13.07.2015 Views

Fenomena Kelompok Perguruan Silat di Kabupaten Ponorogo

Fenomena Kelompok Perguruan Silat di Kabupaten Ponorogo

Fenomena Kelompok Perguruan Silat di Kabupaten Ponorogo

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“SH kuwi bibit kawite mung siji, salah siji muride nyempal dhewe merga rumangsa ora<strong>di</strong>sayang karo gurune akhire ngedhekne perguruan dhewe jenenge Winongo kuwi”(SH(setia hati) asal mulanya satu perguruan, salah satu muridnya keluar karena merasa tidak<strong>di</strong>perhatikan oleh gurunya, akhirnya men<strong>di</strong>rikan perguruan sen<strong>di</strong>ri namanya Winongo).(Pelatih SH Terate Sampung/08 April 2003)Ideology Setia HatiBerdasarkan Kumpulan Materi Ke SH-an Persaudaraan Setia Hati Terate, <strong>di</strong>katakan KI NgabeiSoero Diwiryo sebagai keturunan dari Bethoro Katong 5 <strong>di</strong> <strong>Ponorogo</strong>, putra Raja Brawijaya <strong>di</strong>Majapahit. Setia Hati itu sen<strong>di</strong>ri merupakan akronim dari syair Jawa yang berisi falsafah hidup dankehidupan dalam pandangan kebatinan Jawa 6 (Kejawen). Akronim tersebut ter<strong>di</strong>ri atas;SETIASetyo Budyo, Sinupeket SingsetTiniti Aliring Tindak TinatiHanggayuh Pandeme NgawiryoHATIHamarsu<strong>di</strong> Handaraning WiwohoTinulato Ing Reh MengestutiDalam bahasa Indonesia syair tersebut berarti ‘Perilaku/Kepriba<strong>di</strong>an baik (utama) yang selalu<strong>di</strong>pegang teguh senantiasa mengiringi langkah dalam menjalani hidup untuk menggapai keutamaandalam rangka menciptakan kedamaian dunia’ Falsafah tersebut selanjutnya menja<strong>di</strong> inti dari ajaranSetia Hati. Beberapa hal yang penting dalam ajaran Setia Hati adalah.Box. 1. Ajaran Setia Hati1. Orang SH itu tego larane, ora tega patine (welas asih)2. Orang SH tidak pernah kesepian3. Orang SH itu tidak mengenal jalan buntu dalam menghadapi segala hal-hal yang sulit, kesukaranmemang berat, tetapi <strong>di</strong>anggap sebagai kebiasaan4. Orang SH tidak boleh cepat marah, segala sesuatunya harus <strong>di</strong>pikirkan masak-masak terlebih dahulu.5. Sesekali <strong>di</strong>am, bila ada soal yang sulit, harus menja<strong>di</strong> pelopornya6. Semua berita/laporan sebaiknya <strong>di</strong>dengarkan dahulu, tetapi belum tentu <strong>di</strong>masukkan dalam hati.7. Seseorang dapat berbuat dosa tanpa berbuat sesuatu8. Wong iku yen <strong>di</strong>wenehi patine ketemu uripe, <strong>di</strong>wenehi rekasane sing ketemu begjane, yen <strong>di</strong>oyak kesenangane ketemucilakane (manusia itu apabila <strong>di</strong>beri mati ketemu hidupnya, <strong>di</strong>beri kesusahan ketemu kebahagiaan,apabila yang <strong>di</strong>kejar kesenangannya ketemu celakanya)9. Di SH tidak ada system bapakisme, sentralisme, kyaisme dan sebagainya seperti pada pencak silatlainnya.10. Dalam SH <strong>di</strong>sebutkan manusia tidak akan bisa menderita bila manusia itu menuruti panggilan hidup,5 tokoh ini oleh sebagian kalangan masyarakat <strong>Ponorogo</strong> <strong>di</strong>anggap sebagai pen<strong>di</strong>ri dan penyebar agama islam <strong>di</strong>Kabpuaten <strong>Ponorogo</strong>. Lihat juga Social Conflict: Notes from (east) Java oleh Imron Rasyid.6 Opcit KUMPULAN MATERI KE-SH-AN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE. HAL 8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!