Sriwijaya Agustus 2016 low
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
TRAVELLER STORY<br />
95<br />
Kemudian saya menanyakan informasi jalur kepada<br />
ketua panitia. Ia mengatakan bahwa jalur lintas<br />
Bukit Raya bisa dilewati. Akhirnya saya dan temanteman<br />
satu kelompok memutuskan untuk tetap<br />
melanjutkan pendakian menuju puncak Kait Bulan.<br />
Sekitar pukul 14.20 sampailah kami di puncak<br />
Kait Bulan. Puncak ini hanya berupa dataran kecil<br />
saja yang tidak terlalu luas dengan sebuah tanda<br />
bendera merah putih dan beberapa sesaji untuk<br />
ritual adat. Puncak Kait Bulan tidak digunakan<br />
sebagai lokasi camp, untuk itu kita harus berjalan<br />
kembali sekitar 10 menit sampai di shelter 4 Puncak<br />
Kait Bulan. Sore hari kami pun sudah tiba di camp.<br />
Pagi hari memasuki hari kelima pendakian, cuaca<br />
masih terus berkabut dan hujan rintik-rintik. Target<br />
perjalanan hari ini adalah menuju shelter 5 Hulu<br />
Sei Samba yang merupakan lokasi sadlle (dataran<br />
diantara dua punggungan) yang menyambungkan<br />
puncak Kait Bulan dengan Puncak Bukit Raya,<br />
untuk menuju kesana diperlukan waktu sekitar 5<br />
jam perjalanan.<br />
Setelah sekitar 2 jam perjalanan, kami tiba di<br />
sebuah tebing batu setinggi 10 meter. Kami harus<br />
mengantri untuk lanjut menuruni tebing yang<br />
cukup sulit. Kami harus menuruni tebing setinggi<br />
10 meter dengan sisi bawah berupa jurang yang<br />
dalam. Kami hanya menggunakan tangga gantung<br />
yang dibuat dari batang-batang pohon yang diikat<br />
dengan webbing untuk menuruni tebing.<br />
Akhirnya kami semua berhasil melewati salah<br />
satu titik yang ekstrim di jalur ini, selanjutnya<br />
perjalanan terus turun menuju saddle. Sekitar pukul<br />
13.30 kami sudah tiba di shelter 5 Hulu Sei Samba.<br />
Kami sekelompok memutuskan untuk melakukan<br />
istirahat selama satu jam, kemudian melanjutkan<br />
perjalanan ke arah punggungan Bukit Raya.<br />
Saat tiba di punggungan menuju Bukit Raya,<br />
saya menyaksikan kondisi alamnya berupa tanah<br />
gambut dan tumbuhan lumut beraneka bentuk.<br />
Beberapa kantong semar berukuran besar turut<br />
menjadi pemandangan selama perjalanan. Hari<br />
sudah semakin sore dan dari kejauhan terlihat<br />
sebuah puncakan. “Wah, Bukit Raya sudah di<br />
depan. Ayo semangat kawan-kawan sedikit lagi kita<br />
sampai”, ucap saya kepada teman-teman.<br />
“PERJALANAN INI PENUH MISTERI DAN<br />
TANTANGAN BERBALUT KEINDAHAN ALAM<br />
HUTAN HUJAN TROPIS GUNUNG BUKIT RAYA<br />
YANG DIKENAL SEBAGAI “HEART OF BORNEO”.<br />
Akhirnya pukul 17.05 kami sudah tiba di puncakan itu, namun<br />
ternyata itu bukan puncak Bukit Raya. Masih terlihat sekitar<br />
3 puncakan lagi dari puncak bukit ini untuk sampai puncak<br />
tertinggi. Karena hari sudah semakin sore, kami memutuskan<br />
untuk bermalam di puncakan ini. Kami dapat menyaksikan<br />
matahari tenggelam dari tempat ini. Indah sekali rasanya.<br />
Esoknya, mentari pagi mulai bersinar dan menghadirkan<br />
pemandangan luar biasa. Benar-benar menakjubkan. Kami pun<br />
dapat menyaksikan jajaran pegunungan yang telah kami lalui<br />
kemarin. Tampaknya keputusan kami bermalam di tempat ini tepat,<br />
kami lantas menamai tempat ini sebagai Bukit Pemandangan.<br />
Jalur menuju puncak Bukit Raya melewati trek naik turun<br />
punggungan, tidak terlalu terjal namun cukup menguras tenaga<br />
dan emosi. Akhirnya setelah 2 jam perjalanan, kami berhasil tiba<br />
di puncak tertinggi yang disebut Puncak Kakam Gunung Bukit<br />
Raya dengan ketinggian 2278 mdpl.<br />
Kondisi puncak sudah ramai dengan peserta yang telah tiba<br />
lebih dahulu. Hari ini kami tiba di Puncak Bukit Raya bertepatan<br />
dengan perayaan 17 <strong>Agustus</strong>. Di puncak ini, kami melakukan<br />
seremonial peringatan HUT RI. Senang sekali rasanya bisa<br />
berada di puncak tertinggi Kalimantan dengan perjalanan<br />
pendakian yang luar biasa. Perjalanan ini penuh misteri dan<br />
tantangan berbalut keindahan alam hutan hujan tropis Gunung<br />
Bukit Raya yang dikenal sebagai “Heart Of Borneo”.<br />
TIPS PERJALANAN<br />
Gunung Bukit Raya memiliki 2 jalur pendakian yaitu jalur<br />
utama yang sering digunakan yakni jalur Rantau Malam.<br />
Jalur ini diakses dari Pontianak, Kalimantan Barat. Jalur lain<br />
yaitu jalur Tumbang Habangoi, diakses dari Palangkaraya,<br />
Kalimantan Tengah. Jalur Tumbang Habangoi memiliki<br />
waktu tempuh lebih singkat dengan kondisi jalur lebih terjal.<br />
Namun, pemandangan alam yang indah adalah bonus jalur<br />
ini. Jalur Tumbang Habangoi ditempuh dari kota Palangkaraya<br />
menggunakan mobil travel yang akan mengantarkan menuju<br />
desa Tumbang Habangoi dengan waktu tempuh sekitar 8 jam.<br />
| EDISI 66 | AGUSTUS <strong>2016</strong>