23.05.2016 Views

Majalah Integrasi Edisi 15 (April 2016).compressed

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

KILAS<br />

Cyber Security untuk Layanan<br />

Berbasis Teknologi Informasi<br />

Serangan nuklir dapat dilakukan<br />

dengan hanya menekan tombol<br />

“enter”. Demikian juga jebolnya<br />

bendungan, kekacauan sistem<br />

transportasi, dan keruwetan transaksi<br />

keuangan, dapat dilakukan dari jarak<br />

jauh dan anonymous melalui peretasan<br />

teknologi informasi (TI).<br />

Video dramatis yang menggambarkan<br />

rentannya TI disajikan mengawali<br />

acara Governance, Risk Management &<br />

Compliance (GRC) Forum <strong>2016</strong>. Acara<br />

yang digelar hari Selasa 29 Maret<br />

<strong>2016</strong> oleh Audit Internal, Manajemen<br />

Risiko dan Pengendalian Kualitas<br />

(AIMRPK) tersebut mengambil tema<br />

”Cyber Security: Opportunities and<br />

Challenges”.<br />

Hasil survei terbaru yang dipaparkan<br />

PricewaterhouseCoopers menunjukkan<br />

bahwa di tahun 20<strong>15</strong>, cyber attack<br />

naik sekitar 59 juta atau naik 38%<br />

dibandingkan tahun 2014. Artinya ada<br />

160 ribu cyber attack setiap hari.<br />

“Sistem keamanan TI kadang terlihat<br />

kokoh, padahal bisa jadi rapuh,”<br />

kata Gildas Arvin, narasumber dari<br />

Desk Ketahanan dan Keamanan<br />

Informasi Cyber Nasional Kementerian<br />

Polhukam. Gildas menyarankan untuk<br />

mengintegrasikan pilar-pilar cyber<br />

security di Indonesia yakni integrasi<br />

strategi nasional, kemampuan<br />

ketahanan dan keamanan, pengelolaan<br />

insiden, dan budaya.<br />

Sementara itu, data yang dikemukakan<br />

narasumber dari Polri menunjukkan<br />

dari 2.522 kasus tindak pidana tahun<br />

20<strong>15</strong>, ada 53% atau 1.349 kasus<br />

berupa cyber crime. Kasusnya berupa<br />

web fraud, e-mail fraud, sms fraud,<br />

dan kejahatan kartu kredit. Lima<br />

kasus yang utama berupa penyebaran<br />

malware, network intrusion (hacking),<br />

cyber related crime (money laundering),<br />

cybercrime as a service, dan cybercrime<br />

attacking centers of service.<br />

Dalam diskusi mengemuka bahwa<br />

meskipun pelayanan cyber memberikan<br />

banyak kemudahan dan peluang<br />

pertumbuhan di industri jasa keuangan,<br />

akan tetapi lembaga jasa keuangan<br />

(LJK) harus memberikan jaminan<br />

keamanan yang tinggi, baik untuk<br />

internal perusahaan maupun kepada<br />

nasabah yang mengaksesnya.<br />

Ketua Dewan Audit merangkap<br />

Anggota Dewan Komisioner OJK, Ilya<br />

Avianti, mengatakan bahwa GRC<br />

Forum bertujuan untuk meningkatkan<br />

kesiapan profesi governance dalam<br />

mengantisipasi perkembangan bisnis di<br />

era cyber. Mengamati perkembangan<br />

pelayanan berbasis cyber, perlu adanya<br />

fasilitas yang diberikan industri jasa<br />

keuangan bagi perkembangan bisnis<br />

berbasis teknologi. Hal ini juga untuk<br />

mempermudah layanan jasa keuangan<br />

kepada setiap nasabah.<br />

“OJK sebagai regulator harus mampu<br />

memberikan keyakinan kepada<br />

stakeholders, masyarakat luas,<br />

bahwa industri jasa keuangan berada<br />

dalam mekanisme pengaturan dan<br />

pengawasan yang kredibel, yang<br />

dijalankan oleh institusi yang dapat<br />

diandalkan dalam menyikapi cepatnya<br />

perubahan lingkungan industri jasa<br />

keuangan,” kata Ilya.<br />

Acara yang berlangsung sekitar tiga<br />

jam tersebut berlangsung sangat apik<br />

dengan dipandu moderator yang<br />

mampu mempertajam diskusi. Selain<br />

ketiga narasumber di atas, narasumber<br />

lainnya berasal dari Lembaga Sandi<br />

Negara, Kementerian Komunikasi dan<br />

Informatika, Microsoft Indonesia, dan<br />

Bursa Efek Indonesia.<br />

Acara GRC Forum merupakan forum<br />

tahunan profesional GRC, meliputi<br />

audit internal, manajemen risiko,<br />

kepatuhan, dan pengendalian kualitas.<br />

Pada hajatan yang dilakukan di<br />

Gedung Menara Merdeka, Jakarta<br />

tersebut dihadiri oleh lebih dari 125<br />

peserta dari internal OJK, asosiasi<br />

profesi bidang asuransi di seluruh<br />

industri, praktisi, penegak hukum,<br />

lembaga pemerintahan, perusahaanperusahaan<br />

di sektor jasa keuangan,<br />

dan akademisi.<br />

Jangan mengunakan password<br />

e-mail atau apapun yang<br />

memiliki akses ke data<br />

penting/rahasia sama dengan<br />

yang dipakai di sosial media<br />

Jangan menempatkan password,<br />

PIN serta data pribadi di inbox<br />

email. Ini untuk menghindari<br />

kebocoran data yang dilakukan<br />

oleh hacker.<br />

22 INTEGRASI OJK<br />

Tips<br />

Menghindari<br />

Kejahatan<br />

Cyber<br />

Jangan membuka atau megunggah situs-situs yang<br />

berpotensi menimbulkan virus di komputer pribadi.<br />

Virus ini dikhawatirkan dapat memanipulasi<br />

tampilan laman internet banking yang seolah-olah<br />

laman tersebut benar-benar berasal dari bank dan<br />

meminta password atau PIN nasabah.<br />

Waspadai phising<br />

e-mail. Kriminal cyber<br />

mendapatkan informasi<br />

rahasia user dengan<br />

menggunakan e-mail<br />

dan situs web yang<br />

menyerupai aslinya atau<br />

resmi. Sebuah studi<br />

menyubutkan hampir 40%<br />

dari pegawai melaporkan/<br />

terbukti membuka email<br />

yang mencurigakan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!