33_184Profildrlukmanhakim - Kalbe
33_184Profildrlukmanhakim - Kalbe
33_184Profildrlukmanhakim - Kalbe
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PROFIL<br />
Setelah mengabdi menjadi pendidik dan bertugas<br />
di FKUI/RSCM selama 37 tahun, Lukman<br />
akhirnya mendapatkan penghargaan terhormat<br />
dan dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap di<br />
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI tahun<br />
2007.<br />
Pengalaman<br />
Menjadi dokter banyak sekali sukanya daripada<br />
dukanya, “dukanya pasti ada seperti risiko<br />
sering dipanggil malam hari walaupun saat<br />
tidur, saya harus menerimanya,” ujar Lukman.<br />
Selain itu, beliau pernah menangani pasien di<br />
ICCU dengan keadaan sudah kritis, “saya tangani<br />
dengan sabar, awalnya juga pesimis, akhirnya<br />
saya senang dan bangga karena pasien dapat<br />
sembuh, itulah kepuasan saya yang tidak bisa<br />
dibeli dengan uang,” ujar Mantan Ketua Divisi<br />
Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam<br />
FKUI.<br />
Banyak pengalaman lain yang pernah dialami<br />
saat memegang jabatan di pekerjaannya dan<br />
di organisasi profesi. Beliau pernah menjabat<br />
antara lain: Ketua Konsep Pedoman Pembukaan<br />
dan Penyelenggaraan Program Studi Kedokteran<br />
(2002), Ketua Skill Lab FKUI (2004), Wakil Diknas<br />
untuk Konsil Kedokteran Indonesia (2003-<br />
2007), Ketua Tim Review teknik Dikti untuk<br />
projek Universitas Hospital & MERC Tower.<br />
Untuk pengalaman di organisasi, Prof. Lukman<br />
sampai sekarang menjabat sebagai Pengurus<br />
Lembaga Kesejahteraan Lanjut Usia. Pernah<br />
menjabat Sekretaris Ikatan Keseminatan Kardioserebrovaskuler<br />
Indonesia. Pernah menjadi<br />
Ketua PERGEMI Jaya (2001-2004) dan sampai<br />
saat ini masih menjabat Ketua Umum PB Ikatan<br />
Keseminatan Kardioserebrovaskuler Indonesia.<br />
Mengatur waktu<br />
Selain sebagai dokter, Lukman juga mengurus<br />
masalah pendidikan kedokteran di FKUI. “Saya<br />
harus membagi waktu antara pekerjaan<br />
dengan pendidikan, mengatur jam tugas ke<br />
Rumah Sakit dan keluarga juga harus diperhatikan,”<br />
ujar Dokter yang juga Pengurus<br />
Lembaga Kesejahteraan Lanjut Usia.“Saya<br />
berangkat dari rumah pk 07.00 dan pulang pk.<br />
22.00. Saya bertugas selain di RSCM juga di RS<br />
MMC dan RS Omni Internasional,” ujar Prof.<br />
Lukman.<br />
Prof. Lukman juga menyampaikan motto<br />
hidupnya yaitu “Profesi dokter adalah sangat<br />
mulia karena kesempatan berbuat baik lebih<br />
banyak, tetapi segala sesuatunya yang kita<br />
kerjakan harus berserah kepada Tuhan, Dialah<br />
yang menentukan; apabila kita diberi tugas,<br />
harus dikerjakan dengan baik sesuai dengan<br />
standar medik. “<br />
Berbicara mengenai pendidikan kedokteran,<br />
menurut Prof Lukman, sekarang ini pendidikan<br />
kedokteran di Indonesia harus disertai pendidikan<br />
komunikasi, masalah empati kepada pasien,<br />
kritis dalam berpikir, mencari ilmu secara mandiri,<br />
dan etika sosial budaya. “Dahulu saat awal<br />
pendidikan kedokteran, belum ada kurikulum<br />
etika; sekarang harus ada dari tingkat pertama<br />
sampai akhir,” ujar Mantan Ketua Departemen<br />
Pendidikan Kedokteran FKUI.<br />
Diharapkan dengan adanya kurikulum baru ini<br />
dokter Indonesia menjadi dokter yang berilmu,<br />
profesional dan beretika, sosial budaya dan<br />
dapat berkomunikasi baik dengan pasiennya;<br />
selain itu dokter juga wajib bisa menulis dan<br />
melakukan penelitian. Prof. Lukman juga mengharapkan<br />
bagi staf pengajar di semua Fakultas<br />
Kedokteran di Indonesia, agar dapat mengetahui<br />
cara mengajar yang baik, cara mengatur<br />
kurikulum yang baik dan cara menilai yang<br />
objektif. (REDAKSI)<br />
CDK 184/Vol.38 no.3/April 2011<br />
235