vol 5 final
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
36<br />
s e u k u r a n p e s u m o u n t u k<br />
menginvasi seluruh kawasan<br />
yang akan di gusur, tidak hanya<br />
bangunan rumah namun seluruh<br />
bangunan yang berdiri atas<br />
rumah mereka yang terlektak di<br />
pinggiran bukit kota tersebut<br />
yang sudah berdiri sejak 1950,<br />
dan pada tahun 1990 secara<br />
mengejutkan tanah mereka<br />
menjadi sangat berharga.<br />
Hampir di seluruh pinggiran<br />
bukit tersebut hari ini telah di<br />
kelilingi bangunan-bangunan<br />
tinggi yang tidak menyisakan<br />
jejak atas aksi penggusuran yang<br />
brutal di masa lalu. Di Tiongkok<br />
jutaan orang di gusur dari tanah<br />
yang mereka diami sejak lama.<br />
Absennya hak atas kepemilikan<br />
pribadi menjadi alasan utama<br />
mereka dengan mudah terusir<br />
dari tanahnya sendiri atas<br />
perintah negara, dengan<br />
memberikan dana kompensasi<br />
yang rendah (sebelum tanah<br />
tersebut di lempar kepada para<br />
pengembang dengan tingkat<br />
keuntungan yang tinggi). Dalam<br />
beberapa kasus, rakyat justru<br />
pindah dengan sukarela namun<br />
p e r l a w a n a n r a k y a t j u g a<br />
laporkan terjadi dimana-mana,<br />
seperti biasanya represi brutal<br />
yang dilakukan oleh Partai<br />
Komunis adalah respon atas<br />
perlawanan rakyat. Dalam kasus<br />
Tiongkok, rakyat yang berada di<br />
pinggiran pedesaan adalah yang<br />
sering kali terkena penggusuran,<br />
hal tersebut menggambarkan<br />
signifikansi argument Lefebvre<br />
yang pernah di lontarkannya<br />
pada tahun 1960an, bahwa<br />
perbedaan yang mencolok<br />
diantara kawasan urban dan<br />
r u r a l s e c a r a b e r t a h a p<br />
menghilang menjadi satu set<br />
ruang yang keropos dari<br />
pembangunan geografis yang<br />
tidak adil dibawah komando<br />
hegemoni modal dan negara. Di<br />
Tiongkok, komune-komune<br />
pedesaan di pinggiran kota<br />
berubah dari petani pekerja<br />
keras yang miskin menjadi<br />
penyedia rumah sewa a la orangorang<br />
kota yang senang berhelahela<br />
(atau setidaknya hal<br />
tersebut d i lakukan oleh<br />
pemimpin komune tersebut).<br />
Hal ini sama dengan kasus yang<br />
terjadi di India dimana<br />
kebijakan pengembangan zona<br />
ekonomi khusus hari ini sangat di<br />
istimewakan oleh pemerintah<br />
pusat (federal) dan daerah telah<br />
membawa sebuah praktik<br />
kekerasaran dalam menghadapi<br />
produsen agrikultur (petani),<br />
hal yang paling kotor dalam<br />
p r a k t i k t e r s e b u t a d a l a h<br />
pembantaian masal yang di<br />
lakukan di Nandigran di<br />
Bangladesh barat, pembantaian<br />
tersebut di orkestrai oleh partai<br />
Marxist yang berkuasa pada<br />
waktu itu dalam rangka<br />
membuat jalan masuk bagi<br />
modal yang sangat besar dari<br />
I n d o n e s i a y a n g t e r t a r i k<br />
t e r h a d a p p e n g e m b a n g a n