11.12.2012 Views

Majalah CARE, Edisi Februari 2010 - Al-Azhar Peduli

Majalah CARE, Edisi Februari 2010 - Al-Azhar Peduli

Majalah CARE, Edisi Februari 2010 - Al-Azhar Peduli

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Presdir Greenleaf School of Entrepreneur itu<br />

menuturkan, ‘’Seandainya kita mau memikirkan<br />

kepentingan keluarga lainnya, baik keluarga<br />

sedarah maupun keluarga seiman yang dhuafa dan<br />

membutuhkan bantuan fi nansial, maka kita tidak<br />

akan pernah merasa cukup meskipun penghasilan<br />

kita Rp 1 Milyar perbulan!’’<br />

Rivqi mengingatkan, penghasilan Rp 5 juta<br />

atau 10 juta perbulan, mungkin cukup untuk<br />

makan kita dan keluarga, pendidikan anak, cicilan<br />

rumah, mobil, zakat/infaq dan sedikit tabungan.<br />

‘’Ya, cukup memang jika kita hanya<br />

memikirkan diri dan keluarga kita saja. Tapi<br />

kita harus berusaha mendapatkan lebih banyak<br />

lagi, karena terlalu banyak umat Islam yang<br />

harus dibantu secara fi nansial. Maka, sebanyakbanyaknya<br />

uang harus kita hasilkan, dan<br />

sebanyak-banyaknya orang harus menikmati<br />

manfaat dari yang kita hasilkan,’’ katanya.<br />

Tapi hati-hati, jangan sebaliknya malah<br />

menjadi Orang Kaya yang Miskin. Yang sudah<br />

diberi kelebihan materi, namun tidak pernah<br />

merasa cukup dan selalu merasa kurang. Bagaikan<br />

meminum air laut. Itulah yang menyebabkannya<br />

miskin.<br />

Memang, setiap manusia berpotensi untuk<br />

kemaruk harta. “Dan kamu mencintai harta benda<br />

dengan kecintaan yang berlebihan” (QS <strong>Al</strong>-Fajr: 20).<br />

Rasulullah SAW pun telah memperingatkan:<br />

“Seandainya anak Adam memiliki dua lembah yang<br />

dipenuhi harta kekayaan, dia pasti menginginkan lembah<br />

yang ketiga” (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas).<br />

Selanjutnya, kerakusan biasanya berjalinkelindan<br />

dengan kebakhilan. “Dan sungguh dia<br />

sangat bakhil karena cintanya kepada harta” (QS <strong>Al</strong>-<br />

‘Adiyat: 8). Dia sewa sepasukan bodyguard untuk<br />

melindunginya dari sentuhan kaum dhuafa. Belum<br />

cukup setengah lusin satpam yang bertugas 2 shift<br />

siang-malam menjaga rumahnya, dia bangun<br />

pagar rumah senilai milyaran rupiah.<br />

Kerakusan secara manusiawi bahkan<br />

mengikuti laju usianya. Seperti diingatkan Nabi,<br />

“Hati orang tua yang telah lanjut usia cenderung pada<br />

dua hal, yaitu umur panjang dan banyak harta” (HR<br />

Tirmidzi dari Abu Hurairah).<br />

Orang yang kaya-rakus-bakhil, sejatinya dia<br />

orang miskin. Dia dengan segenap kekayaannya<br />

tidaklah menakutkan, tapi menyedihkan. Karena<br />

sejatinya dia tidak lebih mulia ketimbang binatang.<br />

Bahkan lebih nista lagi. Firman <strong>Al</strong>lah SWT:<br />

‘’Terangkanlah kepadaku tentang orang yang<br />

menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka<br />

apakah kamu dapat menjadikan pemelihara atasnya?<br />

Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka<br />

itu mendengar atau memahami. Mereka itu tak lain<br />

hanyalah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat<br />

jalannya (dari binatang)’’ (QS <strong>Al</strong> Furqan: 43-44).<br />

Orang Kaya yang Miskin, tidak menyadari<br />

bahwa dia diciptakan lebih mulia dari setan. Dia<br />

justru takluk pada setan yang ‘’… menakut-nakuti<br />

kalian dengan kemiskinan’’ (QS <strong>Al</strong>- Baqarah: 268).<br />

Naudzubillahi mindzalik! (aya hasna)<br />

<strong>Majalah</strong> <strong>CARE</strong>, <strong>Edisi</strong> <strong>Februari</strong> <strong>2010</strong> 9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!