You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
SOROT<br />
Passion Kartini Kontemporer<br />
di Puncak OJK<br />
Dari kecil hingga remaja banyak pilihan<br />
profesi yang menarik terlintas di benak<br />
Ilya Avianti. Namun akhirnya profesi<br />
yang dipilihnya adalah menjadi ekonom.<br />
Sebuah tulisan begitu mengesankan Ilya,<br />
bahwa suatu negara akan hancur kalau<br />
perekonomiannya dihancurkan.<br />
Jurusan akuntansi diambil karena menurut<br />
Ilya, waktu itu jarang perempuan yang<br />
masuk jurusan akuntansi. Lalu begitu lulus,<br />
ia merasa mantap menjadi dosen, tidak ke<br />
tempat lain yang menawarkan gaji tinggi.<br />
‘’Biarin aja nggak apa-apa pokoknya<br />
seneng,’’ kata guru besar akuntansi dari<br />
Universitas Padjadjaran ini.<br />
Menjadi dosen, senang berbagi, senang<br />
bertemu orang banyak dari berbagai<br />
kalangan, menurut Ilya sudah menjadi<br />
passion-nya. Kini setelah mendapat<br />
penugasan di berbagai lembaga negara dan<br />
akhirnya dipercaya menjadi Anggota Dewan<br />
Komisioner OJK, Ilya bisa mengatakan bahwa<br />
semua yang dikerjakan dengan passion<br />
pastilah akan membawa pada garis hidup<br />
yang mendatangkan keberkahan untuk<br />
sesama. Bermanfaat dan membuat senang<br />
orang lain, bagi Ilya merupakan sebuah<br />
kebahagian tersendiri. ‘’Singkat kata, ngga<br />
ada loe ngga rame,’’<br />
kutip Ilya dari tagline sebuah iklan.<br />
Ikut organisasi kesiswaan sejak sekolah<br />
sampai kuliah, kuliah sambil magang<br />
kerja, lalu menjadi dosen, berkeluarga dan<br />
membesarkan anak-anak, semua tugas dan<br />
peran ganda bukan hal yang asing bagi<br />
Ilya. Bahkan dua anaknya masing-masing<br />
mendapat ASI hingga usia 18 bulan dan<br />
dua tahun. Waktu itu, pembantu lah yang<br />
mengantar bayinya untuk diberi ASI di tempat<br />
kerja.<br />
Menangani lebih dari satu pekerjaan dalam<br />
satu waktu juga sudah menjadi kebiasaan<br />
Ilya. Lalu bagaimana ia membagi waktu.<br />
‘’Semua mengalir dan dibuat efektif saja,’’<br />
kata sulung dari tiga bersaudara itu.<br />
Menyamakan Gelombang<br />
Frekuensi Hati<br />
Membangun relasi dan memotivasi bawahan<br />
untuk memberikan pelayanan terbaik<br />
merupakan salah satu tugas pemimpin.<br />
Untuk mewujudkan hal tersebut, Ilya<br />
berpendapat bahwa manusia itu diciptakan<br />
secara unik, sehingga yang bisa ia lakukan<br />
adalah mengkondisikan satu lingkungan kerja<br />
berada dalam frekuensi yang sama.<br />
Caranya, agar frekuensi semua anggota tim<br />
berada dalam satu gelombang maka harus<br />
menyamakan hati dulu. Kalau bekerja tidak<br />
dengan hati dan terpaksa maka hasilnya<br />
akan negatif dan tidak bisa memberikan yang<br />
lebih. ‘’Kerja itu adalah bagian dari ibadah,<br />
kalau ngga ikhlas ngga jadi ibadah, yang ada<br />
cape dan tidak berprestasi,’’ kata pengagum<br />
Margaret Thatcher dan Mother Teresa ini.<br />
Selain itu, setiap orang memiliki kelebihan<br />
dan kekurangan. Seorang pemimpin tidak<br />
boleh melihat kekurangannya saja karena<br />
mereka nantinya justru tidak<br />
akan berkembang. Pemimpin<br />
harus selalu melihat<br />
kelebihan seluruh<br />
anggota tim. Mereka<br />
mendapat<br />
"<br />
Kerja itu adalah<br />
bagian dari ibadah,<br />
kalau ngga ikhlas<br />
ngga jadi ibadah,<br />
yang ada cape dan<br />
tidak berprestasi,<br />
"<br />
kesempatan dan challenge agar mampu<br />
memberikan prestasinya bagi organisasi.<br />
Mendorong Orang Biasa<br />
Lebih Berkontribusi<br />
Oleh sebab itu, menurut Ilya, dalam tim harus<br />
ada kombinasi. Tidak melulu semua harus<br />
ber-IQ tinggi. Karena selain ada IQ, sebuah<br />
organisasi perlu orang-orang berintegritas<br />
dan berkarakter baik. ‘’Pemimpin yang baik<br />
adalah yang mampu mendorong orangorang<br />
biasa menjadi lebih berguna dan<br />
berkontribusi,’’ katanya.<br />
Lalu, agar semua anggota tim bergerak<br />
bersama, sekat-sekat formalitas hirarkis<br />
harus dihilangkan. Hirarki dan birokrasi<br />
itu penting buat organisasi. Dalam kerja<br />
yang lebih ditekankan menurut Ilya adalah<br />
kompetensi, efisiensi, team work, dan<br />
komitmen setiap anggota tim. ‘’Bagaimana<br />
service excellence itu terwujud dan menjadi<br />
budaya kerja,’’ ujarnya. Dengan<br />
bawahan sebanyak 91 orang,<br />
terdiri dari satu Deputi<br />
Komisioner, satu Advisor<br />
dan tiga Departemen, Ilya<br />
menilai timnya sebagai small<br />
organization.<br />
Dalam bekerja baik sebagai<br />
pimpinan, mitra kerja, dan teman<br />
sejawat, Ilya selalu menekankan<br />
perbedaan pandangan itu bukan<br />
berarti sesuatu yang berseberangan.<br />
Karena perbedaan itu dipakai juga<br />
sebagai suatu penyeimbang dalam<br />
pengambilan keputusan strategis. Lalu<br />
terkait jender, antara perempuan dan<br />
laki-laki sejatinya setara. Hanya secara<br />
kodrat, wanita memiliki anugerah untuk<br />
melahirkan, menyusui, dan memelihara<br />
anaknya sebagai sesuatu yang patut<br />
disyukuri. ‘’Pada intinya, dalam kehidupan<br />
menjadi sesuatu itu akan percuma jika<br />
tidak bisa berbuat sesuatu,’’ pungkasnya.<br />
EDISI <strong>15</strong> # APRIL <strong>2016</strong> 5