13.02.2017 Views

Bisnis Surabaya edisi 299

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Terbit Setiap Senin, ECERAN Rp 2.500, HARGA LANGGANAN Rp 10.000 TELEPON : Iklan/Redaksi/Sirkulasi 031-5633456, 5668432, 7317457<br />

Faksimile : 031 - 5675240<br />

www.bisnissurabaya.com<br />

Referensi <strong>Bisnis</strong> Anda EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

Cyber<br />

Menguasai<br />

Dunia<br />

<strong>Bisnis</strong> Utama 2<br />

Kopi Hotel<br />

Harga Kaki Lima<br />

Ekonomi 3<br />

Lomba Tangkap Ikan di Tulungagung<br />

Gerbang Jatim 10<br />

Facebook : bisnissurabaya Email : editor_bisnis@yahoo.co.id Twitter : @bisnissby_news Instagram : bisnis_surabaya Website : www.bisnissurabaya.com


2 <strong>Bisnis</strong> Utama<br />

EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

Cyber Menguasai Dunia<br />

Selamat datang era digital. Dari sentuhan teknologi,<br />

cyber menguasai dunia dalam satu genggaman tangan.<br />

Mendapatkan informasi tentang apapun bisa dalam<br />

hitungan detik untuk menemukan akses yang dicari.<br />

Mengagumkan. Banyak sekali manfaat diperoleh,<br />

meskipun tak sedikit juga efek negatif dihasilkan.<br />

Dunia bisnis global<br />

berkembang dengan<br />

pesat, banyak muncul<br />

lapak jual beli online, jasa online,<br />

berita online, serta aplikasi yang<br />

memudahkan masyarakat untuk<br />

memenuhi kebutuhan<br />

mereka secara kilat.<br />

Seperti situs belanja<br />

online fashion dan kecantikan<br />

Berrybenka<br />

yang rajin mengupdate<br />

bisnis dengan pendekatan<br />

terhadap customer<br />

via email. Sepanjang<br />

2016 lalu, Berrybenka<br />

mengalami peningkatan pertumbuhan<br />

lebih dari 150 persen khusus<br />

untuk user <strong>Surabaya</strong>. Situs ini<br />

menjadi favorit jutaan user menemukan<br />

gaya busana yang trendy<br />

casual serta kekinian.<br />

“Pertumbuhan penjualan<br />

dan pelanggan kami di <strong>Surabaya</strong><br />

mengalami peningkatan lebih<br />

dari 150 persen pada 2016 lalu.<br />

Sehingga kami yakin <strong>Surabaya</strong><br />

memiliki potensi besar bagi Berrybenka,”<br />

kata, Managing Director<br />

PT Berrybenka, Danu Wicaksana,<br />

saat ditemui <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong>, di<br />

salah satu mall Kawasan Jl Basuki<br />

Rahmat pekan lalu.<br />

Tak dipungkiri, peran media<br />

sosial (medsos) jadi alasan cukup<br />

kuat bagaimana bisnis online ini<br />

mampu memiliki lini yang powerfull<br />

untuk survive. Memudahkan<br />

para pelanggan berbagi pengalaman<br />

guna menjaring customer<br />

baru setiap harinya.<br />

Kesuksesan di online membuat<br />

situs belanja terkemuka<br />

seperti Amazon untuk membuka<br />

toko off line, yang kini diadopsi<br />

Berrybenka dengan melaunching<br />

store off line di beberapa mall kota<br />

besar di Indonesia.<br />

“Sejak 2015, berawal dari<br />

kesuksesan online, kami mencoba<br />

membuka toko di beberapa<br />

kota untuk membantu peningkatan<br />

penjualan online,” tambah<br />

Danu. Dibidang perusahaan jasa,<br />

GO-JEK juga meraih kesuksesan<br />

serupa dengan memanfaatkan<br />

aplikasi hand phone (hp) melalui<br />

play store sebagai pemulus bisnis<br />

yang mungkin tak terpikirkan<br />

sebelumnya.<br />

Penyedia layanan on-demand<br />

mobil platform berbasis aplikasi<br />

ini baru saja meluncurkan program<br />

loyalty pelanggan terbaru. Sejak<br />

diluncurkan dua tahun lalu, GO-<br />

JEK telah berkembang pesat untuk<br />

memberikan solusi membantu<br />

kehidupan sehari-hari para pelanggannya.<br />

Mulai dari logistik, pembayaran,<br />

layanan antar makanan,<br />

sampai berbagai layanan on-demand<br />

lain, dengan menghubungkan<br />

pengguna lebih dari 250.000<br />

partner driver ojek dan mobil.<br />

Serta lebih dari 35.000 penjual<br />

makanan, dan 3.000 penyedia<br />

lainnya. Aplikasinya tersedia<br />

untuk iOS dan android serta dapat<br />

diunduh di internet.<br />

“Dalam dua tahun<br />

terakhir GO-JEK telah<br />

berkembang pesat, guna<br />

meningkatkan kepuasan<br />

pelanggan dalam<br />

menggunakan aplikasi<br />

GO-JEK dan layanan<br />

e-wallet GO-PAY, kami<br />

meluncurkan program<br />

terbaru yaitu GO-<br />

POINTS,” kata, CEO dan Founder<br />

GO-JEK Indonesia, Nadiem<br />

Makarim.<br />

Teknologi mutakhir menjanjikan<br />

dunia baru penuh kesenangan,<br />

kemudahan serta menambah<br />

wawasan terhadap perkembangan<br />

dunia terkini. Tercatat bisnis notebook<br />

di Indonesia sendiri mengalami<br />

peningkatan. Kebutuhan akan<br />

perangkat gadget semakin besar.<br />

ASUS misalnya, sebagai<br />

produsen notebook konsumen<br />

dunia, telah mencatat menguasai<br />

pasar 37,32 persen di Indonesia<br />

pada semester pertama 2016 lalu.<br />

Serta industri smartphone meraih<br />

10,4 persen. Belum lagi merek<br />

gadget yang lain banyak masuk<br />

ke Indonesia, membuktikan era<br />

digital telah merasuki kehidupan<br />

dalam semua segmen.<br />

Produsen berlomba menawarkan<br />

model terbaru berbalut<br />

kecanggihan perangkat lunak terdepan.<br />

Marina mall, pusat jual beli<br />

gadget yang terletak di kawasan<br />

Margorejo, <strong>Surabaya</strong> mencatat<br />

hampir puluhan merek handphone<br />

dengan bermacam type tersedia<br />

di tempat ini. Traffic pengunjung<br />

selalu padat tiap harinya, menunjukkan<br />

betapa ketergantungannya<br />

dunia baru terhadap teknologi.<br />

Informasi terasa lebih cepat,<br />

bahkan bisa dibilang komunikasi<br />

bisa teratasi sekali ‘klik’ saja.<br />

Orang dituntut berfikir lebih maju,<br />

hingga terkadang melupakan<br />

asyiknya bertransaksi di pasar atau<br />

pertokoan, atau sekedar menunggu<br />

taksi pinggir jalan serta menanti<br />

loper koran lewat depan rumah.<br />

Akses tanpa batas, dunia tak lagi<br />

tersekat.<br />

“Ini bukan lagi sekedar gaya<br />

hidup, tapi kebutuhan,” ucap Arif,<br />

salah seorang pengguna medsos<br />

yang aktif bertransaksi melalui<br />

situs jual beli online ternama.<br />

Cepat, tepat dan menghemat<br />

waktu. Meskipun tak sedikit<br />

kasus penipuan seringkali terjadi.<br />

Namun, seiring berjalannya waktu<br />

orang semakin jeli untuk melihat<br />

peluang bisnis menjanjikan dengan<br />

resiko seminim mungkin melalui<br />

globalisasi teknologi ini. (lely)<br />

Online Shop jadi Kebutuhan<br />

<strong>Bisnis</strong> online shop mulai dapat kepercayaan.<br />

Sejumlah produk yang terkenal pun mulai dijual<br />

lewat online shop. Banyak produk yang terjual di<br />

bisnis online shop. Mulai kebutuhan keseharian<br />

maupun yang mungkin hanya dibutuhkan sesaat<br />

saja.<br />

Produk online shop bermacam-macam dan<br />

bervariasi. Bukan hanya yang dibutuhkan oleh<br />

kalangan dewasa saja. Namun, ada kebutuhan<br />

baik untuk anak-anak hingga usia remaja. Hampir<br />

semua produk yang terjual di bisnis online shop<br />

ini. Bahkan, munculnya transportasi berbasis<br />

aplikasi sudah diprediksi sebelumnya dan sangat<br />

dibutuhkan banyak<br />

orang. Mulai kebutuhan<br />

primer hingga<br />

sekunder. Atau<br />

kebutuhan yang<br />

tidak terlalu penting.<br />

Kebanyakan<br />

dari orang memilih<br />

produk yang sedang<br />

nge-trend.<br />

Pengamat IT<br />

Fahmi, mengatakan<br />

pebisnis online shop<br />

sering menggunakan<br />

ini untuk memasarkan<br />

banyak<br />

produk yang sekiranya<br />

sedang trend saat ini sehingga kebanyakan<br />

dari mereka kebingungan saat akan memasarkan<br />

produk kembali ketika masa trend sudah kadaluarsa.<br />

Munculnya teknologi internet generasi keempat<br />

(4G LTE) belum lama ini telah diresmikan<br />

pemerintah. “Dari sini, membuat semua hal yang<br />

berkaitan dengan dunia online termasuk pekerjaan<br />

online akan semakin marak,” katanya. Bahkan,<br />

berbagai situs pekerjaan online saat itu telah<br />

bermunculan. Pekerjaan online ini banyak yang<br />

menyediakan pekerjaan paruh waktu (freelance).<br />

Beberapa website dan situs yang menyediakan<br />

pekerjaan online.<br />

Padahal, kata Fahmi, internet hanya bisa<br />

menyajikan gambar atau foto dan tulisan saja<br />

karena kapasitasnya. Begitu 3G, data semakin<br />

besar diunggah. Maka masuk ke era marketplace.<br />

“Jual baju, buku, masuk 4G, itu masuk video on<br />

demmand. Terus berkembang sesuai dengan meningkatkan<br />

teknologi dan kapasitasnya. Kemudian<br />

berkembang secara global,” ujar Fahmi.<br />

Fenomena bisnis online sesuai perjalanannya.<br />

Mulai mengerucut menjadi local on demmand<br />

atau lebih kepada bisnis lokal. “Local on demmand<br />

itu lebih kepada kebutuhan lokal. Misalnya, muncul<br />

taksi, belanja yang tadinya di mall, sekarang<br />

ada online shop,” sambung Fahmi. Sementara,<br />

pemerhati sosial media (Sosmed) Astria, menambahkan,<br />

pemanfaatan teknologi online berbasis<br />

aplikasi, akses dapat melakukan kegiatan ekonomi<br />

semakin kompetitif. Perdagangan barang dan jasa<br />

melalui internet atau e-commerce. Dengan e-commerce<br />

proses transaksi menjadi lebih mudah dan<br />

singkat, dapat dilakukan kapan dan dimana saja.<br />

Perkembangan ekonomi di Indonesia, pasar<br />

e-commerce semakin menggurita seiring perkembangan<br />

zaman, serta permintaan konsumen.<br />

Kelebihan yang ditawarkan pasar e-commerce<br />

memudahkan pebisnis menawarkan barang dan<br />

jasa pada konsumen dengan kecepatan dan biaya<br />

yang lebih murah.<br />

“Melihat perkembangan ekonomi saat ini di<br />

rajai oleh penjualan online. Tak sedikit pebisnis<br />

yang tidak menggunakan aplikasi menjadi lemah,<br />

dikarenakan banyak konsumen memilih menggunakan<br />

aplikasi karena lebih mudah,” katanya.<br />

Hal ini menjadi wajar, sejauh tetap menaati<br />

peraturan yang ada. Pro-kontra yang terjadi akibat<br />

booming-nya kegiatan berbasis online yang mampu<br />

meningkatkan perekonomian beberapa pelaku<br />

bisnis online, banyak di nilai negatif oleh pelaku<br />

bisnis non-online.<br />

Mereka menganggap pelaku bisnis online telah<br />

mengambil sebagian atau hampir seluruh konsumen.<br />

Seperti, maraknya jasa angkutan berbasis<br />

online (daring). “Masyarakat sebagai pelaku bisnis<br />

dan konsumen dituntut untuk berperilaku jujur,<br />

arif dan bijaksana dalam menyikapi persoalan<br />

menyangkut dengan perkembangan teknologi dan<br />

komunikasi saat ini,” pungkasnya (ton)


EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

I Nengah Artana<br />

‘Treatment Customer Senyaman Mungkin’<br />

Dimana bumi dipijak<br />

disitu langit dijunjung.<br />

Meski pekerjaan<br />

membawanya berpindah-pindah<br />

keliling nusantara, I Nengah Artana,<br />

yang kini menjabat sebagai General<br />

Manager (GM) Hotel Santika Pandegiling<br />

<strong>Surabaya</strong>, mengaku mudah<br />

beradaptasi dengan lingkungan<br />

kerja dan suasana, serta tantangan<br />

baru.<br />

Dalam menjalani profesi, pria<br />

asal Bangli, Bali ini tak pernah<br />

setengah-setengah. Dunia perhotelan<br />

ia jajaki sejak masuk kuliah<br />

perhotelan di Nusa Dua, Bali.<br />

Namun, debut karir pertama justru<br />

ia awali pada satu hotel kawasan<br />

ujung timur kepulauan Indonesia,<br />

Irian Jaya.<br />

“Saya berkarir pertama kali di<br />

Biak, Irian Jaya selama dua tahun,”<br />

kata pria kelahiran 1 Januari 1972<br />

ini. Dua tahun berikutnya, I Nengah<br />

Artana, bergabung dengan Sahid<br />

Hotel Makassar, sebelum akhirnya<br />

ia kembali ke tanah kelahiran Bali<br />

memegang Villa Resort, kemudian<br />

Ananta Legian, lalu terbang ke Ambon<br />

pada 2012, dan lanjut menuju<br />

Maxone Belitung hingga 2016 lalu.<br />

“Sampai akhirnya saya di hotel<br />

Santika,” kata I Nengah Artana,<br />

yang menghabiskan masa kecil di<br />

Pulau Dewata ini. Karakteristik<br />

tiap hotel dari tiap daerah memang<br />

berbeda. Tapi tak sulit bagi I Nengah<br />

Artana untuk membaca situasi.<br />

Berbagai pengalaman memberi<br />

pelajaran terbaik mampu mengasah<br />

kepiawaiannya dibidang ini.<br />

“Hotel di Bali dan <strong>Surabaya</strong><br />

jelas berbeda, spek tamu juga berbeda<br />

karena di Bali kebanyakan<br />

leisure. Tamunya tidak begitu<br />

Anita Silaban :<br />

Kopi Hotel Harga Kaki Lima<br />

Menikmati secangkir kopi disela kesibukan cukup<br />

menyenangkan. Selain dapat bersantai sejenak,<br />

minum kopi juga menambah semangat kerja.<br />

Berangkat dari hal tersebut Bella Hotel <strong>Surabaya</strong><br />

menyajikan promo sajian kopi di Archipel Coffee<br />

Shop dengan harga kaki lima Rp 11.000.<br />

Menu kopi yang disajikan sangat beragam.<br />

Mulai dari black coffee, espresso, caffe latte, cappucino,<br />

cafe mocha dan masih banyak lagi. Selain<br />

itu, untuk menemani waktu santai Archipel<br />

Coffee shop juga menyediakan berbagai macam<br />

gorengan dengan harga yang tidak kalah murah<br />

berkisar Rp 5000.<br />

General Manager Bella Hotel <strong>Surabaya</strong>, Anita<br />

Silaban, promo ini memang sengaja dihadirkan<br />

untuk menghilangkan image jika nongkrong<br />

di hotel itu mahal. Kenyataannya, tidak selalu<br />

demikian. Wanita asal Medan ini menambahkan,<br />

tujuan dihadirkannya promo ini selain menghapus<br />

image jika nongkrong di hotel itu selalu mahal.<br />

Namun, untuk mempromosikan kopi khas Indonesia,<br />

kopi yang dipakai berkualitas asli Indonesia<br />

seperti Robusta dan Arabika”.<br />

Sejauh ini animo dari para konsumen pun cukup<br />

baik. Walaupun memang harga yang kami<br />

tawarkan sangat murah namun untuk kualitas tak<br />

kalah dengan sajian kopi dari hotel lain.(meta)<br />

menyusahkan dalam pelayanan. Di<br />

city hotel kita harus mentreatment<br />

customer itu seperti tamu merasa<br />

diperhatikan dan memberikan suatu<br />

kenyamanan,” kata bapak dua orang<br />

putra tersebut.<br />

Hotel di <strong>Surabaya</strong> adalah second<br />

home bagi tamu bisnis. Meski persaingan<br />

di dunia perhotelan <strong>Surabaya</strong><br />

semakin ketat, Artana, optimis<br />

Santika Pandegiling akan tetap<br />

survive dengan segala kelebihan<br />

yang ditawarkan. Meski baru tujuh<br />

bulan berada di kota Pahlawan, ia<br />

mengaku cukup cepat beradaptasi<br />

di kota terbesar kedua di Indonesia<br />

ini.<br />

“Karena saya terbiasa merantau,<br />

jadi mudah beradaptasi. Dari<br />

segi bisnis, saya menyikapi dengan<br />

berbagai strategi untuk bersaing,”<br />

ucapnya penuh keyakinan.<br />

Di sela aktifitas padat, I Nengah<br />

Artana, tak lupa menyempatkan diri<br />

menjaga kebugaran tubuh dengan<br />

berolahraga dan rileks. Renang,<br />

jalan kaki, ping pong, serta catur<br />

adalah sekian dari hobi yang ia<br />

sukai. Untuk menyeimbangkan<br />

hidup, bersyukur jadi salah satu<br />

kunci utama seorang I Nengah Artana,<br />

untuk menjalani aktifitas serta<br />

mobilitas yang tinggi.<br />

“Dalam hidup saya senantiasa<br />

mensyukuri apa yang kita dapat saat<br />

ini, kemudian berusaha semaksimal<br />

mungkin, dan juga disiplin, jujur,<br />

serta berusaha tanpa mengenal<br />

lelah,” pungkasnya. (lely)<br />

Oleh : Bagus Supomo<br />

Pangamat Pariwisata dan Perhotelan Jatim<br />

3<br />

Prisca Edwards :<br />

Pertimbangkan Rekam Jejak Pengembang<br />

Banyak faktor dijadikan pertimbangan<br />

ketika harus memilih<br />

lokasi terbaik untuk membeli<br />

property. Salah satunya<br />

investasi pemerintah<br />

dibidang infrastruktur<br />

dan transportasi.<br />

Head of Global<br />

Capital Crown<br />

Group, Prisca<br />

Edwards, mengatakan,<br />

lokasi<br />

serta waktu<br />

terbaik<br />

untuk<br />

melihat<br />

dan melakukan pembelian<br />

properti di Tahun Ayam Api.<br />

Ia mengatakan, calon pembeli<br />

perlu mempertimbangkan daerah<br />

dan membeli dari pengembang<br />

dengan rekam<br />

jejak yang kuat dalam<br />

menghasilkan apartemen<br />

berkualitas tinggi.<br />

“Pada 2017, Waterloo<br />

dan Green Square adalah<br />

dua area pinggiran kota<br />

yang layak untuk<br />

investasi,” kata<br />

Prisca. Kedua<br />

pinggiran<br />

kota tersebut<br />

sedang menjalani<br />

proses<br />

pembaharuan<br />

sebagai bagian<br />

dari program<br />

Revitalisasi<br />

Green<br />

Square Kota Sydney.<br />

Banyak elemen dari Revitalisasi<br />

Green Square diharapkan<br />

selesai pada 2017 termasuk<br />

Waranara Early Education Centre,<br />

precinct Komunitas Kreatif Green<br />

Square dan Matron Ruby Grant<br />

Park serta sebuah menara kaca<br />

tujuh lantai dan perpustakaan<br />

bawah tanah. Sebuah peningkatan<br />

lansekap jalan baru di sisi timur<br />

dekat pusat kota di Botany Road<br />

serta jalan-jalan baru seperti Geddes<br />

Avenue dan Sonny Leonard<br />

Street yang juga akan selesai pada<br />

tahun 2017.<br />

Kawasan pembangunan Green<br />

Square adalah salah satu program<br />

transformasi perkotaan yang paling<br />

signifikan dalam pembangunan<br />

di Australia, revitalisasi di tepi<br />

kawasan industri Sydney selatan<br />

menjadi “kampung” global.<br />

Dalam 5 – 8 tahun kedepan,<br />

kawasan Green Square akan menciptakan<br />

6000 lapangan pekerjaan<br />

baru, dengan perkiraan sekitar<br />

4.000 penghuni baru dari total<br />

6.800 penduduk di pusat kota dan<br />

48.600 meter persegi ruang kantor<br />

dan 14.000 meter persegi area<br />

ritel. (lely)<br />

Pulau Pari, Eksotisme di Tepian Jakarta<br />

Ketika ditanya tempat liburan<br />

mana yang bisa menjadi tujuan<br />

ketika pergi ke Jakarta mungkin<br />

kebanyakan orang akan menjawab<br />

mall atau wahana permainan.<br />

Beberapa mungkin akan menjawab<br />

Kepulauan Seribu, wisata<br />

alam yang menjadi terkenal barubaru<br />

ini. Yaaaa….., benar sekali,<br />

kali ini warga Jakarta tidak perlu<br />

berkecil hati karena tidak ada<br />

wisata alam terdekat untuk dinikmati.<br />

Di Kepulauan Seribu, pulau<br />

yang terkenal dan menjadi tujuan<br />

favorit banyak pengunjung adalah<br />

Pulau Pramuka dan Pulau Tidung.<br />

Namun dijajaran Kepulauan Seribu<br />

ini ada satu pulau cantik yang<br />

wajib untuk dikunjungi, namanya<br />

adalah Pulau Pari.<br />

Pulau ini sedikit berbeda dengan<br />

pulau-pulau yang lain karena<br />

pengunjung yang datang dibatasi<br />

hanya 300 orang dalam satu<br />

waktu. Hal ini dikarenakan luas<br />

pulau ini yang hanya 43 ha dan<br />

kebijakan untuk membatasi pengunjung<br />

sangat efektif untuk tetap<br />

menjaga kelestarian dari pulau ini.<br />

Pulau Pari memiliki keindahan<br />

alam yang cantik, penghilang penat<br />

dihiruk pikuknya kota Jakarta.<br />

Meski Pulau Pari sedikit lebih<br />

jauh dan dibatasi pengunjungnya,<br />

justru hal tersebut membuat banyak<br />

pengunjung penasaran untuk<br />

bisa mengunjungi pulau tersebut.<br />

Pulau Pari memiliki beberapa<br />

pantai yang bisa dikunjungi, yakni<br />

pantai Pasir Perawan dan pantai<br />

LIPI. Pasir putih yang bersih,<br />

deburan ombak yang lembut dan<br />

matahari terbit yang eksotis menjadi<br />

paduan menarik yang menenangkan<br />

sejenak dari keramaian<br />

kota. Untuk mengunjungi pulau<br />

Pari ini, pengunjung membutuhkan<br />

waktu 1-1,5 jam dari Dermaga<br />

Marina di Ancol atau dari<br />

Pelabuhan Kaliadem di Muara<br />

Angke, Jakarta Utara. Tidak perlu<br />

takut, di pulau ini sudah tersedia<br />

penginapan bagi pengunjung<br />

yang ingin menikmati lebih lama<br />

kecantikan pulau ini. Fasilitas<br />

tempat makan juga sudah tersedia<br />

dan bagi pengunjung yang ingin<br />

membeli oleh-oleh, bisa mengunjungi<br />

toko oleh-oleh khas pulau<br />

Pari. Oleh-oleh tersebut berupa<br />

manisan rumput laut dan makanan<br />

yang terbuat dari rumput laut,<br />

ada juga asinan cumi-cumi, dan<br />

manisan cermai. Bagi warga sekitar<br />

yang mungkin membutuhkan<br />

liburan yang menyegarkan dengan<br />

mengunjungi alam, Pulau<br />

Pari bisa dijadikan sebagai short<br />

escape ketika libur akhir pekan.


4 Opini<br />

Kolom Amak Syariffudin<br />

EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

TABLOID<br />

Macam Apa Mobil Pedesaan yang Bisa Dijual?<br />

KALAU mendengar ada rencana<br />

dari pejabat pemerintahan untuk menciptakan<br />

mobil yang bermanfaat dan<br />

efisien, masyarakat yang mencibirkan<br />

mulut. Omong besar. Pengalaman<br />

‘pahit’ pembuatan mobil murah yang<br />

berakhir amblasnya kisah yang semual<br />

dibesar-besarkan lewat media massa..<br />

Lebih parah lagi proyek mobil-listrik,<br />

yang bukan saja gagasan dan percobaannya<br />

berakhir seolah terkena aliran<br />

arus-pendek (kortsluiting), namun juga<br />

tokoh penganjurnya yang waktu itu<br />

menjadi Menteri Badan Usaha Milik<br />

Negara (BUMN) kesetrum arus listriknya,<br />

dijadikan tersangka korupsi<br />

terhadap proyeknya itu.<br />

Sekarang, tiba-tiba muncul rencana<br />

matang dari Menteri Perindustrian,<br />

Erlangga Hartarto, untuk membuat<br />

mobil-pedesaan. Kementeriannya sedang<br />

membangun prototipe kendaraan<br />

niaga yang ditargetkan rampung pada<br />

Agustus 2017. Harapannya, mampu<br />

memudahkan aktivitas masyarakat<br />

di pedesaan yang memfungsikannya<br />

sebagai alat angkut hasil pertanian<br />

dan perkebunan. Proyek itu katanya<br />

sekaligus wujud kemandirian industri<br />

nasional, Karena seratus persen komponennya<br />

berasal dari dalam negeri.<br />

Keberadaannya nanti diharapkan mendorong<br />

kegiatan kegiatan ekonomi di<br />

pedesaan, termasukbagi sektor industri<br />

kecil dan menengah (IKM). Data yang<br />

bisa dicatat antara lain, desainnya un-<br />

Oleh :<br />

Adig Suwandi<br />

Pemerhati Sosial-Ekonomi<br />

Industri Berkelanjutan<br />

EKSPEKTASI banyak pihak agar Indonesia segera menjadi negara industri<br />

tampaknya masih harus melewati jalan berliku dan perjuangan panjang. Alihalih<br />

memacu pertumbuhan untuk bisa mengejar sejumlah capaian sesuai kriteria<br />

umum bagi sebuah negara industri baru, gejala sebaliknya justru menunjukkan<br />

telah terjadinya arus balik berupa gelombang deindustrialisasi. Gejala tersebut<br />

dapat dicermati dari tendensi terus menurunnya kontribusi industri manufaktur,<br />

baik terhadap pertumbuhan ekonomi dan produk domestik bruto (PDB) maupun<br />

tingkat penyerapan tenaga kerja.<br />

Industrialisasi menyangkut upaya tersistem menggalakkan industri. Aktivitas<br />

dalam dunia industri mengindikasikan proses sangat relevan untuk membawa<br />

suatu bangsa menuju kemakmuran berspektrum luas, seperti perluasan lapangan<br />

kerja produktif, berbambahnya devisa negara terutama dari ekspor hasil-hasilnya,<br />

dan termanfaatkannya potensi sumber daya alam, sehingga membuat roda<br />

ekonomi berputar lebih cepat. Melalui jalur industrialisasi, sebuah bangsa tak<br />

lagi terlalu bergantung pada sumber daya alam dengan sifat ekstraktifnya.<br />

Penciptaan nilai (value creation) terjadi dalam industri memungkinkan komoditas<br />

diolah menjadi bahan mentah (raw material) dan bahan mentah menjadi<br />

barang jadi. Mata rantainya mencakup kegiatan terintegerasi dalam sistem<br />

ekonomika dan produksi berkelanjutan. Bila kontribusi industri manufaktur<br />

terhadap PDB kian meningkat, praktis sebuah negara bisa dikatakan mengalami<br />

industrialisasi. Sebaliknya, jika ternyata kontribusi tersebut mengalami penurunan<br />

secara relatif dibanding sektor perekonomian lain, serta-merta industrialisasi<br />

memasuki fase titik balik atau deindustrialisasi. Dengan mencermati<br />

sejumlah capaian makroekonomi dapat dengan mudah dikelompokkan apakah<br />

sebuah negara tengah mengalami deindustrialisasi atau tidak.<br />

Penurunan Kontribusi<br />

Peran industri manufaktur dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung<br />

menurun dari 28 persen (2004) menjadi 24 persen (2015), dan tinggal<br />

20,75 persen (triwulan III-2016). Memburuknya kinerja industri manufaktur<br />

berimbas terhadap komposisi produk manufaktur dalam komposisi ekspor.<br />

Tahun 2015 manufaktur menyumbang 52,45 persen dari total ekspor, sedangkan<br />

sisa sebesar 47,55 persen berasal dari komoditas berbasis sumber daya alam.<br />

Untuk diketahui saja, pada tahun 2000 manufaktur mendominasi angka ekspor<br />

dengan porsi lebih dari 75 persen dan sisa sebesar 25 persen berasal dari komoditas<br />

basis sumber daya alam. Komposisi makin tidak seimbang menunjukkan<br />

pentingnya pembenahan menyeluruh di sektor industri berikut keterkaitan<br />

(linkage)-nya terhadap kegatan ekonomi lain, terutama pertanian agar transformasi<br />

struktural berjalan normal dan tidak menimbulkan ketimpangan serius<br />

dalam redistribusi manfaat pembangunan.<br />

Sejak 2004 pertumbuhan industri manufaktur selalu di bawah pertumbuhan<br />

PDB. Kontribusi manufaktur terhadap PDB pun terus tergerus. Bila pada tahun<br />

2015, kontribusinya 18,1persen dengan nilai Rp 2.097,71 triliun, meningkat<br />

dibanding capaian 2014 yang hanya 17,8 persen dengan nilai Rp 1.884 triliun,<br />

tetapi jauh di bawah posisi tertinggi pada 2004 sebesar 28 persen.<br />

Industri pengolahan secara umum berkontribusi 20,84 persen atau Rp<br />

2.405,4 triliun dari PDB nasional sebesar Rp 11.540,79 triliun. Adapun dari<br />

capaian sektor pengolahan non-migas, kontribusi terbesar masih ditopang industri<br />

makanan dan minuman sebesar 30,84 persen. Selanjutnya disusul industri<br />

barang logam, barang elektronik dan peralatan listrik (10,81persen), industri alat<br />

tuk four-wheel-drive, bentuknya seperti<br />

pickup yang bagian belakangnya<br />

bisa diubah sesuai untuk aktiivitas apa.<br />

Kini sdah siap 5 prototype yang sudah<br />

dites 100 ribu kilometer dan uji remisi.<br />

Hasilnya lulus. Yang sedang disempurnakan<br />

adalah desain dan kelengkapannya.<br />

Kementerian Perindustrian<br />

(Kemenperin) membuka kesempatan<br />

kepada siapapun memproduksi mobil<br />

desa itu, dengan desain yang telah<br />

ditetapkan kementerian itu. Apakah industi<br />

kecilsampaipun bengkel-bengkel<br />

di pedesaan, dengan biaya dipatok Rp<br />

60 juta/unit, belum termasuk asesorinya.<br />

Tentang harga jualnya nanti, diperkirakan<br />

cukup besar pada segmen mobil<br />

di bawah 1000 cc.<br />

Dirjen Industri Logam, Mesin,<br />

Alat Transportasi dan Elektronika<br />

(ILMATE) kementerian itu, Gusti<br />

Putu Suryawirawan (5/2), dibanding<br />

“brandong” yang banyak digunakan<br />

di pedesaan, alat transportasi tersebut<br />

tidak memenuhi standar. Katanya, untuk<br />

produksi mobil desa itu dia sudah<br />

dijajaki kerja sama dengan pabrik mobil<br />

Toyota dan Daihatsu di Indonesia,<br />

dan juga melibatkan pemerintah daerah<br />

maupun sekolah menengah kejuruan<br />

(SMK), perguruan tinggi hingga pabrik<br />

perakitan local.<br />

Pedesaan di negara kita, terutama<br />

di sebagian di Sumatera, di Jawa, Bali,<br />

Kalimantan Barat, Tengah, Selatan dan<br />

Timur, Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo,<br />

Barat, Selatan dan Tenggara, masyarakat<br />

pedesaan sudah menggunakan<br />

alat transportasi hasil pertanian/perkebunan<br />

mereka menggunakan tractor<br />

atau juga “brandong”. Alat transportasi<br />

buatan lokal dengan mesin diesel,<br />

malahan ada yang mesinnya diambil<br />

dari mesin penggilingan padi (rice<br />

miller). Di beberapa kota pegunungan<br />

seperti di daerah Bukit Buring<br />

kota Malang, alat itu digunakan untuk<br />

mengangkut sampah rumah tangga di<br />

kompleks tersebut. Karena tidak punya<br />

“pakem” sebagai sarana transportasi,<br />

grandong tidak diberi nomor polisi<br />

dan seharusnya tidak boleh lewat jalan<br />

umum. Namun organisasi pengusaha<br />

rakitan kendaraan bermtor Gaikindo,<br />

tidak setuju ada mobil pedesaan. Kata<br />

pengurusnya (6/2), pendampingan perakitan<br />

grandong akan lebih bermanfaat.<br />

Wajar, bahwa setiap upaya inovasi<br />

baru sebagai upaya memajukan pedesaan,<br />

tidak begitu saja diterima setiap<br />

kelompok. Maklum, para pelaku perakitan<br />

grandong akan terdesak dengan<br />

munculnya mobil pedesaan yang kirakira<br />

mampu terbeli oleh perorangan<br />

atau kelompok masyarakat pedesaan.<br />

Sama kejadiannya ketika diperkenalkannya<br />

tractor-tractor untuk membajak<br />

tanah maupun alat transportasi produk<br />

pertanian, ada juga penentangan dari<br />

kelompok-kelompok tertentu. Pada<br />

hal, kerbau-kerbau penarik bajak jauh<br />

berkurang karena dijual pemiliknya<br />

menjadi bagian sebagai ‘tedong’ (kerbau)<br />

untuk coto-makassar dan sop<br />

konro!<br />

Kalaulah proyek itu terwujud pada<br />

Agustus nanti, tentunya Kemenperin<br />

sudah benar-benar memperhitungkan<br />

harga jualnya, kondisi mesinnya, serta<br />

bila mungkin BPKB-nya khusus dan<br />

bertarif agak rendah serta kemudahan<br />

bagi bengkel-bengkel reparasi mobil di<br />

daerah bisa menangani kerusakan mesin,<br />

keberadaan suku cadangnya di pasaran<br />

dan lain-lain bagi mobil tersebut.<br />

Proyek mobil pedesaan itu tentunya<br />

dilakukan bukan hanya lebih memudahkan<br />

transportasi hasil pertanian/<br />

perkebunan masyarakat di pedesaan,<br />

akan tetapi sekaligus lebih memajukan<br />

(kalau tak dikatakan memodernisir) kehidupan<br />

di desa-desa, sehingga kondisi<br />

setempat bisa diperbandingkan dengan<br />

kehidupan berikut peralatan pertanian<br />

seperti di desa-desa di Korea Selatan,<br />

di Jepang, di sebagian Tiongkok dan di<br />

Taiwan. Namun, bila proyek itu kemudian<br />

mengalami banyak kendala dan<br />

akhirnya seperti kisah impian proyek<br />

mobil-listrik beberapa tahun lewat,<br />

maka habislah kepercayaan masyarakat<br />

terhadap kemampuan dan keseriusan<br />

pemerintah. ***<br />

angkutan (10,5 persen) serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional (9,98<br />

persen). Presiden Joko Widodo berharap industri manufaktur dapat digenjot<br />

untuk berkontribusi layaknya pada periode 1990-an, yakni hampir 30 persen.<br />

Dengan begitu, Indonesia bisa menjelma sebagai negara industri dengan pertumbuhan<br />

ekonomi 7 hingga 8 persen. Target 2035 pertumbuhan industri non-migas<br />

bisa di atas 10 persen dan kontribusi terhadap PDB naik menjadi 30 persen<br />

dengan ditopang ekspor kembali meningkat ke 78,40 persen (lihat dalam Adig<br />

Suwandi, Industri Manufaktur, <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> 30/1-5/2/2017).<br />

Kondisi setali tiga uang terjadi pada penyerapan tenaga kerja dari industri<br />

juga terseret ke belakang, dari rata-rata 500.00 orang pada periode 2010-2012<br />

menjadi hanya 300.000 orang pada 2013-2016. Setidaknya terdapat sejumlah<br />

tantangan masih dihadapi industri manudaktur telah berhasil diinventarisasi.<br />

Antara lain terbatasnya sumber pembiayaan, kualitas atau kompetensi teknis<br />

sumber daya manusia rendah, belum tersedianya energi andal dengan harga<br />

kompetitif, logistik belum optimal, dan keterbatasan pelayanan industri. Selain<br />

itu, juga kebijakan industri antara pemerintah pusat dan daerah belum terintegrasi,<br />

struktur belum berimbnag sehingga menciptakan ketergantungan bahan<br />

baku dan penolong dari luar negeri, serta belum optmalnya peran industri kecil<br />

dan menengah.<br />

Riset dan Keterkaitan<br />

Riset menjadi bagian integral dalam pendalaman struktur industri. Sangat<br />

disayangkan kalau hingga kini kegiatan riset dilakukan industri, baik<br />

secara mandiri maupun berkolaborasi dengan pusat penelitian dan universitas,<br />

tergolong minim, setidaknya dibanding biaya operasional dan belanja modal.<br />

Rendahnya keterlibatan industri dalam riset nasional menstimulasi pembangunan<br />

ekonomi menjadi tidak berkelanjutan. Untuk mendorong minat industri,<br />

pemerintah tampaknya pun menyiapkan sejumlah kebijakan baru, antara lain<br />

melalui pengurangan pajak. Sudah ada pengurangan pajak satu kali dari dana<br />

riset terverifikasi yang dikeluarkan industri. Memang tergolong kecil, setidaknya<br />

dibanding negara jiran yang sudah memberi pengurangan pajak 2-4 kali<br />

dari biaya riset industri.<br />

Rendahnya keterlibatan industri juga tercermin dari data UNESCO 2016<br />

yang mencatat bahwa dana riset industri kita hanya 20-25 persen total belanja<br />

riset. Perilaku industri kita lebih banyak merakit atau membeli hasil riset dan<br />

teknologi asing karena alasan praktis dan murah walaupun diketahui tidak<br />

menumbuhkan efek kemandirian. Keengganan melakukan riset dasar lebih<br />

banyak disebabkan persepsi sebagai beban. Pengalaman sejumlah negara maju<br />

menunjukkan, riset dasar tak hanya menghasilkan pengetahuan yang membuat<br />

industri tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, melainkan juga melahirkan<br />

tenaga ahli. Hubungan peneliti dan industri menuntut kesiapan peneliti juga.<br />

Selama ini, sebagian besar peneliti enggan bekerja sama dengan dunia industri<br />

demi alasan independensi dan tak mau diatur. Sikap demikian jelas harus<br />

diubah karena peneliti dan industri saling membutuhkan.<br />

Sejauh ini, pola pelibatan kembali industri ke dalam riset masih menggunakan<br />

pola triple helix atau keterlibaan akademisi, bisnis, dan pemerintah. Pola<br />

di sejumah negara maju itu sebenarnya juga diadopsi dalam konteks Indonesia<br />

selama beberapa dekade belakangan meski belum optimal. Pelibatan industri<br />

sudah barang tentu diharapkan mendorong peningkatan jumlah dana riset teralokasikan<br />

yang selama ini masih 0,09 persen PDB. Lagi-lagi jumlah itu terendah<br />

di antara negara ASEAN dan salah satu dari dua negara ekonomi besar anggota<br />

G-20 bersama Arab Saudi yang dana risetnya di bawah 0,1 persen PDB.<br />

Industri berkelanjutan tidak hanya memerlukan sinkronisasi kebijakan<br />

memadai, melainkan juga dukungan semua pihak. Termasuk kesadaran akan<br />

pentingnya riset terkait komitmen mewujudkan kemandirian, pendalaman<br />

struktur, dan keterkaitan lebih luas dengan kegiatan ekonomi lain. Keterkaitan<br />

industri dan pertanian misalnya, menjadi urgen sejalan komitmen melakukan<br />

transformasi struktural secara wajar dan alamiah Bagaimana pun juga, industri<br />

dan pertanian adalah alat mencapai tujuan memakmurkan seluruh rakyat secara<br />

lebih adil sesuai peran dan kontribusi masing-masing, bukan menciptakan ketimpangan<br />

sosial dan dualisme ekonomi.<br />

Pemimpin umum<br />

Nyoman Sudapet<br />

Pemimpin Redaksi/<br />

Penanggung Jawab<br />

Bambang Wiliarto<br />

Redaktur Pelaksana/Korlip<br />

Samudera Ghozuwan<br />

Redaktur<br />

Antonius Andhika<br />

Wartawan Senior<br />

HM Taufiq<br />

Anggota Redaksi<br />

Antonius Andhika, Lely Yuana, Meta<br />

Vabiola, Samudera, Yenny Noer R<br />

Gresik<br />

Samudera Ghozuwan<br />

Mojokerto<br />

Nyoto Eko Sudarmanto,<br />

Kartiwi,<br />

Machradji Machfud<br />

Malang & Batu<br />

Erno<br />

Lamongan<br />

Samudra<br />

Blitar<br />

Khoirul Abadi<br />

Bojonegoro<br />

Sumali<br />

Tuban<br />

Imam Suroso<br />

Madiun<br />

Ajun Ally<br />

Ngawi & Magetan<br />

Eko Setiyowati<br />

Probolinggo<br />

Yusron Fuadi<br />

Marketing<br />

Noor NH<br />

Desain Grafis<br />

M. Hadi Widjaja<br />

Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi<br />

- Raya Darmo Permai III A5-A8<br />

<strong>Surabaya</strong><br />

Telp. 031-7317457 Fax. 031-7315994<br />

- Permata Darmo Bintoro 22 -23 Jalan<br />

Ketampon <strong>Surabaya</strong><br />

Telp. 031 5668432, 5633456. Fax. 031<br />

5675240.<br />

Email<br />

editor_bisnis@yahoo.co.id<br />

Penerbit :<br />

PT <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> Pos<br />

Rekening Bank Jatim<br />

075-1004-753<br />

a/n PT Tarukan Media Dharma<br />

Pencetak :<br />

PT Percetakan Bali Post<br />

Jl. Kebo Iwa 63A Denpasar Barat<br />

Perwakilan :<br />

Jalan Kepundung 67 A, Telp. 0361<br />

225764, 225765. Fax. 0361 227418<br />

Denpasar, Jalan Palmerah Barat 21 F,<br />

Telp. 021 5357602. Fax. 021 5357605<br />

Jakarta.<br />

Iklan Peluang Emas Tarif Iklan<br />

Mini/Baris : Rp 11.000 (30 Karakter)<br />

minimum 2 baris, maksimum 10 baris<br />

(bayar dimuka),<br />

Iklan Display Full Colour : Rp<br />

15.000/mmk<br />

Advertorial Colour : Rp 10.000/mmk<br />

Iklan Keluarga/Sosial : Rp 5.000/<br />

mmk<br />

Informasi dan Pemasangan Iklan<br />

Hubungi : 031 5668432/5633456,<br />

Fax. 031 5675240<br />

“ Jika pers merugikan,<br />

jangan main hakim sendiri,<br />

gunakan hak jawab atau<br />

adukan ke Dewan Pers”<br />

( Pesan ini disampaikan <strong>Bisnis</strong><br />

<strong>Surabaya</strong> dan Dewan Pers )<br />

Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8, Jl.<br />

Kebon Sirih 34, Jakarta 10110 Tel.<br />

(021) 3521488, 3504874, 3504874 -<br />

75, Fax (021) 3452030,<br />

E-mail : dewanpers@cbn.net.id<br />

Twitter : @dewanpers<br />

Website : www.dewanpers.or.id /<br />

www.presscouncil.or.id<br />

WARTAWAN BISNIS SURABAYA SELALU<br />

MEMBAWA TANDA PENGENAL , DAN<br />

TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA/<br />

MEMINTA APAPUN DARI NARASUMBER


EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

Bank<br />

PERGERAKAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA SEPEKAN<br />

AUD EUR HKD JPY SGD USD<br />

TANGGAL<br />

5<br />

Jaga Stabilitas Harga, Disperindag Dirikan Kippas<br />

Sumber : BI(ton)<br />

Terus menjaga stabilitas<br />

dan meredam gejolak<br />

harga komoditas strategis<br />

Dinas Perindustrian dan Perdagangan<br />

(Disperindag) Jawa Timur<br />

menggelar pasar meriah sembako,<br />

produk Industri Kecil Menengah<br />

(IKM) dan kuliner makanan<br />

minuman (Mamin). Kegiatan dilakukan<br />

untuk memberikan peluang<br />

dan kesempatan kepada masyarakat<br />

dalam membeli sembako<br />

serta menjaga stabilitas harga.<br />

Kepala Dinas Disperindag<br />

Jawa Timur, Ardi Prasetiyawan<br />

saat membuka gebyar pasar meriah<br />

di Disperindag Jawa Timur<br />

mengatakan, sesuai fungsinya Disperindag<br />

adalah untuk mengawal<br />

perdagangan di Jawa Timur yang<br />

diharapkan berdampak bisa menjaga<br />

dan mengendalikan inflasi di<br />

daerah. Oleh sebab itu, kegiatan ini<br />

akan diadakan rutin setiap Kamis<br />

dan Jumat pada minggu kedua setiap<br />

bulan selama tahun 2017.<br />

Pada acara itu juga ditandatangani<br />

nota kesepahaman antara Kadis<br />

Perindag Jawa Timur, Ardi Prasetiyawan<br />

dengan Ketua Asosiasi<br />

Pedangan Antar Pulau, M Anwar<br />

untuk pengelolaan Kios Pangan<br />

Operasi Pasar (Kippas) di Jawa<br />

Timur.<br />

Harga komoditi yang dijual di<br />

kios Kippas telah ditentukan oleh<br />

Disperindag dengan share keuntungan<br />

3 persen dari harga kulakan.<br />

Fungsi didirikan Kippas ini untuk<br />

memotong distribusi perdagangan<br />

dari produsen ke konsumen.<br />

Sehingga keberadaan Kippas sifatnya<br />

hanya untuk stabilisasi harga<br />

agar bisa bersaing dan bukan untuk<br />

mematikan pedagang di pasar. Dengan<br />

konsep ini diharapkan harga di<br />

pasar bisa terkendali dan stabil.<br />

Kepala Bidang Perdagangan<br />

Dalam Negeri Disperindag Jawa<br />

Timur, Drajat Irawan mengaku, kegiatan<br />

ini dilakukan dengan tujuan<br />

untuk membantu beban masyarakat<br />

dalam memenuhi kebutuhan<br />

bahan pokok dengan harga murah<br />

sekaligus sebagai ajang memperkenalkan<br />

produk IKM yang baru. Di<br />

pasar meriah ini juga menyediakan<br />

barang-barang dengan harga yang<br />

terjangkau dari produk Industri Kecil<br />

Menengah (IKM).<br />

“Gebyar pasar meriah yang diikuti<br />

36 pedagang berlangsung dua<br />

hari (9-10 Februari) dibuka mulai<br />

pukul 08.00- 15.00 WIB,” ujar<br />

Drajad yang panitia gebyar pasar<br />

meriah<br />

Ketua Asoisasi Pedagang Antardaerah<br />

(Sipanda) Jawa Timur,<br />

M Anwar, pasar murah di Dinas<br />

Perdagangan dan Perindustrian<br />

(Disperindag), Sipanda memang<br />

didirikan untuk membantu pelaku<br />

usaha UKM dan UMKM dipasarkan<br />

keluar pulau. Tak hanya itu,<br />

Sipanda juga menjembatani pelaku<br />

usaha untuk mendapatkan bahan<br />

baku, salahsatunya rempah-rempah.<br />

Ditambahakan Anwar, tahun<br />

2016 transaksi perdagangan yang<br />

dilakukan Sipanda mencapai Rp 2,9<br />

triliun. Pada tahun 2017 ini, transasksi<br />

ditarget sebesar Rp 3,5 triliun.<br />

Menurutnya, Sipanda juga terbantu<br />

dengan adanya perwakilan<br />

dagang jatim di 29 provinsi di<br />

Indonesia. Di gelar pasar murah<br />

Disperindag Jatim kali ini dia<br />

membawa produk bahan pokok<br />

seperti beras premium yang dijual<br />

Rp 49.000/5kg, kentang granola seharga<br />

Rp 11.000/kg dan gula pasir<br />

kristal dengan harga Rp 12.000 per<br />

kg.<br />

Seperti diketahui Kippas didirikan<br />

dan berlokasi di 116 pasar rakyat<br />

yang ada di 38 kabupaten/kota.<br />

Kippas ini nantinya akan membuka<br />

kios-kios di dekat lapak pasar rakyat<br />

dengan perbandingan 100 pedagang<br />

lapak 20 kios Kippas.(ton)<br />

Fundamental Perekonomian Indonesia Masih Kokoh di 2017<br />

Optimisme merupakan hal penting<br />

untuk mewujudkan perubahan<br />

dalam pembangunan ekonomi di<br />

Indonesia. Tahun baru 2017 ini, seluruh<br />

komponen masyarakat maupun<br />

pemerintah harus saling bekerja<br />

sama untuk meningkatkan pertumbuhan<br />

ekonomi Indonesia agar mencapai<br />

titik maksimal.<br />

Namun, untuk terus membangun<br />

optimisme perubahan ekonomi<br />

tersebut, para pelaku pasar harus<br />

menakar sejauh mana kinerja pasar<br />

modal dan kondisi ekonomi makro<br />

Indonesia.<br />

meski akhir-akhir ini masyarakat<br />

banyak menyampaikan keresahannya<br />

mengenai kondisi perekonomian<br />

terkini, mengingat nilai tukar<br />

yang terus melemah sehingga membebani<br />

perekonomian Indonesia,<br />

terutama melalui social media. Berbagai<br />

pendapat pun bermunculan, ada<br />

yang bersikap yakin bahwa kondisi<br />

perekonomian sudah memasuki<br />

masa krisis namun ada pula yang<br />

tetap bersikap optimis mempertimbangkan<br />

kondisi ekonomi masih<br />

cukup baik dan yakin ke depannya<br />

akan membaik.<br />

Namun perlu digarisbawahi bahwasanya<br />

dilihat dari sisi fundamental,<br />

kondisi Indonesia saat ini jauh<br />

lebih baik dibandingkan ketika krisis<br />

yang menerpa pada tahun 1998.<br />

Krisis ekonomi didefinisikan<br />

oleh banyak ahli dengan kondisi<br />

dimana suatu negara mengalami<br />

sudden downturn akibat krisis<br />

keuangan, diindikasikan dengan<br />

penurunan Pertumbuhan Domestik<br />

Bruto (PDB), keringnya likuiditas<br />

perbankan, serta peningkatan harga<br />

barang secara signifikan. Indonesia<br />

pernah mengalami krisis 1998 dengan<br />

pertumbuhan ekonomi yang<br />

negatif, laju inflasi yang tinggi dan<br />

kondisi likuiditas perbankan yang<br />

semakin ketat. Melihat kondisi sekarang<br />

indikator ekonomi Indonesia<br />

masih menunjukkan bahwa Indonesia<br />

masih belum memasuki krisis<br />

ekonomi.<br />

Sebagai perbandingan, inflasi Indonesia<br />

pada tahun 1998 menyentuh<br />

level 82,4% dengan pertumbuhan<br />

ekonomi yang terkontraksi sebesar<br />

13.10%. Pada saat ini, level inflasi<br />

nasional justru berada pada level<br />

yang terkendali. Inflasi dari awal<br />

tahun hingga Agustus 2015, masih<br />

berada pada level 2,29%, jauh lebih<br />

baik dibandingkan krisis 1998 bahkan<br />

semakin rendah dari tahun ke<br />

tahun. Pada tahun 2014, level inflasi<br />

sebesar 3,42% (Januari – Agustus<br />

2014) sedangkan 2013 sebesar<br />

7,94% (Januari – Agustus 2013).<br />

Begitu juga dengan pertumbuhan<br />

ekonomi, walaupun PDB masih<br />

tumbuh melambat, pertumbuhan<br />

ekonomi nasional pada triwulan<br />

II-2015 mampu mencapai 4,67%.<br />

Menimbang indikator lainnya seperti<br />

cadangan devisa yang masih<br />

mencukupi, Non Performing Loan<br />

(NPL) yang masih rendah serta<br />

rasio utang pemerintah terhadap<br />

PDB yang masih di batas aman<br />

menunjukkan Indonesia masih belum<br />

dalam tahap krisis serta masih<br />

bisa menahan dampak pelemahan<br />

global.<br />

Selain itu juga, Pemerintah bersama-sama<br />

dengan Bank Indonesia<br />

(BI) dan Otoritas Jasa Keuangan<br />

(OJK) sudah mengambil kebijakankebijakan<br />

baru dengan tujuan memperbaiki<br />

kondisi perekonomian Indonesia<br />

termasuk salah satunya nilai<br />

tukar. Kebijakan tersebut diharapkan<br />

mampu menahan arus keluarnya<br />

modal asing dan permintaan Dolar<br />

AS sehingga mampu menahan<br />

pelemahan nilai tukar. Dampak kebijakan<br />

tersebut bisa terlihat pada<br />

pergerakan Indeks Harga Saham<br />

Gabungan (IHSG) yang rebound<br />

setelah menyentuh level terendahnya<br />

sepanjang tahun 2015 di level<br />

4.163,73. IHSG berhasil kembali berada<br />

pada level 4,509.61 pada akhir<br />

bulan Agustus 2015 menunjukkan<br />

adanya lagi kegairahan dalam pasar<br />

keuangan dan masuknya kembali<br />

modal asing<br />

yang sempat<br />

keluar.<br />

Hal tersebut<br />

membuktikan<br />

bahwa<br />

Indonesia<br />

masih jauh<br />

dari kata<br />

krisis.<br />

Melihat<br />

koordinasi antara pemerintah dan<br />

badan serta instansi terkait lainnya<br />

yang semakin baik, ke depannya diharapkan<br />

perekonomian Indonesia<br />

mampu tumbuh lebih baik*


6<br />

EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

Dessy Suprihartini<br />

‘Saking Miskinnya, Saya Pernah<br />

Mengalami Gizi Buruk’<br />

Jadi pekerja sosial membantu masyarakat miskin memang membutuhkan<br />

mental dan kesabaran. Harus tahan banting, dalam menghadapi berbagai<br />

masalah. Termasuk penolakan dari orang yang akan dibantu ataupun<br />

instansi yang seharusnya membantu masyarakat. Itulah yang dilakukan<br />

Dessy Suprihartini, wanita yang puluhan tahun mengabdikan diri untuk<br />

pekerjaan kemanusiaan.<br />

“Saya ini pernah hidup susah.<br />

Jadi orang miskin, sungguh tak<br />

mengenakkan, apalagi jika tak ada<br />

yang peduli. Saking miskinnya,<br />

sampai-sampai saya mengalami<br />

gizi buruk,” kata Dessy, yang akrab<br />

disapa Ibu Uun ini. Karena pernah<br />

mengalami pengalaman pahit<br />

semasa kecilnya, Dessy, berjanji<br />

dalam hati jika suatu hari diberi Tuhan<br />

kehidupan berlebihan, dia akan<br />

mengabdikan kehidupannya untuk<br />

membantu masyarakat miskin.<br />

Khususnya dibidang kesehatan dan<br />

pendidikan.<br />

Ibu tiga anak ini benar-benar<br />

mewujudkan nazar itu ketika<br />

Tuhan memberinya banyak berkat<br />

dalam kehidupannya. Itulah yang<br />

mendasari sikap saya kenapa tetap<br />

mau bergelut di tengah masyarakat<br />

miskin. Meskipun tantangan yang<br />

dihadapi cukup berat. Tantangan<br />

datang bukan hanya dari oknum<br />

di instansi pemerintah tapi juga<br />

dari masyarakat yang saya tawari<br />

bantuan.<br />

Pekerjaan ini memang tak<br />

mudah. ‘’Jangan dikira ketika<br />

kita datang menawarkan bantuan,<br />

mereka (warga) langsung kegirangan<br />

menerima. Tidak semua<br />

begitu, saya masih kerap mendapat<br />

penolakan dari orang yang ingin<br />

saya bantu, “ kata Pimpinan Komunitas<br />

Relawan Peduli Bogor Barat<br />

(RPBB).<br />

Sebagai<br />

contoh, ada<br />

orang yang<br />

berpenyakit<br />

kanker<br />

dari keluarga<br />

tak<br />

mampu.<br />

Mendengar kabar itu, ia pun datang<br />

ke rumah penderita dan menawarkan<br />

pertolongan dengan membawanya<br />

berobat medis. Namun, yang<br />

terjadi adalah penolakan.<br />

“Masyarakat banyak yang<br />

masih percaya dukun. Mereka<br />

lebih suka menjalani pengobatan<br />

dukun daripada medis. Saya sudah<br />

menjelaskan tentang perlunya<br />

penyakit kanker ditangani dokter.<br />

Namun, mereka menolak. Lalu saya<br />

bilang, ‘Yaaaa…, sudah terserah<br />

pada ibu saja. Tapi jika suatu saat<br />

ingin berobat medis, saya akan<br />

membantu mengantarkan ke rumah<br />

sakit. Nah biasanya, mereka ini baru<br />

akan datang ke saya setelah penyakitnya<br />

sudah parah atau kankernya<br />

telah menjalar kemana-mana. Akhirnya<br />

meninggal. Saya sedih sekali<br />

tapi tidak bisa berbuat apa-apa,”<br />

ungkap peraih penghargaan ‘Wanita<br />

Inspiratif 2013’, ini.<br />

Padahal, jika penyakit tersebut<br />

diobati sejak dini, bisa memperpanjang<br />

harapan hidupnya. “Kalau<br />

ada kasus semacam itu saya sedih<br />

karena tak mampu membujuk<br />

mereka,” tambahnya. Kasus<br />

semacam itu, kata Dessy, kerap<br />

kali dihadapinya. Mereka<br />

datang pada saya setelah<br />

terlanjur parah. Padahal,<br />

sebelumnya saya sudah<br />

menawarkan bantuan.<br />

Selain tantangan<br />

dari warga yang ingin<br />

dibantu, tantangan<br />

lainnya datang dari<br />

pihak medis yang<br />

dirasakannya agak<br />

kurang melayani<br />

masyarakat miskin<br />

dengan baik. Padahal,<br />

masyarakat<br />

miskin itu menggunakan<br />

BPJS dalam<br />

berobat.<br />

“Saya tidak tahu<br />

kenapa, tapi yang<br />

katanya pelayanan BPJS<br />

kini lebih baik. Sepertinya,<br />

belum sepenuhnya sampai<br />

ke daerah saya. Warga<br />

miskin yang saya bawa<br />

banyak yang mendapat<br />

pelayanan kurang bagus.<br />

Entah ‘dipimpong’ ataupun<br />

penanganan penyakit<br />

yang sekedarnya. Pihak<br />

rumah sakit baru terlihat<br />

serius menangani pasien<br />

miskin kalau pers gencar<br />

memberitakan,” tambahnya.<br />

Sebagai contoh, saat<br />

ini dia sedang menangani<br />

seorang remaja yang<br />

menderita imun kekebalan<br />

tubuh. Anak tersebut berasal<br />

dari keluarga sangat<br />

miskin dan memiliki KIS<br />

(Kartu Indonesia Sehat). Ayahnya<br />

bekerja serabutan dan ibunya pemungut<br />

ranting kering. Dia adalah<br />

anak ke-13 dari 13 bersaudara.<br />

“Dia menderita imun kekebalan<br />

tubuh diikuti dengan penyakit penyertanya<br />

adalah herpes. Dia baru<br />

kelas 2 SMP. Meski sakit dan jalan<br />

terbungkuk-bungkuk anak ini masih<br />

semangat sekolah,” ucap Bu Uun.<br />

Menurut dia, anak tersebut bertahun-tahun<br />

berobat medis. Namun,<br />

tak kunjung sembuh. “Saya merasa<br />

seperti ada keengganan pihak<br />

rumah sakit dan dokter setempat<br />

untuk menanganinya. Bayangkan,<br />

beberapa kali dia datang ke rumah<br />

sakit untuk berobat, ada-ada saja<br />

alasan untuk menolak berobat.<br />

Dibilang dokter spesialis tak ada.<br />

Beberapa kali ditolak, sampai<br />

akhirnya merasa malas berobat,”<br />

tuturnya.<br />

Akhirnya, dia pun berupaya<br />

mencari donatur agar anak tersebut<br />

bisa mendapat pengobatan lebih<br />

baik. “Beberapa bulan lalu saya<br />

mendapat donatur. Anak itupun<br />

saya bawa ke rumah sakit swasta.<br />

Hasilnya sungguh luar biasa.<br />

Dokternya baik sekali, malah pasien<br />

saya dikasih free pembayaran. Baru<br />

dua bulan ditangani secara intensif,<br />

penyakit herpesnya sudah menunjukkan<br />

kesembuhan. paket pengobatannya<br />

harus enam bulan. Ini<br />

baru dua bulan sudah menunjukkan<br />

kemajuan yang bagus,” jelasnya.<br />

Berbagai persoalan yang dihadapi,<br />

khususnya dalam berhadapan<br />

dengan instansi pemerintah tak<br />

jarang membuatnya geram. “Saya<br />

bingung, kadang bertanya dalam<br />

hati, kenapa sih mereka tak bisa<br />

memberi pelayanan yang baik kepada<br />

masyarakat. ‘Memanusiakan<br />

manusia’, apakah itu pekerjaan<br />

sulit? Apakah mereka tak pernah<br />

merasa jadi orang miskin, atau<br />

hidup sulit?” katanya.<br />

Melakukan pekerjaan kemanusiaan<br />

yang dijalani saat ini bukan<br />

hanya menguras energi, tapi juga<br />

menguras emosinya. Namun,<br />

puluhan tahun bergelut di bidang<br />

tersebut, telah cukup melatihnya<br />

menjadi orang tangguh dan memiliki<br />

kesabaran yang tinggi.<br />

“Saya boleh dibilang banyak<br />

belajar dari pengalaman yang<br />

saya dapat sehari-hari. Setidaknya<br />

melatih mental, juga kesabaran saya<br />

dan ketelatenan dalam mengurus segala<br />

sesuatu,” kata Bu Uun, sembari<br />

menambahkan, beruntung Tuhan<br />

mengaruniakannya kesehatan yang<br />

baik serta keluarga yang terus<br />

mendukungnya. “Itu semua semakin<br />

menguatkan saya untuk terus<br />

berjuang bagi masyarakat yang<br />

membutuhkan,” tambahnya.<br />

Kini, ketiga anaknya<br />

telah besar. Britania Sari<br />

(27), anak pertamanya, telah<br />

menyelesaikan pendidikan<br />

S2, Anisa Agung Karimah<br />

kuliah Semester III di Universitas<br />

Pakuan, dan Rizki<br />

Agung Karunia masih duduk<br />

dibangku SMP. Ketiga<br />

anaknya, sejak kecil dididik<br />

memiliki kepedulian tinggi<br />

kepada sesama, khususnya<br />

mereka yang berkekurangan.<br />

“Sejak kecil mereka sudah<br />

saya perkenalkan dengan<br />

kegiatan sosial. Bahkan,<br />

mereka saya ajak ikut ke<br />

lapangan melihat kenyataan<br />

hidup. Dan sekarang setelah<br />

besar, mereka kerap terlibat<br />

dalam berbagai kegiatan<br />

sosial relawan kami,” katanya.<br />

Sejujurnya, dia merasa bahagia<br />

menjalani pekerjaan dibidang<br />

kemanusiaan. Rasa bahagia itu<br />

didapat karena ia merasa telah<br />

banyak membantu orang lain yang<br />

membutuhkan. “Kalau saya berhasil<br />

menyelamatkan dan menolong<br />

orang, saya rasanya bahagia sekali.<br />

Saya pernah jadi orang susah, jadi<br />

saya sangat bisa merasakan seperti<br />

apa yang mereka alami,” kata Bu<br />

Uun. “Saya ingin mereka tidak<br />

merasa sendiri, karena ada saya<br />

yang siap menolong,” tambahnya.<br />

(diana runtu)


EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

Gerbang Jatim<br />

Musrenbangdes Keras Kulon Ngawi Tampung Usulan dari Bawah<br />

Tahun ini Bangun Talut dan Pavingisasi<br />

Koordinasi antar perwakilan<br />

masyarakat<br />

tentang perencanaan<br />

pembangunan Desa Keras Kulon<br />

ke depan perlu dilakukan. Juga<br />

perlu pemaparan ketransparanan<br />

pelaksana pejabat desa atas pertanggungjawaban<br />

pemanfaatan<br />

besar dana anggaran yang ada<br />

dalam APBDes akhir tahun, untuk<br />

membangun desa.<br />

Pada 24 Januari 2017,<br />

Musrenbangdes(Musyawarah Rencana<br />

Pembangunan Desa) Keras<br />

Kulon Kecamatan Gerih Kabpaten<br />

Ngawi dilaksanakan di pendopo<br />

desa. Musyawarah ini dihadiri<br />

oleh Camat Gerih, Babinkamtibmas,<br />

Babinsa, Tim kecamatan,<br />

seluruh perangkat desa, Ketua<br />

TPK, BPD, tokoh masyarakat (perwakilan),<br />

seluruh Kasun dan semua<br />

yang terlibat dalam pembangunan<br />

desa.<br />

Kepala Desa (Kades) Keras<br />

Kulon Jariyatun, SE menyampaikan<br />

Musrenbangdes ini dilaksanakan<br />

dalam rangka menindaklanjuti<br />

atas usulan yang berawal<br />

dari musyawarah dusun (Musdus).<br />

Pentingnya untuk merubah wajah<br />

desa, dengan tersedianya anggaran<br />

yang lumayan besar dari pemerintah,<br />

perlu dipertimbangkan dengan<br />

matang dalam pemanfaatan dana<br />

untuk membangun desa agar tidak<br />

salah sasaran, yang bermanfaat untuk<br />

kepentingan masyarakat.<br />

Dari beberapa usulan hasil<br />

Musdus akan dievaluasi lagi besar<br />

kecilnya kepentingan, semua<br />

usulan bagi masyarakat dipandang<br />

penting. Namun dengan keterbatasan<br />

anggaran sebagai Kades akan<br />

bertindak sebijaksana mungkin.<br />

Mendahulukan rencana-rencana<br />

pembangunan yang memang harus<br />

didahulukan sebagai dasar perkembangan<br />

desa menuju sejahtera<br />

kedepan, yang berjalan secara<br />

Suasana Musrenbangdes Desa Keras Kulon<br />

bertahap.<br />

Adapun usulan yang belum bisa<br />

dilaksanakan tahun ini, akan dipertimbangkan<br />

untuk dilaksanakan<br />

tahun depan. Maka dari itu menimbang<br />

dan mengingat selain<br />

memenuhi prosedur pelaksanaan<br />

pembangunan desa, Musrenbangdes<br />

momen yang sangat penting.<br />

Sebagai pimpinan desa, pihaknya<br />

akan transparan menjelaskan<br />

jumlah anggaran yang dimanfaatkan<br />

sampai akhir tahun. Juga<br />

dijelaskan titik-titik lokasi yang<br />

akan dilaksanakan pembangunan<br />

yang bersumber dari APBN, APBD<br />

dan dana dari aset desa. “Jadi antara<br />

pejabat pemerintah desa, tim<br />

pelaksana bisa bekerjasama dengan<br />

masyarakat tanpa ada hal yang disembunyikan,”<br />

tandas Jariyatun.<br />

Adapun pagu anggaran<br />

pada 2016, Silpa tahun<br />

tahun 2015 Rp 29.409.477,-,<br />

7<br />

PAD Rp 227.130.000,-, DD<br />

Rp 641.581.000,-, DD Rp<br />

556.524.000,-, BHPR Rp<br />

21.001.300,-. Pemafaatan penyelenggaraan<br />

pemerintah Rp<br />

620.001.300,-, pembanguna desa Rp<br />

790.140.000,-, pembinaan masyarakat<br />

Rp 23.200.000,-, pemberdayaan<br />

masyarakat Rp 60.615.000,-. Total<br />

pendapatan Rp 1.497.745.777,-,<br />

total belanja Rp 1.497.745.777,-<br />

Untuk rincian penggunaan Dana<br />

Desa diwujudkan dalam bentuk<br />

paving beberapa titik, talut jalan<br />

beberapa tempat, pembangunan gedung<br />

TK, pembangunan aula kantor<br />

desa, pembangunan lapangan olah<br />

raga, pengadaan clukat pintu dan<br />

jendela Polindes.<br />

Sedangkan untuk RPJMDes<br />

2017 akan dialokasikan pembangunan<br />

talut jalan, paving/cor<br />

beton jalan, pelebaran jembatan<br />

dan peningkatan talut, pembuatan<br />

pagar Polindes Juga beberapa titik<br />

pavingisasi gang jalan dan pembangunan<br />

pendopo kantor desa ( plafon,<br />

keramik dan pengecatan). (eko)<br />

Siswa SMP di Probolinggo Siap Ikut UNBK<br />

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)<br />

tingkat SMP negeri/swasta di Kabupaten Probolinggo<br />

akan diikuti oleh 2.587 siswa. Mereka berasal<br />

dari 29 lembaga SMP negeri/swasta terdiri dari 19<br />

SMP Negeri dan 10 SMP swasta. UNBK sendiri<br />

akan dilaksanakan pada tanggal 2, 3, 4 dan 8 Mei<br />

mendatang.<br />

“Pelaksanaan UNBK setiap harinya akan dibagi<br />

menjadi 3 (tiga) sesi. Selama 4 (empat) hari, para<br />

siswa SMP ini akan mengikuti UNBK untuk mata<br />

pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa<br />

Inggris dan IPA,” kata Kepala Dinas Pendidikan<br />

(Dispendik) Kabupaten Probolinggo Dewi Korina<br />

melalui Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah<br />

Pertama (SMP) Priyo Siswoyo, pekan lalu.<br />

Menurut Priyo, UNBK sendiri disarankan sudah<br />

mencapai 30 persen dari 207 lembaga SMP<br />

negeri/swasta di Kabupaten Probolinggo. Hanya<br />

saja hingga saat ini baru ada 29 lembaga SMP yang<br />

siap melaksanakan UNBK. Selain mandiri, ada<br />

beberapa lembaga yang tidak mempunyai perangkat<br />

komputer menjalin kerja sama dengan lembaga<br />

SMK. Seperti, SMKN 1 Sumberasih, SMKN 1<br />

Gallery<br />

Banyuanyar, SMKN 1 Gending, SMKN 1 Kotaanyar,<br />

SMKN 1 Kraksaan dan SMKN 2 Kraksaan.<br />

Priyo menerangkan bahwa soal ujian untuk<br />

UNBK ini murni berasal dari Kementrian Pendidikan<br />

dan Kebudayaan RI melalui Lembaga Penjamin<br />

Mutu Pendidikan (LPMP). Berbeda dengan<br />

ujian memakai kertas. Dimana 75-80% soal berasal<br />

dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)<br />

dan 25-30% berasal dari LPMP. “Rencananya tanggal<br />

27-28 Pebruari mendatang akan ada simulasi try<br />

out nasional di lembaga masing-masing,” tegasnya.<br />

(yus)<br />

Petani merajang umbi porang (amorphophallus onchophyllus) di kawasan lereng Pegunungan Wilis, Desa Kepel,<br />

Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Rabu 8 Februari 2017. Umbi porang adalah bahan pangan lokal kaya manfaat yang<br />

juga digunakan sebagai tepung konjak hingga kosmetik. Petani di daerah itu, menjual umbi porang yang masih basah<br />

kepada pengepul seharga Rp 3.500/kg.<br />

Sidang Paripurna DPRD Ngawi Rubah<br />

Susunan Keanggotaan<br />

Sidang paripurna dilakukan dalam rangka perubahan kedua keputusan susunan<br />

keanggotaan alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten<br />

Ngawi masa Jabatan 2014-2019, di gedung DPRD Kabupaten Ngawi, Jumat<br />

(27/01).<br />

Sidang ini diselenggarakan berdasarkan keputusan DPRD Kabupaten Ngawi<br />

Nomor : 188/001/404.040/2017 tentang perubahan kedua atas keputusan DPRD<br />

kabupaten Ngawi Nomor : 188/38/404.040/2014.<br />

Sidang ini dihadiri dan dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Dwi Riyanto<br />

Djatmiko,SH,M.Si, yang didampingi<br />

oleh Wakil Ketua DPRD,<br />

Sekwan, Kabag. Perundangundangan,<br />

Kabag. Persidangan<br />

dan seluruh anggota DPRD<br />

Kabupaten Ngawi. Menimbang<br />

pentingnya Susunan Keanggotaan<br />

Kelengkapan DPRD Ngawi<br />

masa jabatan 2014-2019 yang<br />

ditetapkan dengan keputusan<br />

DPRD Kabupaten Ngawi Nomor<br />

188/38/404.040/2014 sebagaimana<br />

telah diubah dengan keputusan<br />

DPRD Kabupaten Ngawi Nomor188/42/404.040/2014.<br />

Perubahan kedua atas DPRD Nomor 188/42/404.040/2014. Mengingat :<br />

(1) UU Nomor 12 Tahun 1950 (2) UU Nomor 12 Tahun 2011 (3) UU Nomor<br />

17 Tahun 2014 (4) UU Nomor 23 Tahun 2014 (5) Peraturan Pemerintah Nomor<br />

16 Tahun 2010 (6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 (7)<br />

Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 33 Tahun 2016.<br />

Maka DPRD Kabupaten Ngawi Memutuskan (1) Merubah Lampiran Keputusan<br />

DPRD Kabupaten Ngawi Nomor 188/38/404.040/2014 diubah dengan Keputusan<br />

DPRD Kabupaten Ngawi Nomor 188/42/404.040/2014 tentang susunan Keanggotaan<br />

Alat Kelengkapan DPRD Kabupaten Ngawi masa jabatan 2014-2019<br />

(2) Keputusan DPRD ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan 27 januari 2017.<br />

Susunan Keanggotaan Komisi-Komisi DPRD Kabupaten Ngawi Masa Jabatan<br />

2014-2019 yaitu, Komisi 1 Ketua Drs. Mahfudzi, M.Ag., Wakil Ketua<br />

Suntoro, Sekretaris Siswanto,S.Sos, M.H. Dengan Anggota 7 Orang. Komisi II<br />

diketuai oleh H. Khoirul Anam Mukmin,S.H,M,Hi, Wakil Ketua Drs Suprapto,<br />

Sekretaris Yudi Hariyanto,S,Sos, Dengan Anggota 8 Orang. Komisi III Ketua Supeno<br />

,Spd,M.M., Wakil Ketua Yuono Kartiko,S.E,M.M., Sekretaris Kalam, SH,<br />

Anggota 7 Orang . Sedang Komisi IV DiKetuai oleh Slamet Riyanto,S.Sos, M.Si,<br />

M.H., Wakil Ketua H. Setyo Armodo, S.Sos., H. Manggiono, Anggota 7 Orang<br />

Susunan Keanggotaan Badan Anggaran DPRD Kabupaten Ngawi masa jabatan<br />

2014-2019 Ketua Dwi Riyanto Jatmiko,SH, M.Si, Wakil Ketua A. Sarjono<br />

S.pd, B. Drs. H. Sulistiyanto, C. Maryoto, S.P,M.M., Sekretaris bukan anggota<br />

Drs. Tri Pujo Handono, Dengan Anggota 18 Orang .<br />

Susunan Keanggotaan Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Kabupaten<br />

Ngawi masa jabatan 2014-2019 Ketua Sutrisno, S.H, Wakil Ketua Dimas<br />

Alfinoor Rahmadi, S.Sos, Sekretaris bukan anggota Drs. Tri Pujo Handono, Dengan<br />

Anggota 9 Orang. Susunan Keanggotaan Badan Kehormatan DPRD Kabupaten<br />

Ngawi masa jabatan 2014-2019 Ketua H. Haryanto, S.I.P., Wakil Ketua<br />

Suwito Hadi Saputro , S.pd., Dengan jumlah anggota 3 Orang. Susunan Keanggotaan<br />

Badan Musyawarah DPRD Kabupaten Ngawi masa jabatan 2014-2019<br />

Ketua Dwi Riyanto Jatmiko, S.H, M.Si, Wakil Ketua A. Sarjono S.Pd B. Drs. H.<br />

Sulistiyanto C. Maryoto, S.P, M.M., Dan Sekretaris Bukan Anggota Drs. Tri Pujo<br />

Handono, Dengan jumlah Anggota 18 Orang. (eko)


8 <strong>Bisnis</strong> Pantura<br />

EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

Inventarisir Dana Eks PNPM Senilai Rp 58,1 Milliar<br />

Pemkab Gresik Bentuk Bumdes<br />

Sambil menunggu dasar<br />

hukum untuk pembentukan<br />

Badan Usaha<br />

Milik Desa (Bumdes) Pemerintah<br />

Kabupaten (Pemkab) Gresik inventarisir<br />

Dana Eks Program Nasional<br />

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri<br />

Perdesaan (PNPM-MP) senilai Rp.<br />

58,1 milliar.<br />

Adanya wacana Pembentukan<br />

Bumdes bersama untuk mengalihkan<br />

dana eks PNPM Mandiri oleh<br />

Kementerian Desa. Pemkab Gresik<br />

mempersiapkan langkah-langkah<br />

untuk mempersiapkan pembentukan<br />

Bumdes bersama tersebut<br />

dengan menginventarisir dana eks<br />

PNPM Mandiri yang tersebar di 13<br />

Kecamatan se Kabupaten Gresik.<br />

Langkah awal yang dilakukan<br />

dalam menginventarisir tersebut,<br />

Bupati Sambari Halim Radianto<br />

bersama Kepala Dinas Pemberdayaan<br />

Masyarakat dan Desa<br />

mengumpulkan seluruh Ketua<br />

Unit Pengelola Kegiatan (UPK)<br />

eks PNPM Mandiri se Kabupaten<br />

Gresik di Ruang Graita Eka Praja,<br />

Kamis (9/2).<br />

Dalam pertemuan tersebut,<br />

Bupati mengatakan kegiatan yang<br />

dilakukan ini sebagai langkah untuk<br />

menyelamatkan uang negara.<br />

“Kami setuju bila dana eks PNPM<br />

ini dialihkan sebagai modal awal<br />

Bumdes bersama. Kita inventarisir<br />

secara lengkap sambil menunggu<br />

dasar hukum dalam pembentukan<br />

Bumdes tersebut,” katanya dihadapan<br />

sejumlah Ketua UPK.<br />

Dalam arahannya, Sambari<br />

memberikan gambaran Bumdes ini<br />

nanti bakal menjadi badan usaha<br />

di desa yang berfungsi untuk pemberdayaan<br />

ekonomi masyarakat di<br />

pedesaan. “Bumdes ini nanti bisa<br />

bekerjasama dengan pabrikan yang<br />

ada atau mengelola segala usaha<br />

pertanian maupun retail yang beroperasi<br />

di desa se tempat,” papar<br />

Sambari.<br />

Terkait penghentian program<br />

PNPM Mandiri yang beroperasi<br />

sejak tahun 2004 – 2015, Kepala<br />

Dinas Pemberdayaan Masyarakat,<br />

Tursilowanto Hariogi menyatakan<br />

bahwa dasar hukum penghentian<br />

program ini yaitu Surat Kementerian<br />

Desa, PDTT Nomer 134/DPP-<br />

MD/VII/2015 tertanggal 13 Juli<br />

2015 tentang panduan pengakhiran<br />

dan penataan hasil kegiatan PNPM<br />

MPd.<br />

“Sejak Desember 2015 hasil<br />

kegiatan berupa asset tidak bergerak<br />

diserahkan kepada Pemerintah desa<br />

setempat. Sedangkan asset berupa<br />

dana simpan pinjam sampai bulan<br />

Januari 2016 sebesar Rp. 58,1 miliar<br />

di 13 kecamatan tetap dikelola<br />

oleh pengelola Eks PNPM,” katanya.<br />

Menurut Tursilo, dana tersebut<br />

masih ada dan terus bergulir di<br />

masyarakat dalam bentuk usaha<br />

simpan pinjam. “Memang tak semua<br />

dana simpan pinjam itu lancar.<br />

Namun pihaknya atas kesungguhan<br />

tenaga Eks PNPM Mandiri yang<br />

ada saat ini sebanyak 221 orang ini<br />

maka potensial loss sangat rendah”<br />

katanya optimis.<br />

Hal ini seperti yang disampaikan<br />

oleh ketua asosiasi UPK<br />

Muhimul Adlim. Sampai saat<br />

ini pihaknya telah menginventarisir<br />

total Dana PNPM yang ada<br />

di masyarakat sebesar Rp. 58,1<br />

miliar. Jumlah ini berkembang jauh<br />

dibanding dana awal saat program<br />

PNPM pertama kali diluncurkan<br />

pada tahun 2004 yang hanya sebesar<br />

Rp. 4,1 milliar. (sam)<br />

Harga Melejit, Warga Bojonegoro<br />

Tanam Cabai di Pot<br />

Tembus Rp 140.000/Kg<br />

Gara-gara harga mahal, Ibu-ibu di Kabupaten Bojonegoro, J memilih<br />

tanam cabai sendiri di pekarangan dan pot rumah. Harga cabai di Bojonegoro<br />

dan sekitarnya kini tembus Rp 140 ribu perkilogramnya.<br />

Di sejumlah tempat di<br />

Kecamatan Kota Bojonegoro,<br />

ibu-ibu rumah tangga<br />

kini aktif dengan pekerjaan<br />

tambahan. Yaitu berkebun<br />

di pekarangan rumahnya<br />

sendiri. Jika halamannya<br />

luas, mereka tanam cabai<br />

di beberapa tempat. Sedang<br />

yang halaman rumahnya<br />

terbatas, mereka memilih<br />

di pot-pot yang disediakan.<br />

Sedangkan jenis cabai<br />

yang ditanam, di antaranya<br />

rawit, keriting dan cabai hijau.<br />

Tiga jenis cabai inilah<br />

yang harganya terus meroket,<br />

terutama rawit.<br />

Kegiatan Ibu-ibu tanam<br />

cabai, mudah ditemui di<br />

beberapa lokasi. Di Kelurahan<br />

Ledok Kulon, Kadipaten,<br />

dan juga Kelurahan Sumbang, Kecamatan Kota.<br />

Warga di pedesaan juga giat tanam cabai, seperti di Desa Bendo, Bangilan,<br />

dan Sembung, Kecamatan Kapas. “Ya, kita manfaatkan pekarangan rumah<br />

untuk tanam cabai,” ujar Anis, 27 tahun, warga Bendo, Kapas, Bojonegoro.<br />

Harga cabai rawit di sejumlah pasar di Bojonegoro terus merangkak.<br />

Cabai rawit kini di kisaran Rp 140 ribu perkilogram dan cabai keriting di<br />

kisaran Rp 65 ribu hingga Rp 70 ribu perkilogramnya. Harga salah satu bumbu<br />

dapur ini, kemungkinan terus meningkat, pada pekan-pekan ini.<br />

Data Dinas Pertanian Bojonegoro menyebutkan, luas tanaman cabai tahun<br />

2016 yaitu 526 hektar atau mengalami penurunan dibanding tahun 2014-<br />

2015 seluas 719 hektar. Sebarannya, merata di beberapa kecamatan terutama<br />

di Bojonegoro bagian timur dan selatan. Seperti Kecamatan Sumberejo, Kapas,<br />

Dander, Balen dan Tambakrejo.<br />

Tingginya harga cabai, diduga karena berkurangnya stok dari luar Kabupaten<br />

Bojonegoro. Selama ini, cabai dan jenis bumbu dapur lainnya serta<br />

sayuran berasal dari daerah lain, Seperti dari Pujon Malang, dan juga dari<br />

Magetan. (sum)<br />

Pertanian Modern Naikkan Pendapatan Petani Lamongan<br />

Keuntungan Bersih Meningkat dari Rp 10 Juta Jadi Rp 23 Juta/Ha<br />

Pertanian jagung modern di Desa<br />

Banyubang Kecamatan Solokuro<br />

Lamongan rupanya tidak<br />

hanya sukses menaikkan produktivitas<br />

dari yang semula 5,8 ton perhektar menjadi<br />

10,6 ton perhektar. Namun juga bisa<br />

meningkatkan pendapatan petani.<br />

Hal itu dijelaskan Bupati Lamongan,<br />

Fadeli saat menerima tim dari Dirjen otonomi<br />

Daerah Kementerian Dalam Negeri<br />

RI yang dipimpin Irda Nur Ismi di Guest<br />

House Pemkab Lamongan, Senin (6/2).<br />

Tim ini ke Lamongan menurut Irda untuk<br />

mengetahui program unggulan Lamongan,<br />

yang kemudian akan disosialisasikan<br />

ke daerah lain di Indonesia.<br />

“Setelah dua kali menerima penghargaan<br />

Satyalancana Karya Bhakti Praja<br />

Nugraha, Lamongan tahun ini kembali<br />

masuk nominasi. Yang jika menerima lagi<br />

untuk yang ketiga kali, akan meraih penghargaan<br />

tertinggi bidang pemerintahan<br />

berupa Parasamya Purnakarya Nugraha, “<br />

ungkap Irda.<br />

Oleh karena itu Dirjen Otoda Kemendagri<br />

ke Lamongan langsung turun untuk<br />

mengetahui program unggulannya. “Kami<br />

mendengar Lamongan memiliki program<br />

inovatif Gerakan 1821. Namun rupanya<br />

ada program inovatif lainnya, berupa pencanangan<br />

pertanian jagung modern, “ tambahnya.<br />

Sementara itu menurut Fadeli, Kabupaten<br />

Lamongan sebenarnya memiliki<br />

program unggulan ditiap kategori dalam<br />

Indeks Pembangunan Manusia (IPM).<br />

Yakni bidang pendidikan, kesehatan dan<br />

kesejahteraan.<br />

Dibidang kesejahteraan, dia kini tengah<br />

fokus memperluas kawasan pertanian<br />

jagung yang sudah sukses menaikkan<br />

produktivitas jagung menjadi 10,6 ton<br />

perhektar. Dari kawasan yang sebelumnya<br />

100 hektar, diperluas menjadi 10 ribu hektar<br />

di 12 kecamatan berbeda.<br />

“Kami semakin bersemangat untuk<br />

mensosialisasikan pertanian jagung modern<br />

kepada petani di luar kawasan percontohan.<br />

Karena rupanya dengan menerapkan<br />

pertanian modern, pendapatan petani<br />

juga naik.<br />

Dengan pertanian konvensional, ratarata<br />

produktivitas pada 2016 adalah 6 ton<br />

perhektar, dengan pendapatan kotor Rp 22<br />

juta perhektar dan rasio keuntungannya<br />

Rp 10 juta perhektar.<br />

Sedangkan jika menerapkan pertanian<br />

modern yang sudah dibuktikan hasilnya di<br />

Desa Banyubang, petani bisa menaikkan<br />

produktivitas menjadi 10,6 ton perhektar<br />

dengan pendapatan kotor Rp 36 juta perhketar<br />

dan rasio keuntungan yang didapatkan<br />

sebesar Rp 23 juta perhektar. (adv/<br />

sam)<br />

A.1004


EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

Bupati Rendra<br />

Dukung Hunian Layak<br />

Gerbang Jatim<br />

9<br />

Kegiatan Bina Desa<br />

yang dilakukan petinggi<br />

Kabupaten Malang<br />

cukup memotivasi warga. Disamping<br />

itu kegiatan ini bisa menyerap<br />

aspirasi masyarakat. Dan pula ada<br />

warga yang beruntung mendapat<br />

fasilitas bedah rumah.<br />

Bupati Malang H. Rendra<br />

Kresna didampingi Wakil Bupati<br />

(Wabup) Malang, Drs. H. M. Sanusi<br />

melakukan peninjauan langsung<br />

ke tempat pelayanan warga.<br />

Diawali pada kegiatan kerja bakti<br />

di Blok Rabu RW6 Desa Poncokusumo,<br />

Kec. Poncokusumo.<br />

Dilanjutkan mengunjungi kegiatan<br />

pelatihan jamu instan di rumah H.<br />

Dulkarim dan pembuatan keripik<br />

di rumah Indrawati.<br />

“Bagus sekali keranjang sampah<br />

keringnya ini ? Milik desa?<br />

Terima kasih bapak-bapak sudah<br />

peduli terhadap lingkungan. Terus<br />

dipertahankan ya,” terang Bung<br />

Rendra ketika menyapa warga<br />

saat kerja bakti di sekitaran Kantor<br />

Desa Poncokusumo, Selasa pagi<br />

(7/2).<br />

Kegiatan sosial bedah rumah<br />

juga digelar Pemkab Malang<br />

pada Bina Desa kali ini. Adalah<br />

Sutrisno, pemuda berusia 29 tahun<br />

yang tinggal sebatang kara<br />

karena ditinggal meninggal orang<br />

tuanya sejak kecil. Dia beruntung<br />

mendapat bantuan perbaikan dan<br />

pengecatan. Sutrisno yang seharihari<br />

tercatat berdagang kerupuk<br />

keliling ke kampung-kampung pun<br />

dapat support dari Bupati Malang<br />

untuk terus mengembangkan bisnisnya.<br />

“Program bedah rumah juga<br />

terus kita galakkan. Kami berharap<br />

pihak lain turut mendukung<br />

Pemkab Malang dalam mengurangi<br />

angka hunian rumah tidak<br />

Bupati Rendra saat meresmikan hasil bedah rumah milik Sutrisno.<br />

layak yang cukup tinggi. Langkah<br />

ini sekaligus untuk meningkatkan<br />

kesejahteraan masyarakat,” harap<br />

Bung Rendra. (er)<br />

Harga Cabai di Mojokerto Makin Pedas<br />

Untuk mencari kejelasan tentang kabar naiknya<br />

harga cabe, <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> berkunjung ke<br />

rumah H. Shamad petani cabe yang sudah bertahun<br />

berpengalaman bertahun-tahun di Glatik<br />

Desa Watesnegoro Kec. Ngoro Kab.Mojokerto.<br />

Petani cabe ini telah berhasil menyekolahkan keempat<br />

anaknya sampai<br />

bangku kuliah dan<br />

semuanya telah lulus<br />

menjadi sarjana.<br />

Ketika ditanya apa<br />

benar harga cabe saat<br />

ini naik alias meroket ?<br />

“ Ya benar mas, harga<br />

cabe saat naik sampai<br />

Rp. 130.000,00 perKg.<br />

Tapi kebetulan saya tidak<br />

panen, karena baru<br />

saja bibit,” jawab H<br />

Shamad.<br />

Rupanya banyaknya musibah banjir di sejumlah<br />

daerah di Jawa Timur, menyebabkan gagal<br />

panen khususnya tanaman cabai. Hal itu memicu<br />

naiknya harga cabai beberapa hari ini di pasaran,<br />

hingga mengalahkan harga daging sapi.<br />

Seperti yang terjadi di Pasar Tanjung Anyar<br />

Kota Mojokerto. Di pasar terbesar di wilayah kota<br />

onde-onde ini, tak sedikit pedagang mengeluh sejak<br />

sepekan terakhir ini karena harga cabai terus<br />

melonjak. Keluhan itu seperti yang diungkapkan,<br />

Fauziah (33), warga Purwotengah.<br />

Menurut perempuan yang berjualan sayuran<br />

ini, sudah sepekan harga cabai rawit mencapai Rp<br />

130-140 ribu per kilo gram. “Bisa jadi akan naik<br />

lagi. Padahal sebelumnya hanya Rp 90 ribu per<br />

kilo,” ucapnya disela-sela<br />

melayani pembeli, Selasa<br />

(7/2).<br />

Meroketnya harga cabai<br />

menyebabkan konsumen<br />

yang beli juga berkurang.<br />

Padahal sebelum cabai<br />

harganya naik, rata-rata<br />

konsumen beli setengah kg,<br />

maka sekarang hanya satu<br />

ons saja. Bahkan dampak<br />

dari naiknya harga cabai,<br />

pembeli juga membuat<br />

omsetnya turun hingga 60<br />

persen. “Saya biasanya jual 20 kg langsung habis.<br />

Lha ini, saya jual 10 kg gak habis-habis. Harganya<br />

gila-gilaan, melebihi harga daging sapi,” cetusnya.<br />

Ruby Hartoyo, Kepala Disperindag Kota<br />

Mojokerto, menegaskan naiknya harga cabai itu<br />

murni karena gagal panen dan serangan hama.<br />

“Makanya selain hasilnya sedikit, sebagian cabai<br />

juga busuk,” tuturnya. (mm)<br />

Kampung Ekologi Temas Batu Destinasi Wisata Baru<br />

Cocok untuk Spot Foto<br />

Ada sebuah pemandangan<br />

menarik dan cukup eksotik. Sebuah<br />

kampung kumuh di Kota Batu<br />

kini telah berupa wujud menjadi<br />

kampung asri nan cantik. Namanya<br />

kampung ekologi yang terletak<br />

di wilayah Kelurahan Temas.<br />

Kampung ini sekarang mulai<br />

ramai dikunjungi wisatawan<br />

khususnya kawula muda<br />

yang ingin mencari spot foto<br />

menarik.<br />

Datang ke kampung<br />

ekologi temas pengunjung akan<br />

langsung disambut oleh dua<br />

pasang boneka lucu. Bukan<br />

boneka biasa karena boneka<br />

ini terbuat dari botol plastik bekas<br />

minuman kemasan yang dibentuk<br />

sedemikian rupa. Kampung ini<br />

terletak di wilayah RW 06 Kelurahan<br />

Temas Kota Batu. Kampung<br />

yang dulunya kumuh kini telah<br />

bermetamorfosa menjadi kampung<br />

nan cantik.<br />

Disebut kampung ekologi<br />

karena kampung ini sangat berwawasan<br />

lingkungan, kebersihan dan<br />

kesehatan lingkungan sangat dijaga.<br />

Aneka jenis bunga hias bertebaran<br />

dimana mana hampir disetiap<br />

lorong. Di kampung ini sekarang<br />

terlihat penuh warna bukan hanya<br />

hijau karena banyaknya tanaman sejumlah<br />

lukisan mural. Aneka warna<br />

juga turut menghiasi dinding-dinding<br />

lorong. Lorong kampung yang<br />

dulunya kumuh kini tak nampak<br />

lagi, berubah menjadi lorong yang<br />

indah dan cantik.<br />

Tak heran jika akhirnya kampung<br />

ekologi yang baru dibuka<br />

pada hari Minggu 29 Januari lalu<br />

itu kini mulai dikunjungi warga<br />

dari luar daerah. Tak sedikit dari<br />

kalangan mahasiswa dari luar kota,<br />

khususnya Kota dan Kabupaten<br />

Malang mulai berdatangan ke<br />

kampung ekologi ini. Lorong demi<br />

lorong mereka telusuri demi<br />

mencari spot foto yang menarik<br />

yang tak dapat mereka temukan<br />

di daerah lain.<br />

Siapa sangka jika lahirnya<br />

kampung ekologi ini ternyata<br />

adalah hasil buah karya dari<br />

tangan kreatif warga RW 06<br />

sendiri. Semua dilakukan secara<br />

swadaya dan atas biaya sendiri<br />

hasil dari sumbangan sukarela<br />

warga setempat. Tujuannya tak<br />

lain adalah untuk mengubah image<br />

kampong, dari kampung kumuh<br />

menjadi kampung wisata.<br />

Keberadaan kampung ekologi<br />

sendiri diharapkan nantinya bisa<br />

menjadi kampung wisata. Seperti<br />

layaknya seperti kampung tridi<br />

dan kampung warna-warni di kota<br />

malang. (er)<br />

Menarik, Wisata Peternakan Kuda<br />

di Oro-oro Ombo<br />

Kerja sama Megastar, Perhutani dan Pemkot Batu<br />

Kota Batu penuh pesona. Kota ini penuh dengan<br />

tempat wisata menarik. Dan kini kota itu memiliki<br />

tempat wisata baru dan lagi ngehits. Khususnya<br />

bagi kalangan anak muda.<br />

Tempat wisata baruitu yakni Peternakan Kuda Megastar yang<br />

terletak di desa Oro-oro Ombo. Memiliki luas kira-kira 2 Ha dan<br />

awalnya adalah salah satu tempat penangkaran kuda dengan konsep<br />

silvopastur dari Perhutani.<br />

Kemudian, seiring berjalannya waktu PT Megastar melakukan<br />

kerjasama untuk pengembangan. Yaitu kerja sama dengan Perhutani<br />

serta Pemerintah Kota (Pemkot) Batu. Menjadikan tempat ini<br />

menjadi tempat wisata.<br />

Dengan membayar tiket masuk yang cukup terjangkau, pengunjung<br />

dapat melihat kuda-kuda di peternakan ini. Kuda-kuda<br />

disini sebagian diantaranya adalah kuda lokal, tapi juga ada beberapa<br />

kuda yang didatangkan langsung dari Eropa, Amerika dan<br />

Australia.<br />

Dan salah satu jenis kuda yang bisa dilihat adalah kuda yang<br />

memiliki rambut berponi atau biasa disebut dengan kuda poni. Juga<br />

terdapat jenis kuda lain yang tak kalah menariknya.<br />

Selain melihat peternaaan kuda, pengunjung yang datang di<br />

musim yang tepat akan bisa melihat keindahan bunga matahari<br />

yang terawat dan seolah-olah membuat pengunjung sedang berada<br />

di luar negeri. Selain bisa berfoto ria, pengunjung bisa menaiki<br />

kuda dengan didampingi sang pawang kuda.<br />

Memang belum terlalu banyak pengunjung yang datang karena<br />

belum banyak yang tau kalau ada wisata baru di kota Batu ini.<br />

Dimasaryo Nugroho pengunjung asal <strong>Surabaya</strong> ini misalnya mengatakan<br />

wisata peternakan kuda ini cukup menarik.<br />

“Tempat ini selain untuk refreshing, juga bisa buat foto-foto.<br />

Selain itu juga bisa dijadikan sarana edukasi anak-anak dengan<br />

mengenal berbagai jenis kuda,” ungkap Dimas. (meta)<br />

Tempat wisata<br />

pengembangan kuda<br />

di Batu


10 Gerbang Jatim<br />

EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

Lomba Tangkap Ikan di Tulungagung<br />

Dorong Pemuda Cinta Pekerjaan Tani<br />

Barangkali dapat diprosentase,<br />

berapa<br />

jumlah pemuda yang<br />

bercita-cita sebagai petani. Kalau<br />

pun toh ada, jumlahnya pasti relatif<br />

kecil sekali. Sebagian besar,<br />

jika tamat sekolah atau pun lulus<br />

sarjana, para pemuda pasti bercinta-cita<br />

ingin menjadi pegawai kantoran,<br />

dokter, dan lain sebagainya.<br />

Dan itu, logis. Karena sebagian<br />

orang menilai kerja kantoran<br />

itu lebih prestis, bergengsi,<br />

dibanding menjadi petani. Yang<br />

kerja di sawah membawa cangkul.<br />

Untuk merubah image itu,<br />

Gabungan Kelompok Tani<br />

(Gapoktan) Tulungagung, Jawa<br />

Timur, sengaja menggelar lomba<br />

tangkap ikan di areal persawahan.<br />

Tepatnya di Desa Tanggung, Kecamatan<br />

Campur Darat, depan pos<br />

pendakian gunung Budhek.<br />

Yang tertarik dengan lomba<br />

ini, luar biasa banyak. Mulai dari<br />

anak-anak hingga orang dewasa,<br />

tumplek blek menjadi satu di areal<br />

persawahan yang penuh lumpur.<br />

Lomba tangkap ikan ini, tidak<br />

lain adalah untuk menarik minat<br />

pemuda untuk menjadi petani<br />

handal dan profesional. Tidak<br />

konvensional seperti sekarang.<br />

Yang banyak gagal karena kurangya<br />

ilmu pertanian.<br />

Untuk itu, dengan berbekal<br />

ilmu teori yang didapat dari dunia<br />

pendidikan hendaknya bisa dipraktekkan<br />

langsung di lapangan.<br />

“Lulusan sarjana pertanian banyak.<br />

Tapi ilmu itu tidak dipraktekkan.<br />

Mereka lebih tertarik menjadi<br />

pegawai kantoran,” tutur Agus<br />

Utomo, Ketua Panitia penyelenggara<br />

pada <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong>, pekan<br />

lalu.<br />

Dengan lomba tangkap ini,<br />

diharapkan pemuda mengetahui<br />

kondisi langsung pertanian yang<br />

ada di Tulungagung. Selain itu,<br />

pemuda dapat menangkap peluang<br />

terbaik sesuai dengan ilmu yang<br />

didapatkan di dunia pendidikan.<br />

”Saya yakin, ilmu yang didapat<br />

dibangku pendidikan itu,<br />

jika dipraktekkan, hasilnya akan<br />

lebih maksimal,” Papar Agus optimis.<br />

Masih kata Agus, yang menjadi<br />

persoalan itu, bagaimana agar<br />

pemuda tertarik menjadi petani.<br />

Maka dibuat sistim pertanian<br />

yang profesinal. Tidak sekedar<br />

tanam. Tapi menggunakan metode<br />

ilmiah sehingga panen menjadi<br />

melimpah.<br />

Selain itu, sifat minder dan<br />

gengsi harus dibuang jauh-jauh.<br />

Karena pikiran kerdil seperti itu<br />

yang menghambat seseorang untuk<br />

maju.<br />

Sebab, kerja apapun kalau<br />

tidak didasari dengan niat yang<br />

kuat dan setengah-setengah, lebih<br />

dekat gagal daripada keberhasilan.<br />

“Gerakan ke kembali desa itu,<br />

lebih baik. Daripada ke kota kerja<br />

yang tidak jelas. Dan hasil pertanian<br />

juga lumayan besar.,” urai<br />

Agus. (rul)<br />

K3 Indikator Penting<br />

Daya Saing Perusahaan<br />

Petrokimia Gelar Berbagai Lomba Keselamatan<br />

Aspek keselamatan dan kesehatan dalam bekerja mutlak diperlukan.<br />

Perhatian terhadap aspek ini bisa menjadikan ketenangan para pekerja. Dan<br />

pada akhirnya mampu meningkatkan produktifitas perusahaan.<br />

Seiring perkembangan perusahaan, PT Petrokimia Gresik (PG) berkomitmen<br />

untuk semakin meningkatkan kesadaran akan pentingnya aspek Keselamatan<br />

dan Kesehatan Kerja (K3). Dengan menerapkan Sistem Manajemen<br />

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang berkelanjutan.<br />

Guna membudayakan K3 di perusahaan, PG beserta anak perusahaan,<br />

kontraktor, dan sub-kontraktor, menggelar lomba K3. Lomba diberi tema<br />

tema “Dengan Budaya K3 Kita Tingkatkan Kualitas Hidup Menuju Masyarakat<br />

yang Selamat, Sehat, dan Produktif”.<br />

Adapun jenis lomba yang digelar selama bulan Februari ini lumayan<br />

banyak. Seperti lomba PMK (Pemadaman Kebakaran),lomba BA (breathing<br />

apparatus) dan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dan lomba<br />

cerdas cermat tentang K3.<br />

Disamping itu juga ada lomba poster K3 & lingkungan, lomba fotografi<br />

K3 dan lomba Pelajar dan Mahasiswa tentang K3.<br />

Direktur Produksi PT PG I Ketut Rusnaya menyatakan penerapan SMK3<br />

menjadi penting mengingat unit produksi PG memiliki kompleksitas yang<br />

cukup tinggi. Produk yang dihasikan pun sangat beragam, mulai dari pupuk,<br />

produk inovasi (hasil riset), bahan kimia, serta jasa.<br />

“Penerapan K3 merupakan salah satu prasyarat dalam hubungan ekonomi<br />

internasional dan perdagangan bebas. Oleh karena itu, K3 menjadi salah<br />

satu indiaktor penting dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan,”<br />

ujar Ketut.<br />

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pembukaan Bulan K3 Nasional di<br />

PG juga melibatkan siswa-siswi SDN Petrokimia Gresik. Tak ketinggalan pula<br />

ibu-ibu Persatuan Istri Karyawan Petrokimia Gresik (PIKPG) juga diundang.<br />

Dalam kegiatan ini, selain karayawan PG, siswa-siswi SD dan ibu-ibu PIK-<br />

PG juga melakukan eksebisi atau memamerkan skil dan keterampilan K3,<br />

yaitu memadamkan api.<br />

Oleh karena itu, lanjut Ketut Rusnaya perlombaan K3 yang sedang digelar<br />

saat ini merupakan upaya nyata dalam membudayakan K3 di lingkungan<br />

perusahaan dan sekitarnya.<br />

“Kami berharap aspek K3 tidak sekedar menjadi slogan bagi karyawan,<br />

namun menjadi nilai-nilai penting bagi setiap insan perusahaan. Yaitu baik<br />

di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari,” tutup Bapak asli<br />

dari pulau Dewata ini. (sam)<br />

Meriah, Jelajah Bumi Penataran Bersama Bupati Blitar<br />

Gowes Bareng Nikmati Indahnya Panorama<br />

Peserta lomba tangkap ikan<br />

Bumi perkemahan bendungan<br />

Serut di Kecamatan<br />

Kanigoro, Kabupaten<br />

Blitar, Jawa Timur, terlihat ramai,<br />

Minggu (5/2) pukul 06.00 WIB.<br />

Hampir tidak sedikit pun ruang terlihat<br />

kosong. Semua dipenuhi lautan<br />

biker berkostum kas. Warna warni<br />

dan sedikit mencolok.<br />

Maklum, karena pagi itu digelar<br />

gowes atau ngontel bareng bersama<br />

H. Rijanto, Bupati Blitar. Yang bertajuk<br />

Jelajah Bumi Penataran. Dengan<br />

jarak tempuh 25 km untuk jarak<br />

dekat, dan 30 km untuk jarak jauh.<br />

Suasana yang alami, udara sejuk,<br />

serta panorama alam yang indah,<br />

bumi perkemahan bendungan Serut<br />

menjadi pilihan yang tepat untuk<br />

dijadikan bese camp berkumpulnya<br />

para biker yang handal ini. Jelajah<br />

bumi penataran ini, merupakan kegiatan<br />

rutin bulanan yang sebelumnya<br />

aktif berjalan.<br />

“Kalau dulu namanya Minggu<br />

Pahing, sekarang kita ganti jelajah<br />

bumi Penataran,” terang H. Rijanto<br />

Bupati Blitar memberikan keterangan<br />

pada sejumlah media.<br />

Lebih jauh lagi, orang nomor satu<br />

dijajaran Pemerintahan Kabupaten<br />

(Pemkab) Blitar ini menjelaskan, jelajah<br />

bumi Penataran ini diikuti oleh<br />

ratusan biker dari pemerintahan maupun<br />

masyarakat umum. Dengan rute<br />

yang berbeda setiap kali kegiatan.<br />

Tujuannya adalah, selain mengolahragakan<br />

masyarakat biar sehat,<br />

juga untuk mengenalkan obyek wisata<br />

yang ada di Kabupaten Blitar.<br />

Untuk itu, setiap kali kegiatan<br />

base camp-nya selalu berpindahpindah.<br />

Seperti di Candi Penataran,<br />

Bendungan Serut, Pantai Tambakrejo,<br />

dan lain sebagainya.<br />

Dan untuk itu menarik peserta,<br />

pihak panitia yang dikomandani Dinas<br />

Porbudpar yang dibantu pihak<br />

sponsor menyediakan sarapan nasi<br />

pecel, gratis. Bahkan, tidak hanya itu,<br />

panitia juga menyediakan puluhan<br />

door prise dan hadiah utama berupa<br />

sepeda gunung.<br />

“Ini untuk daya tarik saja. Kalau<br />

pun toh nggak ada, saya yakin peserta<br />

tetap banyak. Karena kami butuh sehat,”<br />

terangnya.<br />

Untuk menghilangkan rasa capek,<br />

para biker tahan segala medan<br />

ini, dihibur dengan artis panggung,<br />

siap goyang. Momen seperti inilah<br />

digunakan para biker joget bareng di<br />

bawah panggung. Tanpa malu-malu,<br />

ratusan peserta bergoyang ria. Dan,<br />

suasanya pun terlihat meriah.<br />

Apalagi saat Bupati blitar H.<br />

Rijanto menyanyikan lagu Blitar<br />

Kawentar, peserta semakin riuh.<br />

Peserta yang tadinya sekedar goyang,<br />

mulai ikut –ikutan nyanyi bersama<br />

mantan kepala Dinas Pendidikan<br />

tersebut. (rul/adv)<br />

A.1005


EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

<strong>Surabaya</strong> Lifestyle<br />

11<br />

Regina Idol Meriahkan Imlek di Mercure<br />

Suaranya merdu dan menghanyutkan. Siapa tak kenal dengan<br />

jebolan Indonesian Idol 2012 bernama Regina Ivanova<br />

Paloppo atau akrab dengan sapaan Regina. Khusus momen<br />

Imlek tahun Ayam Api, Regina didapuk mengisi acara ‘Year of Rooster<br />

Gala Dinner’ di Grand Ballroom Hotel Mercure Grand Mirama <strong>Surabaya</strong>.<br />

Menyanyikan tujuh lagu andalan yang sebagian besar berbahasa<br />

Mandarin, membuat Regina berlatih cukup keras. Selain lagu Mandarin,<br />

Regina, juga membawakan beberapa lagu lain. Seperti lagu milik<br />

Krisdayanti, Vina Panduwinata juga beberapa lagu barat seperti Can’t<br />

Take My Eyes of You dan My Way.<br />

Regina mengaku senang bisa bertandang ke kota Pahlawan, seperti<br />

kebanyakan orang, ia tidak melewatkan keseruan berburu kuliner disini.<br />

“Kalau ke <strong>Surabaya</strong> gini aku suka makan penyetan,” kata Regina<br />

yang terlihat lebih langsing dan cantik dengan balutan busana casual<br />

menjelang sound check acara.<br />

General Manager Hotel Mercure, Sugito Adhi, menambahkan,<br />

kedatangan Regina, merupakan bagian dari puncak perayaan Imlek untuk<br />

menghibur tamu Gala Dinner. Selain itu, para tamu undangan juga<br />

mendapatkan suguhan atraksi barongsai dan liang liong laser yang akan<br />

keliling hotel lalu masuk area ballroom.<br />

Sebagai sajian andalan, Deep Fried Chicken Golden Phoenix with<br />

Fresh Fruit atau Braised Shark’s Fin Stuffed in Precious Bag (Angsio<br />

Sup Hisit isi Dalam Kantong Emas) pun jadi pilihan menggoyang lidah.<br />

(lely)<br />

Donor Darah di Santika<br />

Ulang tahun penuh makna. Hotel Santika Pandegiling<br />

mengawali detik perayaan ulang tahun (ultah) ke-19<br />

dengan kegiatan donor darah.<br />

“Dalam rangka HUT ke-19 Hotel Santika, kami<br />

mengadakan acara donor darah,” kata General Manager<br />

Hotel Santika Pandegiling, I Nengah Artana.<br />

Donor darah berlangsung mulai pukul 10.30 WIB<br />

dengan jumlah peserta yang lumayan banyak. Rencananya,<br />

Hotel Santika juga akan melaksanakan bakti<br />

sosial membersihkan lingkungan Kebun Bibit <strong>Surabaya</strong><br />

pada tanggal 18 Februari mendatang.<br />

“Kami berharap untuk ke depannya Hotel Santika<br />

Pandegiling ini bisa lebih maju dan karyawannya bisa<br />

lebih sejahtera, serta bisa memberi kemakmuran bagi<br />

masyarakat sekitar,”jelasnya.(lely)<br />

Tunjukkan Tanda Cinta di Rich Palace<br />

Setiap pasangan punya<br />

cara sendiri menunjukkan<br />

rasa cinta pada pasangan.<br />

Menunjukan tanda cinta<br />

merupakan salah satu hal yang<br />

paling ditunggu para wanita.<br />

Dengan night city view dan<br />

golf view dari Gold Dragon<br />

Sky lounge lantai 28, Rich Palace<br />

Hotel menawarkan paket<br />

valentine dinner romatis untuk<br />

para pasangan di <strong>Surabaya</strong><br />

dan sekitarnya.<br />

“Hari Valentine selalu<br />

menjadi moment yang tepat<br />

untuk mengekspresikan rasa<br />

cinta kepada pasangan dengan<br />

penuh makna. Dengan mengajak<br />

pasangan romantis dinner<br />

yang mewah di tempat kami,<br />

tamu akan mendapatkan unforgettable<br />

moment with the<br />

special one,“ kata Fiki Yusuf,<br />

Marketing Communication<br />

Rich Palace Hotel <strong>Surabaya</strong>.<br />

Dinner set menu mewah<br />

yang disiapkan oleh Executive<br />

Chef Rich Palace Hotel, Jo<br />

Ruston. Ditemani dengan live<br />

music romantis akan menjadi<br />

moment tak terlupakan bagi<br />

pengunjung. Tidak lupa pengunjung<br />

juga akan mendapat<br />

wine dan bunga serta doorprize<br />

yang bisa dimenangkan<br />

oleh para pengunjung. (meta)<br />

Quick Lunch The Series<br />

Persembahan Rock’n<br />

Sugar Luminor<br />

Illuminating your day. Motto milik Luminor Hotel ini semakin<br />

berkembang selaras dengan keinginan untuk memuaskan customer<br />

setianya. Salah satu keunikan dari hotel bintang tiga yang terletak di<br />

Kawasan Jemursari <strong>Surabaya</strong> ini adalah makan siang buffet all you<br />

can eat Quick Lunch The Series di Rock’n Sugar Coffee & Bistro.<br />

“Dijamin akan memanjakan lidah para pecinta kuliner <strong>Surabaya</strong><br />

dengan 99 item makanan yang tersaji setiap harinya,” kata<br />

Marketing and Communication Waringin Hospitality Hotel Group,<br />

Devi Widya, kepada <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong>, pekan lalu.<br />

Untuk event valentine, Eat Drink Love Valentine dinner buffet<br />

menjadi persembahan spesial pada 14 Februari. Menikmati kebersamaan<br />

sembari seru-seruan meramal masa depan lewat Tarot<br />

Reader. Alunan musik violin dan saxophone live menambah syahdunya<br />

malam kasih sayang.<br />

“Pengunjung Rock’n Sugar juga akan mendapat welcome drink,<br />

cokelat pralin dan doorprize menarik,” jelas Devy. Rock’n Sugar<br />

Coffee and Bistro merupakan resto yang menawarkan tempat nyaman<br />

sekaligus memanjakan pecinta kuliner dengan berbagai pilihan<br />

menu yang sayang jika dilewatkan.<br />

“Kita juga memiliki International Fusion Food dengan sentuhan<br />

resep Indonesia. Anda akan merasakan pengalaman kuliner yang<br />

membawa serasa berkeliling dunia,” imbuh Arriyanto, Excecutive<br />

Chef Rock’n Sugar Coffee & Bistro.<br />

Setiap malamnya, Rock’n Sugar memberikan hiburan live music<br />

dari band-band ternama Kota <strong>Surabaya</strong>. (lely)


12 Aneka <strong>Bisnis</strong><br />

EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

SOLUSI UNTUK MEMPERBAIKI NERACA PERDAGANGAN NEGARA INDONESIA<br />

Terdapat berbagai kemajuan<br />

dalam pembangunan ekonomi Indonesia<br />

pada sepuluh tahun terakhir.<br />

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,<br />

berdasarkan purchasing<br />

power parity, naik dari sekitar 800<br />

miliar Dollar AS pada 2004 menjadi<br />

sekitar 1,3 triliun Dollar AS pada<br />

2013. Anggaran Pendapatan Belanja<br />

Negara juga naik dari sekitar<br />

500 triliun Rupiah pada tahun 2005<br />

menjadi 1.800 triliun pada 2014. Rasio<br />

utang negara terhadap PDB juga<br />

turun dari 56% pada 2004 menjadi<br />

23% pada 2014.2 Capaian ini sangat<br />

patut disyukuri, namun tentu<br />

tidak boleh membuat (pemerintah)<br />

Indonesia berpuas diri. Terdapat<br />

banyak hal yang semakin memburuk<br />

pada sepuluh tahun terakhir,<br />

namun sepertinya terlupakan oleh<br />

pemerintah, Menurut Krido Eko<br />

Cahyono,SE.,MM (Dosen Mata<br />

Kuliah Manajemen Keuangan Internasional<br />

STIESIA <strong>Surabaya</strong>) hal<br />

yang menyebabkan semakin memburuknya<br />

data Neraca Pembayaran<br />

(Balance of Payment) Indonesia diantaranya<br />

sebagai berikut :<br />

Pertama, nilai Transaksi Berjalan<br />

(Current Account) Indonesia<br />

bernilai negatif semenjak tahun<br />

2012 (IMF, 2014). Data menunjukkan<br />

bahwa hal ini disebabkan oleh<br />

nilai surplus Neraca Perdagangan<br />

(Trade Balance) yang semakin kecil<br />

serta meningkatnya jumlah pembayaran<br />

pendapatan ke luar negeri<br />

(negative income account).<br />

Kedua, struktur Ekspor dan<br />

Impor Indonesia semakin tidak<br />

memuaskan (WITS, 2014). Komposisi<br />

barang mentah dalam Ekspor semakin<br />

besar; di sisi lain, komposisi<br />

produk olahan baik berupa peralatan<br />

industri maupun bahan bakar kendaraan<br />

bermotor dalam Impor semakin<br />

besar. Ketiga, meskipun Indonesia<br />

menerima penanaman modal luar<br />

negeri pada sepuluh tahun<br />

terakhir, fakta menunjukkan<br />

bahwa pada sepuluh tahun<br />

terakhir, justru terdapat aliran<br />

uang keluar (financial<br />

outflow) yang persistent dan<br />

semakin besar (IMF, 2014).<br />

Financial inflow ke Indonesia<br />

sebagian besar berupa<br />

investasi portofio dan foreign<br />

direct investment, sehingga<br />

financial outflow sebagian<br />

besar merupakan pendapatan<br />

investasi ekuitas dan investasi<br />

portofolio.<br />

Data menunjukkan bahwa angka<br />

pendapatan investasi ini sangat<br />

besar bahkan melebihi jumlah investasi<br />

yang ditanamkan. Penyebab<br />

buruknya neraca perdagangan bisa<br />

dilihat dari sisi Ekspor dan Impor.<br />

Dari sisi Ekspor, kenaikan nilai<br />

Ekspor Indonesia merupakan akibat<br />

dari naiknya harga komoditas dunia.3<br />

Meskipun hal ini baik, hal ini<br />

juga memberi disinsentif bagi pihak<br />

swasta untuk tidak mengembangan<br />

industri hilir. Dari sisi Impor, seiring<br />

dengan besarnya jumlah penduduk<br />

usia muda, nilai konsumsi rumah<br />

tangga pun semakin besar. Salah<br />

satu efeknya adalah meningkatnya<br />

konsumsi Bahan Bakar Minyak<br />

(BBM). Jumlah BBM yang diimpor<br />

memberi tekanan pada neraca perdagangan<br />

Indonesia. Hal ini menunjukkan<br />

banyak perbaikan penting<br />

yang perlu dilakukan pemerintahan<br />

Oleh :<br />

Krido Eko Cahyono, SE., MM<br />

Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) <strong>Surabaya</strong><br />

selanjutnya.<br />

WARNING DARI DATA<br />

NERACA PEMBAYARAN (BAL-<br />

ANCE OF PAYMENT) INDONE-<br />

SIA<br />

Neraca Pembayaran merupakan<br />

statistik transaksi ekonomi sebuah<br />

negara dengan negara lainnya di dunia.<br />

Transaksi ini meliputi transaksi<br />

barang, jasa, pendapatan, serta transaksi<br />

yang berkaitan dengan financial<br />

claim dan transfer antar pemerintah<br />

(IMF, 2007). Berikut adalah beberapa<br />

indikator perekonomian yang<br />

merupakan peringatan atas fundamental<br />

ekonomi Indonesia yang<br />

perlu segera diperbaiki.<br />

1. Nilai Neraca Transaksi Berjalan<br />

yang Negatif (negative Current<br />

Account)<br />

Secara garis besar Neraca Transaksi<br />

Berjalan terdiri dari Neraca<br />

Perdagangan dan Income Account.<br />

Neraca Perdagangan merupakan<br />

selisih antara Ekspor dan Impor; sedangkan<br />

Income Account merupakan<br />

selisih pembayaran penghasilan<br />

penduduk Indonesia di luar negeri<br />

dengan penghasilan penduduk luar<br />

negeri di Indonesia; baik berupa<br />

kompensasi pekerja maupun hasil<br />

investasi. Apabila Indonesia mengalami<br />

surplus Neraca Perdagangan<br />

(i.e. nilai Ekspor lebih besar<br />

dari pada Impor) serta terdapat net<br />

positif pembayaran penghasilan luar<br />

negeri, maka Neraca Transaksi Berjalan<br />

akan bernilai posistif. Gambar<br />

1 menunjukkan perkembangan dan<br />

komposisi Neraca Transaksi Berjalan<br />

(Current Account) Indonesia<br />

sejak tahun 1981.<br />

Gambar 1 menunjukkan terdapat<br />

peningkatan signifikan pada<br />

angka Current Account semenjak<br />

tahun 1997. Hal ini di antaranya<br />

disebabkan oleh depresiasi nilai tukar<br />

Rupiah serta peningkatan harga<br />

komoditas dunia. Angka surplus<br />

Neraca Perdagangan ini berubah<br />

menjadi negatif pada tahun 2012<br />

dan 2013 disebabkan oleh penurunan<br />

harga komoditas dunia serta<br />

meningkatnya nilai Impor. Gambar<br />

1 juga menunjukkan jumlah pembayaran<br />

income ke luar negeri juga<br />

meningkat secara signifikan semenjak<br />

tahun 2009.<br />

Nilai Current Account yang<br />

menjadi negatif sejak tahun 2012<br />

memberi tiga peringatan utama.<br />

Pertama, hal ini bisa jadi merupakan<br />

awal dari semakin memburuknya<br />

Neraca Perdagangan Indonesia pada<br />

tahun-tahun selanjutnya. Data jumlah<br />

produk yang diekspor dan diimpor<br />

merupakan data yang persistent,<br />

artinya jumlahnya cenderung untuk<br />

mengikuti jumlah pada tahun sebelumnya.<br />

Permintaan Ekspor yang<br />

rendah pada tahun 2012 dan 2013<br />

dapat berindikasi penurunan permintaan<br />

Ekspor pada periode selanjutnya.<br />

Kedua, nilai Current Account<br />

yang negatif membuat Indonesia<br />

semakin beresiko mengalami krisis<br />

Neraca Pembayaran (Balance of<br />

Payment crisis) sebagaimana yang<br />

terjadi pada tahun 1998. Jika terjadi<br />

arus keuangan balik secara tiba-tiba,<br />

maka nilai capital outflow (yang<br />

sangat volatile) ditambah nilai Current<br />

Account yang negatif (hampir<br />

25 miliar Dollar AS pada 2013)<br />

dapat dipastikan membuat Indonesia<br />

kembali mengalami krisis nilai tukar.<br />

Ketiga, sebagai akibat dari nilai<br />

Current Account yang negatif, Net<br />

International Investment Position<br />

(NIIP) Indonesia menjadi semakin<br />

negatif. NIIP merupakan akumulasi<br />

defisit neraca transaksi berjalan<br />

(Current Account) ditambah perubahan<br />

valuasi aset di dalam dan<br />

luar negeri. NIIP juga bisa<br />

dilihat sebagai selisih antara<br />

aset yang berada di luar negeri<br />

yang dimiliki oleh penduduk<br />

Indonesia dengan aset yang<br />

berada di dalam negeri yang<br />

dimiliki oleh penduduk luar<br />

negeri. Kondisi ini merupakan<br />

sesuatu yang tidak baik (sustainable).<br />

Pada periode sebelumnya,<br />

negara-negara yang<br />

mengakumulasi hutang luar<br />

negeri terhadap PDB dalam<br />

jumlah besar mengalami penarikan<br />

arus modal yang kemudian diikuti<br />

oleh krisis ekonomi dan keuangan<br />

(Schmit-Grohe & Uribe, 2013).<br />

2. Komposisi Ekspor dan Impor<br />

barang yang tidak memuaskan<br />

Sebagaimana dijelaskan di<br />

bagian awal, Neraca Transaksi<br />

Perdagangan Indonesia semakin<br />

memburuk semenjak tahun 2012.<br />

Di samping itu, komposisi Ekspor<br />

dan Impor barang juga tidak sesuai<br />

dengan yang diharapkan. Selain<br />

itu, komposisi barang Ekspor didominasi<br />

oleh barang mineral dan<br />

minyak bumi, yang memiliki nilai<br />

tambah rendah. Impor barang didominasi<br />

oleh mesin dan perlengkapan<br />

transportasi serta minyak bumi<br />

dan produk turunannya. Hal ini<br />

menunjukkan perlunya perbaikan<br />

kapasitas manufaktur perekonomian<br />

Indonesia.<br />

3. Arus uang keluar yang besar<br />

(negative income account)<br />

Peringatan selanjutnya dari<br />

Neraca Pembayaran Indonesia<br />

adalah nilai arus uang keluar yang<br />

besar dan persistent. Secara umum<br />

penduduk Indonesia berpikir bahwa<br />

Indonesia merupakan penerima<br />

modal bersih; namun pada kenyataannya,<br />

terdapat net financial outflow<br />

yang besar setiap tahunnya. jumlah<br />

financial outflow berupa income selalu<br />

lebih besar dari pada jumlah investasi<br />

yang ditanamkan oleh pihak<br />

luar negeri. Hal ini menunjukkan<br />

bahwa return investasi yang didapatkan<br />

oleh pihak luar negeri di Indonesia<br />

sangat besar dan kurangnya<br />

insentif re-investasi di Indonesia.<br />

Beberapa indikator di atas<br />

menunjukkan banyak perbaikan<br />

mendesak yang perlu dilakukan di<br />

Indonesia. Permasalahan ini tidak<br />

secara spesifik terjadi pada sepuluh<br />

tahun terakhir saja; hal ini mengindikasikan<br />

akslerasi implementasi<br />

strategi perbaikan perlu dilakukan.<br />

Secara umum, perbaikan ini dapat<br />

dibagi menjadi solusi jangka pendek,<br />

yaitu solusi yang perlu dilakukan<br />

segera karena kondisi yang mendesak;<br />

dan solusi jangka panjang yang<br />

bersifat perbaikan struktural. Tabel 1<br />

menunjukkan solusi jangka pendek<br />

dan jangka panjang yang dapat dilakukan<br />

pemerintahan selanjutnya.<br />

KESIMPULAN<br />

Kemajuan perekonomian pada<br />

sepuluh tahun terakhir perlu disyukuri;<br />

namun tidak boleh membuat<br />

pemerintah Indonesia merasa<br />

berpuas diri. Terdapat banyak hal<br />

mendesak yang perlu diperbaiki.<br />

Pertama adalah nilai neraca perdagangan<br />

yang memburuk pada tahun<br />

2012 dan 2013; kedua, struktur<br />

Ekspor dan Impor yang tidak<br />

memuaskan (favourable); dan ketiga,<br />

arus uang keluar yang besar setiap<br />

tahunnya, bahkan melebihi jumlah<br />

investasi yang Indonesia terima.<br />

Permasalahan ini merupakan hal<br />

fundamental yang perlu diperbaiki<br />

untuk memajukan pembangunan<br />

Indonesia.<br />

Di STIESIA <strong>Surabaya</strong> mahasiswa<br />

yang mengambil jurusan<br />

kosentrasi keuangan khususnya<br />

dalam mata kuliah Manajemen<br />

Keuangan Intenasional dalam kurikulumnya<br />

diajarkan mengenai berbagai<br />

konsep dan kebijakan dalam<br />

pengambilan keputusan keuangan<br />

sektor perdagangan internasional<br />

(ekspor/impor), selain mampu membuat<br />

neraca perdagangan dan menganalisisnya.<br />

Solusi yang perlu dilakukan<br />

dapat dibagi pada solusi jangka<br />

pendek dan solusi jangka panjang.<br />

Dalam jangka pendek, untuk mengurangi<br />

nilai Neraca Perdagangan yang<br />

negatif, pemerintah perlu mengurangi<br />

nilai Impor, terutama Impor komoditas<br />

BBM. Subsidi BBM saat ini<br />

perlu dialihkan menjadi subsidi tepat<br />

sasaran (targeted subsidy). Jika perubahan<br />

ini tidak dilakukan, jumlah<br />

penduduk usia muda yang semakin<br />

banyak akan terus memberi tekanan<br />

permintaan Impor BBM. Untuk<br />

mengatasi struktur Ekspor dan Impor<br />

yang tidak memuaskan (favourable),<br />

pemerintah perlu melakukan analisis<br />

kendala penyebab deindustrialisasi<br />

semenjak tahun 1998 serta menerapkan<br />

strategi pembangunan berbasis<br />

ekspor (export oriented development<br />

strategy). Pola alokasi transfer<br />

ke daerah perlu mengadopsi insentif<br />

dan disinsentif terhadap capaian<br />

pemerintah daerah dalam mendorong<br />

Ekspor. Untuk mengatasi arus<br />

uang keluar yang besar, pemerintah<br />

dapat menerapkan aturan yang membatasi<br />

jenis perusahaan yang dapat<br />

menerima investasi dan pinjaman<br />

dari luar negeri.<br />

Dalam jangka panjang, peningkatan<br />

daya saing melalui perbaikan<br />

kualitas pendidikan tinggi dan kualitas<br />

regulator (regulatory quality) perlu<br />

dilakukan. Selain itu, perusahaan<br />

BUMN diharapkan dapat menjadi<br />

pionir dalam mengembangkan industri<br />

yang masih belum berkembang<br />

dan kurang mendapat perhatian<br />

dari pihak swasta, seperti industry<br />

perikanan. Partisipasi pihak swasta,<br />

misalnya melalui Public Private Partnership<br />

dalam proyek infrastruktur<br />

juga perlu ditingkatkan. Nature dari<br />

peringatan yang diberikan oleh data<br />

Balance of Payment ini adalah bersifat<br />

mendesak. Pola kebijakan kicking<br />

the can down the road (menunda<br />

solusi jangka panjang) sebagaimana<br />

yang dilakukan pemerintahan pada<br />

sepuluh tahun terakhir akan memperbesar<br />

permasalahan saat ini. Pemerintahan<br />

selanjutnya diharapkan dapat<br />

menampilkan strong leadership dan<br />

smart policies dalam menyikapi peringatan<br />

ini.<br />

A.994


EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

100 Tahun Indonesia<br />

Buku 2045 Menuju Berkah atau Musibah<br />

Angka 100 dianggap istimewa<br />

bagi sebagian banyak<br />

masyarakat. Seperti,<br />

kinerja seorang pemimpin selalu<br />

diukur dengan program 100 hari<br />

kerja ke depan, atau selamatan<br />

100 hari kematian yang biasa<br />

disebut ‘”nyatus”.<br />

Inilah yang kemudian dikupas<br />

dalam buku terbaru berjudul<br />

“2045 Menuju Berkah atau<br />

Musibah karya penulis sekaligus<br />

budayawan Soetanto Soepiadhy.<br />

Deddy, panggilan akrab Soetanto<br />

Soepiadhy, juga dikenal sebagai<br />

pengabdi dunia pendidikan<br />

yang telah melahirkan ratusan<br />

puisi indah. Buku terbarunya<br />

memprediksi bangsa Indonesia<br />

akan mengalami musibah saat<br />

merayakan ulang tahunnya ke-100 pada<br />

2045 mendatang.<br />

Dalam peluncuran yang digelar di<br />

Singgasana Hotel <strong>Surabaya</strong>, Deddy,<br />

didampingi seniman lukis Ida Fitriyah,<br />

mencoba menyampaikan kondisi bangsa<br />

yang semakin terseok-seok. “Atas nama<br />

cinta tanah air, kita semua sedang bersiap<br />

menuju Indonesia 100 tahun pada 2045<br />

mendatang. Namun banyak batu terjal<br />

menghadang bangsa ini untuk maju,”<br />

kata Deddy, prihatin.<br />

“Wajar, apabila seorang ekonom<br />

sepuh, Subroto sampai bertanya, bisakah<br />

Indoesia sejahtera di tahun tersebut. Dan<br />

menurut prediksinya, Indonesia akan<br />

sejahtera pada tahun itu apabila ekonomi<br />

tumbuh sebesar 7 persen per tahun dimulai<br />

sejak 2016,” imbuhnya.<br />

Bangsa Indonesia di mata<br />

Soetanto Soepiadhy, masih<br />

tergolong miskin, dengan income<br />

2016 per capita masih $ 3.500<br />

yang seharusnya apabila tumbuh<br />

7 persen itu terwujud, income per<br />

capita setiap 10 tahun akan meningkat<br />

dua kali lipat. “Sehingga<br />

di tahun 2045 akan mencapai<br />

$28.000,” ucap pria flamboyan<br />

yang juga menjadi dosen Universitas<br />

17 Agustus 1945 (Untag)<br />

<strong>Surabaya</strong> tersebut.<br />

Tragedi itu diyakini bakal<br />

menimpa bangsa ini apabila<br />

sistem pendidikan juga tidak<br />

diperbaiki. Karena ini, diyakini<br />

ada yang salah dalam sistem pendidikan<br />

di Indonesia. “Sistem pendidikan juga<br />

mempengaruhi kondisi bangsa Indonesia.<br />

Pembebanan pembelajaran pada<br />

baca, tulis, dan hitung (calistung) justru<br />

menumbuhkan generasi galau,” terang<br />

Soetanto. (lely)<br />

Asrul Yanuar<br />

Guru Muda Sarat Prestasi<br />

Pengalaman dan kerja keras adalah suatu yang mahal.<br />

Usianya baru 30 tahun. Tapi, jangan remehkan prestasinya.<br />

Salah satunya, Guru Sekolah Menengah Kejuruan<br />

(SMK) Negeri 1 Driyorejo Gresik, Asrul Yanuar, menyabet<br />

lima besar Datsun Rising Challenge II/2016. Pria yang<br />

akrab disapa Asrul, ini menuturkan, penetapan dirinya<br />

sebagai salah satu juara melalui seleksi ketat. Tahapan<br />

seleksi dimulai Desember 2015 hingga Februari 2016.<br />

Motivasi pada dirinya, membuahkan hasil istimewa.<br />

“Waktu itu saya sering membimbing anak-anak lomba.<br />

Jadi, muncul ide dari mereka dan saya kembangkan,”<br />

kata Asrul, kepada <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong>, pekan lalu. Pria asli<br />

Sidoarjo ini memiliki alasan tersendiri. Dalam lomba ini,<br />

ada beberapa bidang yang dilombakan. Diantaranya, bidang<br />

pertanian, energi, sosial, peternakan dan perikanan.<br />

Tapi, ia lebih memilih bidang energi.<br />

Meski sering gagal dalam mengikuti beberapa lomba,<br />

tidak menjadikan pria yang hobi membaca buku ini putus<br />

asa. Karena dari kegagalan, dirinya termotivasi untuk<br />

terus bangkit. Tak hanya itu, saat kuliah ia sering mengikuti<br />

beberapa lomba satu tim dengan teman kosnya.<br />

Tak disangka, bapak satu anak ini, pernah menjadi<br />

juara 1 teknik elektro, bidang energi terbarukan di Institute<br />

Teknologi Bandung (ITB) pada 2009. Dan pernah<br />

mengikuti lomba teknik kelautan, bidang teknologi maritim<br />

di Institute Teknologi Sepuluh November (ITS) dan<br />

merebut juara 2. Kedua juara itu diraih bersama timnya.<br />

Dengan kerja kerasnya, pria berkulit sawo matang<br />

itu, meraih juara dua Datsun Rising Challenge II - 2016,<br />

dengan modal lomba hanya Rp 100.000 ia memperoleh<br />

hadiah mobil datsun kinyis-kinyis ditambah modal usaha<br />

Rp 50 juta. Setelah mengikuti kompetisi, pria kelahiran<br />

1987 ini memiliki keinginan membuat produk baru yang<br />

berguna untuk masyarakat. (fiqhy farizh ferdiansah)<br />

Sby & Sda<br />

Payung Teduh Isi Soundtrack<br />

Film Buka’an 8<br />

13<br />

Untuk perempuan yang sedang dalam pelukan.<br />

Salah satu lagu yang cukup terkenal dari band Payung<br />

Teduh ini akan menjadi soundtrack film produksi Visinema<br />

Pictures berjudul ‘Buka’an 8’.<br />

Ditulis secara apik oleh Salman Aristo, Buka’an<br />

8 merupakan sebuah drama romantis, bercerita tentang<br />

Alam (Chicco Jerikho) dan Mia (Lala Karmela), pasangan<br />

milenial yang bertemu dan jatuh cinta di dunia<br />

maya. Sayangnya, hubungan mereka tidak direstui oleh<br />

keluarga Mia karena menganggap Alam hanya bermain<br />

sosial media (sosmed) dan tidak punya pekerjaan<br />

tetap. Pada momen kelahiran anak pertama mereka,<br />

Alam ingin membuktikan kepada orang tua Mia bahwa<br />

ia adalah suami idaman.<br />

Payung Teduh secara eksklusif membuat aransemen<br />

baru untuk dijadikan soundtrack film. Lagu<br />

‘Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan’ sendiri<br />

merupakan bagian dari Album ‘Dunia Batas’ yang dirilis<br />

pada 2012 lalu.<br />

Bagi vokalis Payung Teduh, Mohammad Istiqamah<br />

Djamad alias Is, kolaborasi ini bukanlah yang pertama<br />

antara dirinya dan Visinema Pictures. Sebelumnya,<br />

Is sempat menyanyikan soundtrack film Filosofi<br />

Kopi berjudul Filosofi serta Logika bersama Glenn<br />

Fredly dan Monita Tahalea.<br />

”Film ini seperti berjodoh karena saya menulis lagu<br />

ini untuk anak istri saya,”papar Is.<br />

Angga Dwimas Sasongko, sang sutradara film menuturkan<br />

bahwa proses pemilihan soundtrack didasari<br />

kesamaan antara tema lagu dan romansa yang terdapat<br />

dalam film.<br />

“Lagu ini kami anggap mempresentasikan cerita<br />

dalam film Buka’an 8. Beberapa liriknya romantis dan<br />

dibawakan dengan syahdu,”terang Angga. Ia menambahkan,<br />

judul lagu ‘Perempuan Yang Sedang Dalam<br />

Pelukan’ sesuai dengan suasana yang ingin dibangun<br />

dalam film tersebut. “Kita bisa merasakan kesamaan<br />

jiwa dengan story dari judul lagunya,”tambahnya.<br />

Beberapa nama besar juga turut terlibat dalam film<br />

yang diproseduri Anggia Kharisma dan Chicco Jerikho<br />

ini. Sebut saja Tyo Pakusadewo, Sarah Sechan, Dayu<br />

Wijanto, Uli Herdiansyah, Ary Kirana, Melissa Karim,<br />

Maruli Tampubolon, TJ, Ivy Batuta, Marwoto, Roy<br />

Marten, Nadine Alexandra, dan Adriano Qalbi.<br />

Film ini rencananya akan ditayangkan secara perdana<br />

di bioskop seluruh Indonesia pada 23 Februari<br />

mendatang.(lely)<br />

Menikmati Sate Tepi Sawah<br />

Sepoi Angin Membuat Nyaman Penikmat Kuliner<br />

Ada suasana baru di kota Pudak Gresik.<br />

Saat perut keroncongan, sambil menikmati<br />

menu makanan, sate, seseorang dapat<br />

menerawang keindahan sawah yang luas.<br />

Karena itu, Sate Tepi Sawah (STS) siap<br />

memanjakan lidah dan perut penggemar sate<br />

dengan panorama alam yang indah di tepi<br />

sawah.<br />

Yaaaaa….., STS ini menempati lokasi<br />

yang lebih dekat dengan <strong>Surabaya</strong>. Terutama<br />

bagian Barat, di Jalan Petiken Kota<br />

Baru Driyorejo (KBD), Gresik. Meski baru<br />

berdiri sejak empat bulan lalu, pria kelahiran<br />

Tuban, Gunawan, berhasil memperkenalkan<br />

usaha kulinernya dengan memanfaatkan<br />

lahan guna mewujudkan konsepnya.<br />

Sesuai dengan basic designer, ia menciptakan<br />

rumah makan tradisional dengan gubuk<br />

cantik dan menarik di hamparan sawah<br />

yang luas. Awalnya, seorang pengusaha<br />

industri keramik ini sempat kebingungan<br />

setelah munculnya kebijakan dari pemerintah<br />

mengenai ekonomi.<br />

“Mungkin sebagai dampak dari kebijakan<br />

pemerintah itu. Seperti dollar naik<br />

yang membuat saya berhenti dalam bisnis<br />

ini,” kata pria kelahiran 1972 ini. Seiring<br />

berjalannya waktu, bapak tiga anak ini berfikir<br />

untuk melanjutkan usahanya yang tidak<br />

berpengaruh pada kebijakan tersebut.<br />

Dia akhirnya, memilih bisnis kuliner.<br />

Inspirasi itu muncul saat pria yang hobinya<br />

melukis itu, menjelajah dan mengamati<br />

perkembangan minat makan masyarakat.<br />

Tanpa rasa takut, pria lulusan Sekolah<br />

Teknik Menengah (STM) ini menjalankan<br />

usahanya sendiri.<br />

Tak disadari, ternyata makanan sate di<br />

kota asalnya berbeda dengan lainnya yang<br />

umumnya menggunakan bumbu kacang.<br />

Hal itu membuat pria bertubuh tinggi ini<br />

membuka Rumah Makan (RM) di kawasan<br />

tempat tinggalnya. Tepatnya di daerah Driyorejo,<br />

Gresik.<br />

“Sebenarnya, saya ingin membuka di<br />

Bali, tapi berhubung investasi disana tinggi,<br />

tenaga kerja mahal, semuanya mahal, akhirnya<br />

buka dulu di Gresik,” ujar lelaki murah<br />

senyum ini. Untuk memulai usahanya , ia<br />

mengeluarkan modal Rp 500 juta. Modal ini<br />

membawa keuntungan yang sangat menggiurkan<br />

jika dilihat dari tempo waktunya.<br />

Kuliner STS yang harganya sepuluh tusuk<br />

Rp 25.000 ini adalah kreasi terbaru dari<br />

rumah makan di tepi sawah selain Bebek<br />

Tepi Sawah (BTS) di Bali.<br />

Awalnya, menu yang disajikan hanya<br />

sate kambing. “Namun, banyak pengunjung<br />

request dan anggota keluarga saya ada yang<br />

tidak makan daging kambing. Sehingga,<br />

saya menambah menu masakan,” jelas lelaki<br />

berbadan gempal ini. Diantaranya, sate<br />

ayam, ayam bakar, gurami bakar, gurami<br />

asam manis, dan sejenis seafood lainnya.<br />

Rumah Makan ini selalu ramai dipenuhi<br />

pengunjung. Terutama saat jam makan siang<br />

dan malam. Karena tempat yang strategis<br />

dan sepoinya angin membuat pecinta kuliner<br />

semakin nyaman. Selain khas makanannya,<br />

view yang memanjakan mata ini menjanjikan<br />

usaha STS akan terkenal di seluruh<br />

daerah, khususnya Gresik. (putri ardiashari)


EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

14 <strong>Surabaya</strong> Direktori<br />

: Paket Berlangganan<br />

Perluas pasar bisnis anda disini<br />

Rp. 25.000/ Bulan Rp. 130.000/ 6 Bulan<br />

Rp. 65.000/ 3 Bulan Rp. 275.000/ 1 Tahun<br />

Hubungi : (031)5668432 e-mail : editor_bisnis@yahoo.com / Contact Person : Hanni : 081259118251<br />

Ingin Usaha<br />

Anda Tayang<br />

? di <strong>Surabaya</strong> TV<br />

CELLULER<br />

Kelurahan<br />

Sambikerep<br />

Jl. Sambikerep, <strong>Surabaya</strong><br />

INSTANSI<br />

Satpol PP<br />

Kota <strong>Surabaya</strong><br />

<strong>Surabaya</strong> 2 .Jl. Jaksa Agung Suprapto no<br />

Perpustakaan<br />

)BI (Bank Indonesia<br />

Jl. Raya Darmo,<br />

<strong>Surabaya</strong><br />

ESDM<br />

Dinas Energi dan Sumber<br />

Daya Mineral<br />

<strong>Surabaya</strong> ,123 .Jl. Tidar no<br />

Kelurahan Pakis<br />

Jl. Bintang<br />

Diponggo<br />

RR House of Flower<br />

60 .Jl. Kutai no<br />

Humas<br />

Pemkot <strong>Surabaya</strong><br />

Jl. Jimerto, <strong>Surabaya</strong><br />

Pratama cell<br />

110 jl. Kaliasin<br />

<strong>Surabaya</strong><br />

KULINER<br />

Bank Indonesia<br />

,105.Jl. Pahlawan no<br />

<strong>Surabaya</strong> Timur<br />

ANEKA BISNIS<br />

Rektor Universitas<br />

Widya Kartika<br />

1-Jl. Sutorejo Prima Utara II<br />

TRANSPORTASI<br />

HOTEL


EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

Sby & Sda 15<br />

Oleh : Agus Marsudi Supriyanto<br />

Anggota IHGMA Jatim/General Manager<br />

Gunawangsa Manyar Hotel<br />

Terapkan Konsep Mixed use Building<br />

Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Pariwisata<br />

(STP) Nusa Dua Bali, disitulah pengalaman di<br />

dunia perhotelan mulai didapat. Dari satu hotel<br />

ke hotel lain, dari satu negara ke negara lain.<br />

Beruntung, paling tidak saya pernah melihat<br />

budaya negara-negara lain dan menjadikan<br />

pengalaman yang sangat bernilai itu.<br />

Waktu terasa cepat berlalu hingga akhirnya<br />

bisa berlabuh di kota tercinta, kota kelahiran<br />

ini. Pelabuhan yang berjodoh dengan saya<br />

adalah Gunawangsa Manyar Hotel. Hotel<br />

yang cukup unik dengan konsep Mixed use<br />

Building dimana kita mencoba menerapkan<br />

one stop service. Karena hotel kami memiliki<br />

fasilitas yang lengkap, mulai dari pool, gym,<br />

playground, salon, spa, doctor praktek, food<br />

court dan sebagainya.<br />

Terlepas dari itu semua, saya sangat bangga<br />

menjadi bagian dai IHGMA dimana IHGMA<br />

ini adalah forum komunikasi bagi para general<br />

manager (GM) asli Indonesia. Inshaallah kami<br />

IHGMA Jatim akan 1st monthly meeting pada<br />

9 February 2017. Semoga pemaparan program<br />

kerja kami dan tindakan nyata kami bisa<br />

membawa dunia perhotelan Jatim lebih baik,<br />

khususnya <strong>Surabaya</strong>.<br />

Sharing Your Love With Charity<br />

“Sharing your love with charity “ itulah Tema<br />

yang diambil pada anniversary ke 3 tahun ini.<br />

Anniversary Zoom Smart Hotels bertepatan pada<br />

28 Februari lalu mempunyai rangkaian<br />

acara salah satunya Garage<br />

sale yang diadakan di bulan penuh<br />

kasih ini .<br />

Garage sale sendiri mempunya<br />

Tujuan untuk mengajak Staff<br />

zoom & Masyarakat lainnya untuk<br />

berdonasi bersama dengan cara menyumbangkan<br />

pakaian yang masih<br />

Layak pakai. Hasil pengumpulan<br />

pakaian atau barang bekas yang<br />

masih layak pakai kemudian dijual<br />

dan hasil penjualan disumbangkan<br />

kepada Yayasan Kasih anak Kanker<br />

indonesia ( YKAKI ) . Acara Garage Sale ini di<br />

lakukan 2 Kali penjualan pada 5 & 12 Februari di<br />

Taman Bungkul <strong>Surabaya</strong> atau lenih tepatnya kita<br />

bekerja sama dengan Loop Station <strong>Surabaya</strong> .<br />

“Kegiatan seperti ini memang harus di lakukan<br />

selain menjadi kegiatan sosial juga mempererat<br />

tali silahturami lagi, “ kata General Manager<br />

Zoom hotel, Triandy, sambil menjelaskan, Garage<br />

sale ini akan diadakan kembali pada 12 Febuari<br />

dimana akan semakin banyak barang-barang<br />

yang akan di jual dan lebih bervariatif lagi. (meta)<br />

D.999<br />

A.992<br />

B.989


EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />

Iklan/Redaksi/Sirkulasi 031-5633456, 5668432 Fax : 031 - 5675240<br />

Risma :<br />

Kemandirian Karang Taruna <strong>Surabaya</strong>, jadi Pemberdayaan Ekonomi<br />

Kemandirian karang taruna<br />

Kota <strong>Surabaya</strong> yang<br />

tidak hanya aktif dalam<br />

kegiatan kepemudaan, namun juga<br />

aktif dalam program pemberdayaan<br />

ekonomi. Salah satunya aktif<br />

tergabung dalam program Pejuang<br />

Muda yang merupakan bagian dari<br />

program Pahlawan Ekonomi yang<br />

digagas Pemkot <strong>Surabaya</strong>.<br />

Wali Kota <strong>Surabaya</strong>, Tri Rismaharini,<br />

anak-anak muda yang<br />

tergabung dalam karang taruna mulai<br />

level kelurahan dan kecamatan,<br />

telah mempu mengubah image karang<br />

taruna.<br />

“Karang taruna dulu sempat<br />

ditinggalkan karena dianggap nggak<br />

gaul dan nggak modern. Tetapi,<br />

<strong>Surabaya</strong> terbukti mampu menghidupkan<br />

kembali karang taruna.<br />

Namanya boleh sama, namun kuantitas<br />

dan kualitas yang berbeda. Terpenting<br />

adalah apa yang dihasilkan<br />

dari sebuah nama,” kata Wali Kota<br />

Tri Rismahairni di rapat kerja III<br />

tahun 2017 karang taruna di Graha<br />

Sawunggaling, Lantai VI kantor<br />

Pemerintah Kota (Pemkot) <strong>Surabaya</strong>,<br />

Kamis (9/10) pekan lalu<br />

Menurutnya, karang taruna di<br />

<strong>Surabaya</strong> kini tidak hanya aktif<br />

dalam kegiatan kepemudaan. Tapi,<br />

mereka juga aktif dalam program<br />

pemberdayaan ekonomi. Salah satunya<br />

aktif tergabung dalam program<br />

Pejuang Muda yang merupakan<br />

bagian dari program Pahlawan Ekonomi<br />

yang digagas Pemkot <strong>Surabaya</strong>.<br />

Setiap akhir pekan, mereka<br />

mengikuti pelatihan usaha di Kapas<br />

Krampung Plaza. Di sana, mereka<br />

tidak hanya mendapatkan pelatihan<br />

berwirausaha, numun juga pelatihan<br />

manajemen keuangan, pemasaran,<br />

packaging produk hingga asuransi.<br />

Bahkan, dalam agenda rapat<br />

kerja tersebut, dilakukan penandatanganan<br />

nota kesepahaman atau<br />

Memorandum of Understanding<br />

(MoU) antara pengusaha peduli<br />

dengan karang taruna. Salah satunya<br />

dari Kamar Dagang Industri (Kadin)<br />

<strong>Surabaya</strong>.<br />

Dikatakan wali kota, selama ini<br />

Pemerintah Kota (Pemkot) <strong>Surabaya</strong><br />

mendukung penuh karang taruna<br />

untuk menjadi lebih berdaya.<br />

Pemkot menfasilitasi apa-apa yang<br />

dibutuhkan oleh pemuda karang taruna<br />

di <strong>Surabaya</strong>. Semisal ada yang<br />

ingin dilibatkan dalam optimalisasi<br />

fungsi sentra PKL. “Kami hanya<br />

menfasilitasi. Anak-anak ini berusaha<br />

sendiri. Secara kemandirian,<br />

sudah di atas 80 persen untuk menjadi<br />

karang taruna yang mandiri.<br />

Tapi tolong tetap belajar. Semisal<br />

terkait transaksi keuangan secara<br />

online, harus belajar pada ahlinya<br />

agar tidak kena tipu,” ujar Wali Kota<br />

Perempuan pertama di <strong>Surabaya</strong> ini.<br />

Dirinya juga meminta agar usulannya<br />

di listing. Untuk diprioritaskan<br />

pemberdayaan ekonomi. “kita<br />

harus bisa survive secara ekonomi.<br />

Jangan nganggur. Kunci nya kalau<br />

kita mau, kita pasti bisa,” pesan Risma<br />

sapaan akrapnya.<br />

Sementata Ketua Karang Taruna<br />

Kota <strong>Surabaya</strong>, HM Arif an, mengatakan,<br />

Pemkot <strong>Surabaya</strong> melalui<br />

Dinas Pemuda dan Olahraga dan<br />

Dinas Sosial, selama ini ikut terlibat<br />

dalam penguatan kelembagaan dan<br />

pembinaan anak-anak muda yang<br />

tergabung dalam karang taruna.<br />

Termasuk juga penguatan ekonomi<br />

oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro<br />

dan Dinas Pengendalian Penduduk,<br />

Pemberdayaan Perempuan<br />

dan Perlindungan Anak (dulu bernama<br />

Bapemas KB).<br />

“Dulu, tidak sedikit yang ketika<br />

ikut karang taruna disambati (dikeluhkan)<br />

orang tua nya atau istri nya<br />

“oleh opo” (dapat apa). Kini mereka<br />

tahu bahwa masuk karang taruna<br />

bisa menjadi berdaya. Karang taruna<br />

<strong>Surabaya</strong> tidak hanya tampil di<br />

acara Agustusan. Kami aktif dalam<br />

program penguatan ekonomi,” tandas<br />

Arif an.<br />

Untuk program penguatan ekonomi<br />

ini, Arif an mencontohkan,<br />

setiap kali kegiatan selalu ada bazar<br />

yang melibatkan pemuda karang<br />

taruna. Lalu diikuti dengan pembentukan<br />

koperasi teratai taruna.<br />

Serta, adanya program pejuang<br />

muda <strong>Surabaya</strong>. “Dengan menjadi<br />

pejuang muda <strong>Surabaya</strong>, banyak<br />

yang mulai paham usaha. Kami kini<br />

berkoordinasi dengan Dinas Koperasi<br />

agar di sentra PKL ada temanteman<br />

karang taruna,” ujar Arif an<br />

ini. (ton)<br />

Gemar Makan Ikan di Four Points<br />

Sebagai negara kepulauan, beragam olahan ikan dikenal di Indonesia. Terutama<br />

<strong>Surabaya</strong> yang terletak di pesisir pantai. Ikan kaya akan gizi. Karena itu, tak salah bila<br />

pemerintah belakangan menggalakkan kampanye gemar makan ikan di berbagai daerah.<br />

Jika ingin menjelajahi kekayaan kuliner sari laut dan aneka ragam masakan ikan,<br />

Four Points by Sheraton <strong>Surabaya</strong> menyiapkan dalam satu hidangan prasmanan lengkap.<br />

Tempat makan mewah ini dikenal dengan pasar ikan di Lime Restaurant di Lobby Area<br />

Four Points by Sheraton <strong>Surabaya</strong>, mulai Februari ini. Aneka macam sajian sari laut<br />

dihidangkan langsung dari tangan para chef berpengalaman.<br />

Ada pula counter live cooking, dimana para tamu bisa minta berbagai menu ikan<br />

yang dimasak sesuai selera tamu. Chef akan memberikan tips, apakah ikan jenis A cocok<br />

untuk digoreng, disteam atau kukus maupun dibakar.<br />

Public Relation Four Point by Sheraton, Brigitta Mone, mengatakan, menu makanan<br />

di hotel bintang lima ini oriental sejak tiga bulan lalu. Mulai Februari hingga tiga bulan<br />

kedepan menu seafood. ‘’Kami memilih seafood karena olahannya banyak yang suka.<br />

Dan masyarakatpun tak perlu kesusahan dan jauh-jauh untuk mencari tempat seafood<br />

karena di Four Points by Sheraton ikan lautnya lengkap,” kata Brigitta Mone, yang akrab<br />

disapa Igga ini. (meta)<br />

Hotel Bisanta Bidakara terus<br />

melakukan inovasi dengan<br />

memperbarui tampilan hotel dan<br />

mengganti nama menjadi Hotel Bidakara<br />

Fancy Tunjungan agar tetap eksis, di tengah<br />

semakin berkembangnya bisnis<br />

perhotelan di <strong>Surabaya</strong>.<br />

Mulai Februari 2017 Hotel<br />

Bisanta Bidakara mengganti<br />

nama menjadi Hotel Bidakara<br />

Fancy Tunjungan. “Kami ingin<br />

memperbarui tampilan hotel<br />

dengan memberikan yang terbaik<br />

untuk pelanggan dan pelayanan<br />

sepenuh hati sehingga pelanggan<br />

menjadi sangat nyaman menginap<br />

di hotel ini,’’ kata General<br />

Manager Hotel Bisanta Fancy<br />

Tunjungan, Alfanshah, kepada<br />

<strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong>, pekan lalu.<br />

Hotel Bidakara Fancy<br />

Tunjungan ini memiliki konsep<br />

hotel masa kini dan harga yang<br />

terjangkau untuk semua kalangan.<br />

“Harga menginap sangat<br />

terjangkau, sehingga bisa dinikmati berbagai<br />

kalangan yang ingin menginap di Hotel<br />

Bidakara Fancy Tunjungan,” katanya.<br />

Hotel Bidakara Fancy Tunjungan<br />

memberikan diskon Februari sebanyak<br />

50%+20% untuk pelanggannya. Sehingga<br />

harga menginap di hotel bertaraf bintang<br />

Hotel Bisanta Didakara<br />

Ganti Nama Jadi Bidakara Fancy Tunjungan<br />

tiga ini menjadi Rp 300.000 per malam dan<br />

sudah termasuk dengan sarapan untuk dua<br />

orang, serta diskon laundry sebanyak 20%.<br />

Tak hanya itu saja, hotel ini berada di<br />

lokasi yang strategis yakni berada di pusat<br />

kota dan dekat dengan Tunjungan Plaza, dan<br />

pusat pemerintah. Tak ketinggalan untuk<br />

perayaan hari kasih sayang atau biasa dibilang<br />

hari Valentine, Hotel Bidakara Fancy<br />

Tunjungan juga memberikan harga spesial<br />

galadinner Rp 250.000 untuk dua orang.<br />

(meta)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!