13.07.2015 Views

Download PDF (4.8 MB) - DhammaCitta

Download PDF (4.8 MB) - DhammaCitta

Download PDF (4.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sharePersepsi KeliruHendra LimSeperti rasa buah, rasa kehidupan juga ada yang manis dan asam,bahkan tidak jarang terasa pahit. Jika rasanya manis, jarang ada yang maumelepaskannya. Kalau sudah begini, tidak lama kemudian rasa manis itupasti menjadi asam. Bukan kehidupan yang salah, tapi cara menjalani hidupyang masih keliru. Melekat dan merekat kepada kebahagiaan buahnyaadalah penderitaan. Kedengarannya klise dan naif jika lagi-lagi tulisan inimenyarankan untuk melepas. Sama klisenya dengan nasihat seorang bijakkepada seorang orang tua yang sedang mencari makna kehidupan dan artikebahagiaan. Nasihatnya sederhana “Perbanyak kebajikan, lalu lupakan.”Sang orang tua menjawab enteng “Kalau itu saja, saya sudah tahu.” Denganenteng pula ia dijawab, “Anak kecil juga tahu, apalagi dirimu. Apakah sudahkau lakukan?”Salah satu buah kehidupan yang asam adalah persepsi keliru. Entah didunia kerja, dalam keluarga, dalam hubungan romantisme, pokoknya di manasaja persepsi keliru terjadi. Salah mengerti orang lain dan salah memandangsebuah kejadian atau keadaan sering menuntun kita masuk ke perangkappikiran sendiri. Berapa banyak orang yang yakin dan percaya bahwa jikamereka ingin bahagia, mereka harus kaya dulu. Kaya dan bahagia adalah duacabang tujuan yang berbeda. Yang kaya belum tentu bahagia dan yang bahagiabelum tentu kaya. Kalau mau kaya dan bahagia, lagi-lagi memberi, berbagidan melepas adalah syaratnya. Sayangnya, lebih banyak orang yang inginkaya dan bahagia tapi enggan berbagi. Pantas saja mereka makin miskin dantidak bahagia. Pencarian kebahagiaan lewat pernikahan juga sering menjebakmereka yang berharap ingin mendapatkan kebahagiaan dari pasangannya.Kebahagiaan seperti itu hanya ilusi semata karena nekad melawan hukumkehidupan yang berbunyi, “cinta adalah keinginan untuk membahagiakan.”Tidak usah heran jika banyak hubungan yang akhirnya gagal mewujudkanimpian ala Cinderella—to live happily ever after. Yang gagal ternyata karenaia alpa belajar cara-cara untuk membahagiakan dirinya untuk membuatcintanya bahagia. Yang sukses sadar bahwa kebahagiaan pasangannyaadalah tanggungjawabnya juga dan jika ia menderita ia juga pasti membawapenderitaan bagi siapa saja.Salah memahami dan mengerti prinsip-prinsip kehidupan menuntun keMaret 2012 Berita Vimala Dharma 23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!