BAB I - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera Utara
BAB I - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera Utara
BAB I - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera Utara
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
HUBUNGAN KENDALI KADAR GULA DARAH DENGAN ASYMMETRICAL<br />
DIMETHYLARGININE (ADMA) PADA PASIEN<br />
DM TIPE 2<br />
Ameliana Purba, Dharma Lindarto<br />
Bagian Penyakit Dalam Divisi Endokrinologi Metabolik RS H. Adam Malik/<br />
Fakultas Kedokteran <strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong><br />
ABSTRAK<br />
Latar Belakang<br />
Meningkatnya angka harapan hidup akan meningkatkan prevalensi penyakit<br />
metabolik, terutama diabetes mellitus (DM). Sedangkan penyakit kardiovaskular<br />
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien DM.<br />
Disfungsi endotelial akan membawa terjadinya pembentukan plak, progresi dan<br />
ruptur. Mekanisme gangguan endotelial diperantarai sebuah molekul inhibitor<br />
endogen nitrit okside sintase (NOS) yang dikenal dengan asimetrikal<br />
dimetilarginin (ADMA). Faktor resiko gangguan fungsi vasodilator endotelial<br />
disebabkan karena akumulasi ADMA. Dengan blokade generasi NO, ADMA<br />
dapat memulai proses-proses dalam atherogenesis, progresi plak dan ruptur plak.<br />
Sejauh ini data mengenai ADMA pada pasien DM tipe 2 belum banyak<br />
dipublikasikan di Indonesia, sehingga menarik untuk diteliti.<br />
Tujuan<br />
Untuk mengetahui perbedaan nilai ADMA pada pasien DM tipe 2 yang terkendali<br />
dan tidak terkendali (dinilai berdasarkan HbA1c) dan hubungan antara HbA1c<br />
dengan nilai ADMA.<br />
Metode<br />
Penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2009 sampai dengan Juni 2009 dengan<br />
metode potong lintang. Jumlah peserta yang diperiksa adalah 44 orang yang<br />
dipilih acak dari pasien DM tipe 2 yang berobat rawat jalan di poliklinik penyakit<br />
Endokrin dan Metabolik RS HAM. Dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik,<br />
pemeriksaan kadar gula darah, HbA1c dan ADMA. Dikatakan kadar gula darah<br />
terkendali jika HbA1c ≤ 7 %.<br />
Hasil<br />
Dari 44 sampel, didapatkan rerata umur (58,70 ± 9,059) tahun, rerata kadar gula<br />
darah sewaktu (194,89 ± 79,310) mg/dl, rerata HbA1c (8,395 ± 2,5134) % dan<br />
rerata ADMA (0,9161 ± 0,399) µmol/L.Terdapat 20 (45,45%) sampel dengan<br />
kadar gula darah terkendali. Didapatkan hubungan positif antara umur dan kadar<br />
ADMA pada kelompok kadar gula darah yang tidak terkendali (r = 0,535 ; p=<br />
0,007). Nilai rerata ADMA pada kelompok kadar gula darah tidak terkendali lebih<br />
tinggi dibanding kelompok dengan kadar gula darah terkendali (1,03 ± 0,507 vs<br />
0,779 ± 0,1166) µmol/L. Didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara KGD<br />
sewaktu dan HbA1c dengan ADMA pada kelompok dengan kadar gula darah<br />
terkendali (masing-masing p = 0,694 ; p= 0,442) dan yang tidak terkendali<br />
(masing-masing p = 0,925; p = 0,933).<br />
<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> <strong>Utara</strong>