25.06.2015 Views

o_19ol0p7gfosah8r1otbf6e171da.pdf

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ENDORSEMENT<br />

Buku ini dapat membantu siapapun yang sedang<br />

mencari makna bekerja yang sesungguhnya.<br />

Arif P. Rachmat<br />

CEO Triputra Agro Persada Group<br />

Membaca buku ini memberikan satu refleksi kembali<br />

mengenai apa yang ingin kita lakukan sebagai<br />

karya kehidupan. Banyak orang yang menjalani<br />

hidup tanpa berupaya mencari apa makna sesungguhnya<br />

kehadiran kita di dunia ini. Selamat untuk rekan Seng Cuan,<br />

melalui refleksi dan perjalanan beliau dalam menemukan<br />

calling dan sukacita dalam hidupnya, buku ini hadir. Buku<br />

ini akan menuntun kita untuk memikirkan the reason of<br />

being melalui karya kita. Selamat membaca.<br />

Erwin Tenggono<br />

BOD PUNINAR Logistics (Member of Triputra Group)<br />

dan Commissioner of DexaGroup<br />

Pemikiran dan sharing yang menarik dari penulis mengenai<br />

purpose driven work dan pentingnya harmoni<br />

antara head, heart, dan hand. Sebuah buku yang<br />

perlu dibaca bukan hanya untuk para profesional, tetapi<br />

bagi semua orang yang ingin melakukan hal terbaik untuk<br />

kehidupannya.<br />

Indrawati Taurus<br />

President Director P.T. Fresenius Kabi Indonesia


4<br />

ENDORSEMENT<br />

Sebagai sebuah karya tulis, buku ini membuat kita berhenti<br />

dan merenung, “Sudahkah kita bekerja dengan<br />

totalitas?” Ditulis dengan gaya bahasa yang enak<br />

dicerna, buku ini bisa menjadi panduan kontemplasi untuk<br />

menentukan hakikat kita sebagai insan yang berkarya.<br />

Sebuah cakrawala baru dalam memandang makna di balik<br />

karya. Saya yakin begitu banyak pembaca yang akan tercerahkan<br />

setelah membaca buku ini.<br />

Harris Turino<br />

CEO of Kleo Beauty Group, pelaku bisnis, pengamat<br />

keuangan, faculty member Prasetya Mulya Business<br />

School, Doctor in Strategic Management<br />

Saya sangat jarang menemukan penulis buku yang<br />

memiliki passion untuk mengupas topik-topik “berat”<br />

seputar bekerja adalah panggilan hidup, bagaimana<br />

menemukan makna dalam bekerja. Saat saya berkesempatan<br />

membaca buku Bapak Lie Seng Cuan yang pertama<br />

yaitu Calling: More Than Just a Dream, saya langsung<br />

tertarik, membaca dan membacanya lagi, sambil merefleksikannya<br />

pada diri sendiri dan kantor di mana saya<br />

bekerja. Saya harus akui, tulisan Pak Seng Cuan di buku<br />

pertama dan khususnya di bukunya yang kedua ini, sangat<br />

menginspirasi dan meneguhkan saya untuk bisa menemukan<br />

sekaligus memberikan makna dalam pekerjaan saya,<br />

serta organisasi dan perusahaan dimana saya berkarya.<br />

Thank you pak, semoga buku ini juga bisa memberikan<br />

manfaat bagi banyak orang, dalam memaknai hidup dan<br />

pekerjaan mereka.<br />

V. Hery Sutanto<br />

CEO PT Anugrah Argon Medica


CALLING @ WORK<br />

5<br />

Buku ini sangat bermanfaat bagi orang yang berada<br />

di dunia kerja maupun dunia usaha. Tidak kurang<br />

manfaatnya bagi pengusaha yang sudah mapan<br />

untuk mengukur seberapa jauh keberhasilannya dalam<br />

memberi bimbingan kepada karyawan atau bawahannya<br />

juga bagi usahawan yang sedang bergumul menjajaki jati<br />

dirinya. Tidak kurang buku ini juga mengingatkan bahwa<br />

untuk menggapai keberhasilan dalam usaha ada tangan<br />

yang menolong dan menopang. Kami, saya dan istri yang<br />

sudah lama masuk dalam dunia kerja dan usaha setelah<br />

membaca buku ini, merasa salut kepada penulis. Buku ini<br />

padat mudah dibaca dan dimengerti. Sekali lagi salut<br />

Calling @ Work.<br />

Abraham Koko Tanumihardja<br />

Pengawas Yayasan Pendidikan & Pengajaran Pahoa,<br />

pengurus Panti Werda Hana, Presiden Komisaris<br />

P.T. Arliscoputra Hantama, penasihat Bakmi GM


Calling @ Work - Rahasia Bekerja dengan Totalitas<br />

Oleh Lie Seng Cuan<br />

Hak Cipta © 2015, Lie Seng Cuan<br />

Managing Editor<br />

Penyunting<br />

Desain cover<br />

Ilustrasi<br />

Layout<br />

Proof Reader<br />

: James Yanuar<br />

: Denny Pranolo<br />

: Kelvin Indrawan<br />

: Gersom Sutedjo<br />

: Maria Kristin Tira<br />

: Ria Udriana<br />

Diterbitkan oleh:<br />

PT. VISI ANUGERAH INDONESIA<br />

Jalan Karasak Lama No.2 - Bandung 40235<br />

Telp : 022-522 5739 - Fax : 022-521 1854<br />

Email : visipress@visi-bookstore.com<br />

ISBN 978-602-1315-19-4<br />

Cetakan Pertama, Maret 2015<br />

Indonesian Edition © Inspiro 2015<br />

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang<br />

Dilarang memperbanyak sebagian atau<br />

seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.<br />

Member of CBA Indonesia<br />

No : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina<br />

Member of IKAPI<br />

No : 185/JBA/2010


DAFTAR ISI<br />

Endorsement .......................................................................................... 3<br />

Pendahuluan ........................................................................................... 11<br />

Bagian 1 Work with Calling ................................................................ 16<br />

Bab 1 Meaning of Work .......................................................... 20<br />

Bab 2 Work with Totality ..................................................... 32<br />

Bab 3 The Power of Giving at Work .................................. 54<br />

Bab 4 The Power of Calling at Work ................................. 70<br />

Bagian 2 Discovering Calling at Work ............................................ 84<br />

Bab 5 Obstacles Discover Calling at Work ..................... 88<br />

Bab 6 Why of Work ................................................................ 100<br />

Bab 7 How to Work with Calling ....................................... 116<br />

Bab 8 Positive Attitudes at Work ....................................... 148<br />

Penutup .................................................................................................... 161<br />

Daftar Pustaka ....................................................................................... 165<br />

Profil Penulis .......................................................................................... 167


PENDAHULUAN<br />

Alarm sudah berbunyi berulang kali dan selalu kutekan<br />

tombol snooze. Rasanya pagi terlalu cepat datang. Kepalaku<br />

rasanya masih berat. Aku kehilangan semangat untuk<br />

berangkat kerja. Kukirim SMS ke bosku untuk minta izin<br />

masuk siang karena migrainku kambuh.<br />

Bekerja seperti ini bukanlah seperti yang kumau. Pergi<br />

subuh dan pulang malam. Tidak pernah bertemu dengan<br />

matahari. Tidak ada waktu pribadi. Tidak ada waktu untuk<br />

hobiku. Aku merasa jenuh dengan semua rutinitas ini.<br />

Apa yang salah? Pekerjaan ini atau aku? Haruskah kucari<br />

pekerjaan lain? Perlukah aku minta mutasi?<br />

Karierku cukup baik selama<br />

ini. Semua orang di kantor<br />

mengakui kemampuanku dalam<br />

bekerja. Tapi jauh di lubuk<br />

hatiku, aku merasa gelisah.<br />

Hatiku terus bertanya-tanya,<br />

inikah yang kumau? Benarkah<br />

aku akan bekerja seperti ini<br />

sampai pensiun?


12<br />

PENDAHULUAN<br />

Apakah itu yang terjadi pada diri Anda?<br />

Cobalah tanyakan pertanyaan berikut pada diri Anda:<br />

Seberapa yakin Anda untuk terus melakukan pekerjaan<br />

ini sampai pensiun? Yakinkah Anda bahwa pekerjaan ini<br />

akan mampu memuaskan jiwa dan memenuhi kebutuhan<br />

hidup? Karena bekerja bukan hanya untuk mencari uang<br />

dan karier, tetapi juga sebagai sarana untuk menemukan<br />

kepuasan hidup.<br />

Saya bertemu dengan seorang sahabat di awal November<br />

2014. Kami berdiskusi selama tiga jam di daerah Kuningan,<br />

Jakarta Selatan. Ia bekerja sebagai training & development<br />

manager di sebuah perusahaan nasional selama hampir<br />

enam tahun. Delapan bulan terakhir ini kegelisahannya<br />

memuncak. Menjelang umur limapuluh tahun, ia mengalami<br />

kebimbangan dengan pilihan kariernya, pindah kerja<br />

atau berbisnis sendiri.<br />

Apakah Anda sedang<br />

galau dengan pekerjaan<br />

saat ini? Apa yang sebenarnya<br />

masih membuat<br />

Anda bertahan di perusahaan<br />

ini? Apakah Anda sedang<br />

mencari pekerjaan lain padahal<br />

Anda masih bekerja dan digaji<br />

oleh perusahaan ini?<br />

Sahabat saya di atas hanyalah salah<br />

satu dari sekian banyak orang yang merasakan<br />

ketidakberdayaan (helplessness).<br />

Mereka tidak bahagia dengan pekerjaan


CALLING @ WORK<br />

13<br />

dan kehidupannya namun merasa tidak berdaya. Mereka<br />

bingung apa yang harus dilakukan. Di satu sisi, mereka merasa<br />

gaji tidak mencukupi, terlalu sibuk sehingga kehilangan<br />

waktu bersama keluarga, atau tidak sesuai dengan passion.<br />

Akan tetapi, di sisi lain, mereka terus melakukan pekerjaan<br />

tersebut karena merasa tidak ada pilihan lain.<br />

Setiap orang berhak untuk bekerja dengan sukses dan bahagia.<br />

Tampak sulit tapi sebenarnya sederhana. Rahasianya<br />

adalah Anda harus menemukan panggilan dalam bekerja.<br />

Anda hanya perlu menemukan satu alasan mengapa Anda<br />

bekerja.<br />

Motivasi kerja seseorang sangat ditentukan oleh keyakinannya.<br />

Saat kehilangan makna pekerjaan yang sesungguhnya,<br />

niscaya Anda akan kehilangan gairah bekerja. Sebaliknya,<br />

Anda akan memberikan segalanya yang terbaik saat Anda<br />

menemukan alasan mengapa bekerja di perusahaan ini.<br />

Saat sudah mulai menemukan panggilan dalam pekerjaan,<br />

bukan berarti semuanya akan berjalan dengan mudah.<br />

Anda harus terus berjuang untuk bekerja dengan panggilan<br />

karena banyak tantangan yang akan membuat Anda<br />

kehilangan makna pekerjaan yang sesungguhnya.<br />

Seberapa penting menemukan panggilan dalam pekerjaan?<br />

Mungkin Anda berpikir “Jika bekerja seperti saat ini saja<br />

sudah oke, untuk apa menyusahkan hidup lagi? Saya<br />

pernah mencoba untuk melakukan ini dan itu dan tidak<br />

berhasil. Saya sudah lelah. Mungkin memang saya tidak<br />

akan pernah bisa menemukan panggilan dalam pekerjaan,<br />

apalagi dalam hidup.”


14<br />

PENDAHULUAN<br />

Ingatlah, meskipun Anda mencoba untuk mengabaikan<br />

kegelisahan jiwa, Anda akan terus gelisah sampai menemukan<br />

sendiri jawabannya. Jika Anda baru mulai<br />

bekerja, sekaranglah waktunya untuk mulai bekerja dengan<br />

panggilan. Bagi Anda yang belum pernah merasakan<br />

sukses dan bahagia dalam bekerja selama puluhan tahun,<br />

Anda punya kesempatan untuk merasakannya.<br />

Rasakan sensasi bagaimana bekerja dengan panggilan<br />

akan mengubah cara Anda bekerja. Anda akan bisa melihat<br />

ternyata pekerjaan saat ini dapat membuat Anda lebih<br />

menikmati hidup dan berdampak untuk orang-orang di<br />

sekitar. Anda akan bekerja dengan totalitas.<br />

Selamat menemukan panggilan dalam pekerjaan Anda<br />

saat ini, baik sebagai karyawan, pebisnis, ibu rumah tangga,<br />

atau yang lainnya. Bekerjalah dengan panggilan, maka<br />

Anda akan menemukan kesuksesan dan kebahagiaan.


1<br />

BAGIAN<br />

WORK<br />

WITH<br />

CALLING


Pekerjaan apa yang sangat erat kaitannya dengan<br />

panggilan? Sebagian orang cenderung mengasosiasikan<br />

panggilan dengan profesi tertentu seperti<br />

guru atau rohaniwan. Lebih sulit rasanya mengasosiasikan<br />

panggilan dengan profesi sebagai manajer IT, HRD, pebisnis,<br />

dll. Mengapa? Karena panggilan masih dianggap bersifat<br />

rohani, sedangkan pekerjaan bersifat duniawi. Padahal,<br />

pekerjaan dan panggilan seharusnya seiring sejalan.<br />

Apa kesan Anda saat membayangkan orang yang bekerja<br />

dengan panggilan? Orang yang maniak kerja dan tidak<br />

memedulikan diri sendiri, orang lain, bahkan keluarga?<br />

Atau sebaliknya, orang yang lebih mementingkan keluarga<br />

di atas pekerjaan? Bagaimanakah yang disebut sebagai<br />

keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan?


18<br />

WORK WITH CALLING<br />

Coba Anda urutkan berdasarkan tingkat kepentingannya:<br />

Tuhan, keluarga, diri sendiri, pekerjaan. Manakah yang di<br />

urutan pertama, kedua, dst? Mungkin Anda akan mengurutkan<br />

sebagai berikut: Tuhan – keluarga – diri sendiri –<br />

pekerjaan. Atau mungkin urutannya: Tuhan – pekerjaan –<br />

keluarga – diri sendiri. Seharusnya, urutan pertama adalah<br />

Tuhan dan sisanya bersama-sama di urutan kedua. Artinya<br />

pekerjaan, keluarga, dan diri sendiri adalah sama pentingnya<br />

dalam kehidupan.<br />

Panggilan, pekerjaan, dan kehidupan merupakan kesatuan<br />

integral yang tidak terpisahkan. Panggilan seharusnya menjiwai<br />

seluruh dimensi dan peran hidup kita. Setiap kali kita<br />

bernapas dan di mana pun kita berada akan merupakan<br />

bagian dari kesadaran bahwa seluruh totalitas hidup kita<br />

adalah panggilan. Karena itu, adalah salah kaprah ketika<br />

seseorang yang bekerja dengan panggilan, saking totalitasnya<br />

bekerja, akan mengorbankan keluarga demi pekerjaan<br />

atau sebaliknya, cenderung menomorsatukan keluarga di<br />

atas pekerjaan.


MEANING<br />

OF<br />

WORK<br />

1


Bekerja merupakan panggilan setiap manusia sejak<br />

diciptakan. Natur manusia adalah bekerja dan dari<br />

hasil kerjanya ia mendapat hasil atau imbalan.<br />

Mulai dari zaman berburu, bercocok tanam, industri,<br />

sampai sekarang, setiap pekerjaan pasti akan mendapatkan<br />

imbalan, baik yang tangible (misal uang, hasil bercocok<br />

tanam, dll) maupun yang intangible (misal pujian,<br />

rasa puas, dll).<br />

Saat ini banyak orang bekerja<br />

bukan fokus untuk berkarya<br />

dan menghasilkan karya terbaik<br />

yang bisa dinikmati orang<br />

banyak, tetapi hanya untuk<br />

mendapatkan imbalan tanpa<br />

peduli karya yang dihasilkan.<br />

Semakin hari banyak orang kehilangan<br />

makna bekerja yang<br />

sesungguhnya. Apa akibatnya?<br />

Mereka akan kehilangan kebahagiaannya<br />

dan mengalami penyesalan mendalam.<br />

Penyesalan ini makin terasa saat mereka sakit parah dan<br />

menjelang kematiannya.<br />

Apa saja yang mereka sesali? Menurut Ken Robinson dan<br />

Lou Aronica, empat penyesalan yang paling sering dialami<br />

adalah:<br />

1. Seharusnya saya hidup sesuai dengan apa yang saya<br />

impikan, bukan apa yang orang lain inginkan.<br />

2. Seharusnya saya tidak bekerja sekeras ini sampaisampai<br />

kehilangan waktu untuk melihat anak-anak<br />

bertumbuh dewasa dan punya kebersamaan dengan<br />

pasangan.


22<br />

MEANING OF WORK<br />

3. Seharusnya saya memberikan waktu untuk sahabatsahabat.<br />

4. Seharusnya saya membuat hidup lebih bahagia.<br />

Masih ingatkah Anda saat pertama kali bekerja? Apa yang<br />

membuat Anda memutuskan untuk bekerja di sana? Gaji?<br />

Jabatan? Fasilitas? Lokasi yang dekat rumah? Atau apa?<br />

Apa yang Anda cari dari pekerjaan ini? Apa yang membuat<br />

Anda bertahan di tempat itu? Misalkan Anda memutuskan<br />

pindah tempat kerja, ingatkah alasannya? Apa yang membuat<br />

Anda tidak betah di tempat pertama, sehingga pindah<br />

ke tempat kedua? Apa yang Anda cari di tempat yang baru?<br />

Setiap orang harus memahami makna<br />

bekerja yang sesungguhnya. Jika kita<br />

bekerja dan kehilangan esensinya,<br />

maka bekerja hanyalah menjadi alat<br />

pemuas diri. Memang dengan bekerja<br />

kita dapat memenuhi kebutuhan<br />

hidup. Namun jika cuma itu, maka<br />

bekerja hanya berpusat pada diri<br />

sendiri dan kehilangan makna<br />

hakikinya.<br />

Bacalah 3 cerita berikut ini. Kemudian secara jujur,<br />

coba nilai diri Anda saat ini, tokoh manakah yang paling<br />

menggambarkan kondisi Anda saat ini?

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!