11.07.2015 Views

Hlm 106-110 Resensi Buku.pdf - BPK Penabur

Hlm 106-110 Resensi Buku.pdf - BPK Penabur

Hlm 106-110 Resensi Buku.pdf - BPK Penabur

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Resensi</strong> buku: Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing<strong>Resensi</strong> bukuJudul <strong>Buku</strong>:Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing:Pengarang:Prof. Dr. Dedy Mulyasana, M.Pd.Tahun / Cetakan:September 2011/ Cet.1Kolase:viii + 244 hlm.; Ilus.; 16 x 24 cm; Bibliografi hlm. 240Penerbit:PT. Remaja Rosdakarya - BandungISBN:978-979-692-064-8<strong>Resensi</strong> Oleh:Sisokhilifamaeri ZebuaE-mail: schizouzebua@gmail.comSMAK 1 <strong>BPK</strong> PENABUR Jakartaebagai bangsa yang besar, kitaStentunya merasa prihatin dengannasib pendidikan di negeri tercintaini, menyusul laporan United NationsDevelopment Programme(UNDP) yang meletakkan Indonesiadalam Human DevelopmentIndex (HDI) Report merekatahun 2011 pada urutan ke-124dari 187 negara yang diteliti,atau digolongkan pada levelMedium Human Development.Fenomena di atas (dapatdikatakan demikian) setidaknyamemberikan peringatanbahwa kualitas pendidikanIndonesia masih tertinggaldengan bangsa-bangsa lain didunia. Mutu pendidikan kitabelum memiliki daya saingyang bisa diandalkan. Peringatanitu sekaligus menegaskanbahwa problematika di sektor pendidikan kitaberada pada fase kritis dan mendesak untukdilakukan pembenahan secara signifikan dantentunya berkelanjutan. Sudah sepatutnya kitaharus bereaksi dengan keadaan tersebut di atas.Apa yang salah dengan sistem pendidikankita? Sebuah pertanyaan mendasar yang butuhkerendahan hati dan jiwa besar untukmenjawabnya. Karena dengan itu, kita akandapat melakukan kritik dan evaluasi mendasarsecara internal mengenai apa yang salah dengandiri kita.Sistem pendidikannasional kita cenderungmenempatkan porsi pengajaranlebih besar daripadaporsi pendidikan, sehinggakegiatan pendidikan cenderungdiidentikkan denganproses peningkatan kemampuan,keterampilan,dan kecerdasan saja.Sementara itu, urusan pembentukankepribadian ungguldan budaya mutubelum diperhatikan secaramendasar. Suasana iniberakibat langsung padaorientasi pembelajaranyang lebih mengedepankan proses penguasaanmateri dan nilai daripada pembentukankepribadian. Sistem dan proses itulah yangmenyebabkan terjadinya ketidakseimbangankualitas dan mutu diri.Peningkatan kurikulum pendidikan terasajauh lebih penting dari pada meningkatkan<strong>106</strong> Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012


<strong>Resensi</strong> buku: Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saingkompetensi dan kemampuan pendidik sehinggamenjadi pendidik yang profesional dan bermutu.Kondisi ini menyebabkan program pengembanganmutu dan profesionalisme pendidikhanya seperti bisikan atau bahkan tak terdengarsama sekali. Tak heran jika kemudian banyakguru yang kurang “bertanggung jawab” padaprofesinya sebagai pendidik. Akibatnya suasanaruang belajar hanya sekadar ritual kurikulumyang tidak mencerahkan, baik bagi peserta didikmaupun pendidik itu sendiri. Baik guru maupunsiswa hanya sekadar datang untuk memenuhiKBM (kegiatan belajar mengajar) yang sudahdijadwalkan dan menyampaikan bahan ajaryang sudah disediakan sesuai panduankurikulum. Tidak ada upaya inovatif dan kreatifuntuk mengembangan kegiatan belajar mengajarsecara kontekstual sehingga mampu mengikutigerak maju globalisasi di berbagai bidang.Sekarang masalahnya adalah bagaimanamembangun kreatifitas, inovasi dan profesionalismepara guru dan pendidik kita supayamampu menggerakkan roda pendidikan agarmenjadi lebih dinamis sebagai landasan untukmewujudkan pendidikan bermutu dan tentunyaberdaya saing ?Sejalan dengan keadaan tersebut, menarikuntuk membaca buku Pendidikan Bermutu danBerdaya Saing yang ditulis oleh pemerhati danguru besar pendidikan Dedy Mulyasana. Di dalambuku yang bertema manajemen pendidikan ini,penulis menjabarkan terlebih dahulu tentangparadigma pendidikan itu sendiri hingga halhalyang terkait di dalamnya seperti sistem,pengelolaan, manajemen, lembaga, sumber dayamanusia, lingkungan, hukum, budaya, politik,ekonomi, yang menjadikan pendidikan itusebagai pusaran tiada ujung. Bagaimanapendidikan itu bisa bermutu dan tepat guna.Dilanjutkan dengan apa saja yang dibutuhkandan sikap-sikap apa saja yang patut dikembangkanbeserta dengan konsep dan strateginyaterutama dalam hal manajerial (pengelolaan),pemilihan strategi yang tepat hingga kuncisukses sehingga dapat menciptakan pendidikanyang bermutu yang berdaya saing.<strong>Buku</strong> ini memang ditulis oleh salah seorangpakar manajemen pendidikan dan guru besar.Jadi memang ada beberapa hal yang ditemuidalam penyampaian penulis cukup rumit untukpembaca awam, seperti kebanyakan buku-bukuyang ditulis oleh penulis bergelar doktoral.Namun dengan kompleksivitas pemaparan yangdisertai grafik dan gambar yang detil, kesulitanuntuk memahami terbantu. Pun pemaparanpemaparanyang dikutip dari sumber-sumberlain cukup relevan dan mempertegas pemikiranpenulis.Peresensi juga membaca sebuah buku lainyang berjudul Pendidikan Bermutu: PerspektifManajemen dan Teknologi Informasi, yang ditulisoleh Ondi Saondi. yang mengulas kurang lebihhal yang sama tentang bagaimana pendidikanyang bermutu. Namun, buku PendidikanBermutu dan Berdaya Saing memilikikeunggulan karena di dalamnya penulismemaparkan bukan hanya pendidikan yangbermutu, tetapi juga pendidikan yang memilikikonsep manajemen strategis yang signifikanuntuk berperan menciptakan pendidikan yangberdaya saing seperti yang disebutkansebelumnya di atas.Sebelum berdaya saing, pendidikan ituharus bermutu. Pendidikan bermutu adalahpendidikan yang mampu melakukan prosespematangan kualitas peserta didik yangdikembangkan dengan cara membebaskanpeserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan,ketidakberdayaan, ketidakbenaran,ketidakjujuran, dan dari buruknya akhlak dankeimanan. Pendidikan bermutu lahir dari sistemperencanaan yang baik dengan materi dansistem tata kelola yang baik (good governancesystem) yang menggunakan prinsip-prinsip yangbersifat komprehensif, saling terkait danberkeseimbangan antar komponen satu denganyang lainnya serta terukur hasilnya. Disampingitu disampaikan oleh pendidik yang baikdengan komponen pendidikan yang bermutu,khususnya guru. Guru yang baik bukan hanyasekedar pintar, tapi mampu memintarkanpeserta didik, bukan sekedar berkarakter tapimampu membentuk karakter yang baik, bukanhanya mempunyai teladan dan integritas tapimampu menjadikan peserta didik memilikiteladan dan patut diteladani dan tentunyapendidikan mampu menjadi pelayan yang baikbagi peserta didik terutama dalam proses belajarmengajar. Atau dengan kata lain, guru dapatmembantu kesulitan belajar peserta didik. OlehJurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012107


<strong>Resensi</strong> buku: Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saingkarena itu guru yang baik harus mampumenciptakan proses pembelajaran yangmendorong peserta didik merasa dirinya adalahpenting dan sungguh berharga, menciptakaniklim belajar yang meyakinkan bahwa pesertadidik mempunyai bakat dan kemampuan,menciptakan iklim yang hangat dan menyenangkan,mendorong tumbuhnya semangat danmotivasi untuk berprestasi, membentuk disiplin,tanggung jawab dan kepercayaan diri pesertadidik dan lain sebagai-nya.<strong>Buku</strong> ini juga membahas tentang modal dansikap yang diperlukan hingga konsep yangcocok untuk dikembangkan dalam sistempendidikan kita. Sebab saat ini persaingandalam penyelenggaran pendidikan pun tidakjauh berbeda dengan persaingan dalam duniaekonomi dan bisnis.Hanya saja, persaingandi dalam penyelenggaranpendidikantidak terlalubersifat terbukadengan menghalalkansegala carakarena masyarakatpendidikan masihterikat oleh sosokpendidik, dalam halini guru, yang menjunjung tinggi etika dan nilainilailuhur. Namun, setiap penyelengarapendidikan dipaksa berhadapan dengan lembagalainnya dalam arena persaingan untuk dapattampil menjadi yang terbaik guna menarikperhatian pasar. Boleh jadi setiap lembagapendidikan melakukan berbagai hal gunamemenangkan persaingan. Bahkan mungkinada yang menggunakan cara-cara yang kotor(walaupun tidak bersifat terbuka seperti yangdisebutkan di atas), dan ada pula yangmenggunakan cara-cara yang baik dalammemenangkan persaingan. Lembaga-lembagapendidikan yang baik ada yang memperkokohSDM, ada yang memperkuat fasilitas dan sarana,ada pula yang memperkuat finansial atau dana,tapi ada pula yang lebih memperhatikan danmemperkuat jaringan daripada lainnya. Dengandemikian, persaingan pendidikan pun bergeraksangat kompleks dan beragam. Baik yangbersaing di bidang mutu, layanan, keragamanpilihan, pencitraan dan sebagainya. Adapulayang menggabungkan antarbidang tersebut satudengan lainnya dan ada pula yang menetapkanprioritas.Saat ini ketatnya persaingan antar lembagapendidikan sangat tinggi. Penyebabnya antaralain adalah pertama, tidak seimbangnya tingkatpertumbuhan lembaga pendidikan dengan calonpengguna jasa pendidikan. Kedua, adanyakebijakan pemerintah yang memproteksi lembagapendidikan yang diselenggarakan olehpemerintah dibanding dengan lembagapendidikan yang diselenggarakan olehmasyarakat atau swasta. Ketiga adanya polapikir (mindset) di masyarakat khususnya calonpeserta didik yang umumnya masih lebihmempercayai lembaga pendidikan yang diselenggarakanolehpemerintah dibandinglembaga-lembagapendidikan... guru yang baik harusmampu menciptakan prosespembelajaran yang mendorongpeserta didik merasa dirinyaadalah penting dan sungguhberharga...yang diselenggarakanoleh masyarakatatau swasta,sekalipun adadan bahkan banyaklembaga-lembagapendidikan tersebutjauh lebih baik, baikdari segi kualitas maupun kuantitas saranaprasarananya. Keempat, terbatasnya modal yangdimiliki oleh lembaga pendidikan untukmengeluarkan dana yang tidak kembali secaralangsung seperti: iklan, pengembangan SDM,sarana dan fasilitas khusus. Kelima, sulitnyamelakukan akses ke distribusi dan pemasaranjasa pendidikan. Terlebih lembaga pendidikantidak didesain untuk memenuhi lapanganpekerjaan. Karena program dan prosespembelajaran (KBM) beorientasi pada tujuanpendidikan nasional, bukan pada pemenuhankebutuhan pasar kerja.Hal penting yang harus dipahami dandikuasai oleh lembaga pendidikan dalamberkompetisi atau menghadapi persainganadalah memiliki keunggulan jati diri, antara lain(a) memiliki visi, misi, tujuan, program, danstrategi yang jelas dan terukur; (b) memilikibadan riset untuk melakukan kajian kritistentang masalah, potensi atau kekuatan,108 Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012


<strong>Resensi</strong> buku: Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saingkecenderungan ke depan, dan sebagai bahanuntuk melakukan langkah antisipatif gunamengatasi kecenderungan masa depan; (c)memiliki strategi yang tepat dan sesuai dengankebutuhan ruang dan waktu, serta memahamistrategi yang diterapkan oleh pihak lain; (d)menguasai sumber-sumber informasi strategis,sehingga sebelum pihak lain tahu, ia telahmengetahui data, masalah dan arah persaingan;(e) menguasai lapangan persaingan, perbekalan,teknologi dan strategi bersaing; dan (f)mengetahui secara pasti level lembaganya,apakah berada di segmen bawah, menengahatau atas.Bicara tentang strategi yang menjadi bagiandari kepemilikan jati diri, perlu dipahami dahulubahwa strategi adalah alat atau media untuktercapainya tujuan. Karena itu tidak ada yangbersifat mutlak dalam strategi, tetapi harusdikembangkan secara fleksibel sesuaikebutuhan akan tercapainya tujuan. Terkaitdengan itu, perlu dilakukan analisa kebutuhanpasar serta memetakan kecenderungan dankekuatan persaingan pendidikan itu sendiri,menetapkan standar mutu dan merumuskannyake dalam garis besar program. Ada banyakrumusan-rumusan strategi yang diungkapkanoleh berbagai pemikir dan praktisi manajemen.Namun dapat diambil benang merah dalamkaitannya dengan organisasi, ekonomi (bisnis)dan pendidikan bahwa Manajemen Strategisadalah seperangkat putusan manajerial dantindakan strategis yang berorientasi padatuntutan perubahan dan tantangan masa depanyang dirumuskan dalam formulasi strategi,implementasi, dan sistem evaluasi strategidengan memperhatikan perkembanganlingkungan baik intern maupun ekstern lembagapendidikan atau organisasi, dan bertujuan untukmempertahankan sekaligus untuk memenangkanpersaingan. Dalam konteks bisnis atauusaha, penulis mengemukakan bahwa unsurunsurmanajemen strategis antara lain seperti:(a) adanya putusan manajerial yang harusdipatuhi dan dilaksanakan oleh semuaperangkat perusahaan; (b) adanya tindakanstrategis yang dilakukan sesuai dinamikaperusahaan dan lingkungan; (c) adanyaperencanaan strategis dan menghindarkan diridari tindakan dan perencanaan alokatif; (d)adanya visi misi yang jelas dan terukur; (e)berorientasi pada tuntutan masa depan dantantangan perubahan baik perubahan yangterjadi di lingkungan intern maupun lingkunganektern perusahaan; dan (f) bertujuan untukmempertahankan perusahaan sekaligusmemenangkan persaingan usaha.Konsep manajemen strategi ini pada awaltahun 1960 mulai dikenal di kalangan ekonom,yang lebih menekankan sektor keuangankhususnya berhubungan dengan sistemanggaran, pengelolaan rugi laba dan evaluasi.Namun, 1980 konsep ini mulai mengalamiperubahan dengan memasukkan prinsipprinsipefisiensi dan efektivitas. Bersamaandengan masuknya konsep-konsep manajemenstrategis pada dunia pendidikan, maka tatakelola pendidikan secara perlahan bergeser daripola konvensional yang bersifat alokatif ke polaprogresif yang lebih menekankan padapendekatan yang bersifat strategis. Polakonvensional dengan kebijakan dan programyang bersifat alokatif lebih mengutamakanpendekatan yang bersifat normatif. Dalam artibahwa para pelaku pendidikan hanya bersifatmenerima terhadap program yang telahdialokasikan oleh pemerintah. Program dankebijakan yang bersifat alokatif merupakanprogram yang paling mudah dan murah. Polapenyusunan, penyaluran, dan pelaksanaannyasangat sederhana karena kebijakannya bersifattop-down, dimana program dan kebijakannyalangsung ditetapkan oleh instansi vertikal tanpaharus melakukan analisis kebutuhan olehpelaku di lapangan. Sedangkan kebijakan danprogram strategis tidak bersifat top downmelainkan bermula dari analisis kebutuhanbelajar dan kebutuhan pendidikan lainnya dilapangan (bottom-up). Atas dasar analisiskebutuhan itu, disusun program yang sesuaidengan kebutuhan riil, faktual dan terukur, dandikembangkan atas dasar tuntutan perubahandan tantangan masa depan.Daya saing pendidikan tidak dimaksudkanuntuk menghancurkan atau mematikanlembaga-lembaga pendidikan. Peningkatandaya saing pendidikan dimaksudkan untukpihak sekolah atau lembaga pendidikan dapatmempersiapkan masa depan peserta didiknyaagar mereka dapat hidup di zamannya yangJurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012109


<strong>Resensi</strong> buku: Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saingberbeda dengan zaman ketika mereka menuntutilmu. Peningkatan daya saing pendidikan yangdilakukan melalui manajemen strategisdimaksudkan untuk mengoptimalkan layananbelajar sesuai dengan minat, bakat, kebutuhandan tingkat kemampuan peserta didik. Dengandemikian, manajemen strategis tidak sekedarmemperkuat sisi administratif semata, tapidikembangkan ke arah pemberdayaan kualitasproses dan hasil belajar. Manajemen strategisdikembangkan dalam rangka mensinergikansumber daya internal dan kekuatan lingkunganberada pada titik strategis persaingan. Pimpinanpendidikan mampu mengoptimalkan semuakekuatan organisasi dan memposisikanorganisasi pada barisan terdepan serta mamputerlebih dahulu sampai di garis finis. Visi, misi,tujuan, program, kebijakan, sarana prasarana,anggaran dan sebagainya hanya merupakanalat untuk dapat bersaing. Artinya, dengan alatitu tidak menjamin mereka mampumemenangkan persaingan. Persaingan yangsebenarnya adalah adu cepat memperjuangkannilai-nilai kebaikan dan keunggulan. Sumberkekuatan persaingan terletak pada kemampuandalam mengoptimalkan kekuatan iman, logika,spirit, motivasi, kreatifitas, kerja keras,kepercayaan diri, disiplin, dan tanggung jawab.Namun demikian, upaya untuk memenangkanpersaingan sesama lembaga pendidikanakan tetap dan terus ada, sepanjangmasihnya banyaknya potensi-potensi yangdapat digali untuk mendukung persaingantersebut. Tapi patut digarisbahawahi bahwa diera perubahan yang cepat dan global seperti saatini yang muncul bukanlah persaingan antarsesama lembaga lain, tetapi persaingan dengandiri sendiri. Rekayasa ulang, benchmarking,perbaikan terus menerus, manajemen yangberkualitas total, output yang ramping,persaingan berdasarkan waktu hanyamerupakan unsur yang amat penting untukmempertahankan kehidupan lembaga atauorganisasi. Hal itu hanya sekedar syarat agardapat tetap dapat bersaing, bukan untukmemenangkan persaingan. <strong>Buku</strong> ini dapatmenjadi bahan kajian bagi para akademisi,praktisi, pimpinan lembaga pendidikan danmasyarakat yang peduli kepada pendidikanpada umumnya. Selamat membaca.<strong>110</strong> Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!