13.02.2018 Views

13

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2 SELASA, <strong>13</strong> FEBRUARI 2018<br />

SAMBUNGAN<br />

..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................<br />

Gegara Tambul Dicomot, Ayah 3 Anak Tewas Dikeroyok<br />

BELAWAN-M24<br />

Acara kumpul di warung tuak menjadi bencana bagi<br />

Frengki Manutur Sitohang (29). Ia dikeroyok sejumlah<br />

pria dimana salah satunya berinisial K.<br />

Awalnya, Frengki dan temannya menikmati minuman<br />

memabukkan khas Sumatera Utara, tuak di lapo (warung<br />

tuak) sekitaran Kelurahan Bagan Deli, Kec Medan Belawan,<br />

tak jauh dari rumahnya, Sabtu (10/2) malam. Di<br />

warung itu juga terlihat K bersama teman-temannya yang<br />

duduk di meja lain.<br />

Tak lama berselang, K mendatangi meja korban. Tanpa<br />

basa-basi mengambil makanan atau tambul (makanan<br />

pendamping minum, red) di atas meja Frengki. Hal itu<br />

membuat ayah tiga anak ini merasa terganggu. Apalagi<br />

ia dan K tidak kenal dekat.<br />

Frengki lalu menegur K yang merupakan warga setempat<br />

terkait tindakannya tersebut. Namun, bukannya<br />

mengamini, K justru tersinggung ditegur. Keduanya lantas<br />

terlibat cekcok mulut yang berlanjut dengan adu fisik.<br />

Teman-teman K yang melihat lantas bergabung untuk<br />

memukuli Frengki. Tak ingin mati konyol, korban melakukan<br />

perlawanan dengan melempar gelas ke arah K. Akibatnya,<br />

kepala K terluka. Tak pelak, K semakin emosi dan<br />

kembali terlibat baku hantam dengan korban.<br />

Keributan pun mereda setelah beberapa pengunjung<br />

dan pemilik warung melerai. Selanjutnya K dibawa teman-temannya<br />

ke klinik terdekat untuk mendapat perawatan<br />

terhadap luka di bagian kepalanya.<br />

Ternyata, peristiwa itu menyisakan dendam di hati K.<br />

Ia pun kembali mengajak teman-temannya untuk membalas<br />

kepada korban. Mereka bahkan membawa sejumlah<br />

benda keras dan menunggu korban di jalan pulang.<br />

Sementara itu, pascadipisah pemilik warung, korban<br />

menganggap permasalahannya dengan K selesai. Setelah<br />

puas minum tuak, Minggu (11/2) dinihari, ia pun pulang<br />

ke rumah. Di tengah jalan, ia langsung dihadang K<br />

dan teman-temannya. Tanpa basa-basi, korban dianiaya<br />

menggunakan kayu dan benda keras lainnya hingga terkapar.<br />

Melihat kondisi korban, para pelaku langsung melarikan<br />

diri.<br />

Warga yang mengetahui peristiwa itu langsung melarikan<br />

korban ke rumah sakit terdekat. Karena lukanya cukup<br />

parah, korban dirujuk di rumah sakit swasta di kawasan<br />

Tanjung Mulia, Kec Medan Deli.<br />

Naas, setelah menjalani perawatan, korban menghembuskan<br />

nafas terakhirnya, Senin (12/2) dinihari. Oleh<br />

keluarga, jenazah korban kemudian dibawa ke rumah duka<br />

untuk disemayamkan. Pihak keluarga berharap, pihak<br />

Bobol Rumah Kosong<br />

tersangka bernama Muhamad Fahrozi (18), warga<br />

Perumahan Pantai Rambung, Bumi Serdang Damai,<br />

Patumbak.<br />

Kanit Reskrim Polsek Patumbak, Iptu Ainul Yaqin<br />

menuturkan, penangkapan tersangka berdasarkan<br />

laporan korbanya, Heriza Putra, Sabtu (2/12/2017)<br />

lalu. Dalam laporan nomor: LP/917/XII/2017/SU/<br />

RESTABES/SEK PATUMBAK ini disebut, Kamis (30/12/<br />

2017) sekitar pukul 07:30 WIB, Heriza mengantar<br />

anaknya ke sekolah dengan kreta. Selanjutnya,<br />

Heriza kembali ke rumah pribadinya di Jln Topaz IV<br />

No.1, Dusun V, Desa Sigaragara, Kec Patumbak, Kab<br />

Deliserdang.<br />

Sesampai di rumah, Heriza terkejut melihat kondisi<br />

rumah sudah acak-acakan. Pintu belakang rumah juga<br />

terbuka lebar. Saat dicek, 1 unit TV Samsung 32 inch,<br />

1 unit TV LG 22 inch, 1 unit Playstation (PS) 3 dan 1<br />

unit tabung gas LPG ukuran 3 Kg lenyap digondol<br />

kawanan maling. Korban pun melaporkan peristiwa<br />

yang menimbulkan total kerugian mencapai Rp7 juta<br />

itu ke Polsek Patumbak.<br />

Hampir tiga bulan penyelidikan, petugas berhasil<br />

mengantongi identitas pelaku. Minggu (11/2),<br />

petugas juga mendapat informasi jika tersangka<br />

hendak menjual hasil curiannya kepada seorang<br />

penadah. Petugas langsung menuju lokasi dan<br />

meringkus pelaku. Turut diamankan barang bukti 1<br />

unit PS 3, 1 unit TV Samsung 32 inch dan 1 unit TV LG<br />

22 inch. (ahmad)<br />

Minta Transfer Uang 63 Jt<br />

METRO24<br />

Dadang Purnama alias Daeng alias Dawer (24)<br />

ditangkap petugas kepolisian, Senin (12/2) dini hari.<br />

Pelaku mengancam pemilik Kelenteng Kwan Tee Koen,<br />

Nagasari, Karawang, Jawa Barat guna meminta uang<br />

alias kepeng hingga puluhan juta.<br />

Kapolres Karawang, AKBP Hendy F Kurniawan<br />

mengatakan, pelaku mendatangi Kelenteng Kwan Tee<br />

Koen pada Minggu (11/2) pagi. “Kemudian dia<br />

menyerahkan Alquran ke penjaga kelenteng untuk<br />

diserahkan ke ketua,” kata Hendy.<br />

Ternyata, di dalam Alquran itu ada secarik kertas<br />

putih. Kertas itu bertuliskan ancaman dan nomor<br />

rekening. “Rp. 63.000.000,- SEJARAH PEMBODOHAN<br />

UANG. Sudah terungkap sekarang mending loe TF: ke<br />

rek gua 1091620125 (BCA) atau GUA BOM ini tempat<br />

loe.” (net)<br />

Driver Ojol Cewek Ini<br />

Foto unggahan itu diberi caption, “Namanya mbak<br />

@ginapebriana_14 Masih aja sempet-sempetin waktu<br />

untuk selfie saat kena tilang. Luar Biasa...!”<br />

Memang luar biasa, sejatinya menyesal atau malu<br />

telah melanggar aturan lalu lintas, eh ini malah selfie.<br />

Netizen pun memuji aksi drver ojol ini:<br />

areax86: Patut dicontoh....susah-seneng....tetep<br />

senyum hendik_cleosa: Contoh yg bagus, salah<br />

mengakui salah.<br />

zazmocko: Bagus,, klo salah ya harus berani akui<br />

kesalahan,, g bentak2 polisi,, strong mbak’e<br />

dims_mas: Dari pada pura2 telp atau pura2 nge<br />

chat. (net)<br />

Ambil Jalur Hukum<br />

DENADA berang usai diusik oleh seorang netizen di<br />

Instagram. Kini sang penyanyi pun terlihat sudah<br />

meminta bantuan hukum.<br />

Di Instagram, Denada mengunjungi kantor<br />

pengacara Minola Sebayang. Ia benar-benar serius<br />

untuk mencari netizen yang telah berbicara kasar<br />

terhadapnya. "I WILL FIND YOU @leza_zulkifly . Tidur<br />

lo ga bakal nyenyak mulai malam<br />

ini," tulis Denada seperti<br />

dikutip detikHOT, Senin (12/<br />

2/2018). (dth)<br />

DEMO BURUH<br />

SUATU ketika Wak Lokot yang jadi presiden didatangiburuh<br />

yang demo besar-besaran ke istana negara,<br />

pokoknya sampai monas penuh buruh semua... demosudah<br />

mulai anarkis, ada pembakaran ban dan sepeda motor.<br />

Mereka berteriak membacakan tuntutan yang hanya 1:<br />

bertemu presiden dan minta penghapusan karyawan<br />

kontrak.<br />

Melihat situasi yang memanas Ka?polri sudah menyiagakan<br />

kendaraan lapis baja untuk mengamankan<br />

presiden. Tetapi presiden tetap kukuh untuk bertemu<br />

pendemo untuk berorasi. Setelah eyel-eyelan dengan<br />

paspampres dan kapolri, presiden diberikan waktu 5 menit<br />

untuk berorasi.<br />

Dan ini isi orasi nya:? “Rakyatku, saya paham betul<br />

kebutuhan anda kepastian pekerjaan. Saya juga ingin<br />

sekali sistem pekerja kontrak dihapuskan. Dan saat ini<br />

saya juga bingung mau mengangkat Kapolri baru atau<br />

menghapus KPK, tapi saya tidak bisa apa-apa juga karena<br />

saya sendiri juga dikontrak 5 tahunan. Dan kontrak saya<br />

juga akan habis 4 tahun lagi…Biar penggantiku aja nanti<br />

yang selesaikan nya ya…!” Setelah itu presiden langsung<br />

pergi dan pendemo pun bubar.<br />

kepolisian secepatnya mengungkap<br />

pembunuhan terhadap korban. "Kami<br />

berharap pihak kepolisian secepat<br />

mungkin menangkap para pelaku penganiayaan<br />

dan dihukum," harap anggota<br />

keluarga yang ditemui di rumah<br />

duka.<br />

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP<br />

Yemi Mandagi melalui Kasat Reskrim,<br />

AKP Yayang Rizki Pratama yang dikonfirmasi<br />

menyebut tengah menyelidiki<br />

kasus penganiayaan tersebut. Pihaknya<br />

pun telah mengantongi identitas<br />

pelaku. "Masih kita mintai keterangan<br />

PERCUT-M24<br />

Keputusan Susilo untuk mengakhiri<br />

hidupnya diyakini karena tak dapat<br />

menanggung rasa bersalah.<br />

Penelusuran M24 di Jln Medan-Batang<br />

Kuis Gg Seri, Senin (12/2), Susilo<br />

atau biasa dipanggil Ilo cukup dikenal.<br />

Hanya saja, bukan untuk hal positif.<br />

Ayah empat anak itu diketahui suka<br />

menggunakan narkoba dan berjudi.<br />

Menurut Ida (31), karena kebiasaannya<br />

berjudi, Ilo diketahui terjerat<br />

hutang sebanyak Rp500 ribu.<br />

Sementara itu, sudah seminggu buruh<br />

cat bangunan itu tak dapat pekerjaan.<br />

Ditambah lagi, Lili, istrinya<br />

baru melahirkan anak keempat mereka.<br />

“Mungkin karena beban ekonomi itu<br />

ya sampai korban nekat,” tutur Ida.<br />

Hal senada disampaikan Tari (33),<br />

tetangga korban. Beban korban semakin<br />

bertambah setelah upaya meminjam<br />

uang kepada bibinya, Risma tak<br />

berhasil. Pasalnya, uang itu diduga<br />

untuk modal di tempat tinggalnya yang<br />

baru.<br />

Ya, korban pernah menyampaikan<br />

rencana untuk pindah ke rumah pihak<br />

istrinya di daerah Delitua, Deliserdang.<br />

“Setahu saya, pagi sebelum meninggal,<br />

korban itu mau mengangkat<br />

barang-barangnya untuk pindah ke<br />

keluarga istri. Katanya juga sempat<br />

saksi dan melakukan penyelidikan.<br />

Ada yang sudah kita ketahui identitasnya.<br />

Untuk jumlah pasti berapa<br />

orang yang melakukan penganiyaan<br />

nanti akan kita ketahui jika salah seorang<br />

pelaku dapat kita tangkap lebih<br />

awal," jelasnya. (sigit)<br />

Kalah Judi, Tak Dapat Pinjaman, Jadinya Takut Pulang<br />

Korban Kriminalisasi Hukum<br />

Yang Melawan Kenak Pelor<br />

putusan pra peradilan (prapid) yang<br />

dibacakan Hakim Tunggal Morgan Simanjuntak<br />

yang menolak permohonannya<br />

atas penetapan tersangka<br />

terkait dugaan pemalsuan surat dukungan<br />

lahan sengketa Masjid/Madrasah<br />

Arabia Islamiyah di kawasan Jln.<br />

Kuda, Kel. Pandau Hulu I, Kec Medan<br />

Kota.<br />

Rasa kecewa ini disampaikan Usman<br />

Ahmad Balatif melalui Tim kuasa<br />

hukum Lembaga Pemantau Kinerja<br />

Kepolisian RI (Police Watch), Abdul<br />

Salam Karim kepada wartawan, Senin<br />

(12/2) siang seusai sidang.<br />

Lebih lanjut pria yang akrab dipanggil<br />

Salum ini pun mengutarakan bahwa<br />

seharusnya hakim lebih memahami<br />

karena kasus ini adalah kasus perdata<br />

atas penjualan tanah wakaf yang<br />

diperuntukan untuk bangunan Masjid<br />

sekaligus Madrasah oleh pihak ahli<br />

waris Ali Umar.<br />

Sehingga Usman Ahmad Balatif bersama<br />

Mubarak dan ketiga orang lainnya<br />

sebagai perwakilan warga dengan<br />

membubuhkan dukungan penolakan<br />

penjualan mengajukan gugatan perdata<br />

dimenangkan oleh pihak pengadilan<br />

hingga sampai putusan PK.<br />

“Namun anehnya pihak kepolisian<br />

justru menetapkan Usman Ahmad Balatif<br />

menjadi tersangka karena pemalsuan<br />

dukungan tandatangan dengan<br />

alat bukti fotocopi yang dilaporkan Ali<br />

Umar,” bebernya.<br />

Polisi menangkap dua pelaku setelah<br />

membobol rumah di Jln Inpres Gg<br />

Sangkot Desa Tanjung Gusta, Kec<br />

Sunggal. Tak cuma pelaku, polisi juga<br />

menyeret penadahnya.<br />

Tersangka yang diamankan, Dharma<br />

Yusuf Tarigan (38), Nelson Effendy<br />

Siahaan (39) warga Jln Tani Asli<br />

dan Bambang Harianto (41) warga Jln<br />

Pancing yang bertindak sebagai<br />

penadah.<br />

Informasi yang dihimpun, kejadian<br />

tersebut berawal laporan Elida Mauliana<br />

(40) yang menyebut kalau rumahnya<br />

dibobol.<br />

Kapolsek Sunggal, Kompol Wira<br />

Prayatna ketika dikonfirmasi wartawan<br />

mengatakan berdasarkan laporan korban<br />

petugas langsung melakukan<br />

penyelidikan dan berhasil meringkus<br />

tersangka. "Saat kita lakukan pengembangan<br />

tersangka berusaha melawan<br />

petugas sehingga kita berikan tindakan<br />

tegas berupa tembakan terukur<br />

tepat di kakinya," ungkapnya.<br />

Wira menjelaskan bahwa dari tan-<br />

Simatupang Meriang Dituntut 20 Tahun Penjara<br />

PANCURBATU M24<br />

Robinson Simatupang (50) warga<br />

Jln kompleks Abdul Hamid Blok IX J 68<br />

B Dusun VI Desa Lalang Kec Sunggal<br />

Kab Deliserdang meriang gitu mendengar<br />

tuntutan hakim selama 20<br />

tahun kurungan penjara.<br />

Dia terpaksa menghabiskan masa<br />

tuanya dibalik jeruji besi lantaran<br />

menggauli anak tirinya sampai melahirkan.<br />

Oleh Majelis Hakim PN Lubukpakam<br />

yang bersidang di Pancurbatu, Senin<br />

(12/2) terungkap perbuatan bejat<br />

Robinson.<br />

Jika minta gituan sama anaknya,<br />

sebut saja Bunga, dia selalu mengancam<br />

tidak akan membiayai sekolah<br />

bunga.<br />

Bergulirnya kasus ini setelah korban<br />

merasa tidak tahan menjadi<br />

budak seks ayah tirinya dari mulai<br />

tahun 2015 lalu. Sangkin seringnya disetubuhi,<br />

korban akhirnya hamil dan<br />

melahirkan anak.<br />

Dengan memberanikan diri, korban<br />

membuat laporan ke Polsek Sunggal<br />

dan ayah durjana ini diringkus.<br />

Dalam laporannya yang dibacakan<br />

JPU, Eri Fandi Siregar SH, kasus pencabulan<br />

ini bermula saat korban baru<br />

pulang sekolah. Saat itu Robinson Simatupang<br />

berada di teras rumah.<br />

Karena agak terlambat pulang, korban<br />

dimarahi dan diancam tidak akan<br />

disekolahkan lagi.<br />

Karena takut tidak lagi sekolah korban<br />

meminta maaf kepada ayah tirinya<br />

tersebut. Di saat korban terpojok<br />

ayah durjana ini mengambil kesempatan<br />

dan mengatakan mau memaafkan<br />

korban asal mau disetubuhi.<br />

Mendengar permintaan ayah tirinya<br />

tersebut membuat korban bangkit dan<br />

JR Saragih: Mungkin KPU Khilaf<br />

MEDAN-M24<br />

Hashtag (#) JR Saragih menjadi<br />

trending topik media sosial di Indonesia,<br />

menyusul keputusan rapat pleno<br />

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut,<br />

Senin (12/2), yang mencoret nama<br />

Bupati Simalungun itu dari kontestasi<br />

Pemilihan Gubernur Sumut (Pilgubsu)<br />

2018. Terkait ini, Partai Demokrat pun<br />

menempuh jalur hukum.<br />

Penelusuran M24, sosok bernama<br />

lengkap Jopinus Ramli Saragih itu<br />

menyodok peringkat lima dari akumulasi<br />

pembahasan di Twitter, Instagram<br />

maupun media sosial (medsos) lainnya.<br />

Beragam spekulasi pun muncul<br />

di kalangan warganet. Secara umum<br />

menyimpulkan JR yang berpasangan<br />

dengan Ance Selian dan diusung koalisi<br />

Partai Demokrat, PKB dan PKPI<br />

ini telah menjadi korban intervensi<br />

kekuasaan.<br />

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen)<br />

DPP Partai Demokrat, Rachlan<br />

Nashidik melontarkan pernyataan<br />

senada. Dia bahkan mencurigai KPU<br />

ikut terlibat dalam permainan kotor<br />

partai politik.<br />

“Bila benar yang dibuat sebagai<br />

alasan adalah legalisasi ijazah SMA,<br />

maka KPU harus dicurigai telah jadi<br />

kayu pemukul dari permainan kotor<br />

partai tertentu,” katanya kepada<br />

wartawan, Senin (12/2).<br />

Rachlan merujuk pada latar belakang<br />

rekannya yang pernah lulus seleksi<br />

Akademi Militer dan menjadi prajurit<br />

TNI hingga menjadi bupati.<br />

Menimpali ini, Sekretaris Departemen<br />

Dalam Negeri DPP Partai Demokrat,<br />

Ir. H. Abdullah Rasyid, ME.“Ya<br />

kita gugat karena kita sudah pernah<br />

ke MA. Saya ke Bawaslu dulu, kan<br />

ada batas waktu 3 hari. Kami siapkan<br />

dulu gugatannya. Tentu terus terang<br />

PKB, Demokrat, PKPI, tidak mungkin<br />

tinggal diam,” ucap JR Saragih di pelataran<br />

Grand Mercure Hotel.<br />

Bupati Simalungun itu menjelaskan<br />

sudah pernah melegalisir ijazah SMAnya<br />

ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta<br />

tahun 2015. Namun, sempat digugat<br />

oleh pihak lain hingga ke Mahkamah<br />

Agung (MA).<br />

“Putusan MA mengatakan ijazah itu<br />

sah. Tahun 2017 saya legalisir lagi,<br />

tanggal 19 Oktober 2017. Ini legalisirnya,”<br />

ujarnya, sambil menunjukkan berkas<br />

ijazah.<br />

JR Saragih menyebut, KPU sendiri<br />

mendapatkan konfirmasi mengenai<br />

ijazah dirinya melalui Sekretaris Dinas<br />

DKI Jakarta pada 22 Januari, yang<br />

menyatakan ijazah itu tidak pernah dilegalisir.<br />

Sembari terisak, politisi yang<br />

selalu tampil enerjik dan sporty ini mengaku<br />

masih yakin bisa maju dalam Pilgub<br />

Sumut lewat gugatannya di Bawaslu.<br />

“Masih ada di atas manusia, Tuhan,”<br />

ucap JR yang sempat terbata-bata<br />

saat bicara.<br />

Dari Hotel Grand Mercure, JR Saragih<br />

bergerak ke Kantor DPD Demokrat<br />

Sumut di Jalan Abdullah Lubis, Medan.<br />

Di tempat itu, dirinya langsung diserbu<br />

para pendukung, yang mendesak<br />

melakukan perlawanan. “Kita terus<br />

berjuang. Kita akan tempuh jalur hukum.<br />

Mungkin KPU Sumut khilaf. Untuk<br />

itu saya berharap dukungan saudarasaudaraku,<br />

seluruh masyarakat Sumut,”<br />

ujarnya kepada pendukung.<br />

Diketahui, sesuai Surat Keputusan<br />

KPU Sumut Nomor 07/PL.03.3-Kpt/12/<br />

Prov/II/2018 tentang Penetapan<br />

Pasangan Calon Peserta Pilgub 2018,<br />

Potong Nadi Lalu Terjun Ke Sumur<br />

pasti nyemplung ke dalam air. Begitulah<br />

keterangan keluarga terkait<br />

tewasnya Bonar.<br />

Ceritanya, Minggu (11/2) sekitar<br />

pukul 23.30 WIB, dengan memakai<br />

kaos JR-Amran, Bonar pamit sama<br />

mamaknya (ibunya, red) bilang mau<br />

ke kamar mandi. Sang ibu, Denni boru<br />

Saragih (53) mengiyakan.<br />

Tak lama di kamar mandi, Boru Saragih<br />

mendengar ada suara gaduh<br />

seperti seng kejatuhan batu besar.<br />

Dia kaget lalu berlari ke kamar mandi<br />

mencari tau apa penyebab suara<br />

gaduh itu. Dari dapur hingga ke bibir<br />

sumur, Boru Saragih melihat banyak<br />

darah berceceran. sang ibu pun terperangah<br />

saat melihat Bonar sudah<br />

ngambang di dalam sumur.<br />

Dia lantas berteriak minta bantuan<br />

tetangga. Pagi itu, rumah Bonar yang<br />

berada di Jln Salaen Raya Tongah, Kel<br />

Pematang Raya, Kec Raya, Simalungun<br />

mendadak dipenuhi tetangga.<br />

"Aku tahunya dia di dalam sumur setelah<br />

memperhatikan mulai depan pintu<br />

dapur sampe mengarah ke sumur ada<br />

tetesan darah. Awalnya dia hanya<br />

permisi ke kamar mandi, tak tahunya<br />

sudah begini," ucap Denni sambil menitikkan<br />

air mata.<br />

Boru Saragih menduga, anaknya leb-<br />

minjam uang ke Risma, tapi gak<br />

dikasih,” ucapnya.<br />

Uang habis, korban pun diduga tak<br />

berani menemui istri dan keempat<br />

anaknya. Karena tak menemukan solusi,<br />

akhirnya korban memilih jalan pintas,<br />

gantung diri di dalam kamarnya,<br />

Minggu (11/2).<br />

Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol<br />

Pardamean Hutahaean SIK<br />

menegaskan, pihaknya tidak<br />

menemukan tanda-tanda kekerasan<br />

di tubuh korban.<br />

“Keluarga telah membuat<br />

pernyataan agar korban tidak<br />

divisum. Maka tidak kita bawa ke<br />

rumah sakit,” jelasnya. (irwan)<br />

Atas penolakan ini, dirinya selaku<br />

tim penasehat hukum Usman Ahmad<br />

Balatif segera melaporkan Morgan Simanjuntak<br />

ke Komisi Yudisial (KY) dan<br />

Mahkamah Agung (MA). “Yang kita<br />

soalkan masalah putusan yang menyebutkan<br />

bahwa penetapan tersangka<br />

bukan ranah praperadilan,”<br />

tukasnya.<br />

Dalam kasus ini, lanjut dia, lahan<br />

tersebut memang telah diwakaf<br />

dengan surat wasiat No 9 Tahun<br />

1956, atas nama Umar Bahajar. Atas<br />

dasar itulah, Usman Ahmad Balatif<br />

bersama warga mengajukan gugatan<br />

perdata ke pengadilan dan dimenangkan<br />

hingga putusan MA<br />

maupun PK. (r/aruan)<br />

gan tersangka, petugas menyita<br />

barang bukti berupa 1 unit mesin<br />

genset merk Fumitsu 4.500 Watt, TV<br />

warna hitam merk Hitachi, Amplifire<br />

merk Teac dan 1 buah tikar.<br />

"Selain kedua tersangka, kita juga<br />

berhasil meringkus si penadahnya,"<br />

jelasnya.<br />

Mantan Wakasat Narkoba Polresta<br />

Medan ini menambahkan jika tersangka<br />

dikenakan Pasal 363 ayat (2)<br />

KUHPidana dengan ancaman hukuman<br />

9 tahun penjara. (tiopan)<br />

langsung nenolak.<br />

Karena menolak, Mawar langsung<br />

diancam tidak akan disekolahkan lagi<br />

dan disuruh pergi.<br />

Takut kalau tidak disekolahkan dan<br />

diusir dari rumah akhirnya Mawar mau<br />

melayani nafsu bejat ayah tirinya<br />

tersebut.<br />

Berhasil merenggut kesucian Mawar<br />

membuat Robinson ketagihan dan<br />

hampir setiap hari minta dilayani.<br />

Dalam nota tuntutannya Jaksa<br />

menjerat terdakwa dengan pasal 81<br />

ayat 3 UU perlindungan anak.<br />

Selain menuntut 20 tahun penjara,<br />

terdakwa juga disuruh membayar<br />

denda Rp 100 juta subsider 6 bulan<br />

kurungan penjara. Usai mendengar<br />

tuntutan jaksa, hakim menunda<br />

sidang hingga minggu depan untuk<br />

mendengarkan pembelaan dari penasehat<br />

hukumnya. (ali)<br />

yang dibacakan dalam rapat pleno terbuka<br />

di Grand Mercure Hotel, Senin<br />

(12/2) sekira pukul 11.00 WIB, KPU<br />

Sumut menyatakan hanya ada dua<br />

pasangan yang ditetapkan sebagai<br />

kontestan di Pilgubsu 2018, yakni Edy<br />

Rahmayadi-Musa Rajekshah (Ijeck)<br />

dan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.<br />

Sebelumnya, pada detik-detik akhir<br />

pendaftaran di Kantor KPU Sumut, 10<br />

Januari lalu, upaya untuk menggagalkan<br />

pasangan JR Saragih-Ance Selian<br />

sudah muncul. Ketika itu, perwakilan<br />

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia<br />

(PKPI) muncul mengiringi<br />

pasangan calon Djarot Saiful Hidayat-<br />

Sihar Sitorus. Padahal, partai ini merupakan<br />

salah satu pengusung pasangan<br />

JR Saragih-Ance Selian yang<br />

sudah lebih dulu mendaftar.<br />

Jika PKPI benar mencabut dukungan,<br />

maka pasangan JR Saragih-Ance<br />

Selian tidak lagi memenuhi syarat minimum<br />

dukungan untuk pencalonannya,<br />

yakni 20 persen kepemilikan kursi<br />

partai politik atau koalisi partai politik<br />

di DPRD Sumut. Sebab, koalisi Partai<br />

Demokrat-PKB hanya memiliki total 17<br />

kursi di DPRD Sumut. PKPI sendiri memiliki<br />

3 kursi, yang bisa melengkapi<br />

persyaratan minimum bagi padangan<br />

JR Saragih-Ance Selian.<br />

Hanya, kala itu KPU Sumut tidak<br />

bersedia menyertakan PKPI sebagai<br />

salah satu partai pengusung Djarot-<br />

Sihar. Pasalnya, pasangan tersebut<br />

tidak menyerahkan formulir model B-<br />

1 KWK, yang ditandatangani Ketua<br />

Umum dan Sekjen DPP PKPI sebagai<br />

legalitas dukungan partai kepada<br />

pasangan calon yang disyaratkan<br />

KPU. (donny/gunawan)<br />

ih dulu menyayat nadi tangan kirinya<br />

dengan pisau, lalu melompat ke dalam<br />

sumur. Korban baru berhasil dievakuasi<br />

, Senin (12/2) sekitar pukul<br />

04.00 dinihari. Jasad korban kemudian<br />

dibawa ke RSU Rondahaim Pematang<br />

Raya Kab Simalungun untuk dilotopsi.<br />

Kapolsek Raya, AKP B Pakpahan<br />

mengatakan otopsi urung karena<br />

pihak keluarga menolak. Pasalnya,<br />

korban memang memilik riwayat penyakit<br />

sawan air dan korban juga sudah<br />

sering melukai tangannya.<br />

"Surat penyataan pihak keluarga<br />

tidak menuntut di belakang hari sudah<br />

dibuat. Hasil visum ditemukan luka<br />

Siswi Kelas III SMP Tewas<br />

PAKPAK BHARAT-M24<br />

Soni Arapta Berutu (16) ditemukan<br />

tewas terjebak di tanggul<br />

Telaga Gotong Royong, Dusun II<br />

Pealagat, Desa Salak I, Kecamatan<br />

Salak, Kabupaten Pakpak<br />

Bharat.<br />

Informasi dihimpun, sebelum<br />

diketahui meninggal dunia, warga<br />

Desa Singgabur, Kec STTU<br />

Julu, Kab Pakpak Bharat terakhir<br />

terlihat mandi di telaga, Minggu<br />

(11/2) sore. Telaga terletak sekitar<br />

30 meter dari belakang rumah<br />

namborunya (bibi, red), tempat<br />

korban ngekos. Hanya saja, di<br />

telaga itu siswa Kelas III SMP itu<br />

berenang hingga hampir ke bagian<br />

tengah. Diduga, korban<br />

kurang mahir berenang dan<br />

tenggelam.<br />

Peristiwa itu diketahui setelah<br />

Esta beru Berutu (30) menyuruh<br />

anaknya Inka beru Banurea (11)<br />

menjemput sabun mandi yang<br />

dibawa korban ke pemandian. Inka<br />

yang tiba di telaga tidak melihat<br />

korban. Namun, di tengah telaga,<br />

ia melihat tangan melambai minta<br />

tolong.<br />

Inka pun berteriak sehingga<br />

menarik perhatian warga sekitar.<br />

Begitu mendengar cerita Inka,<br />

warga langsung melakukan pencarian.<br />

Tampak Tim Tagana Pemkab<br />

Pakpak Bharat terjun ke TKP.<br />

Menjelang pukul 21:00 WIB, salah<br />

seorang warga bermarga Bancin<br />

berhasil menemukan jenazah korban.<br />

"Setelah korban ditemukan,<br />

kita berkoordinasi dengan pihak<br />

keluarga. Selanjutnya jenazah<br />

korban dibawa ke RSUD Salak<br />

menggunakan mobil Sabhara Polres<br />

Pakpak Bharat untuk memastikan<br />

bahwa tidak ada unsur kekerasa,"<br />

jelas Kapolres Pakpak<br />

Bharat melalui Kasat Reserse, AKP<br />

Alexander Piliang kepada M24,<br />

Senin (12/2). (edy)<br />

Polisi Tangkap Lagi Tersangka<br />

identitas tersangka yang baru<br />

ditangkap, sebab, polisi masih<br />

mendalami keterangan tersangka<br />

untuk mengetahui perannya<br />

dalam sindikat penggelapan mobil<br />

mewah tersebut.Polisi juga<br />

masih memburu pelaku lainnya,<br />

termasuk penadahnya.<br />

“Belum bisa kita beberkan,<br />

karena masih dalam pengembangan.<br />

Masih ada pelaku lain yang<br />

sedang dikejar anggota di lapangan,”<br />

imbuh Nainggolan.<br />

Sebelumnya, Polda Sumut menangkap<br />

Nova Zein, warga Jln Eka<br />

Karya Wisata Gang Eka Handayani,<br />

Medan Johor atas laporan<br />

dugaan penggelapan belasan unit<br />

mobil mewah jenis Mitsubishi Pajero<br />

dan Toyota Fortuner, Kamis<br />

(8/2) malam.<br />

“Memang benar kita sudah<br />

menangkap pelaku penggelapan<br />

mobil (mewah, red) itu, tapi kasusnya<br />

masih dikembangkan,” ujar<br />

Kapolda Sumut, Irjen Pol Paulus<br />

Waterpauw menjawab wartawan,<br />

Jumat (9/2). (ahmad)<br />

Maling Naik Betor Sikat Ban<br />

DELITUA-M24<br />

Maling yang menaiki becak bermotor<br />

(Betor) membobol bengkel<br />

Anizem milik Aldi (29) di Jln Besar<br />

Delitua, Desa Kedai Durian, Kec<br />

Delitua. Dari lokasi ini, pelaku<br />

menyikat puluhan ban kreta dan<br />

puluhan oli.<br />

Peristiwa itu diketahui, Senin<br />

(12/2) sekitar pukul 02.00 WIB<br />

dini hari. Memang sebelum pencurian<br />

terjadi, Aldi curiga melihat<br />

keberadaan seorang pria di<br />

depan bengkel yang juga jadi<br />

tempat tinggalnya. Aldi yang<br />

semula mengintip dari celah pintu,<br />

mendatangi pria yang mondar<br />

mandir di depan bengkelnnya.<br />

Pemuda yang masih tinggal tak<br />

jauh dari bengkelnya itu pergi.<br />

Sejam menunggu di depan bengkelnya,<br />

lelaki tersebut tidak<br />

kelihatan lagi. Merasa sudah<br />

aman ia beranjak tidur.<br />

Baru merebahkan badan, korban<br />

mendengar suara pintu<br />

bengkel dibuka. Ia berusaha keluar<br />

kamar dengan cara mengendap.<br />

Begitu pintu kamar dibuka,<br />

pelaku melarikan diri bersama<br />

barang curianya.<br />

"Pelaku sempat aku lihat berlari<br />

ke arah betor yang sudah stand<br />

by. Dia kabur ke arah Medan,"<br />

ungkap Aldi yang punya satu anak<br />

ini di Polsek Delitua.<br />

Sementara SS (41) rekan korban<br />

menuturkan, korban sempat<br />

minta tolong kepada warga agar<br />

mengejar pelaku, tetapi tidak ada<br />

satu yang berani. Karena ciri pelaku<br />

merupakan pemuda setempat<br />

yang sering membuat onar di daerah<br />

itu.<br />

"Korban baru 4 bulan buka<br />

bengkel di daerah itu. Korban rugi<br />

Rp4 juta. Dari ciri yang disebutkan<br />

korban, pelaku berinisial IJ,"<br />

bebernya.<br />

Kapolsek Delitua Kompol Arifin<br />

Marpaung melalui Kanit Reskrim<br />

Iptu Prastyo Triwibowo mengaku<br />

sudah melakukan cek TKP dan menerima<br />

laporan korban. (mehuli)<br />

Rumah Purba Diseruduk Innova<br />

Ditolak Rujuk<br />

Kab Simalungun mendadak<br />

gempar. Pasalnya, Joni Hartono<br />

ditemukan tewas tergantung di<br />

pohon jengkol sebelah rumahnya.<br />

Info dihimpun di lokasi, Senin<br />

(12/2), peristiwa ini pertama sekali<br />

diketahui Joko Prayogi, warga<br />

yang sama. Ketika itu, Minggu<br />

(11/2) sekitar pukul 22:00 WIB,<br />

Joko mendatangi rumah korban.<br />

Ia ingin memastikan borongan<br />

angkot korban untuk besok harinya.<br />

Namun, Joko terkejut saat<br />

matanya melihat ke pohon jengkol<br />

di samping rumah korban.<br />

"Terkejut kali aku, Bang pas<br />

waktu melewati samping rumahnya.<br />

Kupikir goni yang tergantung<br />

di pohon jengkol, rupanya<br />

si Hartono," ucap Joko pada M24.<br />

Temuan itu langsung dilaporkan<br />

ke warga yang diteruskan ke<br />

Polsek Bangun. Dalam sekejap,<br />

warga pun memadati lokasi.<br />

Menurut Joni, sebelum ditemukan<br />

tewas, korban lebih banyak termenung<br />

dan berdiam diri.<br />

Diyakini hal itu terkait permasalahan<br />

korban dengan mantan<br />

istrinya, Sri Lestari (27). Setahun<br />

lalu, korban berpisah dengan<br />

wanita yang telah memberinya<br />

dua anak itu. Sejak itu, istrinya<br />

kembali ke rumah orangtuanya<br />

yang masih satu desa. Sementara<br />

kedua anaknya dirawat<br />

orangtua korban.<br />

"Memang setahun lebih dia<br />

jauh-jauhan dengan istrinya.<br />

Mungkin karena gaji sopir tidak<br />

cukup dan istrinya tidak sabar<br />

menerima gaji kecil. Seberapalah<br />

koyak pada urat nadi tangan kanan.<br />

Korban juga idap penyakit<br />

para pengemudi agar beristirahat<br />

jika sedang mengantuk<br />

sewaktu mengendarai kendaraan.<br />

Tapi kayaknya Wenpi Arnold<br />

Josephin Pardede (44) tidak<br />

menggubris peringatan tersebut.<br />

Karena membandel, Senin (12/2)<br />

Inova BK 1159 FM yang dikendarainya<br />

terjun bebas menghantam<br />

rumah Edianto Purba (28)<br />

warga Desa Parbuluan III, Kec<br />

Parbuluan, Dairi.<br />

Akibatnya, mobil yang dikendarai<br />

warga Jln Flamboyan Raya,<br />

Gang Makmur No.2, Kel Tanjung<br />

Sari, Kec Medan Selayan itu ringsek.<br />

Sementara rumah milik Purban<br />

hancur berantakan.<br />

Walau tidak ada korban jiwa<br />

dalam kecelakaan tersebut, namun<br />

kerugian ditaksir mencapai<br />

jutaan rupiah.<br />

Informasi didapat, kecelakaan<br />

terjadi saat mobil Inova yang dikemudikan<br />

Wenpi yang meluncur dari<br />

arah Dolok Sanggul menuju Medan.<br />

Sesampainya di Desa Parbuluan<br />

III yang mana kondisi jalan agak<br />

menikung, diduga sang supir mengantuk<br />

dan kemudian hilang kendali<br />

hingga menabrak rumah milik<br />

Ediantoni yang berada di sebelah<br />

kiri jalan.<br />

Mendengar suara benturan<br />

keras, Edi dan warga sekitar terbangun<br />

berhamburan ke luar rumah.<br />

Kasat Lantas Polres Dairi, AKP<br />

M Hasan SH kepada wartawan<br />

membenarkan kejadian tersebut.<br />

Disebutkannya kalau kedua belah<br />

pihak sudah melakukan damai secara<br />

adat batak (Makkopol Tondi)<br />

yang berlaku di Desa Parbuluan III.<br />

“Pemilik mobil juga sudah mengganti<br />

kerugian akibat kerusakan<br />

yang ditimbulkan kepada pemilik<br />

rumah sebesar Rp500 ribu rupiah,”<br />

terang Hasan. (fajar)<br />

gaji angkot ini, Bang?" tutur Joko.<br />

Tetangga korban lainnya menambahkan,<br />

belakangan, korban<br />

mendengar mantan istrinya dekat<br />

dengan seorang pria. Korban yang<br />

masih cinta dengan istrinya cemburu<br />

dan mencoba mengajak rujuk.<br />

Hanya saja, sang istri menolak.<br />

Petugas yang tiba ke lokasi lalu<br />

meminta Bidan Desa, M Rina Purba<br />

(37) untuk melakukan visum<br />

terhadap jenazah korban. Hasilnya,<br />

ditemukan bekas ikatan tali<br />

pada bagian leher korban. Sedangkan<br />

mata tampak terbuka, bagian<br />

pupil mata tidak reflek, nadi tak<br />

lagi berdenyut dan tubuh sudah<br />

kaku.<br />

Kapolsek Bangun, AKP Putra<br />

Jani Purba SH yang dikonfirmasi<br />

menjelaskan, berdasarkan hasil<br />

visum tersebut, korban tewas<br />

murni karena bunuh diri. Sebelum<br />

mengakhiri hidupnya, korban sempat<br />

berkomunikasi dengan mantan<br />

istrinya melalui pesan singkat<br />

(SMS).<br />

"makasih ya buat tumpangannya<br />

jujur aku gini karna cemburu,<br />

kamu kan tau kalau aq sayang dan<br />

cinta kali samamu....- yang dah tak<br />

termaafkanmu nya aq tari...Oke<br />

liat aq besok jadi mayat dirumahmu.-<br />

tiga kali ini gak kau jawab<br />

kukaitkan tali ini keleherku aku<br />

udah diatas pohon jengkol.<br />

-selamat tinggal aja ya tari aku<br />

pergi tuk selamanya dari dunia ini"<br />

"Dari SMS itu, korban tampak<br />

kecewa karena harapannya untuk<br />

rujuk ditolak," ucap Putra Jani.<br />

(john)<br />

sawan air bawaan lahir," terang<br />

Pakpahan. (adi)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!