13.07.2015 Views

Download PDF (4.8 MB) - DhammaCitta

Download PDF (4.8 MB) - DhammaCitta

Download PDF (4.8 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

cerminMari Menumbuhkan EmpatiHendry Filcozwei Jan“Dhika dan Revata lain kali tidak boleh begitu” kata suamiku. “Kalauke supermarket, jangan asal ambil saja. Ambil vitamin cuma karenaada hadiahnya, sekarang tidak dimakan karena tidak enak. Sayang ‘kanuangnya?” suamiku berkata kepada kedua buah hati kami. Keduanyahanya diam dan menunduk. “Ya... Pa. Lain kali kami tidak akan begitu lagi”mereka mengakui kesalahan mereka.“Masih ingat ‘kan, setiap kesalahan ada konsekuensinya?” lanjut suamiku.Dhika dan Revata diam, kemudian menatap wajahku yang berdiri dibelakang suamiku. Aku tahu, mereka minta dukungan. Dalam kondisiseperti ini, aku tentu mendukung mereka, tapi tidak sampai membatalkan“hukuman” yang akan dijatuhkan Papanya. Aku akan berusahamemperingan “hukuman” dengan cara memberikan usul.Aku tentu tidak boleh meminta suamiku membatalkan atau berbedapendapat di depan Dhika dan Revata. Kami harus kompak dan satu suaraagar mereka tidak memanfaatkan situasi karena ada perbedaan pendapatdi antara kami, Papa dan Mamanya.“Begini saja Pa. Satu minggu ini, Dhika dan Revata tidak boleh main AnimalKaiser saat kita main ke mal. Boleh jajan makanan di supermarket, tapitidak boleh main Animal Kaiser” aku menawarkan solusi. Suamiku berpikirsejenak, lalu mengangguk setuju. Dhika dan Revata menatap mataku, akumengedipkan mata sebagai pertanda agar mereka menyetujuinya. “YaPa...” kata meraka kompak.* * * * *Kami sekeluarga sedang menyaksikan TV di ruang keluarga, acaranyabertajuk “Orang Pinggiran....” Aku cepat memanfaatkan tayangan inisebagai pembelajaran empati bagi Dhika dan Revata. “Coba lihat adikkecil itu. Papanya sudah meninggal. Kakaknya sakit, dia masih kecil. Tapidia tidak rewel. Tidak banyak mengeluh. Makan hanya nasi putih sisakemarin, tanpa lauk. Agar ada rasa, ibunya memberi satu sendok minyakjelantah (minyak bekas menggoreng makanan hari-hari sebelumnya)agar ada rasa. Anak perempuan kecil berusia 3 tahun itu memakan nasi-Maret 2012 Berita Vimala Dharma 25

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!