19.11.2012 Views

2. LN0010-04

2. LN0010-04

2. LN0010-04

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

No. Model Daerah Konsep Agroforestri<br />

3 Kebun campuran Hampir semua daerah Agrosilvopastoral/<br />

Agrisilviculture<br />

4 Turi di pematang sawah Bali, NTB, NTT Agrisilviculture<br />

5 Kebun kopi dengan dadap Semua daerah di<br />

dataran tinggi di Flores<br />

Agrisilviculture<br />

6 Kebun kopi dengan Albizia<br />

(Paraserianthes) sebagai pohon<br />

pelindung<br />

Dataran tinggi Flores Agrisilviculture<br />

7 Integrasi kayu bangunan dalam<br />

kebun<br />

Semua daerah Agrisilviculture<br />

8 Vanili dengan Gamal Flores dan banyak<br />

daerah lain di Indonesia<br />

Agrisilviculture<br />

9 Larikan lamtoro Flores, Timor, Sumba Agrisilviculture<br />

10 Hutan lamtoro untuk pakan Timor Silvopastoral<br />

11 Larikan tanaman leguminosa lain Flores, Timor Agrisilviculture<br />

12 Sistem tiga tingkat (Three strata<br />

system)<br />

Bali Silvopastoral<br />

13 Hutan keluarga1 Flores, Timor Agrisilviculture<br />

14 Cemara dan Tanaman Pangan2 Timor, Agrisilviculture<br />

15 Pengelolaan hutan dengan<br />

tanaman pertanian<br />

NTB, Agrisilviculture<br />

16 Hutan lamtoro untuk pemberaan Timor Agrisilviculture<br />

Sumber: Djogo (1995) Model-model wanatani potensial untuk pertanian lahan kering. Makalah disampaikan pada<br />

Lokakarya Nasional Wanatani II, Ujungpandang, 16-18 Januari 1995, Djogo (1997) dan Djogo (1993).<br />

Selain di Nusa Tenggara Timur model wanatani yang diperkenalkan antara lain<br />

adalah sistem tiga tingkat (Three Strata System) yang dikembangkan oleh<br />

Universitas Udayana di Bali yang cukup terkenal. Dalam sistem ini<br />

dikembangkan pakan ternak dalam tiga tingkat (rumput, semak dan pohon)<br />

yang disesuaikan dengan jenis tanaman yang mampu bertahan dengan kondisi<br />

iklim di Bali dan Nusa Tenggara. Pada musim hujan biasanya rumput tumbuh<br />

dengan baik. Pada musim kemarau rumput tidak banyak tersedia di lapangan<br />

namun petani biasanya mengandalkan berbagai jenis tanaman pohon yang jika<br />

dipangkas bisa tumbuh kembali. Antara musim hujan dan musim kemarau<br />

biasanya jenis semak seperti lamtoro, gamal, flamengia, beberapa jenis akasia<br />

tertentu bisa bertahan. Dalam model ini ada komposisi antara rumput, tanaman<br />

semak dan pohon-pohon sebagai sumber pakan ternak. Mengingat kondisi<br />

kekeringan di mana ketersediaan pakan tidak mudah dijamin dengan pola<br />

tanam biasa maka dengan sistem tiga tingkat pakan ternak bisa diperoleh pada<br />

musim hujan, musim peralihan dan musim kemarau.<br />

Di Nusa Tenggara Barat model agroforestri yang menarik adalah kombinasi<br />

antara padi sawah dengan turi (Sebania grandiflora) yang dikembangkan<br />

bersamaan dengan perkembangan tanaman atau sistem produksi padi sawah.<br />

Pola ini juga terdapat di beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur di mana<br />

petani bisa menggunakan sebagian daun turi untuk menyuburkan tanah.<br />

Dengan adanya pengembangan HKM (Hutan Kemasyarakatan) di NTB maka<br />

masyarakat membuka hutan dan mengembangkan pola agroforestri yang khas<br />

1 Di beberapa daerah di Timor dan di Flores sudah menjadi tradisi sedangkan di daerah lain diperkenalkan dari<br />

luar baik oleh LSM maupun swadaya masyarakat sendiri. Hutan keluarga adalah suatu pola di mana sebagian<br />

lahan dialokasikan untuk ditanami dengan tanaman kayu bangunan. Selama tiga sampai empat tahun pertama<br />

masih ada peluang untuk menanam tanaman pangan dan pakan ternak di antaranya.<br />

2 Model ini tidak diperkenalkan secara utuh tetapi cemara (Casuarina junghuhniaia) yang diperkenalkan kemudian<br />

dimanfaatkan oleh petani dengan memanfaatkan tanah yang sudah menjadi subur di bawahnya.<br />

— 19 —

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!