vol 5 final
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
16<br />
yang mana surplus-produksi ini<br />
dibutuhkan oleh urbanisasi,<br />
Juga sebaliknya, kapitalisme<br />
membutuhkan urbanisasi untuk<br />
menyerap surplus-produksi yang<br />
mana surplus-produksi secara<br />
terus-menerus di produksi oleh<br />
kapitalisme. (ed. Hasil akhir dari<br />
penyerapan surplus-produksi<br />
adalah nilai-lebih yang di<br />
butuhkan bagi bertahannya<br />
sistem kapitalisme, singkatnya<br />
k a p i t a l i s m e t i d a k b i s a<br />
menemukan nilai-lebih tanpa<br />
adanya bantuan dari pihak lain).<br />
Melalui relasi ini muncul lah<br />
sebuah hubungan yang mesra<br />
diantara sistem kapitalisme dan<br />
urbanisasi, maka dari itu<br />
tidaklah mengejutkan apabila<br />
pertumbuhan kurva logistik<br />
k a p i t a l i s m e ( e d . U a n g ,<br />
komoditi, tenaga kerja) dari<br />
waktu ke waktu bergerak<br />
berbanding lurus (parraled)<br />
dengan kurva logistik urbanisasi<br />
dari seluruh populasi di dunia<br />
ini.<br />
Mari kira lihat apa yang di<br />
kerjakan kapitalisme secara<br />
lebih dekat. Mereka memulai<br />
harinya dengan beberapa uang<br />
dan pada malam hari mereka<br />
mendapatkan lebih banyak uang<br />
(kelebihan uang tersebut<br />
disebut dengan keuntungan).<br />
Pada hari berikutnya mereka<br />
harus memutuskan apa yang<br />
harus mereka lakukan dengan<br />
kelebihan uang itu (surplus<br />
money) yang mereka peroleh<br />
pada kemarin malam. Mereka<br />
menghadapi sebuah dilemma<br />
Faustian: menginvestasikan<br />
kembali untuk memperoleh<br />
lebih banyak uang atau<br />
membelanjakan uang tersebut<br />
untuk bersenang-senang.<br />
Hukum persaingan yang keras<br />
m e m a k s a m e r e k a u n t u k<br />
menginvestasikan-ulang uang<br />
tersebut, karena jika mereka<br />
tidak melakukan hal tersebut<br />
o r a n g l a i n p a s t i a k a n<br />
melakukannya. Untuk membuat<br />
Kapitalis menjadi Kapitalis,<br />
surplus yang mereka produksi<br />
harus kembali di investasikan<br />
dalam rangka memperoleh lebih<br />
banyak keuntungan. Kapitalis<br />
yang sukses biasanya tidak akan<br />
hanya menginvestasikan ulang<br />
surplus tersebut dalam rangka<br />
ekspansi bisnisnya, namun juga<br />
m e m b e l a n j a k a n s u r p l u s<br />
tersebut untuk memenuhi<br />
hasratnya yang tamak. Tapi hasil<br />
akhir dari investasi-ulang yang<br />
di lakukan secara berkelanjutan<br />
adalah ekspansi atas surplusproduksi.<br />
Bahkan yang lebih<br />
penting lagi adalah ekspansi dari<br />
surplus-produksi tersebut<br />
m e n g a n d u n g t i n g k a t<br />
keuntungan yang berlipat ganda<br />
(compound rate) ─karenanya<br />
semua kurva pertumbuhan<br />
logistik (uang, modal, komoditi<br />
dan tenaga kerja) akan selalu<br />
m e n e m p e l p a d a s e j a r a h<br />
akumulasi kapital.