13.07.2015 Views

1 Perbandingan Metode Berteologi F. D. Schleiermacher Dan Alister ...

1 Perbandingan Metode Berteologi F. D. Schleiermacher Dan Alister ...

1 Perbandingan Metode Berteologi F. D. Schleiermacher Dan Alister ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

4sains atau etika. Ketiganya tidak dapat dipisahkan. Mereka berdampingan sebagaimanamanusia tidak dapat begitu saja memisahkan rasio, hati nurani, dan perasaan. Namunkegiatan etis dan sains tidak dapat berkembang tanpa agama. Bahkan ia mengatakanbahwa semua kebudayaan dalam derajat tertentu bersandar kepada agama karenakebudayaan mengandaikan kesatuan transenden atau keutuhan realitas, dan kesadaranbatin dari kesatuan tersebut adalah agama. 9Doktrin Sebagai Ekspresi Pengalaman BeragamaScheleiermacher, sebagaimana terlihat di atas, membedakan agama atau perasaanreligius dengan doktrin atau teologi. Bahkan keduanya dapat terpisah. Seseorang dapatmemiliki perasaan kebergantungan yang mutlak tanpa doktrin atau teologi. Sebaliknyaseseorang dapat memiliki pendidikan teologi yang baik tapi tidak saleh. Jika demikianbagaimana relasi antara doktrin atau teologi dengan agama sebagai kesadaran atauperasaan kebergantungan mutlak? Ia menjelaskan hubungannya demikian : “Christiandoctrines are account of the Christian religious affections set forth in speech”. 10 Daridefinisi ini kita dapat memahami bahwa doktrin merupakan suatu ekspresi daripengalaman religius itu sendiri. Ekspresi ini adalah di dalam bentuk kata-kata. Tetapiekspresi ini hanya merupakan ekspresi dari perasaan beragama. Ia bukan suatu ekspresitentang Allah di dalam diriNya sendiri sebagaimana yang dipahami oleh kalanganskolastik Protestan. Adalah keliru mengatakan bahwa doktrin atau teologi merupakanungkapan mengenai Allah itu sendiri. Doktrin adalah refleksi manusia terhadap perasaanreligius manusia yang diungkapkan dengan kata-kata. Dengan demikian maka perasaanreligius manusia merupakan material untuk seseorang membangun teologinya.Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa teologi adalah refleksi manusia terhadapagama. Namun ia sendiri tidak percaya adanya suatu agama yang umum karena perasaankebergantungan mutlak tersebut selalu dimanifestasikan di dalam bentuk kehidupanreligius yang konkrit dan melalui komunitas religius. Jika disamakan dengan isi danbentuk dari Aristoteles maka perasaan kebergantungan mutlak adalah isi atau esensi dariagama tetapi ia selalu mengambil bentuk di dalam tradisi religius tertentu. Dengan9 <strong>Schleiermacher</strong>, On Religion 80-81.10 <strong>Schleiermacher</strong>, The Christian Faith 76.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!