampai adanya Putusan<br />

Pidana yang berkekuatan hokum tetap. Namun telah lewat<br />

2 (dua) tahun sejak dikirimkannya surat tersebut belum<br />

ada pemberitahuan resmi dari pihak penyidik menyangkut<br />

tindak lanjut pemeriksaan surat tersebut.<br />

Apakah Pengadilan TUN dapat mengajukan pemeriksaan<br />

Pengadilan perlu menyurat kepada pihak<br />

penyidik untuk menanyakan tindak lanjut<br />

pemeriksaan perkara yang dilimpahkan dan<br />

tetap menunggu sampai pemeriksaan perkara<br />

pidananya selesai atau telah ada Putusan<br />

Pidana yang berkekuatan uokum tetap<br />

kemudian pemeriksaan perkara tersebut<br />

dilanjutkan oleh Pengadilan TUN.<br />

diberi Kode Tertentu untuk Mendapat<br />

Perhatian Pihak Terkait.<br />

-Penerpannya Kasuistis, bila itu<br />

merupakan satu-satunya bukti maka<br />

ditunggu.<br />

perkara tanpa menunggu Putusan Pidana terhadap surat<br />

bukti tersebut agar pemeriksaan dan penyelesaian perkara<br />

tersebut tidak berlarut-Iarut?<br />

Acc. Untuk dibiicarakan dalam<br />

4<br />

Buku Register Perkara tahun <strong>2012</strong> yang tercetak dan<br />

dibagikan ke <strong>PT</strong>UN Jayapura ukuran tabelnya tidak<br />

proporsional sehingga petugas pencatat register kesulitan<br />

Untuk buku register tahun 2013 perlu diperhatikan<br />

ukuran table/kolom agar sesuai/proporsional.<br />

BINTEK.<br />

dalam mencatat buku register;<br />

5<br />

Ketentuan Pasal 63 ayat (2) huruf a menyangkut batas<br />

waktu pemeriksaan persiapan dibatasi 30 (tiga puluh) hari<br />

saja. Disisi lain dalam wilayah hokum <strong>PT</strong>UN Jayapura ada<br />

banyak Kabupaten yang bar dimekarkan sebagian besar<br />

Penentuan batas I tenggang· waktu pemeriksaan<br />

persiapan dan pengiriman surat panggilan perlu<br />

ditentukan secara kasuistis namun tetap<br />

-Tetap berlaku batas waktu 30 hari<br />

karena hal tersebut merupakan batas<br />

waktu untuk perbaikkan gugatan<br />

8


mengedepankan asas sederhana, cepat<br />

dan<br />

berada diwilayah pegunungan yang belum memiliki Kantor<br />

Pos sehingga pengiriman surat panggilan kepada para<br />

biaya ringan dalampemeriksaan perkara.<br />

pihak terutama pihak Tergugat (Badan/Pejabat TUN)<br />

dapat memakan waktu lebih dari 30 hari. Apakah<br />

ketentuan pasal 63 ayat (2) huruf a ini mutlak dilaksanakan<br />

meski dalam kondisi seperti di wilayah hokum <strong>PT</strong>UN<br />

Jayapura ataukah perlu disesuaikan?<br />

6<br />

Terhadap Penetapan Penundaan yang dikeluarkan pada<br />

Pengadilan Tingkat Pertama khususnya dalam sengketa<br />

pertanahan. Dalam beberapa kasus di <strong>PT</strong>UN Jayapura,<br />

sering pihak Tergugat (Kantor Pertanahan) mencatat<br />

adanya Penetapan Penundaan yang dikeluarkan oleh<br />

<strong>PT</strong>UN dalam warkah tanah.<br />

Apabila para pihak mengajukan upaya hukum sampai<br />

1. Dalam Putusan MA, perlu dipertimbangkan<br />

dalam pertimbangan hokum menyangkut<br />

Penetapan Penundaan yang telah<br />

dikeluarkan oleh Pengadilan Tingkat I atau ;<br />

2. Pengadilan mengeluarkan surat keterangan<br />

1. Putusan Penundaan apabila<br />

dikabulkan berlaku terus hingga<br />

putusan “”BHT” demikian juga<br />

sebaliknya.<br />

2. Usul adanya surat keterangan<br />

adalah berkelebihan.<br />

pada tingkat Kasasi atau PK, Penetapan Penundaan<br />

yang dikirimkan kepada pihak Tergugat<br />

tersebut tidak dipertimbangkan lagi oleh Majelis Hakim<br />

yang intinya menyatakan bahwa Penetapan<br />

tingkat Kasasi atau PK, hal ini berdampak pada<br />

Penundaan secara otomatis tidak berlaku<br />

mengambangnya status penundaan yang telah tercatat<br />

ketika telah ada Putusan yang Berkekuatan<br />

dalam warkah (akibatnya Sertifikat dalam keadaan status<br />

Hukum Tetap (in kracht);<br />

quo tanpa batas waktu yang jelas).<br />

Bagaimana sikap Pengadilan Tingkat Pertama jika pihak<br />

9


Tergugat meminta adanya ketegasan dalam Putusan<br />

Kasasi atau PK terhadap Penetapan Penundaan yang<br />

telah dikeluarkan?<br />

7<br />

Pada sengketa Tahapan Pemilukada dalam beberapa<br />

perkara di <strong>PT</strong>UN, setelah adanya Putusan Tingkat<br />

Pertama yang memenangkan Pihak Penggugat pihak<br />

Tergugat (KPU Provinsi/Kabupaten/Kota) sebagai pihak<br />

yang kalah mengajukan upaya hukum (Banding/Kasasi).<br />

<strong>PT</strong>UN harus menindaklanjuti permohonan<br />

Eksekusi tersebut dengan mengeluarkan<br />

Penetapan Eksekusi sebagaimana dimaksud<br />

-Sudah beberapa putusan MA<br />

tentang kasus Sengketa<br />

Pemilukada.<br />

Namun di samping mengajukan upaya hukum pihak<br />

dalam Pasal 116 Undang-Undang Nomor 51<br />

Tergugat tetap melanjutkan tahapan Pemilukada sampai<br />

Tahun 2009;<br />

dengan ditetapkannya Gubernur atau BupatiIWalikota<br />

terpilih tanpa menunggu Putusan Peradilan TUN yang<br />

berkekuatan hukum tetap. Setelah ada Putusan Peradilan<br />

TUN yang berkekuatan hukum tetap yang memenangkan<br />

pihak Penggugat selanjutnya pihak Penggugat memohon<br />

Penetapan Eksekusi.<br />

Apakah terhadap permohonan Eksekusi Pihak Penggugat<br />

dapat ditindaklanjuti oleh <strong>PT</strong>UN walaupun telah ada<br />

Kandidat lain yang telah terpilih dan ditetapkan oleh<br />

T ergugat (KPU)?<br />

10


<strong>PT</strong>UN MANADO.<br />

No. PERMASALAHAN USUL PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH OLEH<br />

MA - RI<br />

1 Dalam berkas perkara Kasasi dan PK yang dikirimkan<br />

Mohon dikirimkan Soft Copy untuk putusan -Soft copy tidak perlu dikirim ke<br />

kembali oleh MARl ke Pengadilan Pengaju, tidak atau<br />

Pengadilan Pengaju, karena<br />

Kasasi atau Putusan PK.<br />

Putusan PK. melampirkan Soft Copy untuk Putusan<br />

Mahkamah Agung telah<br />

mengirimkan salinan putusan yang<br />

Kasasi atau Putusan PK ; Yang ada hanya Kasasi atau PK<br />

disahkan oleh Panitera Muda.<br />

putusan yang sudah di print dan dijilid ;<br />

Penerapan Pasal 117 UU No. 9 Tahun 2004 ; Dimana<br />

tidak ada kemauan dari Tergugat yang kalah untuk<br />

melaksanakan putusan yang telah mempunyai kekuatan<br />

hukum tetap ;<br />

Masalahnya :<br />

Bahwa Penetapan Ketua tersebut dapat diajukan oleh<br />

Penggugat atau Tergugat kepada MARl untuk dimintakan<br />

Penetapan Kembali.<br />

Ketua Pengadilan TUN yang bersangkutan<br />

memanggil Pihak Penggugat dan Tergugat dan<br />

memberikan penjelasan ; Akan tetapi bila tidak<br />

tercapai kata sepakat, maka Ketua tersebut<br />

tetap membuatkan Penetapan yang menentukan<br />

jumlah uang atau kompensasi lainnya ;<br />

1. Sebaiknya Penetapan dari Ketua <strong>PT</strong>UN<br />

tersebut, oleh Ketua yang bersangkutan<br />

juga memintakan kepada MARl untuk<br />

dikuatkan atau disetujui, kemudian<br />

dilaksanakan oleh Tergugat ;<br />

Acc. No.1 – memang diajukan ke MA<br />

untuk dikuatkan seperti Fiat Eksekusi<br />

– sehingga harus ditaati oleh pihakpihak<br />

terutama yang kalah.<br />

Atau Klausal bunyi pasal 117 ayat 5<br />

tersebut, dihilangkan / dihapus saja ;<br />

11


<strong>PT</strong>UN AMBON<br />

No. PERMASALAHAN USUL PEMECAHAN MASALAH PEMECAHAN MASALAH OLEH<br />

MA - RI<br />

1 Pada Kepaniteraan Hukum <strong>PT</strong>UN Ambon belum<br />

Untuk mencapai sasaran yang diharapkan Acc<br />

tersedianya fasilitas-fasilitas penunjang dalam proses<br />

dalam proses proses penyimpanan dan<br />

penyimpanan dan penataan arsip berkas perkara in-aktif<br />

penataan arsip berkas perkara in-aktif perkara<br />

antara lain:<br />

in-aktif, maka sangat diperlukan ruangan<br />

- Tidak tersedianya ruangan penyimpanan arsip<br />

penyimpanan arsip dan rakJlemari yang layak<br />

berkas perkara in-aktif;<br />

dan diharapkan agar realisasi anggaran dapat<br />

- Tidak tersedianya rak/lemari penyimpanan/<br />

Acc.<br />

penataan arsip berkas perkara in-aktif ;<br />

disesuaikan dengan usul perencanaan yang<br />

disampaikan oleh <strong>PT</strong>UN Ambon;<br />

2<br />

Belum adanya buku register Induk pengaduan, register<br />

Induk informasi, buku bantu penerimaan surat kuasa,<br />

pengaduan, dan informasi;<br />

Pengadaan buku-buku register tersebut perlu<br />

diadakan untuk kelancaran pelaksanaan tugas<br />

dalam rangka pencapaian tujuan yang<br />

diharapkan;<br />

3<br />

Dengan adanya proses Upload data Putusan melalui<br />

Website yang dilaksanakan oleh Mahkamah Agung RI<br />

pada Direktori putusan Mahkamah Agung RI, maka secara<br />

tidak langsung para Pihak dapat mengetahuinya, namun<br />

Dimohonkan agar perkara-perkara yang telah<br />

diputus, proses pengirimannya dapat dipercepat<br />

sehingga para pihak yang berperkara tidak<br />

terlalu lama menunggu dan bertanya - tanya<br />

tentang keberadaan perkara tersebut ;<br />

Acc. Dan perlu peningkatan kinerja<br />

operator selanjutnya percepatan<br />

pengiriman berkas (minutasi).<br />

12


proses pengiriman berkas perkara Salinan putusan<br />

tersebut ke Pengadilan pengaju sering terlambat,<br />

mengakibatkan para Pihak sering bertanya, bahkan meminta<br />

pendapat hukum tentang keberadaan Amar putusan yang<br />

ada pada Direktori putusan Mahkamah Agung RI tersebut.<br />

4<br />

Belum tersedianya Register Induk Perkara Kasasi dan<br />

Untuk mempermudah proses pengisian data-data<br />

Acc.<br />

Register Induk perkara Peninjauan Kembali untuk tahun <strong>2012</strong><br />

yang berkaitan dengan perkara Kasasi maupun<br />

sampai dengan saat ini, walaupun telah disurati<br />

Peninjauan Kembali maka buku-buku Induk<br />

keMahkamah Agung RI dengan surat tertanggal 08 Februari<br />

tersebut perlu direalisasikan sesuai kebutuhan.<br />

<strong>2012</strong> Nomor : W4-TUN3/143/PL.01.10/1l1 <strong>2012</strong> sehingga<br />

proses pengisian data tersebut masih mempergunakan buku<br />

bantu.<br />

5<br />

Pemohon Peninjauan Kembali I Termohon Peninjauan<br />

Kembali kadang kala mengirimkan Memori I Kontra<br />

Perlu adanya petunjuk pelaksanaan tentang tata<br />

cara penerimaan memori atau kontra memori<br />

Supaya terus disosialisasikan bahwa<br />

ada “kewajiban untuk menyertakan<br />

soft copy memori/kontra memori PK”<br />

Memori melalui Pos, tanpa disertai dengan Soft Copynya<br />

yang . diajukan melalui Kantor Pos untuk<br />

sehingga menyulitkan kami dalam membuat Tanda Terima<br />

mempermudah petugas meja III dalam<br />

maupun melampirkan Soft Copy dalam berkas untuk<br />

pembuatan tanda terima dan bagaimana jika soft<br />

dikirimkan ke Mahkamah Agung RI<br />

copy tidak dilampirkan oleh Pemohon<br />

atau<br />

13


Termohon saat pengiriman memori/kontra memori<br />

melalui Kantor Pos tersebut.<br />

Makassar, 17 September <strong>2012</strong><br />

KETUA :<br />

TTD.<br />

IAMAIL BATUIRANTE, SH. MH.<br />

NIP.19480102 197310 1 001<br />

14

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!