13.07.2015 Views

1 Perbandingan Metode Berteologi F. D. Schleiermacher Dan Alister ...

1 Perbandingan Metode Berteologi F. D. Schleiermacher Dan Alister ...

1 Perbandingan Metode Berteologi F. D. Schleiermacher Dan Alister ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2berteologi.Kemudian penulis akan mencoba mencari titik temu atau paling tidakkesamaan diantara keduanya dan perbedaannya.METODE BERTEOLOGI SCHELEIERMACHER<strong>Berteologi</strong> menurut <strong>Schleiermacher</strong> tidak terlepas dari agama itu sendiri. Karenaagama merupakan bahan material yang diolah menjadi teologi. Tetapi apa esensi agamamenurut <strong>Schleiermacher</strong>?Agama Sebagai Perasaan Bergantung yang MutlakBagi <strong>Schleiermacher</strong> agama tidaklah ditemukan di dalam rumusan-rumusan doktrin atausistem teologi. Ia sendiri mengatakan bahwa doktrin-doktrin, sistem teologi, pengertiantentang asal mula dan akhir dari dunia, atauthese analyses of the nature of an incomprehensible Being, wherein everythingrun to cold argufying, and the highest can be treated in the tone of a commoncontroversy? And this is–let me appeal to your own feeling–not the character ofreligion. If you have only given attention to these dogmas and opinions,therefore, you do not yet know religion itself, and what you despise is not it. 3Agama itu juga tidak ditemukan di dalam cara bertingkah laku atau etika, sebagaimanayang dilakukan oleh Kant yang membuat agama sebagai implikasi dari etika. 4Sebaliknya bagi <strong>Schleiermacher</strong> agama itu pada esensinya di temukan di dalam ranahperasaan (feeling; dari bahasa Jerman: Gefuhl). Perasaan ini bukan sekedar rasa, emosi,atau sensasi semata-mata. Ia lebih dari itu karena perasaan ini adalah “immediateconsciousness of the universal existence of all finite things, in and trough the Infinite, andof all temporal things in and trough the Eternal.” 5 Lebih lanjut dikatakan “true religionis sense and taste for the Infinite.” 6 Di dalam pemahamannya yang lebih matang iamengatakan bahwa:3 F. D. <strong>Schleiermacher</strong>, On Religion. Speeches to Its Cultured Despisers (trans. John Oman;Louisville: Westminster/John Knox Press, 1994) 15.4 John Dillenberger dan Claude Welch, Protestant Christianity Interpreted through ItsDevelopment (New York: Charles Scriber’s Sons, 1952) 183.5 <strong>Schleiermacher</strong>, On Religion 36. Penekanan oleh penulis buku.6 Ibid. 39. Penekanan oleh penulis buku.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!