19.11.2012 Views

2. LN0010-04

2. LN0010-04

2. LN0010-04

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ternak dan pakan ternak dengan tanaman kayu atau tanaman pohon-pohonan.<br />

Silvofishery merupakan model campuran antara perikanan dan tanaman kayu<br />

atau pohon. Ada pula agropastoral system yang hanya memadukan pertanian<br />

dan peternakan dan tanaman makanan ternak di dalamnya. Pemberian nama<br />

untuk klasifikasi seperti ini sering dianggap terlalu semena-mena dan hanya<br />

melakukan penyederhanaan dari suatu sistem yang mungkin lebih kompleks.<br />

Klasifikasi seperti ini juga seringkali tidak bisa diterima oleh orang-orang<br />

kehutanan karena komponen hutan di dalam sistem-sistem tersebut cenderung<br />

terlalu sederhana dan bisa tidak diklasifikasikan sebagai komponen hutan.<br />

Misalnya untuk model agrisilvikultur bisa terdiri dari tanaman pangan<br />

dikombinasikan dengan karet atau tanaman pangan dengan larikan tanaman<br />

legum yang cepat tumbuh (fast growing species). Pihak kehutanan bisa tidak<br />

menerima klasifikasi ini karena komponan pohon tidak jelas. Model larikan<br />

tanaman hidup dengan tanaman pangan (alley cropping) atau kombinasi dengan<br />

komponen lain (alley farming)seperti ternak dan makanan ternak yang<br />

menggunakan tanaman serbaguna (multipurpose trees and shrubs species)<br />

menurut orang-orang pertanian adalah agrisilviculture tetapi pihak kehutanan<br />

mengatakan itu hanya pertanian saja atau agropastoral system.<br />

1. Agroforestri tradisional (Traditional Agroforestry System)<br />

<strong>2.</strong> Agroforestri yang diperkenalkan (Introduced Agroforestry System)<br />

Wanatani yang dibentuk karena campur tangan manusia sudah jelas sangat<br />

banyak contohnya. Ada yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang<br />

diinginkan namun ada pula yang sekedar dikembangkan secara tidak sengaja<br />

untuk uji coba atau karena memang dibatasi oleh luasan lahan, jenis tanaman<br />

yang tersedia atau karena program bantuan pemerintah, swasta dan LSM.<br />

Model wanatani yang dikembangkan sebagai teknologi baru yang<br />

diperkenalkan dari luar sistem kehidupan dan pola pertanian masyarakat<br />

setempat yang pernah tercatat adalah pola campuran (tumpangsari) Jati dengan<br />

Lamtoro yang dilakukan di Jawa pada tahun 1870-an (lebih dari seratus tahun<br />

yang lalu). Model ini bisa disebut sebagai wanatani yang diperkenalkan<br />

(introduced agroforestry model). Model wanatani yang diperkenalkan juga<br />

dikembangkan di Amarasi (Timor) pada tahun 1930-an dan di Sikka (Flores)<br />

pada tahun 1960-an dan Sumba Timur pada tahun 1980-an yang kemudian<br />

dikembangkan di Flores berdasarkan program kerjasama beberapa lembaga<br />

swadaya masyarakat.<br />

Tabel <strong>2.</strong> Beberapa model wanatani tradisional dari berbagai daerah di Nusa Tengara<br />

No. Model Daerah Konsep Wanatani<br />

1 Ladang berpindah di mana tidak Kebanyakan masih dilakukan Agrisilviculture<br />

hanya ada tanaman semusim tetapi di Timor beberapa daerah di<br />

ada tanaman kerasnya. Disebut Flores, Timor dan Sumba<br />

juga Uma atau Oma<br />

yang masih ada lahan<br />

2 Sistem pemberaan dengan pohon<br />

dan semak.<br />

Semua daerah Agrosilvopastoral<br />

3 Tumpangsari Semua daerah Agrisilviculture<br />

4 Pekarangan Semua daerah Agrisilviculture<br />

5 Hutan di atas daerah persawahan Kebanyaka ndaerah dengan<br />

sistem irigasi di NTT, NTB dan<br />

Bali<br />

Agrisilviculture<br />

6 Kebun campuran, di mana pohon Hampir semua daerah Agrosilvopastoral/<br />

dan semak dicampur dengan<br />

Agrisilviculture<br />

— 17 —

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!