kelas12_alat ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 3_sri
Sarana Pendidikan Teknologi Aceh 2016-2020
Sarana Pendidikan Teknologi Aceh 2016-2020
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Informasi sinkronisasi berupa<br />
sederetan pulsa yang<br />
mengendalikan bagian<br />
pembelok horisontal saat<br />
kembali ke sisi kiri layar untuk<br />
memulai sapuan garis baru, <strong>dan</strong><br />
pembelok vertikal saatnya<br />
kembali ke puncak layar untuk<br />
memuliai frame baru. Ini<br />
dikerjakan dengan kecapatan<br />
baca sekitar 15625 garis<br />
perdetik <strong>dan</strong> vertikal 25 frame<br />
perdetik (kecepatan baca<br />
vertikal sebanarnya 50Hz, ini<br />
digunakan untuk dua kali<br />
perjalanan turun layar<br />
melengkapi satu frame. Proses<br />
ini diulangi untuk untuk memuliai<br />
baca yang baru disebut kembali<br />
baca (retrace) atau melayang<br />
kembali (flyback).<br />
10.2.1. Sinyal Luminansi (Video Monokrom)<br />
Level tegangan sinyal luminansi<br />
menentukan kecerahan gambar<br />
gelap <strong>dan</strong> sinyal positip ekstrim<br />
berhubungan dengan kecerahan<br />
pada layar. Tegangan Sinyal area gambar. Sekarang dilihat<br />
negatip ekstrim berkaitan dengan perubahan sinyal hitam putih <strong>dan</strong><br />
daerah gelap dari gambar <strong>dan</strong> pembuatan video warna. NTSC<br />
sinyal positip ekstrem berkaitan mengenalkan suatu cara genius<br />
dengan daerah terang dari untuk menjaga kompatibilitas<br />
gambar. Level tegangan sinyal dengan keberadaan sistem televisi<br />
luminanasi<br />
menentukan hitam putih <strong>dan</strong> menambahkan<br />
kecerahan gambar pada layar warna. Sinyal sub pembawa<br />
sesaat. Sinyal ekstrim negative<br />
berhubungan dengan gambar area<br />
warna ditambahkan untuk sinyal<br />
luminansi.<br />
10.2.2. Informasi Warna (Krominansi)<br />
Sebuah tabung gambar warna ini diabaikan) untuk menghasilkan<br />
memiliki tiga buah senapan sinyal perbedaan warna, didesain<br />
elektron merah, hijau <strong>dan</strong> biru. R-Y, B-Y <strong>dan</strong> G-Y, pada sistem<br />
Secara virtual banyak warna<br />
dapat dibuat sebaik hitam <strong>dan</strong><br />
putih, dengan pengaturan yang<br />
tepat intensitas dari masingmasing<br />
warna primer. Sub<br />
pembawa warna digunakan untuk<br />
mengkodekan informasi warna<br />
merah, hijau <strong>dan</strong> biru pada<br />
kamera <strong>dan</strong> dikodekan kembali<br />
pada penerima televisi ke dalam<br />
warna-warna primer. Sinyal<br />
merah, hijau <strong>dan</strong> biru digunakan<br />
untuk memodulasi sub pembawa<br />
warna (dalam televisi hitam putih<br />
NTSC memiliki frekuensi 3,58<br />
MHz. Se<strong>dan</strong>gkan pada sistem<br />
PAL seperti yang digunakan di<br />
Indonesia frekuensi sinyal<br />
pembawa warna adalah 4,43 MHz<br />
Meskipun jenis modulasi yang<br />
digunakan pada sub pembawa<br />
merupakan kompleks alami<br />
namun dapat diturunkan hasil<br />
yang sederhana :<br />
1. Pasa dari sinyal 4,43 MHz<br />
menentukan warna apakah<br />
yang akan diperagakan<br />
(dinamakan hue atau tint).