You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>15</strong><br />
<strong>April</strong> <strong>2016</strong><br />
Passion Kartini<br />
Kontemporer<br />
di Puncak OJK<br />
Wanita,<br />
Kepemimpinan dan<br />
Perubahan<br />
Privilege Insan<br />
Wanita di OJK
INDEKS<br />
SOROT<br />
04 Titik Krusial Membangun<br />
Kualitas<br />
05 Passion Kartini<br />
Kontemporer di Puncak<br />
OJK<br />
06 Participation Leadership<br />
Kartini Modern di Jajaran<br />
Pimpinan OJK<br />
07 Harapan Emansipasi Ibu<br />
Muda OJK<br />
08 Kartini Modern OJK: Bijak<br />
Mengelola Kerja dan<br />
Keluarga<br />
10 Energi Kartini untuk<br />
Partner Perubahan<br />
11 RILIS<br />
Privilege Insan Wanita di OJK<br />
AKSI<br />
12 Change Leader Forum<br />
<strong>2016</strong>: Mewujudkan<br />
Otoritas yang Melayani<br />
25 MINAT<br />
Bersahabat dengan Neko,<br />
Alladin & Belle<br />
INOVASI<br />
13 Mengenal Aplikasi<br />
Terintegrasi SIJINGGA<br />
KEKINIAN<br />
14 Kubikal Green Office<br />
Sentuhan Kaum Feminin<br />
<strong>15</strong> Well Grooming di Hati<br />
Insan OJK<br />
POIN<br />
16 Perubahan yang<br />
Menyenangkan<br />
17 Wanita, Kepemimpinan<br />
dan Perubahan<br />
18 SOBAT<br />
Kartini Gen-Y Punya OJK<br />
19 TOKOH<br />
Fun, Fearless, Female<br />
Fira Basuki<br />
KILAS<br />
20 Inklusi Keuangan OJK:<br />
"Sinergi Aksi untuk<br />
Ekonomi Rakyat"<br />
21 Suara Stakeholders<br />
Menjadikan OJK Lebih<br />
Baik<br />
22 Cyber Security untuk<br />
Layanan Berbasis<br />
Teknologi Informasi<br />
23 KIAT<br />
Teknik Bela Diri untuk Wanita<br />
24 KUMPUL<br />
Oase Spiritual Komunitas BBQ<br />
OJK<br />
26 INTERAKSI<br />
27 SEDAP<br />
Jamu Kunyit Asam Nikmat<br />
Berkhasiat untuk Wanita<br />
28 POTRET<br />
30 KUPAS<br />
Bacaan Seru Insan OJK<br />
31 RILEKS<br />
2 INTEGRASI OJK
REDAKSI<br />
Merayakan Emansipasi Wanita<br />
Tidak terasa kita sudah memasuki triwulan kedua di tahun ini. <strong>Majalah</strong><br />
<strong>Integrasi</strong> berupaya keras menunjukkan integritasnya memenuhi janji<br />
untuk terbit setiap bulan. Keterbatasan sumber daya tidak kami jadikan<br />
sebagai halangan. Kami mensiasati dengan lebih mengedepankan<br />
pengaturan waktu kerja. Potensi seluruh awak redaksi pun dioptimalkan.<br />
Yang menyejukkan, terdapat kesamaan pemahaman bahwa pada<br />
akhirnya setiap perubahan yang terjadi di institusi ini dapat terekam dan<br />
tersosialisasikan melalui <strong>Majalah</strong> <strong>Integrasi</strong>. Hal ini merupakan anugerah<br />
luar biasa bagi kami para pelaksana. Perasaan itu menambah energi tim<br />
redaksi untuk menyajikan tulisan-tulisan yang berbobot di setiap edisi.<br />
Permintaan dari Bapak Ketua Dewan Komisioner yang menginginkan<br />
bahwa majalah ini harus mampu menjadi salah satu yang terbaik di<br />
negeri ini menjadi motivasi besar bagi kami. Tahun lalu website OJK telah<br />
mampu meraih penghargaan tersebut, dan bahkan diharapkan tahun<br />
ini bisa menjadi yang terbaik. Oleh karena itu, tim redaksi melakukan<br />
evaluasi berkala, termasuk survei secara online kepada seluruh Insan<br />
OJK. Semua masukan dan kritikan menjadi dorongan bagi kami untuk<br />
selalu melakukan perbaikan. Kami percaya, pembaca juga yang paling<br />
layak untuk menilai isi dan manfaat <strong>Integrasi</strong>.<br />
<strong>April</strong> selalu dimaknai sebagai bulan Kartini. Tokoh emansipasi ini menjadi<br />
pembeda di jamannya dan selalu menjadi inspirasi bagi wanita. Saat ini<br />
hampir semua posisi atau jenis pekerjaan di dunia mampu dilakukan oleh<br />
wanita. Kalaupun masih ada yang belum, hal itu terhalang oleh persoalan<br />
diskriminasi gender dan struktur sosial/organisasi yang tidak adil.<br />
OJK merupakan anomali. Sejak awal posisi wanita sama dengan pria.<br />
Hal ini, salah satunya, dibuktikan dengan keberadaan wanita di Dewan<br />
Komisioner. Dalam kegiatan Change Leader Forum yang baru dihelat<br />
juga terlihat banyaknya pemimpin wanita di OJK. Kalau di institusi lain<br />
sangat minim bahkan hampir tidak ada keterwakilan wanita di pucuk<br />
pimpinannya. Dalam konteks ini, OJK menjadi pioner untuk suatu budaya<br />
yang baik. Aktor perubahan di OJK yang diwakili oleh change partner<br />
dan change agent juga memberi gambaran kontribusi wanita yang sama<br />
besarnya dalam perubahan di OJK.<br />
Apabila diperhatikan jumlah rekrutan wanita umumnya lebih banyak<br />
dari pria. Gurauan orang SDM umumnya mengatakan para pria tidak<br />
serajin wanita dalam belajar. Maka IPK wanita selalu lebih baik dari pria<br />
sehingga kesempatan untuk lolos lebih terbuka. Bila memang jumlah<br />
rekrutan wanita lebih banyak, hal ini perlu menjadi perhatian khusus<br />
dari pengelola SDM OJK di masa mendatang. Kebijakan organisasi<br />
perlu mengedepankan masalah emansipasi ini. Sayangnya saat ini<br />
kesempatan untuk menjadi Kepala Regional dan Kepala OJK belum<br />
dipercayakan kepada wanita. Mungkin perlu dibuka juga, karena wanita<br />
secara karakter memiliki keluwesan dalam menjalin relasi dengan pihak<br />
eksternal sehingga mampu mendukung pelaksanaan program-program<br />
unggulan OJK di daerah.<br />
Salam INPRESIV!<br />
Rudi S. Susetyo<br />
PEMBINA<br />
Muliaman D. Hadad<br />
Rahmat Waluyanto<br />
Abraham Bastari<br />
PEMIMPIN UMUM<br />
Sri R.A. Faisal<br />
REDAKTUR SENIOR<br />
Toto Zurianto<br />
PEMIMPIN REDAKSI<br />
Rudi S. Susetyo<br />
REDAKTUR PELAKSANA<br />
Insan Hasani<br />
Riwin Mirhadi<br />
Fanur Rachman<br />
Eko Wijaya<br />
REDAKTUR<br />
Lydia Fabiola Manurung<br />
Paramita Agustina<br />
Ayu Widia Kemala<br />
Maya Hijriatul Rosada<br />
Mika Halpin Hasanah<br />
Aditya Prakoso<br />
Amna Oriana<br />
Amanda Dwyniaputeri<br />
Reza Yuriputra<br />
ADMINISTRASI DAN SIRKULASI<br />
Kartika Sari<br />
M. Ricki Cahyana<br />
Andika Ramadhan<br />
KONTRIBUTOR<br />
Siswani Wisudati<br />
Hikmah Rinaldi<br />
Darmansyah<br />
Taufik Andriawan<br />
Djonieri<br />
Nurman Cahyadi<br />
Irnal Fiscallutfi<br />
Eko Ariantoro<br />
Greatman Rajab<br />
Arifin Susanto<br />
Munawar Kasan<br />
M. Ismail Riyadi<br />
KONSULTAN<br />
ReneAsia Creative Syndicate<br />
ALAMAT REDAKSI<br />
Direktorat Manajemen Perubahan (DPMB)<br />
Gedung Soemitro Djojohadikusumo Lt. 4<br />
Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4<br />
Jakarta 10710<br />
Telepon: 021-3858001 (hunting)<br />
Email: majalah.integrasi@ojk.go.id<br />
<strong>Integrasi</strong> adalah majalah internal Otoritas Jasa<br />
Keuangan yang terbit bulanan. Kami hadir mengemban<br />
misi sebagai media komunikasi dan informasi yang<br />
partisipatif. Isinya diharapkan mampu menginspirasi<br />
demi peningkat an produktivitas, efisiensi, efektivitas,<br />
serta budaya kerja Insan OJK. <strong>Majalah</strong> ini tidak untuk<br />
diperjualbelikan. Segala bentuk reproduksi, pengutipan<br />
dan penggunaan isi majalah untuk kepentingan formal<br />
dan informal harus memberitahu dan terlebih dulu<br />
mendapat ijin dari Dewan Redaksi.<br />
3<br />
Redaksi EDISI menerima <strong>15</strong> # APRIL kiriman <strong>2016</strong> tulisan dari seluruh Insan<br />
OJK melalui email: majalah.integrasi@ojk.go.id
SOROT<br />
Nurhaida adalah sosok pernuh warna<br />
yang dapat menginspirasi kaum<br />
wanita karir jaman ini. Alumni Institute<br />
Teknologi Tekstil Bandung yang meraih<br />
master bidang administrasi bisnis di Indiana<br />
University Bloomington Indiana Amerika<br />
Serikat ini tidak pernah berambisi untuk bisa<br />
mencapai suatu posisi puncak dalam karirnya.<br />
Akan tetapi, ketekunan, komitmen dan<br />
prinsipnya dalam menghadapi tantangan di<br />
pekerjaan mampu mengantarkannya ke pucuk<br />
pimpinan OJK.<br />
Semuanya itu tidak didapatkan secara instan.<br />
Karena toh tantangannya pun tidak mudah.<br />
Namun, yang pasti, ia sosok wanita yang<br />
memiliki komitmen. Berikut beberapa prinsip<br />
yang menjadi panduannya saat menapaki<br />
karir. Pertama, setiap pekerjaan yang<br />
dipercayakan harus dikerjakan sebaik dan<br />
semaksimal mungkin. Itu dilakukan dengan<br />
penuh tanggung jawab sesuai ketentuan yang<br />
ada.<br />
Kedua, meski bekerja sesuai ketentuan, ia<br />
akan mengerjakannya dengan cepat agar<br />
memberi dampak bagus bagi organisasi.<br />
‘’Artinya meskipun dikerjakan cepat tetapi<br />
segala sesuatu dilakukan sebaik mungkin,<br />
tidak asal-asalan selesai,’’ ujarnya. Dan yang<br />
ketiga, menurut Nurhaida adalah serius<br />
mendalami, berinisiatif, terus belajar, dan<br />
mau menghadapi tantangan pekerjaan di<br />
unit-unit yang berbeda<br />
untuk menambah<br />
pengalaman<br />
4 INTEGRASI OJK<br />
Titik Krusial<br />
Membangun Kualitas<br />
Selama 20 tahun membidangi pengawasan<br />
pasar modal menjadikannya sebagai sosok<br />
yang layak untuk mendapat kepercayaan<br />
menangani bidang itu. Hal itu terjadi ketika<br />
Nurhaida terpilih menjadi Anggota Dewan<br />
Komisioner OJK pada Juli 2012. Ketekunan<br />
mendalami secara detail hal-hal yang terkait<br />
dengan pekerjaan, ternyata membantunya di<br />
saat kemudian menjadi pimpinan. ‘’Karena<br />
ketika harus mengambil kebijakan dan<br />
keputusan strategis, tentunya saya tidak bisa<br />
lepas dari hal-hal teknis,’’ ungkapnya.<br />
Kalkulasi Kartini Minang di<br />
Puncak OJK<br />
Wanita berdarah Minang ini mengemukakan<br />
setiap keputusan selalu ada kalkulasinya.<br />
Akan tetapi yang tidak kalah penting adalah<br />
pemahaman atas keputusan yang akan<br />
diambil. Semuanya harus berdasarkan pada<br />
pengetahuan yang berpijak pada informasi<br />
yang benar, sumber yang tepat, dan dari<br />
berbagai pihak. Di pasar modal informasi<br />
bergerak dinamis, oleh sebab itu pimpinan<br />
harus menjalin komunikasi dengan pelaku<br />
industri dan mengetahui market dengan baik.<br />
Kesibukan menyelesaikan tugas kantor, tidak<br />
membuat Nurhaida harus mengabaikan<br />
perannya sebagai isteri dan seorang ibu.<br />
Setiap harinya jika tidak tugas keluar kota,<br />
ia berusaha untuk menyediakan waktu<br />
bersama untuk keluarga, baik suami dan<br />
anak-anak. Di tengah padatnya acara<br />
seperti sharing knowledge kepada pelaku<br />
industri baik di Jakarta, maupun di luar kota,<br />
ia masih menyempatkan diri berolahraga<br />
ringan selama setengah jam untuk menjaga<br />
kebugaran fisik. Apalagi tidak jarang ia<br />
pulang dari kantor pada jam 9 malam.<br />
Dalam kondisi yang begitu padat dengan<br />
pekerjaan, menurut Nurhaida, pembagian<br />
waktu antara kantor dan rumah tangga<br />
tentunya tidak bisa sama. Yang terpenting<br />
adalah kualitas pertemuan dan juga adanya<br />
pengertian dari anggota keluarga.<br />
‘’Sejauh ini suami dan anakanak<br />
sangat mendukung dan<br />
memahami tugas yang sedang<br />
diamanahkan kepada saya,’’<br />
ujar penyuka olah raga<br />
renang ini.<br />
Membangun Teamwork<br />
Sebagai pemimpin terutama dalam<br />
pengawasan pasar modal dengan mitra kerja<br />
antara 700 sampai 800-an orang tidaklah<br />
mudah. Akan tetapi, menurutnya, struktur<br />
organisasi di OJK sudah dibangun sedemikian<br />
rupa agar dapat menjalankan tugas<br />
pelayanan yang terbaik untuk stakeholders.<br />
Sebagai pimpinan, kemampuan dalam<br />
mengelola sumber daya manusia benar-benar<br />
harus dibuktikan. Paling konkrit adalah dalam<br />
rapat pimpinan yang dilaksanakan seminggu<br />
sekali setiap hari Senin.<br />
Rapat merupakan agenda yang penting,<br />
karena Kepala Eksekutif, dua Deputi<br />
Komisioner, empat Kepala Departemen<br />
dan 11 Direktur membahas berbagai hal<br />
mengenai pasar modal. Selanjutnya Direktur<br />
yang merupakan ujung tombak paling bawah<br />
di rapat pimpinan, kemudian men-sharingkan<br />
kebijakan dan program ke Direktoratnya<br />
masing-masing. Dalam rapat, imbuh<br />
Nurhaida, komunikasi yang dapat melibatkan<br />
semua pihak untuk berperan menjadi<br />
kuncinya.<br />
"<br />
Jadi untuk berkembang jangan<br />
hanya mengharapkan dari OJK saja.<br />
Diri sendiri juga harus memiliki<br />
keinginan kuat untuk terus<br />
berkembang<br />
"<br />
Memberikan Apresiasi<br />
Melalui Challenge<br />
Untuk membangun relasi yang positif<br />
kepada bawahan, tidak segan Nurhaida<br />
memberikan apresiasi. Bentuknya tidak<br />
harus promosi, namun bisa juga challenge<br />
untuk memberi kesempatan kepada pegawai<br />
untuk berkembang dan menunjukkan<br />
kemampuannya. Dari cara-cara seperti itulah,<br />
menurut Nurhaida potensi-potensi yang ada<br />
pada bawahan bisa digali.<br />
OJK merupakan organisasi yang akan terus<br />
berkembang seiring dengan dinamika<br />
pertumbuhan Industri Jasa Keuangan.<br />
Untuk itu, ia berpesan agar apapun tugas<br />
dan tanggung jawab selalu dikerjakan<br />
secara tulus ikhlas dan tidak berhenti untuk<br />
mengembangkan kapasitas diri. ‘’Jadi untuk<br />
berkembang jangan hanya mengharapkan<br />
dari OJK saja. Diri sendiri juga harus memiliki<br />
keinginan kuat untuk terus berkembang,’’<br />
pungkasnya.
SOROT<br />
Passion Kartini Kontemporer<br />
di Puncak OJK<br />
Dari kecil hingga remaja banyak pilihan<br />
profesi yang menarik terlintas di benak<br />
Ilya Avianti. Namun akhirnya profesi<br />
yang dipilihnya adalah menjadi ekonom.<br />
Sebuah tulisan begitu mengesankan Ilya,<br />
bahwa suatu negara akan hancur kalau<br />
perekonomiannya dihancurkan.<br />
Jurusan akuntansi diambil karena menurut<br />
Ilya, waktu itu jarang perempuan yang<br />
masuk jurusan akuntansi. Lalu begitu lulus,<br />
ia merasa mantap menjadi dosen, tidak ke<br />
tempat lain yang menawarkan gaji tinggi.<br />
‘’Biarin aja nggak apa-apa pokoknya<br />
seneng,’’ kata guru besar akuntansi dari<br />
Universitas Padjadjaran ini.<br />
Menjadi dosen, senang berbagi, senang<br />
bertemu orang banyak dari berbagai<br />
kalangan, menurut Ilya sudah menjadi<br />
passion-nya. Kini setelah mendapat<br />
penugasan di berbagai lembaga negara dan<br />
akhirnya dipercaya menjadi Anggota Dewan<br />
Komisioner OJK, Ilya bisa mengatakan bahwa<br />
semua yang dikerjakan dengan passion<br />
pastilah akan membawa pada garis hidup<br />
yang mendatangkan keberkahan untuk<br />
sesama. Bermanfaat dan membuat senang<br />
orang lain, bagi Ilya merupakan sebuah<br />
kebahagian tersendiri. ‘’Singkat kata, ngga<br />
ada loe ngga rame,’’<br />
kutip Ilya dari tagline sebuah iklan.<br />
Ikut organisasi kesiswaan sejak sekolah<br />
sampai kuliah, kuliah sambil magang<br />
kerja, lalu menjadi dosen, berkeluarga dan<br />
membesarkan anak-anak, semua tugas dan<br />
peran ganda bukan hal yang asing bagi<br />
Ilya. Bahkan dua anaknya masing-masing<br />
mendapat ASI hingga usia 18 bulan dan<br />
dua tahun. Waktu itu, pembantu lah yang<br />
mengantar bayinya untuk diberi ASI di tempat<br />
kerja.<br />
Menangani lebih dari satu pekerjaan dalam<br />
satu waktu juga sudah menjadi kebiasaan<br />
Ilya. Lalu bagaimana ia membagi waktu.<br />
‘’Semua mengalir dan dibuat efektif saja,’’<br />
kata sulung dari tiga bersaudara itu.<br />
Menyamakan Gelombang<br />
Frekuensi Hati<br />
Membangun relasi dan memotivasi bawahan<br />
untuk memberikan pelayanan terbaik<br />
merupakan salah satu tugas pemimpin.<br />
Untuk mewujudkan hal tersebut, Ilya<br />
berpendapat bahwa manusia itu diciptakan<br />
secara unik, sehingga yang bisa ia lakukan<br />
adalah mengkondisikan satu lingkungan kerja<br />
berada dalam frekuensi yang sama.<br />
Caranya, agar frekuensi semua anggota tim<br />
berada dalam satu gelombang maka harus<br />
menyamakan hati dulu. Kalau bekerja tidak<br />
dengan hati dan terpaksa maka hasilnya<br />
akan negatif dan tidak bisa memberikan yang<br />
lebih. ‘’Kerja itu adalah bagian dari ibadah,<br />
kalau ngga ikhlas ngga jadi ibadah, yang ada<br />
cape dan tidak berprestasi,’’ kata pengagum<br />
Margaret Thatcher dan Mother Teresa ini.<br />
Selain itu, setiap orang memiliki kelebihan<br />
dan kekurangan. Seorang pemimpin tidak<br />
boleh melihat kekurangannya saja karena<br />
mereka nantinya justru tidak<br />
akan berkembang. Pemimpin<br />
harus selalu melihat<br />
kelebihan seluruh<br />
anggota tim. Mereka<br />
mendapat<br />
"<br />
Kerja itu adalah<br />
bagian dari ibadah,<br />
kalau ngga ikhlas<br />
ngga jadi ibadah,<br />
yang ada cape dan<br />
tidak berprestasi,<br />
"<br />
kesempatan dan challenge agar mampu<br />
memberikan prestasinya bagi organisasi.<br />
Mendorong Orang Biasa<br />
Lebih Berkontribusi<br />
Oleh sebab itu, menurut Ilya, dalam tim harus<br />
ada kombinasi. Tidak melulu semua harus<br />
ber-IQ tinggi. Karena selain ada IQ, sebuah<br />
organisasi perlu orang-orang berintegritas<br />
dan berkarakter baik. ‘’Pemimpin yang baik<br />
adalah yang mampu mendorong orangorang<br />
biasa menjadi lebih berguna dan<br />
berkontribusi,’’ katanya.<br />
Lalu, agar semua anggota tim bergerak<br />
bersama, sekat-sekat formalitas hirarkis<br />
harus dihilangkan. Hirarki dan birokrasi<br />
itu penting buat organisasi. Dalam kerja<br />
yang lebih ditekankan menurut Ilya adalah<br />
kompetensi, efisiensi, team work, dan<br />
komitmen setiap anggota tim. ‘’Bagaimana<br />
service excellence itu terwujud dan menjadi<br />
budaya kerja,’’ ujarnya. Dengan<br />
bawahan sebanyak 91 orang,<br />
terdiri dari satu Deputi<br />
Komisioner, satu Advisor<br />
dan tiga Departemen, Ilya<br />
menilai timnya sebagai small<br />
organization.<br />
Dalam bekerja baik sebagai<br />
pimpinan, mitra kerja, dan teman<br />
sejawat, Ilya selalu menekankan<br />
perbedaan pandangan itu bukan<br />
berarti sesuatu yang berseberangan.<br />
Karena perbedaan itu dipakai juga<br />
sebagai suatu penyeimbang dalam<br />
pengambilan keputusan strategis. Lalu<br />
terkait jender, antara perempuan dan<br />
laki-laki sejatinya setara. Hanya secara<br />
kodrat, wanita memiliki anugerah untuk<br />
melahirkan, menyusui, dan memelihara<br />
anaknya sebagai sesuatu yang patut<br />
disyukuri. ‘’Pada intinya, dalam kehidupan<br />
menjadi sesuatu itu akan percuma jika<br />
tidak bisa berbuat sesuatu,’’ pungkasnya.<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong> 5
SOROT<br />
Participation Leadership Kartini Modern<br />
di Jajaran Pimpinan OJK<br />
Memotivasi dan menginspirasi Insan<br />
OJK bagi Kusumaningtuti Sandriharmy<br />
Soetiono merupakan bagian tidak<br />
terpisahkan dari interaksi dalam pekerjaan.<br />
Bekerja dalam sebuah tim dinilainya akan lebih<br />
bagus, ketimbang bekerja secara parsial, karena<br />
hasil yang dikeluarkan akan lebih besar. Agar<br />
hasil lebih optimal, maka menurutnya, tim<br />
mesti membangun komunikasi yang terbuka,<br />
saling memotivasi, dan memahami betul peran<br />
masing-masing anggota tim.<br />
Bagi Tituk, demikian ia biasa disapa, dalam<br />
berkomunikasi dirinya lebih memilih untuk<br />
terbuka. ‘’Komunikasi kita open, jadi saya<br />
membiasakan terbuka, kadang sangat terbuka,<br />
jadi hampir tidak ada rahasia diantara tim<br />
dalam hal pekerjaan,’’ ungkapnya. Pada masa<br />
awal, imbuhnya, mungkin sering kali orang<br />
sensitif kepada dirinya karena bekerja secara<br />
keras, tidak mengenal lelah dan terkadang<br />
tanpa mengenal waktu. Namun seiring waktu<br />
semoga hal tersebut dipetik manfaatnya dan<br />
bisa mempengaruhi karir Insan OJK selanjutnya.<br />
"<br />
Jadi intinya komunikasi<br />
yang lancar dibangun<br />
dengan kita punya sarana<br />
dan kemauan untuk<br />
menginformasikannya<br />
"<br />
Tentunya, komunikasi berperan penting dalam<br />
kerja tim. Menurut Tituk, kini teknologi informasi<br />
melalui telepon seluler sangat membantu orang<br />
berkomunikasi dari tempat yang berbeda dan<br />
jauh secara real time. Kelebihan itu membantu<br />
tim untuk meng-update hasil pekerjaan dan<br />
mengambil keputusan untuk merespon progres<br />
yang berkembang secara cepat.<br />
Untuk itu, saran Tituk, tim mesti membentuk<br />
grup komunikasi melalui berbagai aplikasi<br />
yang banyak tersedia saat ini. ‘’Jadi intinya<br />
komunikasi yang lancar dibangun dengan<br />
kita punya sarana dan kemauan untuk<br />
menginformasikannya,’’ ujar peraih gelar Master<br />
Ilmu Hukum dari Washington College of Law di<br />
Washington DC itu.<br />
Selain komunikasi, tim itu sendiri juga harus<br />
solid. Ada dua langkah membentuk tim yang<br />
solid. Pertama, adanya pemimpin yang dapat<br />
mendorong semua anggota tim memiliki<br />
persepsi, pemahaman dan definisi yang sama<br />
dalam mengimplementasikan visi, misi dan<br />
target yang sudah diputuskan.<br />
Terus yang kedua, adanya kemampuan<br />
pemimpin dalam mengerakkan anggota<br />
tim melalui contoh konkrit. Hal ini berlaku<br />
universal. Pemimpin yang mendapat respek<br />
adalah mereka yang bisa memberikan<br />
contoh, berpartisipasi, mengambil peran, dan<br />
berkontribusi. ‘’Jadi participation leadership<br />
itu adalah hal yang menurut saya mutlak<br />
untuk kesuksesan sebuah tim,’’ tandas Tituk.<br />
Kesiapan Mental dan<br />
Komitmen Total<br />
Tantangan dalam pekerjaan, menurut Tituk<br />
merupakan dinamika hidup. Yang terpenting<br />
adalah bagaimana merespon dengan<br />
kesiapan mental dan memiliki itikad untuk<br />
menyelesaikannya dengan komitmen secara<br />
total. ‘’Apalagi kalau sudah punya tim yang<br />
bagus karena hal tersebut sangat penting<br />
agar implementasinya berjalan baik,’’ katanya.<br />
Dalam Bidang Edukasi dan Perlindungan<br />
Konsumen, menurut Tituk, tantangan riil yang<br />
dihadapi OJK adalah masih rendahnya literasi<br />
dan inklusi keuangan di masyarakat. Untuk<br />
meningkatkan literasi dan inklusi keuangan<br />
itu OJK membuat strategi yang dijabarkan<br />
dalam berbagai program kegiatan untuk<br />
masyarakat yang beragam latar belakangnya<br />
dari Sabang sampai Merauke.<br />
Secara umum sekitar 50% penduduk<br />
Indonesia tinggal di pedesaan dan<br />
pedalaman, dan di beberapa provinsi<br />
bahkan masih mencapai sekitar<br />
60%, dengan tingkat pengetahuan<br />
mengenai sektor jasa keuangan<br />
yang relatif rendah. Taraf ekonominya<br />
pun masih didominasi oleh tingkat<br />
kemiskinan yang tinggi, sehingga<br />
produk jasa keuangan seperti<br />
tabungan, pinjaman, dan asuransi<br />
belum dapat mereka akses dengan<br />
mudah.<br />
Dari survei nasional literasi<br />
keuangan yang dihelat OJK<br />
pada 2013, tingkat literasi<br />
keuangan masyarakat<br />
sebesar 21,8% dan inklusi<br />
59,7%. Tituk berharap<br />
melalui implementasi<br />
Strategi Nasional Literasi<br />
Keuangan Indonesia<br />
yang saat ini masih terus<br />
berjalan, indeks itu dapat<br />
tumbuh setidaknya 2%<br />
tiap tahunnya. Agar<br />
laju literasi dan inklusi keuangan itu terus<br />
tumbuh, Tituk memilih untuk mengawal<br />
langsung program-program yang dijalankan.<br />
Hal itu dilakukannya dari sejak fase<br />
perencanaan, pemilihan program, merancang<br />
jalannya program, memonitor implementasi<br />
program, mengevaluasi program, dan<br />
melakukan perbaikan program agar<br />
pencapaian target bisa optimal. ‘’Dalam<br />
meeting saya memberi arahan, dibuat detailnya,<br />
dan mendapat masukan dari temanteman<br />
di tim sehingga peluang-peluang<br />
yang masih terbuka untuk perbaikan atau<br />
penyempurnaan program yang berjalan bisa<br />
diputuskan,’’ katanya.<br />
Tidak Menyerah dan Tidak<br />
Melawan Kodrat<br />
Sebagai wanita yang merasakan hasil<br />
emansipasi Kartini, Tituk berpesan kepada ‘’<br />
Kartini Kartini Muda’’ untuk memaksimalkan<br />
kemampun, potensi dan kelebihan yang<br />
dimiliki sebaik mungkin. Terutama dalam<br />
meraih pendidikan setinggi-tingginya, agar<br />
nantinya bisa berguna untuk kesejahteraan<br />
keluarga, lingkungan, dan masyarakat.<br />
‘’Jadi tidak menyerah dengan<br />
kodrat dan tidak boleh<br />
melawan kodrat,’’<br />
pungkasnya.<br />
6 INTEGRASI OJK
Harapan Emansipasi<br />
Ibu Muda OJK<br />
SOROT<br />
Jejak keberhasilan para pegawai<br />
perempuan tidak semata tercermin<br />
dari apa yang diraihnya di lingkungan<br />
kerja, namun juga kesuksesannya<br />
sebagai ibu. Kondisi dan suasana kerja<br />
yang nyaman menjadi salah satu faktor<br />
penunjang keberhasilan. Nah, bagaimana<br />
mereka merasakan kenyamanan kerja dan<br />
harapannya terkait kenyamanan kerja, seperti<br />
ruangan kerja, kelengkapan bekerja, suasana,<br />
dan kekompakan. Berikut sharing dari Ibu<br />
Muda OJK terkait kenyamanan kerja.<br />
Mencintai Pekerjaan demi<br />
Suasana Nyaman<br />
Rosaria Happy Hapsari, SH adalah ibu muda<br />
yang baru dikaruniai balita usia lima bulan.<br />
Alumni Fakultas Hukum Universitas<br />
Gadjah Mada yang biasa disapa<br />
Happy ini merasakan OJK<br />
merupakan tempat yang cukup<br />
nyaman untuk berkarier.<br />
Pada hari kerja, ia biasa<br />
menghabiskan waktu lebih<br />
dari 8 jam sehari di<br />
kantor. Agar tidak<br />
jenuh dan bosan,<br />
ia mesti pintar<br />
menciptakan<br />
suasana<br />
nyaman di<br />
lingkungan<br />
kerja. ‘’Cara termudah adalah dengan<br />
mencintai pekerjaan, karena apapun<br />
tantangan yang dihadapi perasaan nyaman<br />
akan didapatkan,’’ katanya.<br />
"<br />
Happy<br />
Cara termudah adalah<br />
dengan mencintai<br />
pekerjaan, karena<br />
apapun tantangan<br />
yang dihadapi<br />
perasaan nyaman akan<br />
didapatkan<br />
"<br />
Dalam hal "kenyamanan" untuk para ibu<br />
yang berada pada masa menyusui, Happy<br />
berharap OJK dapat memfasilitasinya. Sebagai<br />
pegawai tentu dituntut untuk profesional<br />
dalam bekerja, namun demikian dalam<br />
perannya sebagai ibu tentu ingin memberikan<br />
yang terbaik untuk anaknya, satu diantaranya<br />
adalah ASI eksklusif selama 6 bulan.<br />
Dari pengalamannya, ternyata aktivitas<br />
menyusui terhalang oleh habisnya waktu<br />
cuti ibu yang hanya tiga bulan. Masih perlu<br />
waktu tiga bulan lagi agar pemberian ASI<br />
kepada bayi bisa eksklusif enam bulan. Untuk<br />
mengatasinya, di kantor para ibu muda<br />
yang memiliki bayi biasa menyisihkan waktu<br />
untuk mencadangkan ASI. Aktivitas ini biasa<br />
disebut ‘’pumping for baby.’’ Nah, Happy<br />
berharap OJK dapat memfasilitasi sarana<br />
yang representatif untuk para ibu menyusui<br />
seperti dirinya.<br />
Tempat dan Waktu Layak<br />
untuk Pumping<br />
Walaupun tempat kerja, fasilitas, gaji,<br />
pemenuhan hak-hak jaminan dan suasana<br />
kerja penting untuk mendukung kenyamanan<br />
kerja, namun para ibu muda yang sedang<br />
menyusui punya harapan lebih. Bagi mereka<br />
kenyamanan bekerja adalah ketika mereka<br />
mendapatkan waktu dan tempat yang layak<br />
untuk pumping sehingga saat bekerjapun<br />
bisa lebih tenang dan maksimal. Tidak lagi<br />
terganggu oleh pencarian waktu dan<br />
tempat untuk pumping.<br />
‘’Karena jika kami memiliki waktu dan<br />
tempat yang pasti, maka kami bisa<br />
pumping dengan lebih cepat dan<br />
efisien di tempat yang layak,’’<br />
tandas Happy. Adanya prasarana<br />
dan fasilitas khusus untuk ibu menyusui<br />
tentunya dapat memberikan semangat lebih<br />
bagi para ibu-ibu muda menyusui yang<br />
bekerja. Dengan begitu, ibu dapat bekerja<br />
dengan baik dan aktivitas pumping menjadi<br />
lebih optimal.<br />
Yulita sebagaimana biasa ia disapa, memiliki<br />
pengalaman serupa dengan Happy. Ibu<br />
muda ini memiliki dua anak, satu diantaranya<br />
masih dalam masa menyusui. Menurut<br />
Yulita, menjalankan peran ganda menjadi<br />
pegawai dan seorang ibu merupakan<br />
tantangan tersendiri baginya. Setiap hari ia<br />
menghabiskan waktu <strong>15</strong> jam di luar rumah, 3<br />
jam bersama anak, 6 jam untuk tidur.<br />
Pimpinan yang Memberi<br />
Kesempatan<br />
Meskipun waktunya terbatas bersama anak,<br />
ia bertekad tetap memberikan ASI kepada<br />
anaknya. Di OJK Yulita merasa beruntung,<br />
karena atasan memberikan kesempatan<br />
untuk melakukan aktivitas pumping ASI di<br />
sela-sela waktu bekerja. Pimpinannya juga<br />
memahami waktu tempuh saat pergi dan<br />
pulang dari kantor ke rumahnya, sehingga<br />
ia dapat izin pulang lebih dahulu sebelum<br />
atasannya pulang. Konsekuensinya ia<br />
memutuskan datang lebih pagi untuk bekerja.<br />
Ketika masuk kerja lagi<br />
sehabis cuti melahirkan,<br />
Yulita sempat mengalami<br />
kejadian kurang<br />
menyenangkan. Ia<br />
prihatin karena<br />
betapa sulitnya<br />
menemukan<br />
ruang pumping<br />
ASI. Untuk<br />
melakukan<br />
aktivitas<br />
Yulita<br />
pumping<br />
berbagai cara pernah ia lakukan. Awalnya<br />
ia mamakai ruang di toilet. Terkadang ia<br />
melakukannya sambil memakai mukena.<br />
Pernah juga satu waktu berkeliling mencari<br />
ruang rapat yang kosong.<br />
"<br />
Berharap OJK<br />
memperhatikan<br />
keperluan ibu menyusui<br />
yang bekerja di OJK<br />
"<br />
Bahkan ia pernah pumping di dalam gudang<br />
yang berdebu dengan kardus sebagai<br />
kursinya. Namun ia belum mencoba pumping<br />
di meja kerja sambil memasang apron seperti<br />
temannya. Berkaca dari kejadian itu, Yulita<br />
berharap OJK memperhatikan keperluan ibu<br />
menyusui yang bekerja di OJK.<br />
Kemudian terkait kenyamanan bekerja,<br />
Yulita berharap sistem tata persuratan di<br />
OJK memakai sistem yang lebih segar, yakni<br />
secara elektronik. Artinya disposisi tidak harus<br />
melalui surat fisik atau cetak sehingga surat<br />
lebih cepat diterima. ‘’Selain itu sinergi antar<br />
Insan OJK dapat terwujud dengan lebih baik,<br />
demi OJK dengan satu visi dalam memberikan<br />
layanan prima,’’ pungkasnya.<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
7
SOROT<br />
‘’Citra Kartini itu terletak pada<br />
intelektualitasnya, bukan kebaya’’.<br />
Kutipan dari sebuah koran nasional<br />
itu patut direnungkan. Peran<br />
signifikan wanita dalam dunia kerja<br />
tidak terbantahkan lagi. Hal itu tidak<br />
lepas dari berbagai pembuktian<br />
mereka saat pemegang sejumlah<br />
posisi penting. Kontribusinya dalam<br />
pengambilan kebijakan yang krusial<br />
dan implementasinya sangatlah besar.<br />
Kartini Modern OJK<br />
Bijak Mengelola Kerja<br />
dan Keluarga<br />
Pembuktian wanita di lingkungan<br />
kerja, juga tumbuh berkembang di<br />
OJK. Peran wanita sebagai isteri,<br />
ibu dari anak-anak, serta sekaligus<br />
sebagai deputi dan pemimpin pada<br />
beberapa Departemen di OJK terlihat<br />
dari beberapa kisah inspiratif berikut<br />
ini. Jika ada sumbangsih isteri dan<br />
anak-anak dibalik sukses seorang pria,<br />
demikian pula pasti ada dukungan<br />
penuh seorang suami dan anak-anak<br />
dibalik sukses seorang wanita.<br />
Kisah Deputi Komisioner Manajemen<br />
Strategis 1A Etty Retno Wulandari<br />
berikut ini begitu inspiratif. Karir dalam<br />
dunia akuntansi sudah Etty jalani<br />
sebelum menikah dengan Syarief Basir,<br />
dan kemudian dikarunia dua puteri,<br />
Anintya Hapsari dan Anissa Nurfitriani.<br />
Alumni STAN ini merasakan dukungan<br />
yang besar dari suami dan anakanaknya,<br />
baik sebagai teman diskusi<br />
dan juga memberikan masukan atas<br />
isu-isu yang ditemui dalam pekerjaan.<br />
Dukungan tersebut muncul karena<br />
pendidikan dan pekerjaan suami serta<br />
anak sejalan dengan latar belakang<br />
pendidikannya di bidang akuntansi.<br />
‘’Disamping itu, mereka sudah aware<br />
dengan pekerjaan saya, sehingga tidak<br />
terlalu menuntut saya untuk selalu<br />
ada di setiap kegiatan yang<br />
memerlukan kehadiran<br />
seorang isteri atau<br />
orang tua,’’ ungkap<br />
Etty.<br />
baik, maka ia mencoba untuk<br />
memanfaatkan waktu kerja di kantor<br />
seefisien dan seefektif mungkin. Pada<br />
waktu istirahat dan sebelum pulang,<br />
ia juga rutin menyapa anak-anak dan<br />
suami. Bagaimana kondisinya, sedang<br />
apa, dan apa yang bisa dilakukan<br />
untuk mereka. ‘’Alhamdulillah dengan<br />
bantuan teknologi, komunikasi<br />
semakin mudah dilakukan,’’ katanya.<br />
Begitu bernilainya waktu, sehingga ia<br />
berusaha untuk berangkat dan pulang<br />
kerja bersama dengan anak atau<br />
suami. Selain efisien, selama perjalanan<br />
Etty dapat memanfaatkannya untuk<br />
mendiskusikan berbagai hal, dari tugas<br />
kuliah anak, pekerjaan, sampai rencana<br />
liburan bersama.<br />
Satu hal yang tidak akan pernah<br />
dibiarkan berlalu adalah waktu akhir<br />
pekan. ‘’Saya dedikasikan waktu<br />
weekend sepenuhnya untuk keluarga,’’<br />
katanya. Ia biasa mendiskusikan<br />
kegiatan yang akan dilakukan pada<br />
waktu akhir pekan secara bersamasama.<br />
Jika memungkinkan, imbuhnya,<br />
mereka akan melakukan kegiatan<br />
bersama, seperti lunch/dinner di luar<br />
rumah, belanja kebutuhan rumah<br />
tangga, silaturahmi ke rumah saudara,<br />
kondangan, dan lain sebagainya.<br />
Bagi Etty, protes atau komplain dari<br />
suami dan anak-anak adalah sesuatu<br />
yang wajar. Hal itu menandakan<br />
bahwa masih ada saling membutuhkan<br />
dan memiliki. Berdasarkan pada<br />
pengalaman, jika ada protes ia biasanya<br />
akan mendiskusikannya. ‘’Untuk itu<br />
kami mengedepankan komunikasi dua<br />
arah yang transparan,’’ ujarnya. Hal<br />
tersebut Etty praktekkan ketika harus<br />
bertugas keluar kota, namun tidak jauh<br />
seperti ke Bogor dan Bandung menjelang<br />
akhir pekan. ‘’Saya tawarkan kepada<br />
mereka apakah ada yang mau ikut dan<br />
menyusul sehingga tetap bisa weekend<br />
sekeluarga,’’ ungkapnya.<br />
Saat ini, menurut Etty, karena<br />
anak-anak sudah besar maka lebih<br />
mudah memaklumi jika pulang agak<br />
malam. Justru kini mereka yang<br />
mengkhawatirkan kalau ibunya sampai<br />
jatuh sakit. Agar suami dan anak-anak<br />
bisa memahami, Etty pun sekali waktu<br />
mengajak mereka untuk langsung datang<br />
ke kantor. Hal itu menjadi kesempatan<br />
baginya untuk menjelaskan apa saja<br />
yang dikerjakannya. ‘’Hal yang sama<br />
juga dilakukannya kepada suami dan<br />
anak-anak. ‘’Hal ini penting untuk<br />
menyamakan persepsi dan informasi,<br />
sekaligus menghilangkan information<br />
asymmetry,’’ katanya.<br />
Memelihara kedekatan dengan seluruh<br />
anggota keluarga di tengah tugas-tugas<br />
kantor yang menuntut komitmen tinggi<br />
tentunya tidak mudah. Namun, Etty<br />
memiliki kiat sendiri.<br />
Tanggung jawab dan<br />
tugas-tugas kerja<br />
merupakan<br />
tantangan<br />
yang harus<br />
dihadapi<br />
baik sebagai<br />
karyawan<br />
dan istri<br />
serta ibu<br />
sekaligus.<br />
Agar<br />
berjalan<br />
Kiat Merawat Kualitas Relasi<br />
- Komunikasi dan saling memperhatikan (care) diantara anggota keluarga sangatlah<br />
penting.<br />
- Meskipun waktu bertemu sehari-hati terbatas, diusahakan komunikasi tetap<br />
berlangsung dengan baik melalui gadget. Mereka punya WA group keluarga.<br />
- Worklife balance harus ditanamkan dan weekend adalah waktu bagi keluarga.<br />
- Usahakan setiap weekend ada acara bersama, baik masak dan makan bersama di<br />
rumah, nonton bareng dll.<br />
- Jika masing-masing anggota sudah punya acara, usahakan ada momen untuk<br />
berkumpul, baik sebelum pergi atau pada malam hari. Ini waktunya untuk share<br />
cerita atau pengalaman sehari-hari.<br />
8 INTEGRASI OJK<br />
Etty Retno Wulandari<br />
Deputi Komisioner Manajemen Strategis 1A
SOROT<br />
Kiat Menyeimbangkan Keluarga dan Karir<br />
- Mencoba hal baru agar tidak jenuh, dengan menjajal kuliner baru, mendatangi<br />
pameran, dan gathering keluarga<br />
- Merencanakan dan mengelola kegiatan bersama keluarga sepekan kedepan agar<br />
semua ikut terlibat<br />
- Perencanaan aktivitas keluarga dan pekerjaan kantor diatur lebih awal, sehingga<br />
kegiatan dapat diikuti dengan baik. Jika ada yang mendadak, maka diselesaikan<br />
dengan pengertian dan keterbukaan.<br />
- Memberikan pujian jika anggota keluarga meraih sukses, dan mendukung penuh<br />
saat mereka mengalami kesulitan.<br />
Listyati Achwas<br />
Kepala Departemen Pengelolaan<br />
Sistem Informasi<br />
Kepercayaan, Keterbukaan dan<br />
Saling Mengisi<br />
Cerita penuh inspiratif juga datang dari<br />
Kepala Departemen Pengelolaan Sistem<br />
Informasi Listyati Achwas. Ibu dari<br />
anak semata wayang bernama Ratih<br />
Paramita Sari yang telah meraih master<br />
ini memiliki pengalaman bagaimana<br />
berperan ganda, sebagai ibu dan<br />
sekaligus berkarir menggeluti sistem<br />
informasi di OJK.<br />
Dukungan penuh dari suami dan<br />
anaknya begitu disyukuri oleh<br />
Listy. ‘’Kami sekeluarga sangat<br />
mengutamakan kepercayaan,<br />
keterbukaan dan saling mengisi,’’<br />
katanya. Meskipun awalnya muncul<br />
konflik batin karena kurangnya waktu<br />
untuk keluarga, namun dengan<br />
komunikasi, saling melengkapi, dan<br />
berkomitmen dalam menjalankan<br />
fungsi keluarga maka terciptalah<br />
saling mendukung dalam karir masingmasing.<br />
Agar berjalan baik, Listy pun<br />
mengusahakan waktu yang berkualitas,<br />
baik untuk keluarga dan kantor. Hari<br />
Senin sampai Jumat adalah waktu<br />
bekerja. Jika tidak ada tugas, maka<br />
Sabtu, Minggu dan hari libur adalah<br />
waktu kumpul bersama keluarga. Bisa<br />
dipakai untuk refreshing, jalan bersama<br />
atau pengajian keluarga besar.<br />
Kalaupun harus menyelesaikan tugas<br />
kantor di rumah, maka dikerjakan<br />
sambil santai bersama keluarga,<br />
seperti ngobrol, mendengarkan<br />
musik, atau nonton TV bersama.<br />
Menurut Listy, komunikasi yang baik<br />
adalah kunci untuk menumbuhkan<br />
pengertian. Terutama saat ada<br />
protes atau complain dari anggota.<br />
Ia memanfaatkan kemajuan<br />
teknologi untuk berkomunikasi dan<br />
menghilangkan keterbatasan.<br />
Hadir Memberi Solusi dan<br />
Mengapresiasi<br />
Meski disibukkan dengan berbagai<br />
tugas dan kegiatan kantor, Kepala<br />
Departemen Penelitian dan<br />
Pengaturan Perbankan Trisnawati<br />
Gani selalu berusaha dekat dengan<br />
keluarga. Hal itu dilakukan semata<br />
agar anak-anaknya mendapatkan<br />
apa yang menjadi cita-cita mereka.<br />
Lulusan Sarjana Ekonomi Manajemen<br />
Universitas Sriwijaya ini pun begitu<br />
mensyukuri 30 tahun karirnya.<br />
Karena seiring dengan itu, ia dapat<br />
mengantarkan dua anaknya, masingmasing<br />
menuntaskan pendidikan<br />
master bidang IT di National<br />
University of Singapore dan sarjana<br />
Teknologi Industri di ITB.<br />
Sejak awal berumah<br />
tangga, menurut Trisna,<br />
suaminya telah memberi<br />
dukungan penuh untuk<br />
berkarir. Dukungan<br />
paling penting,<br />
imbuhnya,<br />
adalah<br />
keluarga<br />
yang<br />
memahami<br />
dan tidak<br />
banyak<br />
complain atas<br />
tiga perannya<br />
sakaligus,<br />
ya sebagai<br />
isteri, ibu rumah tangga, dan wanita<br />
karir. Pengertian dari seluruh anggota<br />
keluarga, nampak ketika ia merawat<br />
dan mendidik anak-anak. Waktu<br />
bersama yang terbatas pun ia ganti<br />
dengan quality time yang tinggi.<br />
Dukungan nyata suami, menurut Trisna<br />
dibuktikan saat perannya sebagai ibu<br />
tidak bisa optimal, seperti saat sibuk<br />
dengan tugas lain di rumah atau perlu<br />
istirahat. ‘’Demikian pula dengan anakanak<br />
yang sejak kecil sudah mandiri<br />
dalam belajar, karena terkadang saya<br />
tidak bisa mendampingi dan membantu<br />
mereka,’’ ujarnya.<br />
Akan tetapi meskipun sibuk, Trisna<br />
berusaha memegang komitmen penuh<br />
agar apa yang menjadi tanggung<br />
jawabnya mendapat prioritas utama.<br />
Pekerjaan kantor selalu diselesaikan<br />
sebelum pulang, sehingga di rumah ia<br />
bisa mencurahkan perhatiannya untuk<br />
keluarga. Hari libur pun menjadi waktu<br />
istimewa yang selalu dioptimalkan, baik<br />
dalam hal berkomunikasi, melakukan<br />
aktivitas di rumah dan di luar rumah,<br />
serta merancang liburan bersama.<br />
Lalu meskipun ada di tempat yang<br />
jauh, ia tetap berusaha untuk tidak<br />
terpisahkan dari keluarga. Caranya<br />
dengan menjalin komunikasi untuk<br />
mengetahui keberadaan dan<br />
kegiatan anak-anak. Jika ada<br />
persoalan yang dihadapi<br />
anak-anak, ia tidak segan<br />
mencarikan solusi. Saat<br />
anak-anak meraih<br />
sukses, ia pun<br />
tidak segan untuk<br />
mengapreasiasi. Ia<br />
juga berusaha hadir<br />
di momen istimewa,<br />
seperti ulang tahun,<br />
ikut tes masuk, ikut<br />
kompetisi dan lainnya.<br />
Trisnawati Gani<br />
Kepala Departemen Penelitian<br />
dan Pengaturan Perbankan<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
9
SOROT<br />
Energi Kartini Untuk<br />
Partner Perubahan<br />
Dalam dua tahun terakhir<br />
ini, Change Partner (CP)<br />
menjadi bagian penting dalam<br />
mempercepat jalannya perubahan di OJK. Hal<br />
itulah yang dialami oleh Theresia Septrina<br />
Tobing dalam usahanya membawa perubahan<br />
budaya di Departemen Hukum. Peminat<br />
travelling dan photography ini, sehari-hari<br />
berkutat dengan tugas untuk melakukan<br />
harmonisasi atas peraturan dan<br />
memberikan pendapat hukum atas<br />
permasalahan di bidang manajemen<br />
strategis, edukasi perlindungan<br />
konsumen serta audit internal<br />
dan manajemen risiko.<br />
Awalnya, saat dipercaya<br />
menjadi CP di lingkungan<br />
Satuan Kerjanya (Satker),<br />
Theresia<br />
lulusan Fakultas Hukum<br />
Universitas Sumatera Utara Medan<br />
ini begitu bangga. Namun setelah itu, Tere<br />
begitu sapaan akrabnya sadar bahwa ada<br />
konsekuensi yang harus dihadapi seorang CP.<br />
Di depan mata ia menemukan lingkungan<br />
kerja yang sangat rentan oleh perbedaan<br />
budaya karena keragaman latar belakang<br />
pegawainya. Tantangan selanjutnya adalah<br />
adanya persepsi bahwa perempuan sulit<br />
eksis, terlebih menjadi yang terdepan dalam<br />
mengelola perubahan budaya di lingkungan<br />
Satkernya.<br />
Seiring waktu dengan dukungan kolega<br />
dan pimpinannya, serta sharing informasi<br />
dari CP dari Satker lainnya, Tere menemukan<br />
cara terbaik untuk menyebarkan virus<br />
positif program perubahan budaya yang<br />
menjadi komitmen setiap pimpinan Satker<br />
di lingkungan OJK. ‘’Terbukti keberadaan<br />
sebagai CP perempuan bukanlah halangan<br />
namun justu memberikan motivasi<br />
lebih,’’ katanya. Ia merasa harus dapat<br />
lebih kreatif dalam menyalurkan ide dan<br />
mengimplementasikan program perubahan<br />
budaya di Departemen Hukum.<br />
Hal pertama, Tere mengubah<br />
image Departemen Hukum dari<br />
yang semula kaku menjadi ramah.<br />
Agar terjadi perubahan image, ia<br />
mendorong setiap Insan OJK di<br />
Satkernya menjadi pribadi yang<br />
lebih terbuka. Bersama Timnya, ia<br />
merombak “wajah” persidangan yang<br />
dingin dan kaku dengan sisi pop dan<br />
melankolis Insan OJK. Hal itu nampak<br />
dari pembacaan putusan pengadilan<br />
oleh para hakim, pembacaan puisi,<br />
dan flash mob.<br />
Dalam mengimplementasikan<br />
program budaya Satkernya, Tere<br />
merasakan keterbatasan berupa<br />
ruang kerja yang terpisah dan<br />
ritme pekerjaaan di masingmasing<br />
Direktorat. Kedepannya,<br />
ia memiliki harapan, antara lain:<br />
ada integrasi dalam bidang<br />
pengaturan dan penegakan<br />
hukum di sektor jasa<br />
keuangan, meminimalisir<br />
ego sektoral, serta<br />
membawa citra baru<br />
Departemen Hukum sebagai garda<br />
terdepan pengaturan dan penegakan<br />
hukum di sektor jasa keuangan.<br />
Pengalaman serupa juga dialami oleh<br />
Rochma Hidayati, yang sehari-hari<br />
menyusun pengaturan terkait<br />
aspek prudensial bagi industri<br />
perbankan serta melakukan<br />
sosialisasi dan desinimasi<br />
terkait pengaturan perbankan.<br />
Sebagai CP di Satkernya, ia<br />
merasa bangga sekaligus<br />
tertantang untuk<br />
membuktikan bahwa<br />
perempuan memiliki<br />
kesempatan yang<br />
sama dengan laki-laki. Kaum perempuan<br />
pun mempunyai peran signifikan sebagai<br />
motor penggerak perubahan di organisasi.<br />
Toh ada hambatan yang ia<br />
rasakan saat menjadi mitra perubahan<br />
di Satkernya. Yang terbesar adalah<br />
bagaimana mempertahankan semangat<br />
dan tetap fokus pada pelaksanaan<br />
program budaya. Untuk menjawab<br />
tantangan itu, pertama yang ia lakukan<br />
adalah membuka tawaran kepada Insan<br />
Rochma<br />
Kiat Perubahan Budaya Kerja<br />
Mendorong peran aktif Pimpinan Satker<br />
karena keterlibatannya dapat memotivasi<br />
seluruh Insan OJK di Satkernya.<br />
Menyusun dan mengimplementasikan<br />
kegiatan yang menarik, seperti NOVUM<br />
(Nonton Film Hukum) yang dibarengi<br />
dengan pemberian gelar pegawai terbaik,<br />
dan EDAMAME (English Day Rame2)<br />
setiap Jumat pagi.<br />
Seluruh rangkaian kegiatan program<br />
budaya harus dari, oleh, dan untuk setiap<br />
Insan OJK di Satkernya.<br />
OJK untuk menjadi Change Agent (CA).<br />
Siapapun yang berminat, memiliki energi<br />
dan daya kreatifitas dapat mengarahkannya<br />
kepada kegiatan positif.<br />
Keputusan Rochma untuk tidak<br />
menunjuk seseorang, adalah semata-mata<br />
mengajak orang-orang yang memiliki<br />
passion untuk sama-sama menjalankan<br />
program perubahan. Bekerjasama dengan<br />
orang-orang yang memiliki passion yang<br />
sama, menurut Rochma sangat mendukung<br />
suksesnya suatu program. Disadari dan sulit<br />
dihindari bahwa semangat melakukan<br />
perubahan serta menjalankan program<br />
terkadang mengalami up and down.<br />
Untuk mensiasati hal tersebut<br />
para CA dan CP perlu<br />
saling menyemangati<br />
dan mencari ide-ide<br />
perubahan yang kreatif.<br />
Untuk menjaga agar<br />
program nasional dan<br />
program spesifik dilaksanakan dengan baik<br />
dan berkesinambungan, menurut Rochma<br />
diperlukan kiat-kiat tertentu. ‘’Diantaranya<br />
dengan mengemasnya secara menarik,<br />
menyenangkan, adanya reward, mencari<br />
waktu yang sesuai agar dapat diikuti<br />
oleh Insan OJK semaksimal mungkin, dan<br />
terakhir program dirasakan memberikan<br />
kontribusi positif baik kepada individu<br />
maupun Satker,’’ pungkas Rochma.<br />
10 INTEGRASI OJK
Privilege Insan<br />
Wanita di OJK<br />
RILIS<br />
Dalam suatu perusahaan, sumber daya<br />
manusia (SDM) menjadi aset yang<br />
sangat penting dalam pelaksanaan<br />
kegiatan operasional di organisasinya<br />
tersebut. Oleh karena itu, sudah selayaknya<br />
terdapat peraturan yang mengatur hak-hak<br />
SDM di dalamnya. Sama halnya dengan di<br />
OJK, SDM mendapatkan perhatian khusus<br />
terutama mengenai hak yang diperoleh oleh<br />
setiap Insan OJK.<br />
Di OJK, jumlah Insan OJK wanita dan pria<br />
cukup seimbang. Insan OJK wanita sebesar<br />
44,8% atau hampir setara dengan jumlah<br />
Insan OJK pria. Dengan demikian dapat<br />
dilihat bahwa OJK memberikan kesempatan<br />
yang sama terhadap wanita untuk berkarir.<br />
Dalam melakukan sistem pemenuhan<br />
SDM, baik internal maupun eksternal, OJK<br />
menerapkan prinsip equal treatment bagi pria<br />
maupun wanita.<br />
Sebagai contoh, pemenuhan SDM<br />
eksternal OJK pada tahun 20<strong>15</strong> bagi pegawai<br />
tata usaha dan staf, memiliki persentase<br />
jumlah calon pegawai wanita masing-masing<br />
sebesar 70% dan 53%. Hal ini mencerminkan<br />
bahwa dalam proses pemenuhan SDM, OJK<br />
tidak memberikan perlakuan yang berbeda<br />
antara peserta rekrutmen berjenis kelamin<br />
pria atau wanita.<br />
Pada dasarnya, secara umum hak<br />
dan kewajiban bagi SDM wanita dan pria<br />
adalah sama. Seperti dalam hal pengaturan<br />
jam kerja, lembur, cuti, pengupahan, dan<br />
jaminan sosial. Namun, dirasa harus adanya<br />
perlindungan yang sifatnya khusus untuk<br />
SDM wanita dikarenakan SDM wanita<br />
sangat rentan mendapati dirinya berada di<br />
situasi kerja yang tidak aman. Seperti kurang<br />
diperhatikan dalam hal kesejahteraan dan<br />
seringkali mendapatkan perlakuan di bawah<br />
SDM pria. Di OJK, hal ini menjadi salah satu<br />
perhatian khusus, sehingga OJK memberikan<br />
hak-hak tambahan yang dikhususkan untuk<br />
Insan OJK wanita.<br />
Dispensasi waktu kerja bagi<br />
Insan OJK yang hamil<br />
Pemberian dispensasi waktu kerja<br />
bagi Insan OJK wanita yang hamil diatur<br />
dalam Surat Edaran Dewan Komisioner<br />
(SEDK) Nomor 18/SEDK.02/20<strong>15</strong> tentang<br />
Pelaksanaan Tata Tertib dan Disiplin Pegawai<br />
OJK. Pegawai wanita yang telah menjalani<br />
kehamilan selama 7 (tujuh) bulan atau lebih<br />
dapat diberikan dispensasi waktu kerja oleh<br />
line manager atau pemimpin Satuan Kerja<br />
berdasarkan surat keterangan dokter/bidan.<br />
Dispensasi waktu kerja yang diberikan adalah<br />
bekerja selama 7 (tujuh) jam sehari (tidak<br />
termasuk waktu istirahat).<br />
Berikut ini sejumlah fasilitas yang<br />
diberikan untuk Insan OJK wanita:<br />
Cuti melahirkan<br />
Pemberian cuti melahirkan bagi insan<br />
OJK wanita yang hamil diatur dalam SEDK<br />
Nomor 7/SEDK.02/20<strong>15</strong> tentang Perubahan<br />
Atas SEDK Nomor 8/SEDK.02/2014 tentang<br />
Cuti Pegawai OJK. Untuk keperluan<br />
persalinan, Insan OJK yang hamil berhak<br />
atas cuti melahirkan selama 3 (tiga) bulan<br />
dengan pelaksanaan paling cepat 1 (satu)<br />
bulan sebelum perkiraan tanggal persalinan<br />
sampai dengan 2 (dua) bulan setelah tanggal<br />
persalinan berdasarkan surat keterangan<br />
dari dokter spesialis kandungan atau bidan.<br />
Cuti melahirkan yang diberikan bagi Insan<br />
OJK yang hamil tidak mengurangi hak cuti<br />
tahunan dan hak cuti besarnya.<br />
Pemeriksaan kesehatan bagi<br />
Insan OJK wanita<br />
Pemeriksaan kesehatan berkala bagi<br />
insan OJK wanita diatur dalam PDK Nomor<br />
16/PDK.02/20<strong>15</strong> tentang Perubahan Ketiga<br />
Atas PDK Nomor 5/PDK.02/2013 tentang<br />
Tunjangan Pendukung Operasional, Tunjangan<br />
Fasilias, Asuransi, dan Dana Pensiun Bagi<br />
Pegawai dan Pensiunan Pegawai OJK. Fasilitas<br />
pemeliharaan kesehatan dalam bentuk<br />
pemeriksaan kesehatan berkala (medical<br />
check-up) diberikan setiap tahun bagi Insan<br />
OJK wanita setingkat Kepala Subbagian ke<br />
atas dan stk. Sedangkan, untuk Staf ke bawah<br />
yang berusia paling sedikit 40 tahun, saat<br />
ini juga sedang dikembangkan ketentuan<br />
mengenai pemberian fasilitas pemeliharaan<br />
kesehatan lainnya bagi Insan OJK wanita,<br />
antara lain pemeriksaan deteksi dini penyakit<br />
seperti pap smear dan mammografi.<br />
Jenis Pegawai Pria Wanita % Jumlah Wanita<br />
PCS 1 209<br />
PCS 2<br />
101<br />
PCT<br />
78<br />
PCP 1<br />
6<br />
PCP 2<br />
5<br />
Total Seluruh<br />
<strong>2016</strong><br />
Pegawai<br />
281<br />
113<br />
179<br />
34<br />
1<br />
1636<br />
57%<br />
53%<br />
70%<br />
<strong>15</strong>%<br />
17%<br />
44,8%<br />
Sumber: SIMFOSIA (data per 8 <strong>April</strong> <strong>2016</strong>)<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
11
AKSI<br />
Change Leader<br />
Forum <strong>2016</strong><br />
“Mewujudkan Otoritas<br />
yang Melayani”<br />
OJK secara kelembagaan berada<br />
dalam dinamika perubahan yang<br />
tinggi, baik secara internal maupun<br />
eksternal. Sebagai organisasi yang baru<br />
lahir, OJK masih mencari bentuk terbaik<br />
agar mampu berkontribusi secara optimal<br />
kepada masyarakat sesuai dengan taglinenya<br />
better, faster dan cheaper. Disisi lain,<br />
tantangan yang tak kalah besar juga hadir<br />
dari lingkungan eksternal.<br />
Tingginya ekspektasi masyarakat terhadap<br />
kinerja OJK dalam mengawal sektor jasa<br />
keuangan, menuntut Insan OJK untuk<br />
bekerja cerdas dalam mentransformasikan<br />
hal-hal yang biasa menjadi sesuatu yang luar<br />
biasa melalui paradigma service excellence.<br />
Untuk memperkuat komitmen dari para<br />
Pemimpin OJK, Direktorat Manajemen<br />
Perubahan menyelenggarakan Change<br />
Leader Forum <strong>2016</strong> pada Sabtu 2 <strong>April</strong> lalu.<br />
Acara ini diikuti oleh Top Level Management<br />
di OJK mulai dari Anggota Dewan<br />
Komisioner, Deputi Komisioner, Kepala<br />
Departemen, Kepala Kantor Regional dan<br />
Kepala Kantor OJK dari seluruh Indonesia.<br />
Sesuai tema CLF <strong>2016</strong> yaitu “Mewujudkan<br />
Otoritas yang Melayani”, kegiatan ini<br />
bertujuan agar leaders di OJK berparadigma<br />
yang sama dalam membentuk karakter Insan<br />
OJK yang lebih melayani dan menjadi solusi<br />
bagi masyarakat. “Kita memiliki mimpi suatu<br />
saat nanti OJK akan menjadi benchmark bagi<br />
pelayanan publik di Indonesia. Kita patahkan<br />
mitos bahwa selaku otoritas dan selaku<br />
birokrat kita terbiasa dilayani dan tidak<br />
mampu melayani,” kata Wakil Ketua Dewan<br />
Komisioner dalam sambutannya.<br />
Acara dari pagi hingga sore yang dipandu<br />
oleh Tommy Sujarwadi, Head of Franklin<br />
Covey Indonesia, berjalan sangat menarik.<br />
Ia memoderatori sesi diskusi dengan para<br />
praktisi di bidang service dan mengatur<br />
jalannya sharing dari tujuh Kepala<br />
Departemen mengenai tantangan dalam<br />
melaksanakan program perubahan.<br />
Pelaksanaan program budaya, menurut<br />
Kepala Departemen Penyidikan Sektor Jasa<br />
Keuangan Rusli Nasution harus<br />
diimplementasikan dengan penuh semangat<br />
dan komitmen yang tinggi. Berbagai perilaku<br />
melayani stakeholders yang distandarkan<br />
oleh OJK harus diinternalisasikan dalam diri<br />
Insan OJK dan disosialisasikan di berbagai<br />
forum pertemuan. ‘’Tidak mudah memang,<br />
namun mulailah dari diri sendiri untuk peduli<br />
dan bertindak nyata sehingga kedepannya<br />
menjadi lebih baik,’’ imbuhnya.<br />
Menurut Kepala Departemen Hukum<br />
Sudarmaji pendekatan yang unik untuk<br />
melakukan perubahan sangat diperlukan.<br />
Hal itu dilakukan agar perilaku perubahan<br />
mudah diingat, terinternalisasi dan<br />
terimplementasi dengan baik. Program<br />
budaya pada Departemen Hukum memiliki<br />
13 program budaya kerja dengan mengambil<br />
jargon sehari-hari di bidang hukum. ‘’Misalnya<br />
SSPT (Senyum Sapa Pada Teman), KASUS<br />
(Kenakan pAkaian seSUai Standar dan<br />
YUDIKATIF (Yoga untuk Diri bIar lebih AkTIF),’’<br />
bebernya.<br />
Apapun kondisi dan tantangan yang muncul,<br />
menurut Kepala Departemen DPB2 Ariastiadi<br />
proses perubahan pada dasarnya mengacu<br />
pada nilai-nilai budaya OJK INPRESIV.<br />
‘’Untuk <strong>2016</strong> ada empat prioritas yang<br />
menjadi komitmen bersama di DPB 2, yaitu<br />
membangun suasana kerja yang gembira;<br />
memperkuat nilai strategis OJK yaitu<br />
sinergi, inklusif dan visioner; meningkatkan<br />
kompetensi SDM, dan mengakselerasi jarak<br />
pengalaman SDM menjadi lebih dekat,’’<br />
bebernya.<br />
Menurut Kepala Departemen PM1A Gontor<br />
R Azis pengalaman pernah berada dalam<br />
lingkungan yang resisten, apatis bahkan<br />
against terhadap program budaya merupakan<br />
guru paling berharga. Sehingga, ia bisa<br />
memahami bagaimana sulitnya melakukan<br />
perubahan. ‘’Oleh sebab itu, kami merasakan<br />
betul manfaat program budaya OJK ini.<br />
Apresiasi saya yang tinggi kepada rekanrekan<br />
Departemen Perencanaan Strategis<br />
dan Manajemen Perubahan dan juga Dewan<br />
Komisioner,’’ tutupnya. [FANUR RACHMAN]<br />
Rusli<br />
Nasution<br />
Sudarmaji<br />
Ariastiadi<br />
Kepala Departemen Penyidikan<br />
Sektor Jasa Keuangan<br />
Kepala Departemen Hukum<br />
Kepala Departemen Pengawasan<br />
Bank 2<br />
Moch.<br />
Ihsanuddin<br />
Gonthor<br />
R. Azis<br />
Anto<br />
Prabowo<br />
Hidayat<br />
Prabowo<br />
Kepala Departemen Pengawasan<br />
IKNB 1B<br />
Kepala Departemen Pengawasan<br />
Pasar Modal 1A<br />
Kepala Departemen Perlindungan<br />
Konsumen<br />
Kepala Departemen Manajemen<br />
Risiko dan Pengendalian Kualitas<br />
12 INTEGRASI OJK
Mengenal Aplikasi Terintegrasi<br />
SIJINGGA<br />
INOVASI<br />
Apa itu SIJINGGA?<br />
SIJINGGA adalah kependekan dari<br />
Sistem Informasi Perizinan Lembaga Jasa<br />
Keuangan Non Bank (LJKNB). Sistem<br />
informasi ini memuat database profil<br />
pelaku seluruh LJKNB yang diawasi oleh<br />
OJK dan sekaligus merupakan aplikasi<br />
yang mengelola perizinan (LJKNB), baik<br />
yang berupa individu maupun lembaga.<br />
Pembuatan aplikasi ini dilatarbelakangi<br />
komitmen OJK untuk memberikan<br />
pelayanan perizinan yang lebih baik kepada<br />
industri sekaligus terwujudnya manajemen<br />
perizinan dan database profil LJKNB<br />
yang terintegrasi yang mendukung fungsi<br />
pengawasan OJK terhadap LJKNB.<br />
A<br />
Feature-Feature SIJINGGA<br />
B<br />
Informasi persyaratan dokumen<br />
perizinan. Pemohon akan lebih mudah<br />
mempersiapkan dokumen yang harus<br />
disampaikan kepada OJK .<br />
C<br />
Adanya Form Assessment, sehingga<br />
perusahaan dapat mengevaluasi terlebih<br />
dahulu dokumen sebelum disampaikan<br />
kepada OJK.<br />
Adanya menu tracking system, dimana<br />
perusahaan dapat memantau status<br />
permohonan yang telah disampaikan.<br />
Siapa Target Pengguna<br />
SIJINGGA?<br />
Aplikasi SIJINGGA ini ditargetkan<br />
akan digunakan untuk seluruh proses<br />
perizinan di IKNB. Adapun pada tahap<br />
awal implementasi, pada <strong>2016</strong> aplikasi ini<br />
ditargetkan digunakan oleh Perusahaan<br />
Asuransi, Perusahaan Pembiayaan dan Dana<br />
Pensiun. Kedepannya OJK akan melakukan<br />
coaching clinic bagi perusahaan yang<br />
membutuhkan pelatihan lebih lanjut.<br />
D<br />
Komunikasi dilakukan secara online melalui<br />
aplikasi sehingga mengurangi interaksi<br />
secara face to face yang memakan waktu.<br />
Langkah Pengajuan<br />
Permohonan Perizinan<br />
Perusahaan menyampaikan<br />
permohonan disertai kelengkapan<br />
dokumen kepada OJK melalui TU<br />
OJK<br />
Contoh Menu SIJINGGA<br />
Menu Login bagi Perusahaan yang telah<br />
melakukan registrasi adalah sebagai berikut:<br />
Pemohon menerima tanda terima<br />
permohonan dari TU OJK<br />
Berdasarkan tanda terima dari<br />
TU OJK, Pemohon mengajukan<br />
permohonan secara online disertai<br />
meng-upload dokumen permohonan<br />
melalui aplikasi e-licensing<br />
Pemohon dan OJK berkomunikasi<br />
melalui aplikasi<br />
OJK menyampaikan Keputusan/<br />
persetujuan melalui aplikasi<br />
e-licensing, hardcopy dikirim kepada<br />
pemohon. [PARAMITA AGUSTINA]<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
13
KEKINIAN<br />
Kubikal Green Office<br />
Sentuhan Kaum<br />
Feminin<br />
K<br />
enyamanan ruang kerja menjadi<br />
satu diantara sejumlah faktor<br />
mendukung kinerja pegawai<br />
di kantor. Dalam kurun empat tahun ini<br />
revolusi besar-besaran terjadi di ruang kerja.<br />
Sejumlah perusahaan men-setting ulang<br />
interior kantornya sesuai dengan kebutuhan<br />
dan filosofi kerja perusahaan. Bagaimana<br />
dengan OJK? Sentuhan feminin di kubikal<br />
ternyata memberi warna tersendiri.<br />
Jika masuk dan melintas di<br />
ruangan Satuan Kerja<br />
Departemen Pengawasan<br />
Bank 2 (DPB2) Anda<br />
akan disuguhi<br />
beragam ‘’taman<br />
kota mini’’ di<br />
sejumlah kubikal<br />
yang ada.<br />
Pemandangan<br />
langka itu sudah ada<br />
sejak dua tahun terakhir<br />
ini. Hal itu, menurut Deputi<br />
Direktur DPB2 Bagian Pengawas<br />
Bank Eksekutif Nurlina Rumonda<br />
Tambunan, bermula dari digelarnya<br />
lomba Green Office antar Tim pada 2014<br />
lalu. ‘’Lomba itu memacu teman-teman di<br />
setiap Tim untuk merapikan lingkungan<br />
kerjanya,’’ ujar Monda.<br />
Inspirasi melakukan sentuhan feminim<br />
itu, ungkap Monda, semata-mata datang<br />
dari keinginan teman-teman di DPB2 yang<br />
menghendaki lingkungan kerja menjadi<br />
lebih asri, nyaman, dan juga “comfy”,<br />
sehingga teman-teman pun menjadi<br />
lebih betah dan nyaman berada di kantor.<br />
‘’Untuk itu kami selaku KMP di DPB2 perlu<br />
memodifikasi kondisi lingkunga kerja. Cara<br />
yang paling cepat, mudah dan efektif adalah<br />
dengan meng”hijau”kan ruangan, sehingga<br />
ruangan akan memberikan suasana lebih<br />
segar, fresh dan live,’’ bebernya.<br />
Meskipun tidak ada PIC yang ditugasi<br />
memantau kerapihan kubikal, namun<br />
program berjalan cukup meriah. Menurut<br />
Monda, beruntung Kelompok Mitra<br />
Perubahan (KMP) di DPB2 memiliki para<br />
Change Agent Program OJK Ramah yang<br />
anggotanya berisikan perwakilan dari<br />
masing-masing Tim yang ada di DPB2.<br />
‘’Sehingga setiap ada program yang<br />
dicanangkan oleh KMP, dengan melalui<br />
para Change Agent program-program itu<br />
akan terdiseminasi secara utuh ke masingmasing<br />
Tim,’’ katanya. Dengan demikian,<br />
semua Insan OJK di DPB2 dapat mengetahui<br />
adanya pencanangan kegiatan dan<br />
ikut berpartisipasi di dalamnya.<br />
Menurut Monda secara<br />
personal manfaat<br />
yang dapat dipetik<br />
dari perubahan<br />
di kubikal dan<br />
lingkungan<br />
kerja adalah<br />
suasana menjadi<br />
lebih asri dan<br />
nyaman. ‘’Hal tersebut<br />
dapat memperbaiki mood,<br />
dan secara otomatis akan<br />
meningkatkan kreativitas dalam<br />
bekerja,’’ ujar penghobi travelling dan<br />
fotografi itu. Sedangkan manfaat bagi rekan<br />
satu ruangan atau satu Tim, imbuhnya,<br />
adalah hubungan kerja menjadi lebih<br />
harmonis dan kompak. Hal itu mengingat<br />
pelaksanaan kegiatan Green Office yang<br />
dilakukan secara bergotong royong antar<br />
semua anggota tim. ‘’Termasuk pengadaan<br />
tanaman dengan biaya swadaya dari seluruh<br />
anggota Tim,’’ katanya.<br />
Melihat dampaknya yang luar biasa, maka<br />
perubahan untuk menciptakan lingkungan<br />
kerja yang bersih, asri dan nyaman tersebut<br />
akan dilakukan secara berkelanjutan.<br />
Meskipun di tahun <strong>2016</strong> ini DPB2 tetap<br />
akan berciri ‘’green office’’, akan tetapi<br />
lomba Green Office antar Tim tidak akan<br />
dilakukan setiap tahun, melainkan menjadi<br />
program dua tahunan. Hal itu, diputuskan<br />
dengan pertimbangan para Insan DPB2<br />
sudah semakin aware dan involved<br />
untuk senantiasa menjaga keasrian dan<br />
kenyamanan lingkungan.<br />
[LYDIA FABIOLA MANURUNG]<br />
Kriteria Penilaian<br />
Green Office<br />
Kriteria Penilaian Green Office<br />
Kerapihan dan kebersihan<br />
Keindahan lingkungan<br />
Kenyamanan<br />
Memiliki jargon bertema<br />
penghijauan<br />
Langkah Memodifikasi<br />
Green Office<br />
Menempatkan tanaman hijau yang<br />
dapat hidup di lingkungan indoor<br />
atau tidak membutuhkan banyak<br />
sinar matahari, seperti kaktus, lidah<br />
mertua, anggrek dsb.<br />
Tanaman berukuran cukup besar<br />
menggunakan jenis tanaman<br />
artificial. Tujuannya agar media<br />
tanam berupa tanah tidak<br />
mengotori ruangan.<br />
Tanaman di atas meja memakai<br />
kaktus ataupun terarium<br />
(tanaman dalam kaca) yang tidak<br />
membutuhkan media tanah. Ini<br />
dilakukan agar tidak ada serangga<br />
di meja kerja,<br />
Apabila memakai batu-batuan untuk<br />
hiasan, maka karpet atau lantai<br />
akan dilapisi plastik terlebih dulu,<br />
agar lingkungan kerja tetap bersih.<br />
14 INTEGRASI OJK
Well Grooming di<br />
Hati Insan OJK<br />
KEKINIAN<br />
Pilihan dan cara berpakaian menunjukkan jati diri seseorang.<br />
Dalam dunia bisnis hal-hal yang terkait dengan pakaian,<br />
seperti seragam dan pakaian wajib menjadi bagian dari<br />
identitas korporasi. Bahkan banyak korporasi menerapkan ketentuan<br />
mengenai well grooming untuk meningkatkan performa dan<br />
produktivitas. Oleh sebab itu, well grooming kini sudah menjadi<br />
tuntutan dalam bekerja. Bagaimana Insan OJK berpenampilan well<br />
grooming?<br />
Marlina Sihite - Departemen Penyidikan<br />
Sektor Jasa Keuangan<br />
Untuk well grooming, dirinya lebih<br />
berusaha untuk tampil bersih,<br />
rapi, wangi, sopan dan pantas.<br />
Rambut tersirir rapi, sepatu<br />
dan tas tidak selalu harus<br />
mahal, yang penting<br />
nyaman dan tidak<br />
mengganggu ketika<br />
mobile bekerja. Sarjana hukum yang suka<br />
travelling itu selalu menjaga hal tersebut<br />
di setiap suasana. Menurutnya, standar<br />
penampilan di OJK sudah diatur dalam SEDK<br />
mengenai standar penampilan pegawai.<br />
Namun perlu sosialiasi kembali untuk<br />
mengingatkan.<br />
‘’Perlu diadakan kelas khusus, seperti beauty<br />
class, training kepribadian di OJK dengan<br />
konsultan khusus untuk update informasi<br />
terbaru tentang penampilan,’’ katanya.<br />
Sebelum berangkat ke kantor, ia selalu<br />
mengawalinya dengan doa dan niat untuk<br />
melakukan yang terbaik bagi OJK. ‘’Saya<br />
berharap seluruh Insan OJK bisa tampil lebih<br />
grooming karena selalu berkomunikasi dan<br />
berinteraksi dengan Industri Keuangan,’’<br />
kata perempuan yang terinspirasi oleh<br />
penampilan Sri Mulyani dan Miranda<br />
Gultom itu.<br />
Merli Indriati - Departemen Logistik<br />
Bagi Merli, grooming selain penampilan fisik<br />
luar, juga lebih dipengaruhi oleh kebersihan<br />
diri dan kepribadian yang baik. Penampilan<br />
yang rapi dan bersih dapat ditunjang<br />
dengan pakaian kerja yang sopan, serasi<br />
dan tidak berlebihan. Selama ini langkah<br />
untuk memonitor, memberi saran, dan<br />
penilaian karyawan terkait well grooming<br />
sebagai bagian dari pengembangan budaya<br />
dan perubahan di OJK sudah baik.<br />
Menurut peraih gelar master bidang<br />
Manajemen Sistem Informasi ini,<br />
penampilan well grooming sudah ia<br />
lakukan sejak menjadi dosen di kampus.<br />
‘’Agar penampilan kita tidak terkesan<br />
membosankan, perubahan itu dilakukan<br />
secara periodik sejak saya bekerja di OJK,’’<br />
katanya. Wanita yang suka baca<br />
buku, travelling dan origami<br />
ini meyakini bahwa apabila<br />
kita yakin akan penampilan<br />
diri sendiri, maka kita pun<br />
akan merasa nyaman.<br />
‘’When you look<br />
good you feel good,’’<br />
pungkasnya.<br />
Riko Putra - Departemen Pengawasan<br />
Pasar Modal 2A<br />
Bagi Riko yang perlu dilakukan<br />
terkait well grooming adalah<br />
mengubah mindset kita<br />
bahwa well groomed adalah<br />
bagian tidak terpisahkan dari<br />
cerminan kepribadian yang<br />
baik dan kesan positif terhadap lingkungan<br />
kerja. Selama di OJK, sepengetahuannya,<br />
belum terdapat pelatihan khusus terkait<br />
grooming secara OJK Wide.<br />
Beruntung di Satkernya, Change Partner<br />
bersama dengan Change Agent berperan<br />
sebagai pengingat yang baik melalui<br />
program perubahan standar penampilan.<br />
Dalam melakukan perubahan, lulusan<br />
Akuntansi UI ini lebih fokus pada<br />
memperbaiki penampilan, pola komunikasi<br />
dan etika dalam bekerja. ‘’Besarnya<br />
perubahan disesuaikan dengan mengukur<br />
keselarasan, nilai-nilai dan tata krama di<br />
lingkungan kerja,’’ pungkas penghobi musik<br />
dan renang itu.<br />
Ety Elyati - Departemen Pengawasan<br />
Bank 1<br />
Bagi Ety grooming itu merupakan satu<br />
kesatuan atau sebuah rangkaian dari pikiran,<br />
perkataan dan perilaku. Ada tiga langkah<br />
konkrit untuk mewujudkan penampilan<br />
yang lebih grooming. Pertama, berniat baik<br />
sehingga pikiran kita akan dipenuhi peluang<br />
harapan yang tak berbatas.<br />
Kedua, bertutur kata baik, karena tutur kata<br />
merupakan doa dalam mewujudkan harapan<br />
atau visi. Ketiga, berperilaku baik, seperti<br />
tidak menyakiti pihak lain untuk menggapai<br />
harapan pribadi, memahami uraian tugas<br />
serta melaksanakannya dengan maksimal,<br />
menghargai serta memperlakukan tamu<br />
dengan baik.<br />
Tiga hal itu disempurnakan dengan<br />
packaging yang menarik, yaitu pakaian dan<br />
tempat kerja yang rapi, bersih dan nyaman,<br />
sehingga mereka yang berinteraksi dengan<br />
Insan OJK akan respect dan terkesan.<br />
‘’Bayangkan jika seluruh Insan<br />
OJK melakukan tiga hal itu, betapa<br />
dahsyat hasilnya. Rasanya tidak akan<br />
sulit melahirkan para brand ambassador<br />
OJK di tahun 2017,<br />
sejalan dengan agenda<br />
perubahan tahun ke-4<br />
reaching the top,’’ beber<br />
penghobi memasak dan<br />
berkebun itu.<br />
[KARTIKA SARI]<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
<strong>15</strong>
POIN<br />
Piano Staircase<br />
The wold's Deepest Bin<br />
Perubahan, kini menjadi kata<br />
yang sangat sering kita dengar<br />
dan terkadang menjadi slogan.<br />
Perubahan juga tak jarang membawa<br />
kita pada suatu kondisi yang<br />
dianggap “mudah diucapkan tapi sulit<br />
dilaksanakan”. Belum lagi ditambah<br />
dengan bumbu bahwa di setiap<br />
perubahan pasti akan ada resistensi.<br />
Persepsi ini seringkali membuat<br />
orang enggan untuk berubah,<br />
karena perubahan dianggap tidak<br />
menyenangkan, kompleks, ruwet,<br />
bahkan tak jarang menegangkan.<br />
Benarkah perubahan itu sulit dan<br />
menegangkan?<br />
Pada September 2009, Volkswagen<br />
Swedia bekerja sama dengan biro<br />
iklan DDB Stockholm meluncurkan<br />
kampanye pemasaran yang dianggap<br />
sebagai salah satu kampanye paling<br />
unik dan kreatif di dunia. Kampanye<br />
ini disebut sebagai “The Fun<br />
Theory”. Tujuan dari kampanye ini<br />
sangat sederhana, yakni bagaimana<br />
mengajak orang-orang berubah,<br />
melakukan kebiasaan baik yang baru<br />
dengan cara yang menyenangkan.<br />
Volkswagen mendedikasikannya<br />
pada perbaikan lingkungan hidup<br />
di samping tentu saja secara tidak<br />
langsung untuk mendongkrak image<br />
VW sebagai produsen mobil yang<br />
ramah lingkungan.<br />
Volkswagen bersama dengan<br />
DDB Stockholm awalnya ingin<br />
membuktikan teori bahwa<br />
kesenangan bisa mengubah perilaku.<br />
Oleh karena itu mereka melakukan<br />
beberapa eksperimen untuk menguji<br />
apakah orang akan mengubah<br />
perilaku sehari-harinya menjadi lebih<br />
ramah lingkungan apabila dilakukan<br />
dengan kelucuan dan humor.<br />
Keduanya lantas mengaplikasikan<br />
ide ini melalui video-video unik yang<br />
diawali dengan klip Piano Staircase<br />
dan The World’s Deepest Bin. Kedua<br />
video ini yang diikuti dengan videovideo<br />
lainnya bahkan menjadi viral di<br />
dunia maya dan sudah ditonton oleh<br />
jutaan orang melalui YouTube.<br />
Piano Staircase adalah sebuah<br />
fenomena dan sudah disaksikan<br />
di Youtube oleh lebih dari 22 juta<br />
orang di dunia! Video ini dibuat di<br />
Odenplan, sebuah stasiun kereta<br />
bawah tanah Stockholm yang<br />
mengubah anak tangga menjadi tutstuts<br />
piano yang apabila diinjak bisa<br />
berbunyi layaknya piano. Percobaan<br />
ini menawarkan pilihan kepada<br />
penumpang untuk naik eskalator<br />
atau mencoba “tangga piano” di<br />
sebelahnya. Hasilnya, 66% orang<br />
lebih memilih berjalan kaki menaiki<br />
tangga piano sambil “bermain”<br />
ketimbang menikmati eskalator yang<br />
membuat “malas”.<br />
Video lain, The World’s Deepest Bin<br />
membuat orang-orang bersemangat<br />
untuk membuang sampah ke dalam<br />
tong yang dilengkapi dengan efek<br />
suara seperti di film kartun sehingga<br />
membuat lingkungan sekitarnya<br />
menjadi jauh lebih bersih. Ide<br />
membuang sampah juga terlihat di<br />
video Bottle Bank Arcade. Anda akan<br />
diberi skor apabila memasukkan botol<br />
ke lubang-lubang yang disediakan.<br />
Kita bisa menemukan banyak video<br />
lucu lain yang berisikan ide kreatif<br />
semacam ini di kanal Youtube<br />
mereka.<br />
The Fun Theory sudah berhasil<br />
menginspirasi banyak individual<br />
bahkan perusahaan dan organisasi<br />
untuk menemukan cara baru<br />
melakukan perubahan dengan<br />
menyenangkan. Change is Fun!. Cara<br />
inilah yang kita pilih dalam melakukan<br />
perubahan dan membangun budaya<br />
kerja OJK Way sebagai identitas Insan<br />
OJK. Kita memilih “kesenangan” ini<br />
dikarenakan berdasarkan banyak<br />
survei, aktivitas menyenangkan akan<br />
mendatangkan banyak manfaat<br />
positif.<br />
Salah satu dari survei tersebut baru<br />
saja dirilis Maret <strong>2016</strong> oleh BringHR,<br />
sebuah lembaga pengembangan<br />
SDM di Inggris, yang bertajuk “It Pays<br />
to Play“. Lembaga ini menemukan<br />
fakta bahwa “bermain” di kantor<br />
ternyata dapat meningkatkan<br />
produktivitas dan kreativitas para<br />
pekerja. 2000 responden di Inggris<br />
diminta untuk menjelaskan apa yang<br />
mereka maksudkan sebagai tempat<br />
kerja yang menyenangkan. Ternyata<br />
jawabannya adalah: “memiliki rekan<br />
kerja yang membuat mereka merasa<br />
nyaman untuk menghabiskan waktu<br />
bersama” dan “menyelesaikan tugas<br />
yang berhubungan dengan pekerjaan<br />
dengan cara yang menarik dan<br />
menyenangkan.”<br />
“It Pays to Play“ telah membuktikan<br />
bahwa fun nyatanya mendatangkan<br />
keuntungan dalam pekerjaan.<br />
Lihatlah, 62% pekerja yang terlibat<br />
dalam aktivitas yang menyenangkan<br />
tidak mengalami sakit berarti dalam<br />
tiga bulan. Mereka yang lebih fun<br />
merasa dirinya lebih kreatif (55%)<br />
dan lebih berkomitmen pada<br />
organisasinya (58%). Selain itu survey<br />
juga mengungkapkan bahwa suasana<br />
yang menyenangkan akan membuat<br />
orang berusaha untuk berpikir out of<br />
the box dan meraih pencapaian yang<br />
lebih tinggi.<br />
Kini saatnya kita membuat lingkungan<br />
kerja yang lebih menyenangkan.<br />
Manfaatkan program-program<br />
budaya kerja OJK Way untuk<br />
menemukan keseimbangan antara<br />
pekerjaan dan kesenangan. Insan OJK<br />
lebih banyak menghabiskan waktu<br />
di kantor ketimbang di rumah. OJK<br />
sudah menjadi rumah dan sesama<br />
Insan OJK telah menjadi keluarga.<br />
Akan jauh lebih produktif apabila kita<br />
membangun aura yang positif dan<br />
menyenangkan untuk kesuksesan<br />
kita bersama dengan cara-cara yang<br />
menyenangkan.[RIWIN MIRHADI]<br />
16 INTEGRASI OJK
POIN<br />
"Women are the largest untapped reservoir<br />
of talent in the world”. Ucapan Hillary<br />
Clinton terdengar berlebihan, namun<br />
sangat layak untuk direnungkan. Apakah<br />
benar wanita kurang memberikan warna<br />
pada sejarah dunia ketimbang pria? Apabila<br />
kita melihat hasil sensus dunia pada medio<br />
20<strong>15</strong>, jumlah pria dan wanita berimbang.<br />
Jumlah pria 3,6 miliar dan wanita 3,5 miliar.<br />
Perbedaannya tidak mencolok, namun<br />
apakah jumlah pemimpin wanita juga<br />
sebanding dengan persentase tersebut?<br />
Data United Nation Women<br />
menggambarkan bahwa terjadi kenaikan<br />
cukup signifikan dari jumlah wanita yang<br />
masuk ke parlemen. Sejak tahun 1995 ke<br />
tahun 20<strong>15</strong> jumlah wanita di parlemen<br />
ternyata meningkat dua kali lipat. Namun<br />
demikian kenaikan dua kali lipat tersebut<br />
hanya memberikan kontribusi sebesar 22%<br />
jumlah wanita anggota parlemen di seluruh<br />
dunia.<br />
Dari sisi pemimpin negara, pada Juli<br />
20<strong>15</strong> tercatat 18 wanita yang memimpin<br />
pemerintahan dan 11 wanita yang<br />
memimpin negara. Total terdapat 1 dari<br />
10 orang pemimpin negara yang wanita,<br />
atau 10% dari total pemimpin negara. Data<br />
ini menyajikan fakta bahwa wanita juga<br />
banyak berperan dalam proses perubahan<br />
di dunia.<br />
Lalu, apakah wanita lebih lemah<br />
dibanding pria dalam hal kepemimpinan?<br />
Pada dasarnya terdapat perbedaan<br />
karakteristik seorang pemimpin wanita<br />
dan pria. Pertama, cara berpikir wanita<br />
yang cenderung pada konsep dan lebih<br />
menjalin hubungan, sedangkan pria<br />
cenderung didasari oleh fakta. Kedua,<br />
cara pengambilan keputusan wanita yang<br />
fokus pada pencapaian sasaran sekaligus<br />
mempertimbangkan penilaian orang lain,<br />
sedangkan pria cenderung memfokuskan<br />
pada hasil akhirnya. Ketiga, cara<br />
menyampaikan pendapat wanita yang lebih<br />
halus, peka, dan hati-hati, sedangkan pria<br />
lebih tegas dan berterus terang.<br />
Dari ketiga hal tersebut tampak bahwa wanita<br />
dan pria memiliki karakteristik berbeda, namun<br />
karakter itu dapat memberikan sentuhan<br />
berbeda saat wanita menjadi pemimpin. Wanita<br />
pemimpin memiliki sifat ganda, baik sifat<br />
feminin dan sekaligus kekuatan ketegasan serta<br />
ketegaran. Dengan demikian kepemimpinan<br />
tidak menjadi milik kaum pria, wanita juga<br />
memiliki peluang yang sama sesuai kondisi dan<br />
situasi organisasi masing-masing.<br />
Di OJK, wanita dan pria mendapat kesempatan<br />
yang sama dan seimbang untuk menjadi<br />
pemimpin. Hal tersebut dapat dilihat dari<br />
jumlah Anggota Dewan Komisioner (ADK)<br />
wanita yang berjumlah 3 orang dari total 9<br />
ADK OJK. Para ADK tersebut selama ini telah<br />
memberi warna terhadap pasar modal, edukasi<br />
dan perlindungan konsumen, manajemen<br />
resiko dan governance di OJK. Selain itu, kita<br />
juga bisa melihat bahwa jumlah wanita yang<br />
menduduki peranan penting dan strategis di<br />
OJK juga cukup banyak. Dimulai dari adanya 4<br />
wanita dari total 12 Deputi Komisioner, 12<br />
wanita dari total 67 Kepala Departemen, serta<br />
31 wanita dari total 112 Direktur. Dari data ini<br />
tampak bahwa OJK memberikan peluang yang<br />
sama terhadap wanita untuk memegang<br />
peranan penting dan menjadi pemimpin.<br />
Eksistensi OJK kedepannya tentu menjadi<br />
tanggung jawab semua Insan OJK, namun kita<br />
bisa lebih spesifik melihat bagaimana peranan<br />
wanita yang akan menjadi calon pimpinan OJK<br />
nantinya. Dari data terdapat 1.311 Insan OJK<br />
wanita yang berada di bawah usia 40 tahun,<br />
dimana usia ini dianggap sebagai usia produktif<br />
dan calon pimpinan OJK di masa yang akan<br />
datang.<br />
Dari keseluruhan jumlah itu, terdapat 325 orang<br />
wanita yang sudah menduduki posisi Kepala<br />
Sub Bagian hingga Deputi Direktur. Dengan<br />
adanya fakta ini, mengingatkan kita semua<br />
bahwa keberhasilan OJK berada di tangan<br />
para generasi muda. Sehingga diharapkan<br />
agar semua insan OJK, khususnya wanita,<br />
turut berperan dalam memajukan OJK dengan<br />
menggali potensi dan kualitas yang ada di diri<br />
masing-masing.<br />
Pembangunan kultur melalui program perubahan<br />
dan budaya Satuan Kerja di OJK juga tidak<br />
terlepas dari sentuhan wanita. Tercatat 25<br />
dari total 66 Change Partner adalah wanita.<br />
Sementara itu, jumlah Change Agent sebagian<br />
besar juga wanita. Dari mereka program<br />
perubahan dan budaya kerja Satker bisa lahir dan<br />
bergulir sesuai harapan. Mereka<br />
sedang menulis sejarah<br />
atas partisipasinya<br />
untuk menjadikan OJK<br />
institusi yang memiliki<br />
program kultur dan<br />
perubahan terbaik.<br />
Dengan demikian<br />
dalam hal<br />
kepemimpinan<br />
dan melakukan<br />
perubahan,<br />
wanita memiliki<br />
peranan<br />
yang tidak<br />
kalah penting<br />
dibandingkan<br />
pria. Untuk<br />
itu, Insan OJK<br />
wanita harus<br />
memperlihatkan<br />
kualitas diri<br />
dan kinerja yang<br />
maksimal, agar<br />
memiliki kesempatan<br />
untuk bersaing<br />
menduduki posisi<br />
strategis dan penting di<br />
OJK. Kini saatnya para<br />
wanita terus berkarya, maju,<br />
dan memiliki peran penting<br />
dalam kepemimpinan.<br />
Salam Inpresiv! [RUDI S.<br />
SUSETYO dan AMANDA D.]<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
17
SOBAT<br />
Kartini Gen-Y<br />
Punya OJK<br />
Bagi Cherry alangkah indahnya apabila semangat dan energi positif<br />
mampu memberi perubahan signifikan. Gelombang perubahan yang<br />
bermuara pada output lebih baik dan semua fungsi dalam tim dapat<br />
berjalan optimal.<br />
Dalam Heroic Leadership,<br />
Chris Lowney kurang lebih<br />
mengemukakan bahwa hal<br />
esensial dari leadership adalah<br />
bagaimana masing-masing dari<br />
kita mampu memimpin diri<br />
sendiri. Bagaimana kita mengatasi<br />
kegamangan, kemalasan, egoisme dan<br />
hal-hal yang meruntuhkan kakikat<br />
kemanusiaan. Tanpa melakukan<br />
perubahan mendasar itu siapapun akan<br />
sulit untuk mempimpin dan menularkan<br />
perubahan kepada orang lain.<br />
Apa yang digarisbawahi Lowney,<br />
nampak paralel dengan pengalaman<br />
Kepala Subbagian Pemeriksaan<br />
Transaksi dan Lembaga Efek III,<br />
Departemen Pasar Modal 1B Bagian<br />
Pemeriksaan Transaksi dan Lembaga<br />
Efek, Cherry Riandiana dalam<br />
memberikan semangat dan energi<br />
positif di Satkernya. ‘’Proses kreatif<br />
itu dimulai dari diri sendiri dan<br />
berkembang menjadi kebiasaan seharihari<br />
tanpa saya sadari, tetapi apa<br />
yang saya lakukan sehari-hari ternyata<br />
diperhatikan oleh rekan-rekan di<br />
Satker,’’ katanya.<br />
Menurut penghobi aktivitas olah<br />
raga dan membaca ini, proses kreatif<br />
tersebut terjadi secara alami. Ia selalu<br />
bertindak positif dengan memberikan<br />
respon yang baik terhadap lingkungan,<br />
terkait pekerjaan maupun hal lainnya.<br />
Contoh sederhana ketika hendak<br />
menularkan energi positif dalam hal<br />
berpakaian, maka ia berusaha untuk<br />
berpakaian lebih rapi terlebih dahulu.<br />
‘’Biarkan orang lain melihat keseharian<br />
saya tanpa perlu mengajak secara<br />
langsung untuk ikut berpakaian rapi,’’<br />
ujarnya.<br />
Menjaga Work Life Balance<br />
Soal me-manage pekerjaan, ada<br />
resep sederhana yang jadi pegangan<br />
lulusan Universitas Padjadjaran<br />
Jurusan Akuntansi itu, yakni<br />
dengan tidak membeda-bedakan<br />
pekerjaan. ‘’Karena, bagaimana<br />
kita bisa menyelesaikan yang besar<br />
jika yang kecil saja disepelekan,’’<br />
katanya. Pekerjaan apapun, baik yang<br />
merupakan tupoksi maupun yang adhoc,<br />
semua harus dikerjakan dengan<br />
baik.<br />
Disamping itu diperlukan pembagian<br />
waktu agar semua pekerjaan bisa<br />
selesai dengan baik dan tepat waktu.<br />
Tentunya fisik dan mental prima<br />
dibutuhkan untuk menyelesaikan<br />
seabrek tugas pekerjaan yang datang.<br />
Untuk menjaga kebugaran tubuh,<br />
Cherry memilih rutin berolahraga.<br />
Minimal ikut olah raga yang dihelat<br />
oleh OJK seperti senam zumba dan<br />
yoga.<br />
Baginya menjaga work life balance<br />
sangatlah penting. Karena memutuskan<br />
tetap bekerja semata-mata juga untuk<br />
keluarga, maka perhatian kepada<br />
keluarga maupun pekerjaan harus<br />
seimbang. Oleh sebab itu, ia berusaha<br />
untuk bekerja seefisien mungkin.<br />
Dengan pulang tepat waktu, maka<br />
kebersamaan dengan keluarga tidak<br />
terganggu.<br />
Menjadi Lebih Baik dari Dirinya<br />
yang Kemarin<br />
Demikian juga dalam bekerjaan, Cherry<br />
berusaha untuk memberikan respon<br />
dan bantuan yang cepat pada teman<br />
yang membutuhkan. Urusan berbagi<br />
ilmu dan pengalaman pun seperti aliran<br />
air dari sumber mata air yang tidak<br />
pernah kering.<br />
‘’Jika ada ilmu baru, dengan senang<br />
hati saya akan knowledge sharing<br />
dengan rekan Satker,’’ imbuhnya.<br />
Apalagi di OJK, bekerja di dalam tim<br />
adalah sebuah keharusan. Oleh karena<br />
itu, ia melakukan pekerjaan sebaik<br />
mungkin, bukan untuk menjadi lebih<br />
baik dari Insan OJK yang lain, namun<br />
menjadi lebih baik dari dirinya yang<br />
kemarin.<br />
Hakikat bekerja menurut Cherry<br />
bukanlah bersaing dengan rekan<br />
kerja, karena sebenarnya rezeki itu<br />
sudah ada yang mengatur. Demikian<br />
juga soal berbagi ilmu, karena<br />
sebaik-baiknya manusia adalah yang<br />
bermanfaat bagi lingkungannya. ‘’Jadi<br />
saya selalu menerapkan mari maju<br />
bersama, dan mari saling membantu<br />
untuk keberhasilan bersama, untuk<br />
lingkungan kerja yang lebih nyaman<br />
dan lebih baik,’’ bebernya.<br />
Kemudian terkait keberhasilan suatu<br />
Satker menuntaskan target bersama,<br />
menurut Cherry kuncinya ada pada<br />
komunikasi yang efektif antar sesama<br />
anggota Satker, peran pimpinan, serta<br />
transparansi atas semua kegiatan<br />
Satker. Pimpinan menyayangi bawahan.<br />
Bawahan menghargai atasan.<br />
Pimpinan tidak menyalahkan pekerjaan<br />
bawahan, tetapi mempertajam hasil<br />
dari pekerjaan sehingga tercipta sinergi<br />
positif. ‘’Komunikasi yang efektif juga<br />
bukan selalu terkait dengan banyaknya<br />
bicara, tetapi lebih kepada kemampuan<br />
kita dalam mendengarkan,’’<br />
pungkasnya. [LYDIA FABIOLA MANURUNG]<br />
18 INTEGRASI OJK
TOKOH<br />
Fun<br />
Fearless<br />
Female<br />
Fira Basuki<br />
T<br />
- idak banyak orang yang mampu mengatasi<br />
permasalahan hidup dengan meningkatkan<br />
produktivitas. Namun Pemimpin Redaksi <strong>Majalah</strong><br />
Cosmopolitan Indonesia yang juga merupakan penulis<br />
dan pelukis ini mampu melakukannya dengan baik. Fun<br />
fearless female sesungguhnya.<br />
Fira Basuki membuktikan bahwa inspirasi bisa datang<br />
kapan dan dimana saja. Kisah percintaan dengan suami,<br />
mendiang Hafez Agung Baskoro, dia tuangkan ke dalam<br />
sebuah film layar lebar berjudul ‘’Cinta Selamanya’’.<br />
Menikah pada 25 November 2011, empat bulan kemudian<br />
yaitu pada 14 Maret 2012, dia harus merelakan sang<br />
suami meninggal akibat serangan jantung. Dalam kondisi<br />
hamil trisemester pertama, Fira tabah menghadapi<br />
musibah yang menimpanya.<br />
“Saya bangkit karena belum sebulan setelah kepergian<br />
almarhum suami saya sudah dihadapkan dengan tugas<br />
kantor yang mengharuskan saya pergi ke Madrid untuk<br />
acara Cosmic (pertemuan seluruh editor dan tim bisnis<br />
Cosmopolitan seluruh dunia) yang tidak bisa diwakilkan.<br />
Saya pikir, saya sedih pun dunia akan terus berputar<br />
tanpa saya. Jadi mending saya menjadi bagian dari dunia.<br />
Menulis buku jadi terapi penyembuhan kesedihan saya,<br />
dalam hal ini buku memoar Fira dan Hafez,” tutur Ibu dua<br />
anak ini.<br />
Memacu Karir<br />
Sebelum menuangkan kisah cintanya ke film, rekam<br />
jejak Fira di dunia sastra Indonesia tidak bisa dipandang<br />
sebelah mata. Lebih dari 25 buku berhasil ia tulis dengan<br />
apik.<br />
Jika orang kebanyakan menghindari pekerjaan ketika<br />
sedang stres, tidak demikian dengan wanita lulusan<br />
Pittsburgh State University, Amerika Serikat ini.<br />
Setelah menghabiskan waktu berjam-jam di kantor,<br />
sesampainya di rumah, ia masih kembali menulis.<br />
Baginya menulis adalah kebutuhan. Sama seperti<br />
makan, minum bahkan bernapas, jika tidak menulis ia<br />
akan blingsatan. Wanita vegetarian ini menambahkan,<br />
kebiasaan membaca dan menulis dapat membuat orang<br />
awet muda dan tidak pikun.<br />
Bagaimana dengan keberhasilannya sebagai pemimpin<br />
di tempat kerja. "Wanita sering terbawa perasaan,<br />
sebagai pemimpin kita harus tetap objektif. Wanita<br />
seringkali menggiring opini, jadi kita harus berpikiran<br />
jernih, jangan sampai terbawa perasaan. Harus<br />
membuka wawasan, tetap bijaksana, dan tegas,"<br />
katanya, saat berbagi suka duka dalam memimpin<br />
karyawan yang mayoritas wanita. Namun demikian<br />
ada sisi positifnya memimpin banyak wanita. Fira<br />
mengatakan bahwa karyawan wanita memiliki<br />
kemampuan melakukan banyak tugas dalam satu<br />
waktu atau multi tasking dengan baik.<br />
Cinta Sejati Tetap Abadi<br />
Perjalanan hidup masih panjang. Bagaimana<br />
menghadapinya. “Hidup itu harus berjalan maju.<br />
Fokus saya sekarang ialah anak-anak, keluarga dan<br />
pekerjaan. Saya bersyukur pernah merasakan apa<br />
itu cinta sejati, dan tugas saya adalah membuatnya<br />
bagaimana bisa tetap abadi,” tutup Fira.<br />
Semangat dan caranya menjalani hidup benar-benar<br />
menginspirasi dan mendukung terjadinya perubahan ke<br />
arah yang lebih baik. [PARAMITA AGUSTINA]<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
19
KILAS<br />
Inklusi<br />
Keuangan<br />
OJK:<br />
Sinergi Aksi untuk Ekonomi<br />
Rakyat’ merupakan tagline yang<br />
diusung Kementerian Koordinator<br />
Bidang Perekonomian (Kemenko<br />
Perekonomian), Otoritas Jasa Keuangan<br />
(OJK) bersama dengan kementerian<br />
terkait lainnya dan diresmikan oleh<br />
Presiden Republik Indonesia Joko<br />
Widodo pada 11 <strong>April</strong> <strong>2016</strong> di Sub<br />
Terminal Agrobisnis Bawang Merah<br />
Kecamatan Larangan, Kabupaten<br />
Brebes, Jawa Tengah.<br />
Program ini diharapkan dapat<br />
mengatasi kemiskinan dan kesenjangan<br />
yang disebabkan oleh beragam<br />
persoalan yang selama ini terjadi. Di<br />
sektor pertanian beberapa persoalan<br />
yang mencuat antara lain: lahan tidak<br />
bersertifikat sehingga petani tidak<br />
memiliki agunanan, akses lembaga jasa<br />
keuangan terbatas, peralatan pertanian<br />
tidak memadai, dan informasi harga<br />
1<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
pasar terbatas. Permasalahan lainnya<br />
adalah rantai distribusi pertanian<br />
yang didominasi oleh tengkulak, serta<br />
jaringan logistik yang terbatas seperti<br />
gudang dan pasar, juga merupakan<br />
permasalahan yang perlu diatasi<br />
melalui program Sinergi Aksi untuk<br />
Ekonomi Rakyat.<br />
Dalam peresmian program ini,<br />
kementerian, lembaga, dan industri<br />
keuangan bersinergi untuk melakukan<br />
pembenahan melalui berbagai program<br />
terpadu. Diantaranya, pemberian<br />
sertifikat tanah kepada para petani,<br />
sehingga mereka dapat menjadikannya<br />
sebagai agunan dalam mendapatkan<br />
akses pembiayaan dari Lembaga Jasa<br />
Keuangan (LJK). Dengan cara ini maka<br />
petani bisa mendapatkan modal yang<br />
dapat dipakai untuk meningkatkan<br />
produktivitas hasil panen. Disamping<br />
itu, penyediaan sarana pemasaran<br />
dalam bentuk e-commerce yang<br />
Penguatan infrastruktur melalui pembentukan Tim Percepatan Akses<br />
Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Brebes,<br />
Kabupaten Tegal, Kabupaten Batang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten<br />
Pekalongan dan Kota Pekalongan.<br />
Penyerahan akad kredit/pembiayaan kepada petani melalui program<br />
Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Jangkau, Sinergi, dan Guideline<br />
(JARING), Program Mitra 25 Bank Jateng dan Pembiayaan mikro<br />
produktif pertanian.<br />
Agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan<br />
Inklusif (Laku Pandai) di Brebes<br />
Aktivasi Simpanan Pelajar (SimPel) BPD Jawa Tengah, dengan<br />
penyerahan tabungan Simpel kepada siswa anak petani bawang dan<br />
pelaku UMKM<br />
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Ternak Sapi<br />
(AUTS) bagi petani dan peternak<br />
difasilitasi oleh pemerintah dapat<br />
pula membantu para petani dalam<br />
mendistribusikan hasil panen kepada<br />
konsumen.<br />
Dalam mendukung Sinergi Aksi untuk<br />
Ekonomi Rakyat, program inklusi<br />
keuangan yang dilakukan oleh OJK<br />
bersama dengan LJK dikelompokan<br />
menjadi tiga inisiatif utama, yaitu:<br />
penguatan infrastruktur, pembiayaan<br />
mikro dan perluasan akses keuangan,<br />
dengan rincian sebagai berikut.<br />
Kabupaten Brebes dipilih menjadi<br />
desa percontohan karena merupakan<br />
salah satu sentra produksi bawang<br />
dan memiliki kontribusi cukup besar<br />
pada inflasi. Namun hal tersebut tidak<br />
sejalan dengan fakta di lapangan<br />
yang menunjukkan kesejahteraan para<br />
petani bawang yang masih rendah.<br />
Berbagai program inklusi keuangan<br />
yang diinisiasi dan dilakukan oleh OJK<br />
bersama dengan industri keuangan<br />
tersebut merupakan upaya dalam<br />
mendekatkan akses layanan keuangan<br />
terhadap masyarakat pedesaan<br />
yang dapat menumbuh kembangkan<br />
ekonomi kerakyatan.<br />
Selain itu, ketersediaan layanan jasa<br />
keuangan khususnya yang berskala<br />
mikro diharapkan akan membantu<br />
masyarakat ekonomi menengah<br />
bawah dalam meningkatkan kualitas<br />
hidupnya. Mereka dapat pemanfaatan<br />
produk keuangan seperti kredit<br />
usaha berskala mikro atau tabungan<br />
untuk berinvestasi dalam bentuk aset<br />
produktif.<br />
[EKO ARIANTORO - KONTRIBUTOR EPK]<br />
20 INTEGRASI OJK
Suara<br />
Stakeholders<br />
Menjadikan<br />
OJK Lebih Baik<br />
Artikel berjudul “Otoritas Yang<br />
Melayani” pada <strong>Majalah</strong><br />
<strong>Integrasi</strong> edisi 13 mengangkat<br />
issue bahwa otoritas keuangan Inggris,<br />
FCA (Financial Conduct Authority),<br />
telah melakukan penilaian terhadap<br />
pelayanan yang diberikan FCA kepada<br />
stakeholders. Hasilnya adalah 64 jenis<br />
layanan atau 90% nya telah memenuhi<br />
standar minimum. Bagaimana dengan<br />
di OJK?<br />
Sejak 2014, OJK telah mengukur<br />
tingkat kepuasan stakeholders<br />
terhadap kinerjanya melalui Survei<br />
Persepsi Kinerja (Survei) kepada<br />
stakeholders. Selanjutnya, tahun 20<strong>15</strong><br />
sebagaimana telah dilakukan ditahun<br />
sebelumnya OJK juga melakukan<br />
Survei serupa kepada stakeholders<br />
OJK dengan total responden yang<br />
berjumlah 1.327 yang tersebar di<br />
seluruh kota wilayah kerja Kantor<br />
Regional dan Kantor OJK.<br />
Responden survei terdiri dari (i) 470<br />
responden Lembaga Jasa Keuangan<br />
(Perbankan, Pasar Modal dan<br />
Industri Keuangan Non-Bank); (ii)<br />
166 responden Influencer (Media,<br />
Akademisi, Pengamat Ekonomi dan<br />
SKALA INDEKS: 1-6<br />
Asosiasi); (iii) 38 responden Policy<br />
Maker (Pemerintah Daerah, Instansi<br />
Pemerintah dan DPRD); (iv) 351<br />
responden konsumen Lembaga Jasa<br />
Keuangan yang belum dan sudah<br />
menerima edukasi/sosialisasi dari<br />
OJK; dan (v) 302 responden konsumen<br />
pengguna Financial Customer Care<br />
(FCC).<br />
Survei dilakukan oleh konsultan<br />
independen dengan metodologi face<br />
to face interview-purposive sampling<br />
dan difokuskan pada beberapa aspek<br />
utama, yaitu: (1) tingkat kepuasan<br />
terhadap pengaturan, (2) tingkat<br />
kepuasan terhadap pengawasan, (3)<br />
tingkat kepuasan terhadap pelayanan<br />
perizinan, (4) tingkat kepuasan<br />
stakeholders terhadap pelaksanaan<br />
program edukasi yang dilakukan oleh<br />
OJK, (5) tingkat kejelasan konsumen<br />
terhadap informasi yang disampaikan<br />
oleh petugas melalui layanan<br />
konsumen OJK 500 655.<br />
Secara umum nilai hasil survei persepsi<br />
kinerja OJK 20<strong>15</strong> adalah baik dengan<br />
indeks 4.42 (baik) dari skala 1-6 (1=<br />
sangat tidak baik; 6=sangat baik)<br />
dengan Margin Of<br />
Error (MoE) 3.06%.<br />
Nilai ini sedikit<br />
lebih baik<br />
dibandingkan<br />
nilai survei<br />
serupa pada<br />
2014 yaitu<br />
4.32 (baik).<br />
Berdasarkan<br />
hasil survei, tingkat<br />
KILAS<br />
kepuasan terhadap pengaturan<br />
memperoleh nilai terendah disusul<br />
dengan tingkat kepuasan pada aspek<br />
perizinan.<br />
Saran/rekomendasi tersebut merupakan<br />
masukan berharga bagi OJK untuk<br />
memperbaiki kinerjanya dalam hal<br />
layanan kepada stakeholders. Hal<br />
ini sejalan dengan program budaya<br />
OJK tahun ini yang mengangkat<br />
tema “Service Excellence”. Untuk<br />
tahun ini dan dimasa mendatang<br />
diharapkan kepedulian Insan OJK<br />
menjadi lebih baik untuk mendukung<br />
kualitas pelayanan di Kantor Pusat<br />
maupun di seluruh Kantor Regional<br />
dan Kantor OJK sehingga kepuasan<br />
stakeholders terhadap pengaturan,<br />
pengawasan, perizinan serta pelayanan<br />
lainnya dapat terus meningkat dan<br />
dipertahankan konsistensinya.<br />
[ARINENGWANG G. G. R - DIREKTORAT PERENCANAAN STRATEGIS]<br />
Secara umum nilai hasil<br />
survei persepsi kinerja OJK<br />
20<strong>15</strong> adalah baik dengan<br />
indeks 4.42 (baik) dari<br />
skala 1-6<br />
ASPEK UTAMA<br />
INDEKS<br />
AREA YANG MEMERLUKAN PERBAIKAN<br />
Pengaturan<br />
Pengawasan<br />
Pelayanan Perizinan<br />
Pelaksanaan edukasi dan<br />
sosialisasi<br />
Aspek durasi pelaksanaan<br />
program edukasi (sesi diskusi<br />
dan tanya jawab)<br />
4.29<br />
4.49<br />
4.46<br />
4.73<br />
4.20<br />
Aspek sosialisasi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan stakeholders<br />
Aspek ketepatan waktu dalam sosialisasi peraturan (setelah peraturan<br />
diterbitkan)<br />
Aspek kemudahan dalam mengimplementasikan produk hukum OJK<br />
Aspek penerapan sistem pelaporan yang user friendly<br />
Aspek komunikasi dalam on-site monitoring<br />
Aspek kecepatan waktu pelayanan sesuai dengan Service Level Agreement<br />
(SLA)<br />
Aspek kemudahan dalam mengetahui progress perizinan yang<br />
disampaikan (tracking)<br />
Aspek durasi pelaksanaan program edukasi (sesi diskusi dan tanya jawab)<br />
Aspek kecepatan/tanggapan petugas dalam memberikan informasi<br />
Aspek pengetahuan/pemahaman petugas dalam memberikan informasi<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
21
KILAS<br />
Cyber Security untuk Layanan<br />
Berbasis Teknologi Informasi<br />
Serangan nuklir dapat dilakukan<br />
dengan hanya menekan tombol<br />
“enter”. Demikian juga jebolnya<br />
bendungan, kekacauan sistem<br />
transportasi, dan keruwetan transaksi<br />
keuangan, dapat dilakukan dari jarak<br />
jauh dan anonymous melalui peretasan<br />
teknologi informasi (TI).<br />
Video dramatis yang menggambarkan<br />
rentannya TI disajikan mengawali<br />
acara Governance, Risk Management &<br />
Compliance (GRC) Forum <strong>2016</strong>. Acara<br />
yang digelar hari Selasa 29 Maret<br />
<strong>2016</strong> oleh Audit Internal, Manajemen<br />
Risiko dan Pengendalian Kualitas<br />
(AIMRPK) tersebut mengambil tema<br />
”Cyber Security: Opportunities and<br />
Challenges”.<br />
Hasil survei terbaru yang dipaparkan<br />
PricewaterhouseCoopers menunjukkan<br />
bahwa di tahun 20<strong>15</strong>, cyber attack<br />
naik sekitar 59 juta atau naik 38%<br />
dibandingkan tahun 2014. Artinya ada<br />
160 ribu cyber attack setiap hari.<br />
“Sistem keamanan TI kadang terlihat<br />
kokoh, padahal bisa jadi rapuh,”<br />
kata Gildas Arvin, narasumber dari<br />
Desk Ketahanan dan Keamanan<br />
Informasi Cyber Nasional Kementerian<br />
Polhukam. Gildas menyarankan untuk<br />
mengintegrasikan pilar-pilar cyber<br />
security di Indonesia yakni integrasi<br />
strategi nasional, kemampuan<br />
ketahanan dan keamanan, pengelolaan<br />
insiden, dan budaya.<br />
Sementara itu, data yang dikemukakan<br />
narasumber dari Polri menunjukkan<br />
dari 2.522 kasus tindak pidana tahun<br />
20<strong>15</strong>, ada 53% atau 1.349 kasus<br />
berupa cyber crime. Kasusnya berupa<br />
web fraud, e-mail fraud, sms fraud,<br />
dan kejahatan kartu kredit. Lima<br />
kasus yang utama berupa penyebaran<br />
malware, network intrusion (hacking),<br />
cyber related crime (money laundering),<br />
cybercrime as a service, dan cybercrime<br />
attacking centers of service.<br />
Dalam diskusi mengemuka bahwa<br />
meskipun pelayanan cyber memberikan<br />
banyak kemudahan dan peluang<br />
pertumbuhan di industri jasa keuangan,<br />
akan tetapi lembaga jasa keuangan<br />
(LJK) harus memberikan jaminan<br />
keamanan yang tinggi, baik untuk<br />
internal perusahaan maupun kepada<br />
nasabah yang mengaksesnya.<br />
Ketua Dewan Audit merangkap<br />
Anggota Dewan Komisioner OJK, Ilya<br />
Avianti, mengatakan bahwa GRC<br />
Forum bertujuan untuk meningkatkan<br />
kesiapan profesi governance dalam<br />
mengantisipasi perkembangan bisnis di<br />
era cyber. Mengamati perkembangan<br />
pelayanan berbasis cyber, perlu adanya<br />
fasilitas yang diberikan industri jasa<br />
keuangan bagi perkembangan bisnis<br />
berbasis teknologi. Hal ini juga untuk<br />
mempermudah layanan jasa keuangan<br />
kepada setiap nasabah.<br />
“OJK sebagai regulator harus mampu<br />
memberikan keyakinan kepada<br />
stakeholders, masyarakat luas,<br />
bahwa industri jasa keuangan berada<br />
dalam mekanisme pengaturan dan<br />
pengawasan yang kredibel, yang<br />
dijalankan oleh institusi yang dapat<br />
diandalkan dalam menyikapi cepatnya<br />
perubahan lingkungan industri jasa<br />
keuangan,” kata Ilya.<br />
Acara yang berlangsung sekitar tiga<br />
jam tersebut berlangsung sangat apik<br />
dengan dipandu moderator yang<br />
mampu mempertajam diskusi. Selain<br />
ketiga narasumber di atas, narasumber<br />
lainnya berasal dari Lembaga Sandi<br />
Negara, Kementerian Komunikasi dan<br />
Informatika, Microsoft Indonesia, dan<br />
Bursa Efek Indonesia.<br />
Acara GRC Forum merupakan forum<br />
tahunan profesional GRC, meliputi<br />
audit internal, manajemen risiko,<br />
kepatuhan, dan pengendalian kualitas.<br />
Pada hajatan yang dilakukan di<br />
Gedung Menara Merdeka, Jakarta<br />
tersebut dihadiri oleh lebih dari 125<br />
peserta dari internal OJK, asosiasi<br />
profesi bidang asuransi di seluruh<br />
industri, praktisi, penegak hukum,<br />
lembaga pemerintahan, perusahaanperusahaan<br />
di sektor jasa keuangan,<br />
dan akademisi.<br />
Jangan mengunakan password<br />
e-mail atau apapun yang<br />
memiliki akses ke data<br />
penting/rahasia sama dengan<br />
yang dipakai di sosial media<br />
Jangan menempatkan password,<br />
PIN serta data pribadi di inbox<br />
email. Ini untuk menghindari<br />
kebocoran data yang dilakukan<br />
oleh hacker.<br />
22 INTEGRASI OJK<br />
Tips<br />
Menghindari<br />
Kejahatan<br />
Cyber<br />
Jangan membuka atau megunggah situs-situs yang<br />
berpotensi menimbulkan virus di komputer pribadi.<br />
Virus ini dikhawatirkan dapat memanipulasi<br />
tampilan laman internet banking yang seolah-olah<br />
laman tersebut benar-benar berasal dari bank dan<br />
meminta password atau PIN nasabah.<br />
Waspadai phising<br />
e-mail. Kriminal cyber<br />
mendapatkan informasi<br />
rahasia user dengan<br />
menggunakan e-mail<br />
dan situs web yang<br />
menyerupai aslinya atau<br />
resmi. Sebuah studi<br />
menyubutkan hampir 40%<br />
dari pegawai melaporkan/<br />
terbukti membuka email<br />
yang mencurigakan.
KIAT<br />
Teknik Bela Diri<br />
untuk Wanita<br />
Wanita sering dianggap lemah sehingga sering menjadi<br />
sasaran dalam suatu tindak kejahatan. Beberapa<br />
trik di bawah diharapkan membantu wanita<br />
membela diri ketika diserang penjahat.<br />
Tips Tambahan<br />
Walaupun Anda bisa berkelahi, hindari<br />
perkelahian terlebih dahulu dan<br />
berusahalah kabur.<br />
Jangan pernah mau diajak masuk<br />
ke dalam kendaraan karena peluang<br />
selamat akan jauh lebih kecil.<br />
Teriak “TIDAK!”, bukan “TOLONG!”<br />
Serang bagian tubuh berikut agar bisa<br />
melepaskan diri dari penjahat:<br />
1<br />
Kerongkongan<br />
Serang kerongkongan penjahat dengan<br />
tangan Insan OJK (yang membentuk<br />
“V”) atau pencet batang tenggorokan<br />
agar penjahat susah bernafas.<br />
2<br />
Lutut<br />
Jatuhkan penjahat dengan<br />
melumpuhkan lutut penjahat dengan<br />
kaki kita. Insan OJK berpindah<br />
ke sisi kiri. Kemudian kaki kiri<br />
menjadi tumpuan badan, kaki kanan<br />
menendang lutut penjahat dari<br />
samping. Tendang dengan sekuat<br />
tenaga dan tendangan dapat dilakukan<br />
berkali-kali.<br />
3<br />
Kemaluan<br />
Tendang atau pukul kemaluan<br />
penjahat. Serangan ke arah bawah<br />
bagian tubuh lebih susah untuk<br />
dihindari dibandingkan dengan<br />
serangan yang terlihat depan mata<br />
penjahat. Serangan ini cukup memberi<br />
waktu Insan OJK untuk kabur.<br />
4<br />
Muka (hidung dan mata)<br />
Tulang hidung tipis sehingga gampang<br />
dipatahkan. Bagian mata dapat<br />
diserang sehingga penjahat kehilangan<br />
penglihatan untuk sementara dan<br />
memberikan kesempatan bagi Insan<br />
OJK untuk kabur.<br />
a.<br />
Serangan dengan<br />
telapak tangan<br />
Serang hidung dari arah bawah<br />
dengan bagian bawah telapak tangan<br />
dengan kuat dan cepat.<br />
b.<br />
Serangan dengan<br />
kepalan tangan<br />
Kepalkan tangan Insan OJK kemudian<br />
pukul dengan keras hidung dengan<br />
menggunakan bagian bawah dari<br />
kepalan tangan.<br />
c.<br />
Serangan dengan<br />
ibu jari<br />
Kepalkan tangan Insan OJK kemudian<br />
pukul dengan keras hidung dengan<br />
menggunakan bagian bawah dari<br />
kepalan tangan. [MIKA HALPIN HASANAH]<br />
Sumber:<br />
http://newspagedesigner.org/photo/self-defense-news-illustrated<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
23
KUMPUL<br />
Oase Spiritual<br />
Komunitas<br />
BBQ OJK<br />
Kini konsep intelegensi spiritual<br />
(SQ) tidak hanya mencakup<br />
hubungan vertikal dengan Tuhan,<br />
tetapi juga hubungan horizontal<br />
terhadap sesama makhluk Tuhan. Lalu<br />
apa relevansi dengan dunia organisasi?<br />
Dunia organisasi kini tengah<br />
menegakkan etika dan tata kelola<br />
perusahaan yang baik. Dengan adanya<br />
orang-orang berintelegensi spiritual<br />
yang tinggi, maka niscaya mereka akan<br />
dapat mengelola organisasi dengan<br />
prinsip nilai etika yang tinggi.<br />
Program Kegiatan Komunitas BBQ OJK<br />
6<br />
Kajian Muslimah Tematik tiap Jumat pada jam<br />
istirahat.<br />
BBQ, setiap Rabu jam 12.00-13.00 WIB dengan<br />
didahului sholat dzuhur berjamaah.<br />
Ada 6 kelas level, mulai level I’dad (persiapan),<br />
level 1 sampai level 5.<br />
Tempat: musholla lantai 6, 8, 11 dan 12<br />
Gedung Sumitro Djojohadikusumo.<br />
Bagaimana dengan OJK? Ternyata di<br />
lembaga yang terbilang masih muda<br />
ini sudah lahir Komunitas Pengajian<br />
Muslimah. Komunitas ini tentunya<br />
memiliki arti lebih. Menurut Dyah<br />
Mustika, Kepala Bagian Pengembangan<br />
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar<br />
Modal Syariah, pada awalnya kegiatan<br />
pengajian muslimah di gedung Sumitro<br />
Djojohadikusumo hanya berupa Kajian<br />
Muslimah. ‘’Ini merupakan kegiatan<br />
pengajian yang mendatangkan ustazah<br />
dan penceramah dari luar OJK yang<br />
dihelat sebulan sekali,’’ katanya. Kajian<br />
Muslimah mulai ada dari organisasi<br />
terdahulu dan terus berjalan hingga<br />
kini.<br />
Seiring waktu aktivitas bertambah<br />
dengan adanya program memperbaiki<br />
bacaan Al Quran yang disebut Bina<br />
Baca Quran (BBQ). Awalnya BBQ<br />
dilakukan pada bulan Ramadhan. Akan<br />
tetapi beberapa anggota ingin kegiatan<br />
dilakukan secara rutin. Maka sejak<br />
Ramadhan 20<strong>15</strong> hingga kini kegiatan<br />
BBQ dilakukan secara kontinyu.<br />
Penghobi membaca dan menulis ini<br />
bersyukur apa yang dirintisnya bersama<br />
rekan-rekan mendapat dukungan<br />
positif dan arahan dari Direktur Pasar<br />
Modal Syariah, Fadilah Kartikasasi.<br />
‘’Kini sudah 100 Insan OJK yang<br />
bergabung dalam kegiatan BBQ,’’<br />
katanya.<br />
24 INTEGRASI OJK<br />
Manfaat yang Dipetik Peserta<br />
Memperdalam dan meningkatkan<br />
kualitas spiritual Insan muslimah OJK.<br />
Meningkatkan pemahaman keislaman.<br />
Memperbaiki bacaan Al Qur’an dan<br />
kedepan membentuk komunitas<br />
penghafal Al Qur’an OJK.<br />
Menjalin silaturahmi antar Satker<br />
Insan muslimah OJK, menambah<br />
relasi sesama insan muslimah dan<br />
membina hubungan lebih baik serta<br />
memperlancar pekerjaan.<br />
Komunitas BBQ menjadi oase spiritual<br />
di tengah kesibukan dan beban tugas<br />
kantor, serta urusan keluarga pada<br />
akhir pekan.<br />
Meraih keseimbangan hidup atau<br />
work-life balance, sehingga dapat<br />
berkontribusi di tempat kerja dengan<br />
penuh tanggung jawab dan menjunjung<br />
etika perilaku yang baik.<br />
Kegiatan komunitas<br />
terus berkembang,<br />
khususnya peminat<br />
Bina Baca Qur’an.<br />
Awalnya yang aktif<br />
sekitar 50 orang.<br />
Nah, peserta yang<br />
merasakan manfaat<br />
dari BBQ dengan<br />
kreatif menggaet<br />
peserta baru<br />
melalui member<br />
get member. Ketika<br />
Februari lalu pendaftaran peserta BBQ<br />
angkatan II dibuka, peserta langsung<br />
berlipat menjadi lebih dari 100<br />
orang. Kini, selain di Gedung Sumitro<br />
Djojohadikusumo, kegiatan BBQ juga<br />
diadakan di Menara Merdeka.<br />
Selain itu, koordinator juga membuat<br />
grup whatsapp sebagai sarana<br />
informasi kegiatan dan agenda non<br />
rutin. Misalnya informasi pelajaran<br />
tambahan bagi yang berhalangan<br />
karena ada tugas kantor. Saat ini<br />
kegiatan berjalan atas keikhlasan dan<br />
swadana dari peserta. ‘’Atau dari kita<br />
untuk kita,’’ ujar Dyah. Kontribusi<br />
untuk setiap peserta adalah Rp 100<br />
ribu untuk 4 kali pertemuan belajar<br />
Al Quran. Dana yang terkumpul untuk<br />
snack dan pengajar. [AYU WIDIA KEMALA]
MINAT<br />
Kucing merupakan<br />
hewan peliharaan<br />
terpopuler di<br />
dunia. Dari temuan<br />
arkeologis, sudah sejak<br />
6 ribu tahun SM hewan<br />
karnivora bernama latin Felis<br />
catus ini berbaur dan menjadi<br />
sahabat manusia. Kini kucing makin<br />
digemari karena maraknya kucing<br />
trah atau galur murni seperti persia,<br />
siam, mank, anggora, sphinx dan<br />
blasterannya.<br />
Bagi beberapa Insan OJK, kucing<br />
tidak asing lagi karena sejak<br />
duduk dibangku sekolah dasar<br />
mereka sudah memeliharanya.<br />
Direktur Pengembangan<br />
Organisasi (DPOG) Departemen<br />
Organisasi dan SDM<br />
(DOSM) Siswani Wisudati<br />
misalnya, bahkan pernah<br />
memelihara kucing lokal<br />
sampai 22 ekor. Namun,<br />
begitu menikah ia<br />
berhenti memelihara<br />
kucing. ‘’Baru tahun 2007 mulai lagi<br />
setelah ada izin dari suami,’’ katanya.<br />
Sayang, kucing lokal jantan itu<br />
meninggal di usia 7 tahun pada 2014,<br />
karena sakit gagal ginjal. Tahun 20<strong>15</strong>,<br />
ia memelihara anak kucing blasteran<br />
anggora-lokal bernama Neko, yang<br />
kini berusia 10 bulan. Bagi Dati,<br />
hewan peliharaan seperti kucing bisa<br />
menjadi hiburan dan stress release<br />
ketika lelah atau stress. ‘’Kemampuan<br />
berinteraksinya tinggi,’’ ujarnya.<br />
Menurutnya, kucing menjadi pilihan<br />
peliharaannya, karena hewan ini salah<br />
satu kesayangan Nabi Muhammad<br />
SAW. Selain itu, karakter kucing seperti<br />
setia, tulus, aktif, menggemaskan dan<br />
pintar menjadi alasannya memilih<br />
kucing. Lulusan bidang arsitektur<br />
dan manajemen ini juga pernah<br />
memelihara hewan lain, seperti burung<br />
lovebird dan ikan di akuarium. Namun<br />
karena hakikat binatang itu di alam<br />
bebas, maka ia memilih untuk tidak<br />
memeliharanya.<br />
Pengalaman senada juga dialami<br />
Kepala Bagian Pelaksanaan<br />
Pengembangan SDM Direktorat<br />
Learning Center Departemen<br />
Learning dan Assessment Center<br />
Siswani<br />
Bersahabat dengan<br />
Neko, Alladin<br />
& Belle<br />
Gunarsih Dwarachandra. Sejak SD,<br />
di rumahnya sudah ada belasan<br />
ekor kucing. Orang tuanya kadang<br />
memungut kucing liar berbulu bagus<br />
untuk dibawa ke rumah dan<br />
dipelihara.<br />
Waktu itu, ia sempat minta<br />
kucing anggora, tapi karena<br />
harganya mahal orang<br />
tua tidak mengijinkan.<br />
‘’Bahkan setelah lulus SMA<br />
tidak boleh lagi memelihara<br />
kucing agar tidak terkena<br />
toksoplasma,’’ kenangnya.<br />
Namun, tahun 2002,<br />
puterinya minta<br />
dibelikan kucing<br />
sebagai hadiah ulang<br />
tahun. ‘’Nampaknya,<br />
kesenangan itu menurun<br />
ke anak-anak saya,’’ katanya.<br />
Dengan izin suami, ia pun mulai<br />
memelihara dua kucing persia yang<br />
diberi nama Alladin dan Belle.<br />
Karena beranak pinak, saat ini<br />
jumlahnya menjadi 11 ekor.<br />
Bagi Asih, kucing merupakan<br />
binatang yang lembut,<br />
menggemaskan, penuh kasih sayang,<br />
bisa digendong, dielus-elus. Kucing<br />
juga bisa diajak berinteraski. Jika<br />
lama tidak disapa atau dielus,<br />
mereka mendatangi dan mencoba<br />
Gunarsih<br />
mencari perhatian untuk<br />
disayang. Selain kucing,<br />
Asih dan keluarga juga<br />
memelihara ikan laut, ikan<br />
tawar dan kura-kura.<br />
‘’Namun kucing tetap<br />
menjadi favorit,<br />
karena ikan tidak<br />
dapat disentuh,’’<br />
ujarnya.<br />
Karena setiap tahun kucingnya<br />
selalu beranak pinak, maka ia<br />
memberikannya kepada pecinta<br />
kucing untuk berbagi kebahagiaan.<br />
‘’Semoga mereka juga menerima<br />
manfaat dari memelihara kucing,’’<br />
pungkasnya. [KARTIKA SARI]<br />
Berbagai Manfaat<br />
Memelihara Kucing<br />
Membantu menghibur diri ketika stress<br />
atau lelah. Stress reliever.<br />
Menjadi ‘teman’ ketika sendirian di<br />
rumah.<br />
Menjadi teman bermain bersama anakanak.<br />
Bisa menjadi media mendidik<br />
anak-anak untuk kedisiplinan,<br />
tanggungjawab, kasih sayang pada<br />
makhluk hidup, menumbuhkan sifat<br />
sabar, pemaaf, empati dan penyayang.<br />
Seluk Beluk Memelihara Kucing<br />
Makanan kucing sebaiknya fresh bisa ikan laut, ayam, daging dan susu.<br />
Makanan kemasan untuk selingan.<br />
Agar sehat kucing divaksinasi berkala sesuai usia.<br />
Kucing ras, seperti persia perlu cat litter (pasir) Rp 300 ribu/bulan.<br />
Kesehatan kulit, bulu dan telinga kucing perlu diperhatikan.<br />
Jika kucing kena diare harus dipisahkan agar tidak menulari kucing lain.<br />
Agar bulu tidak rontok, kucing persia pantang gorengan dan ikan asin.<br />
Kucing ras perlu makanan kemasan. Jika berganti merek, maka dicampur<br />
dulu dengan merek lama agar perutnya tidak sakit.<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
25
INTERAKSI<br />
Dear Dewan Redaksi,<br />
Dear Dewan Redaksi,<br />
Saya ingin tanya<br />
perihal aturan jam<br />
kerja khusus bagi<br />
wanita hamil. Apakah<br />
ada ketentuan khusus<br />
pengurangan jam<br />
kerja atau pemberian<br />
dispensasi bagi Insan<br />
OJK yang sedang hamil?<br />
Terima kasih.<br />
Terima kasih atas pertanyaanya,<br />
mengenai dispensasi dan<br />
pengurangan waktu jam kerja<br />
bisa dilihat dalam Surat Edaran<br />
Dewan Komisioner (SEDK)<br />
No. 18/SEDK.02/20<strong>15</strong> tentang<br />
Pelaksanaan Tata Tertib dan<br />
Disiplin Pegawai Otoritas Jasa<br />
Keuangan. Di dalam aturan,<br />
dispensasi waktu kerja bagi<br />
pegawai wanita hamil diberikan<br />
oleh Line Manager pemimpin<br />
Satuan Kerja yang telah menjalani<br />
kehamilan selama 7 (tujuh) bulan<br />
atau lebih dengan dibuktikan<br />
surat keterangan dokter/bidan,<br />
untuk :<br />
1) Bekerja tidak lebih dari 7<br />
(tujuh) jam sehari, tidak termasuk<br />
waktu istirahat dengan catatan<br />
pengurangan jam kerja tersebut<br />
dilakukan pada akhir waktu kerja<br />
2) Tidak melakukan kerja lembur<br />
Firly – DSMS<br />
OJK memiliki halaman<br />
pointer sebagai pusat<br />
informasi internal,<br />
bagaimana caranya kami<br />
bisa menyampaikan berita<br />
atau tulisan untuk dimuat<br />
dalam halaman pointer?<br />
Terima kasih.<br />
Terima kasih atas pertanyaanya.<br />
Mengenai prosedur berita<br />
di pointer (Portal OJK untuk<br />
Informasi Internal) bisa dengan<br />
cara mengajukan nota dinas<br />
yang ditujukkan kepada<br />
Direktur Komunikasi dengan<br />
menyampaikan konten berita<br />
yang akan dimuat. Jika konten<br />
berita memiliki soft file tulisan<br />
atau dokumentasi foto yang<br />
menunjang berita tersebut<br />
juga bisa disampaikan via email<br />
dengan Bapak Bonny Hardi Putra<br />
di bonny.hp@ojk.go.id<br />
Jiwana – PM 1B<br />
Dear Dewan Redaksi,<br />
Saya ingin bertanya, saya<br />
sering mendapatkan email<br />
dari internal OJK yang<br />
berbeda sumber. Ada yang<br />
berasal dari ayo berubah,<br />
Info OJK, info Humas, dan<br />
Pesan Ketua. Apa saja<br />
perbedaannya ya?<br />
Terima kasih<br />
Jika Insan OJK<br />
memiliki pertanyaan/<br />
saran/kritik/ masukan<br />
apapun, boleh<br />
mengirimkan e-mail ke<br />
majalah.integrasi@<br />
ojk.go.id<br />
[M. RICKY CAHYANA]<br />
Terima kasih atas pertanyaanya. Mengenai informasi internal yang di sampaikan melalui<br />
fasilitas e-mail blast, OJK memiliki beberapa akun e-mail yang berbeda, seperti :<br />
Ayo Berubah : Memuat informasi kegiatan program budaya dan transformasi perubahan<br />
di OJK. Selain itu, akun Ayo Berubah juga mendukung publikasi kegiatan komunitas di OJK<br />
Info OJK : Memuat informasi mengenai kabar terbaru OJK (SDM, Keuangan, dan bagian<br />
lainnya)<br />
Info Humas : Memuat informasi kehumasan OJK yang berisikan Press Release dari<br />
kegiatan OJK dengan pihak eskternal<br />
Pesan Ketua : Memuat pesan Ketua Dewan Komisioner OJK yang ditujukkan untuk<br />
seluruh pegawai di lingkungan OJK mengenai berbagai hal sesuai dengan tema yang<br />
disampaikan.<br />
Arief – KOJK Padang<br />
26 INTEGRASI OJK
SEDAP<br />
Jamu Kunyit Asam:<br />
Nikmat Berkhasiat<br />
untuk Wanita!<br />
Ladies, khususnya buat yang tidak doyan jamu, cobain deh jamu ini: jamu kunyit asam. Rasanya enak<br />
dan bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan wanita. Jamu kunyit asam ini merupakan campuran<br />
dari kunyit (Curcuma domestica) dan asam jawa (Tamarindus indica). Dan bagi penggemar jamu, bisa<br />
dicampur dengan sirih atau beras kencur untuk mendapatkan manfaat tambahan yang lain.<br />
Jamu kunyit asam bisa dibuat sendiri lho oleh Insan OJK. Berikut resepnya:<br />
Bahan untuk Membuat Jamu Kunyit Asam:<br />
Kunyit sebanyak 40 gram<br />
Air sebanyak 1,2 liter<br />
Gula aren secukupnya<br />
Asam jawa secukupnya<br />
Es batu<br />
Cara Membuat Jamu Kunyit Asam :<br />
Pertama-tama, cuci kunyit hingga bersih<br />
kemudan iris tipis-tipis. Setelah itu rebus<br />
irisan kunyit dengan menggunakan air.<br />
Tambahkan asam jawa serta gula aren ke<br />
dalam rebusan kunyit. Rebus air hingga<br />
kira-kira tersisa 400 ml.<br />
Jika sudah siap, maka jamu kunyit asam<br />
bisa dihidangkan bersama dengan es batu.<br />
Bisa juga dihidangkan dalam keadaan<br />
hangat. [MIKA HALPIN HASANAH]<br />
Manfaat Jamu Kunyit Asam<br />
Berikut ini beberapa manfaat<br />
jamu kunyit asam untuk tubuh<br />
1 2 3 4 5 6<br />
Mengeluarkan<br />
racun dalam<br />
tubuh<br />
(Detoksifikasi)<br />
Mengurangi<br />
lemak dalam<br />
tubuh<br />
Membersihkan<br />
daerah<br />
kewanitaan<br />
Meringankan<br />
rasa sakit saat<br />
datang bulan<br />
Mengatasi<br />
masalah<br />
datang bulan<br />
yang tidak<br />
teratur<br />
Mengatasi bau<br />
badan<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
27
POTRET<br />
Change Leader<br />
Forum<br />
Photobooth<br />
<strong>Majalah</strong> <strong>Integrasi</strong><br />
dalam Change<br />
Leader Forum<br />
28 INTEGRASI OJK
POTRET<br />
Kemeriahan Hari<br />
Kartini di OJK<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
29
KUPAS<br />
Playing Big:<br />
Practical Wisdom for Women Who<br />
Want to Speak Up, Create, and<br />
Lead<br />
Penulis : Tara Mohr<br />
Tahun terbit : 20<strong>15</strong><br />
Penerbit : Avery<br />
Tara Mohr sudah melakukan banyak<br />
program coaching. Dari pengalaman<br />
itu, dia melihat bahwa banyak wanita<br />
yang “berperan sedikit” dalam hidup<br />
dan karirnya. Hal itu tentunya membuat<br />
mereka frustasi dan ingin “berperan<br />
besar”. Padahal di jaman modern<br />
ini, makin banyak kesempatan yang<br />
dapat diambil oleh para wanita untuk<br />
berperan lebih besar, baik dalam karir<br />
dan kehidupannya.<br />
"Playing Big enables the modern day<br />
woman at ANY age to face her career<br />
and life with a sense of curiosity<br />
and confidence rather than fear and<br />
regret."<br />
—Sarah Brokaw, author of Fortytude<br />
Buku ini menyediakan cara nyata<br />
dan praktikal untuk membantu<br />
wanita mengenai keraguan<br />
dalam diri, mengindentifikasi<br />
“panggilan”, membedakan pujian<br />
dan kritikan, meninggalkan kebiasan<br />
conterproductive, dan memulai<br />
mengambil tindakan berani.<br />
Here's the Plan. Your Practical,<br />
Tactical Guide to Advancing Your<br />
Career During Pregnancy and<br />
Parenthood<br />
Penulis<br />
: Allyson Downey<br />
Tahun terbit : <strong>2016</strong><br />
Penerbit : Seal Press<br />
Bagi banyak wanita di usia 20-an<br />
dan 30-an, tantangan terbesar<br />
yang harus dihadapi adalah dunia<br />
pekerjaan. Wanita yang paling fokus,<br />
percaya diri, dan ambisius dapat<br />
“tergelincir” oleh hal kecil, yakni<br />
memiliki bayi. Sementara saat ini<br />
sudah banyak tempat kerja yang sudah<br />
“ramah keluarga” tetapi wanita masih<br />
terbentur dengan “aturan orangtua.”<br />
Allyson Downey dalam bukunya ini<br />
menawarkan berbagai kemungkinan<br />
bagaimana wanita mampu membangun<br />
karirnya dengan baik selagi<br />
mengandung dan mengasuh anak.<br />
‘’Allyson Downey has written the<br />
definitive playbook for ambitious<br />
women with children. It isn't easy, but<br />
it can be done, and this must-read<br />
guide will teach you how to do it."<br />
—Laura Vanderkam, bestselling author<br />
of I Know How She Does It<br />
Selain itu juga konflik dalam diri sendiri<br />
antara akan memilih menjadi orangtua<br />
atau berkarir. Buku ini menawarkan<br />
roadmap yang dapat menginspirasi<br />
para ibu muda pekerja. Allyson Downey<br />
yang juga ibu dua anak ini memberikan<br />
saran mengenai negosiasi cuti, flexi<br />
time, dan promosi<br />
Work. Pump. Repeat.:<br />
The New Mom's Survival Guide<br />
to Breastfeeding and Going Back<br />
to Work Hardcover<br />
Penulis : Jessica Shortall<br />
Tahun terbit : 20<strong>15</strong><br />
Penerbit : Harry N. Abrams<br />
Perkenalkan frenemy dari semua<br />
wanita pekerja dan menyusui: breast<br />
pump. Banyak wanita yang bertanyatanya<br />
bagaimana mempunyai ASI yang<br />
banyak sedangkan tuntutan pekerjaan<br />
juga banyak. Inilah buku pertama yang<br />
memberitahukan wanita mengenai<br />
apa yang mereka perlu ketahui terkait<br />
penilaian terhadap pilihan menyusui.<br />
Jessica Shortall paham mengenai selukbeluk<br />
dunia kerja pada ibu-ibu yang<br />
sedang menyusui.<br />
Ia memberikan kiat-kiat bagaimana<br />
menjalankan pekerjaan dengan baik<br />
di saat sedang memiliki bayi yang<br />
harus diberi ASI, seperti cara negosiasi<br />
jadwal pumping dengan rekan kerja,<br />
menyiasati perjalanan dinas, dan<br />
pemecahan masalah ketika terpaksa<br />
memompa di saat yang kurang<br />
diinginkan. Buku ini secara garis besar<br />
memberikan dukungan moral untuk<br />
menangani stres dan rasa bersalah<br />
yang datang antara pilihan bekerja dan<br />
menyusui.<br />
[AYU WIDIA KEMALA]<br />
Tahukah Insan OJK ?<br />
Negara dengan Fasilitas<br />
Cuti Melahirkan Terbaik<br />
30 INTEGRASI OJK<br />
Italia<br />
Selama cuti melahirkan,<br />
uang saku harian diberikan<br />
sebesar 80% gaji terakhir<br />
Inggris Raya<br />
37 minggu waktu cuti,<br />
mereka mendapat bayaran<br />
sebesar 90% dari gajinya.<br />
Jerman<br />
Cuti berlangsung selama<br />
12 hingga 14 bulan, dan<br />
berlaku hingga anak<br />
berusia 3 tahun.<br />
Norwegia<br />
Bila mengambil cuti 59<br />
minggu maka gaji yang<br />
diperoleh hanya 80%.<br />
Swedia<br />
Berhak mengurangi 25%<br />
jam kerjanya, berlaku<br />
hingga anak berusia 8 tahun<br />
Kanada<br />
Mendapatkan hak cuti<br />
selama 52 minggu dan<br />
mendapatkan upah cuti<br />
55%<br />
Sumber: http://www.anakregular.com/20<strong>15</strong>/10/6-negara-maju-dengan-fasilitas-cuti.html
RILEKS<br />
<strong>Edisi</strong> <strong>April</strong> <strong>2016</strong><br />
1. Apa tema kegiatan Change Leader Forum High Level tahun<br />
ini?<br />
a. Mewujudkan otoritas yang bersinergi<br />
b. Mewujudkan otoritas yang melayani<br />
c. Mewujudkan otoritas yang profesional<br />
2. Di daerah mana penyelenggaraan sinergi aksi untuk<br />
ekonomi rakyat?<br />
a. Cirebon, Jawa Barat<br />
b. Mojokerto, Jawa Timur<br />
c. Brebes, Jawa Tengah<br />
3. Siapa target pengguna aplikasi SIJINGGA?<br />
a. Untuk seluruh proses perizinan di IKNB<br />
b. Untuk seluruh proses perizinan di perbankan<br />
c. Untuk seluruh perizinan di Pasar Modal<br />
4. Profesi apa yang digeluti Fira Basuki di rubrik tokoh?<br />
a. Penulis dan Pimpinan Redaksi<br />
b. Pelukis<br />
c. Jawaban A dan B<br />
5. Sebutkan 3 nama hewan peliharaan Insan OJK yang<br />
terdapat dalam rubrik minat<br />
a. Neko, Alladin, dan Belle<br />
b. Alladin, Belle, dan Teko<br />
c. Belle, Neko, dan Angel<br />
Kirimkan jawaban anda ke : majalah.integrasi@ojk.go.id.<br />
Subyek: Kuis. Dapatkan hadiah menarik untuk 5 pemenang<br />
pengirim pertama. Pemenang akan diumumkan di <strong>Majalah</strong><br />
<strong>Integrasi</strong> <strong>Edisi</strong> Mei <strong>2016</strong>. Semoga beruntung! [M RICKI CAHYANA]<br />
Pemenang Kuis <strong>Edisi</strong> Maret <strong>2016</strong> :<br />
Juwita Adelina – DPIP | Ahadiano Arhata - DPAI | Ayu Mustikawati Suryantini – PM 2A | Wahyu Prihandono – DLOG |<br />
Twenty Ardaneswari – IKNB 1A<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong><br />
31
32 INTEGRASI OJK