You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Shalom Saudara-saudaraku<br />
yang terkasih. Memasuki awal permulaan<br />
tahun yang baru, Tuhan memberikan<br />
petunjuk kepada kita lewat mimpi “ Melihat<br />
ada sebuah pohon dengan buahnya<br />
yang besar-besar”. Tuhan memberikan<br />
pengertian ini adalah tahun kualitas rohani<br />
yaitu tahun kematangan dan kedewasaan<br />
rohani. Penglihatan ini di teguhkan Visi-<br />
Misi dari Gembala Pembina di MDPJ<br />
Januari <strong>2018</strong>, dimana salah satu arti<br />
dari permulaan baru adalah terjadinya<br />
pemisahan TERANG dari GELAP. Dimana<br />
menurut nubuatan kitab wahyu, orang<br />
yang jahat akan terus berbuat jahat, orang<br />
cemar terus berbuat cemar dan orang benar<br />
terus berbuat benar dan orang kudus terus<br />
mengkuduskan dirinya (Why 22:11). Segala<br />
sesuatu akan menuju kepada kematangan<br />
buahnya, keadaan kehidupan dihari-hari<br />
yang jahat ini merupakan inkubatornya<br />
(Mal 3:18). Perumpamaan tentang lalang<br />
dan gandum di kitab Matius 13:30,<br />
mengatakan pada masa penuaian maka<br />
baik gandum maupun lalang sama-sama<br />
akan mencapai kematangannya, sehingga<br />
akan sangat mudah untuk dibedakan dan<br />
di tuai. Kematangan atau kedewasaan dan<br />
keserupaan dengan keputeraan Kristus<br />
adalah hal yang sama. Kedewasaan datang<br />
lewat sebuah proses kehidupan yaitu<br />
belajar dan didikan. Tuhan Yesus lewat<br />
Amanat Agung memberikan perintah bahwa<br />
semua orang harus di muridkan dan diajar<br />
pokok-pokok kebenaran agar bertumbuh<br />
menjadi dewasa.<br />
Puji Syukur kepada Tuhan, Renungan<br />
Harian Tematik sudah mulai terbit pada<br />
bulan Februari <strong>2018</strong>, melalui renungan<br />
harian ini Jemaat Tuhan GBI Grand Wisata<br />
Rayon 8 memasuki fase saling belajar<br />
dan bertumbuh dewasa bersama dalam<br />
komunitas COOL. Dengan mempraktekkan<br />
4M yaitu Membaca, Merenungkan,<br />
Mempraktekkan dan Membagikan setiap<br />
hari dengan di pandu dan di arahkan oleh<br />
Gembala COOL. Kedewasan adalah kunci<br />
seseorang hidup berkenan kepada Bapa,<br />
sebab tanpa kedewasaan seseorang :<br />
1. Tidak bisa menerima tanggung jawab.<br />
2. Tidak bisa di muliakan dan<br />
memuliakan Bapa.<br />
3. Hidup tidak bisa maksimal dan sia-sia.<br />
4. Tidak ada yang bisa di nikmati<br />
baik oleh Bapa maupun<br />
orang-orang di sekelilingnya.<br />
5. Tidak ada yang bisa di wariskan<br />
kepada generasi yang akan datang.<br />
Saya bersama semua Pemimpin, Gembala<br />
COOL dan team redaksi mendoakan dan<br />
berusaha melayani dengan baik agar<br />
saudara-saudara semua mengalami<br />
pertumbuhan kearah kedewasaan<br />
kepenuhan Kristus Yesus.<br />
Selamat memulai sebuah perjalanan<br />
kearah kedewasaan Keputeraan<br />
Kristus. Allah Bapa, Tuhan Yesus<br />
Pdm. Tjan Tjin Siang<br />
02 KATA<br />
SAMBUTAN
EVENTS<br />
WBI<br />
BAKTI SOSIAL<br />
Kamis - 1 Februari <strong>2018</strong>, Pk. 06.30 WIB<br />
Gedung KPA Lt. 1<br />
IBADAH VICTORY WOMEN<br />
Kamis - 22 Februari <strong>2018</strong>, Pk. 17.00 WIB<br />
Gedung KPA Lt. 2<br />
PRIMAX<br />
PERTEMUAN PRIMAX<br />
Kamis - 22 Februari <strong>2018</strong>, Pk. 19.30 WIB - selesai<br />
Gedung KPA Lt. 2<br />
DOA PRIMAX<br />
Setiap Sabtu - Pk. 05.00 WIB - selesai<br />
(kecuali ada doa pengerja di SICC, maka diliburkan)<br />
Gedung KPA Lt. 2<br />
PPA (PEMBINAAN PEMUDA DAN ANAK)<br />
SEKOLAH MINGGU<br />
- LATIHAN TAMBORINE ANAK<br />
Setiap Sabtu, Pk. 16.00 WIB<br />
- TUKAR KADO<br />
Minggu - 18 Februari <strong>2018</strong><br />
Setiap anak membawa<br />
1 buah barang (boleh alat tulis/snack)<br />
GOD’S DNA YOUTH<br />
- RALLY PPW<br />
Minggu, 18 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong>,<br />
Pk. 16.00 WIB<br />
Ruang God’s DNA, Gedung KPA<br />
Selamat Ulang Tahun<br />
Segenap keluarga besar GBI Grand Wisata mengucapkan<br />
SELAMAT ULANG TAHUN bagi bapak/ibu/saudara yang berulang tahun di bulan ini!<br />
Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.<br />
Amsal 3:16<br />
1. YAHYA FIRMAN WAHYUDI 5 <strong>FEBRUARI</strong><br />
2. ELVINA NAPITUPULU 7 <strong>FEBRUARI</strong><br />
3. SUSANTI 11 <strong>FEBRUARI</strong><br />
4. HARRIS R. R. PANJAITAN 11 <strong>FEBRUARI</strong><br />
5. DENNY ALEXANDRO M. 14 <strong>FEBRUARI</strong><br />
6. MARISKA GIOVANI ZALUKHU 18 <strong>FEBRUARI</strong><br />
7. HENRY P. SIMANJUNTAK 22 <strong>FEBRUARI</strong><br />
8. AGUS ERNA SUSANTI 24 <strong>FEBRUARI</strong><br />
9. JOINTA KARO-KARO 26 <strong>FEBRUARI</strong><br />
<strong>FULFILLED</strong> 03
PERJALANAN<br />
MENEMUKAN<br />
HATI BAPA<br />
EFESUS 3:18-19<br />
Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama<br />
dengan segala orang kudus dapat memahami,<br />
betapa lebarnya dan panjangnya<br />
dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,<br />
dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun<br />
ia melampaui segala pengetahuan. Aku<br />
berdoa, supaya kamu dipenuhi<br />
di dalam seluruh kepenuhan Allah.<br />
MENGENAL HATI (KASIH) BAPA<br />
Dunia di ciptakan dalam sebuah tatanan<br />
hubungan Bapa ( Allah ) dan anak<br />
(manusia), dimana Adam dan Hawa di<br />
ciptakan serupa dan segambar dengan<br />
Allah. Adam adalah manusia pertama yang<br />
sulung yang tidak dilahirkan dari peranakan<br />
tapi di ciptakan lewat Firman dan Roh,<br />
citra dan rupanya sempurna adanya. Citra<br />
Allah hakekatNya adalah kasih demikian<br />
juga manusia, sehingga manusia bisa<br />
membalas kasih Allah seperti Allah telah<br />
mengasihinya. Adam sebagai pembawa<br />
benih ( sperma ) dan Hawa sebagai<br />
inkubator kehidupan , mereka di satukan<br />
untuk menerima mandat memperbanyak<br />
anak-anak Allah dan memenuhi seluruh<br />
bumi. Itu adalah blue print rencana awal<br />
dan maksud Allah yang abadi dalam<br />
penciptaan manusia dan alam semesta<br />
(Kej 1 : 26 – 28). Allah memimpikan sebuah<br />
hubungan intim dalam sebuah keluarga<br />
yang di dasari oleh kasih yang sejati, murni,<br />
mesrah, tulus, hangat, percaya, saling, setia<br />
dan kekal selamanya. Allah Bapa sebagai<br />
sumber kehidupan dan Dia mau anak<br />
04 RENUNGAN<br />
BULANAN<br />
tinggal di dalamNya, mereka menjadi satu<br />
seperti seorang anak kecil yang terbaring<br />
dalam pelukan bapanya. Tidak ada batasan<br />
aturan, hukum dan turgi yang membatasi<br />
dan mengatur hubungan intim yang seperti<br />
itu, demikian pula di dalam taman eden<br />
tidak ada tertulis hukum dan aturan dalam<br />
hubungan Adam Hawa dengan Allah<br />
bahkan tata cara beribadah dalam memuji<br />
dan menyembah sekalipun. Allah cuma<br />
melarang dengan keras Adam dan Hawa<br />
untuk tidak memakan buah dari pohon<br />
pengetahuan, karena Allah tahu oleh free<br />
will yang Tuhan berikan kepada Adam dan<br />
Hawa di situ mereka memiliki kebebasan<br />
membuat pilihan, apakah mereka memilih<br />
tetap tinggal dalam kasih Bapa atau hidup<br />
independent, ternyata Adam dan Hawa<br />
memilih hidup diluar kasih BapaNya. Itulah<br />
awal dosa masuk dan menghancurkan<br />
tatanan Fathership (KeBapaan) dan<br />
Sonship (Keputeraan) yang indah, suci dan<br />
mulia itu. Dari Adam dan Hawa anak sulung<br />
Allah yang pertama, menjadi generasi<br />
fatherless pertama dan terus sampai<br />
kepada keturunannya di segala zaman.
MENEMUKAN HATI (KASIH) BAPA<br />
Dunia kehilangan tatanan hubungan<br />
Fathership dan Sonship, menyebabkan<br />
begitu banyak kerusakan dan kehancuran<br />
dalam kehidupan manusia. Yesus Kristus<br />
wujud kasih Bapa kepada manusia,<br />
datang untuk memulihkan tatanan ini lewat<br />
kematian dan kebangkitanNya. Yesus<br />
menjadi model Sonship yang sempurna<br />
bagi GerejaNya, dengan memberikan<br />
keteladanan dalam berhubungan dengan<br />
BapaNya. Disamping itu Yesus sendiri<br />
meng-ekpresikan Bapa dalam hidupNya<br />
(Yoh14:9-11), sehingga kita bisa mengenal<br />
Bapa lewat Dia yaitu lewat prilaku, pikiran<br />
dan perasaanNya dalam pengajaran dan<br />
interaksi dengan orang-orang di sekitarNya.<br />
Kasih Bapa kepada manusia lebih besar<br />
dari apa yang bisa kita pahami. Hukum<br />
taurat, aturan dan ketentuan-ketentuan<br />
yang ada menjadi standart ukur kelayakan<br />
untuk penerimaan, telah menjadi sebuah<br />
tembok kemustahilan bagi semua orang<br />
untuk kembali kepada Bapa. Namun karena<br />
keajaiban KasihNya, Bapa memberikan<br />
sebuah jalan masuk lewat penebusan oleh<br />
darah AnakNya yaitu Yesus Kristus. Bagi<br />
setiap orang percaya, dia akan di berikan<br />
hak untuk menjadi anak-anak Allah dan<br />
di berikan RohNya untuk tinggal di dalam<br />
hati anak-anakNya, sehingga roh manusia<br />
ciptaan baru bersekutu dan menyatu<br />
dengan Roh Allah, demikianlah hubungan<br />
Fathership dan Sonship kembali di pulihkan.<br />
Haleluya, bersukacitalah sebab apa yang<br />
mustahil bagi manusia adalah tidak mustahil<br />
bagi Allah. Lewat penyatuan ini tidak ada<br />
satu celah atau aturan apapun yang bisa<br />
membatasi hubungan Bapa-anak ini,<br />
setiap waktu kita bisa memanggil Allah,<br />
Abba ya Bapa. Dia selalu ada bagi anakanakNya<br />
karena Dia Allah Immanuel,<br />
sebab keintiman lahir dari hati dan salah<br />
satu wujudnya adalah doa, pujian dan<br />
penyembahan.<br />
Ada beberapa kejadian yang merupakan<br />
referensi hati (kasih) Bapa yang ditujukan<br />
kepada orang-orang yang di anggap<br />
berdosa dan sangat bercela di masyarakat<br />
religus pada zaman itu, orang-orang ini di<br />
anggap tidak layak mendekat kepada Allah<br />
yang suci dan di kucilkan oleh masyarakat ;<br />
- Perempuan ketangkap basah berbuat<br />
zinah yang di ancam rajam batu (Yoh<br />
8:10-11), Yesus (Bapa) tidak menghukum,<br />
menghakimi tapi malah mengampuni dan<br />
menyelamatkan.<br />
- Perempuan Berdosa mengurapi Yesus<br />
(Luk 7:44-47), wanita di anggap najis<br />
kotor untuk di sentuh tapi Tuhan Yesus<br />
malah sangat berkesan dan terharu akan<br />
kasihnya.<br />
- Perumpamaan anak bungsu yang hilang<br />
dan kembali kepada Bapanya (Luk 15:21-<br />
24).<br />
Bagi Allah kasih lebih utama di bandingkan<br />
semua korban bakaran dan korban<br />
sembelihan (Mark 12:33).<br />
MENGERTI MAKSUD<br />
DAN KEHENDAK BAPA<br />
Allah Bapa sang sumber kehidupan,<br />
mengasihi semua manusia dan Dia mau<br />
sebanyak mungkin di selamatkan menjelang<br />
hari kedatanganNya. Setiap orang yang<br />
telah menerima kasih karunia dan anugerah<br />
keselamatan, Bapa tidak mau kehilangan<br />
mereka. Oleh sebab itu Bapa<br />
<strong>FULFILLED</strong> 05
segera merubah status kepemilikanNya<br />
yaitu mereka di beri hak jadi anakanakNya<br />
dan diberikan Roh Kudus dalam<br />
hati mereka sebagai meterai (cap) tanda<br />
kepemilikanNya, sebagai jaminan sampai<br />
mereka memperoleh seluruh yang di<br />
sediakan/ di janjikan (2 Kor 1:22). Selama<br />
hidup mereka , tidak ada seorang pun<br />
atau kuasa atau suatu hal apapun bisa<br />
merebut mereka dari tangan Yesus Kristus<br />
maupun Bapa (Yoh 10:28-29). Bapa mau<br />
anak-anakNya hidup di dalam kasihNya<br />
untuk selamanya dan merasakan sukacita<br />
yang penuh, baik semasa di bumi maupun<br />
di sorga. Bapa mau anak-anakNya<br />
mengambil bagian dalam KerajaanNya<br />
untuk memerintah bersama Dia, oleh sebab<br />
itu sejak dalam rencana penyelamatan<br />
Bapa sudah merancang sebuah pekerjaan<br />
baik untuk anak-anakNya untuk hidup<br />
di dalamnya (Efe 2:8-10). Apa yang di<br />
maksudkan dengan pekerjaan baik yaitu<br />
pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus<br />
selama 3,5 tahun pelayananNya yang<br />
berasal dari BapaNya (Yoh 10:32, Yoh 4:34,<br />
Yoh 15:9-14).<br />
KEPUTERAAN DAN TANGGUNG JAWAB<br />
Adam di berikan kepercayaan besar oleh<br />
Bapa untuk memenuhi bumi dengan<br />
keturunannya dan berkuasa serta<br />
mengelolanya, namun ketidak dewasanya<br />
mengakibatkan segala rencana Bapa<br />
menjadi terbengkalai. Perumpamaan anak<br />
bungsu yang menerima warisan sebelum<br />
umurnya dan di habiskan untuk memuaskan<br />
hawa nafsunya kemudian jatuh miskin dan<br />
melarat, menggambarkan hal yang sama<br />
(Luk 15:12-16). Tuhan Yesus lahir<br />
di dunia pun tidak bisa langsung di beri<br />
tanggung jawab memerintah, Bapa terlebih<br />
dahulu menitipkan Dia dalam sebuah<br />
keluarga, disana Dia di didik dan melalui<br />
sebuah proses pendewasaan selama 30<br />
tahun (Yes 9:6), setelah itu baru pengakuan<br />
identitas akan anak Allah di Nyatakan oleh<br />
Bapa dan Roh kudus turun ke atasNya.<br />
Bapa ingin setiap anak-anakNya di<br />
berikan kepercayaan dan tanggung jawab,<br />
tentu saja kalau anak-anakNya sudah<br />
tumbuh dewasa, agar bisa mengelola<br />
dan mengembangkan sesuai dengan<br />
maksud dan tujuan Bapa (Gal 4:1-2).<br />
Hanya seorang putera yang dewasa bisa<br />
mengenal dan mengerti maksud dan tujuan<br />
Bapa dan melakukannya, kalau anak-anak<br />
tidak mungkin bisa. Kedewasaan tidak<br />
berbicara umur, lamanya jadi orang Kristen,<br />
penguasaan teologi, jabatan kependetaan,<br />
tapi berapa besar tanggung jawab yang di<br />
ambilnya. Keputeraan Yesus Kristus adalah<br />
keteladanan Keputeraan yang sempurna,<br />
baik dalam pelayanan, pergaulan, cara<br />
bersikap , berkata dan bertindak, Dia bisa<br />
menjadi contoh bagi semua anak-anak Allah<br />
dalam hidup ini. Saat Dia dalam kelaparan,<br />
Dia tidak menjual hak kesulunganNya<br />
seperti Esau, saat Dia terancam Dia tidak<br />
beralih, saat Dia ditawari kemegahan dunia<br />
Dia tetap setia kepada Bapa. Sebagai Anak<br />
kasih setiaNya, ketaatanNya dan rasa<br />
hormatNya kepada Bapa sangat terbukti<br />
dan teruji, sebab sekalipun BapaNya<br />
menjadikan Dia korban sembelihan dan<br />
mencurahkan murkaNya atas Dia karena<br />
dosa manusia, namun Dia tidak pernah<br />
sakit hati, kecewa dan meninggalkan<br />
04 06 RENUNGAN<br />
SEPEKAN<br />
BULANAN
BapaNya, bahkan menjelang kematianNya,<br />
Dia masih mencari dan memanggil<br />
BapaNya, namun tidak ada jawaban seperti<br />
sebelumnya sampai Dia menyerahkan<br />
nyawaNya kepada BapaNya.<br />
Yesus Memikul tanggung jawab atas<br />
seluruh dosa umat manusia pada umur 30<br />
tahun dan menyelesaikannya dalam waktu<br />
3,5 tahun, oleh sebab itu Dia sangat di<br />
tinggikan dan berkenan kepada BapaNya.<br />
KEPUTERAAN DAN TUJUAN HIDUP KITA<br />
Sebagai anak-anak Allah, yang telah<br />
dibangkitkan bersama Kristus, kita juga<br />
harus memiliki pikiran dan perasaan yang<br />
terdapat pada Kristus. Hidup yang kita<br />
peroleh dari Kristus, sangat mahal dan<br />
mulia, tidak sebanding dengan apapun<br />
di muka bumi ini. Hidup kita tidak boleh<br />
hanya dipakai untuk mengejar hal-hal yang<br />
lahiriah, seperti ; pencapaian-pencapaian,<br />
kesuksesan, kemakmuran, kepemilikan,<br />
jabatan, nama besar, kesenangan tetapi<br />
hal-hal yang rohaniah yaitu hidup untuk<br />
tujuan kekekalan (Kol 3:1-4). Sebab<br />
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah<br />
pun mencari dan mengejarnya, tetapi Tuhan<br />
Yesus minta kita anak-anakNya jangan<br />
berpola pikir dan hidup seperti mereka.<br />
Dia minta kita mencari dahulu Kerajaan<br />
dan KebenaranNya (Mat 6:31-33). Sebab<br />
setelah kita menemukan dan hidup di<br />
dalamnya dan menjadi dewasa rohani<br />
maka pada saat ditambahkan hal-hal yang<br />
lahiriah, kita akan tetap kuat, tidak menjadi<br />
silau dan menyimpang serta meninggalkan<br />
yang utama yaitu tujuan kekekalan, seperti<br />
yang dialami Adam dan anak sulung yang<br />
terhilang.<br />
Kenapa memakai kata “ditambahkan<br />
bukan di berikan ?” artinya kita tidak perlu<br />
mengejar-ngejar dan meminta-minta, tapi<br />
fokus kepada Kerajaan dan kebenaranNya,<br />
Dia Bapa yang tahu memberi akan menjadi<br />
sumber pemeliharaan bagi kita. Sebab<br />
Bapa adalah Gembala yang baik, seperti<br />
yang di kenal Daud. Daud tahu segala<br />
kebajikan dan kemurahan pasti akan<br />
mengikuti dia, jadi fokus hidupnya adalah<br />
diam dalam hadirat Tuhan, Allah Bapanya<br />
(Maz 23:6).<br />
Setiap orang yang di pilih Bapa dari<br />
semula, sudah ditentukan dari semula juga<br />
untuk menjadi serupa dengan gambaran<br />
AnakNya, supaya keputeraan Kristus<br />
menjadi satu-satunya contoh dan panutan<br />
bagi semua orang, agar suatu hari kelak<br />
mereka akan di panggil dan di benarkan<br />
dan di muliakanNya (Rom 8:29-30). Itulah<br />
takdir perjalanan kekristenan setiap orang,<br />
bertobat, lahir baru, belajar menyangkal<br />
diri dan pikul salib, ambil bagian tanggung<br />
jawab pelayanan, rela berkorban,<br />
tekun menanggung derita, setia dalam<br />
pembentukan, mengakhiri pertandingan<br />
hidup dengan baik, menerima upah dan<br />
hadiah serta masuk dalam kemuliaanNya<br />
Allah Bapa.<br />
05<br />
<strong>FULFILLED</strong> 07
MENGENAL DAN MENEMUKAN HATI BAPA<br />
Allah ciptakan Adam dan Hawa sempurna, segambar dengan Allah yang citraNya<br />
adalah Kasih (Agape) agar manusia bisa punya hubungan kasih dengan Allah<br />
seperti Bapa dan anak. Bapa mau anak-anakNya tinggal dalam kasihNya kekal<br />
selamanya, namun Adam dan Hawa menolaknya. Itulah permulaan dosa manusia<br />
yang merusak hubungan Fathership (Allah) dan Sonship (manusia) yang memisahkan<br />
Adam dan Hawa serta keturunan-keturunannya dari Allah sampai selama-lamanya.<br />
Allah Bapa membenci dosa tapi Ia sangat mengasihi manusia, Dia tahu tidak ada seorang<br />
pun yang bisa selamat sampai kepadaNya dengan melakukan hukum Taurat. Oleh sebab itu<br />
Bapa memberikan AnakNya, Yesus Kristus, menjadi korban penebusan dosa agar semua<br />
manusia yang percaya kepadaNya bisa di selamatkan. Lewat Yesus Kristus, hubungan<br />
Fathership dan Sonship dipulihkan kembali dan oleh Roh Kudus kita bisa memanggil Ya Abba<br />
ya Bapa. Dengan mengenal dan menemukan isi hati Bapa lewat Tuhan Yesus, kita bisa<br />
belajar keteladananNya menjadi anak yang taat, mengasihi dan hormat kepada BapaNya.<br />
Selamat memulai perjalanan menemukan tinggi, dalam dan luas serta lebarnya kasih Bapa.<br />
SENIN, 5 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | KEJADIAN 1: 26-27<br />
1. Allah menciptakan Adam dan Hawa serupa<br />
dan segambar dengan siapa? (ayat 26a, 27 )<br />
2. Kenapa Allah menciptakan Adam dan Hawa serupa dan<br />
segambar dengan citraNya? Apa itu Citra Allah? (ayat 26a, 27)<br />
3. Apa yang Allah rindukan dari penciptaan manusia?<br />
Kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah agar kita bisa membalas kasihNya.<br />
Bapa merindukan sebuah hubungan yang intim dengan kita, bagaikan seorang ayah<br />
dengan anaknya. Hubungan yang tulus, suci ,manis dan alami yang didasari kasih<br />
agape, bukan oleh aturan dan liturgi yang kaku. Allah mau kita mencari dan<br />
merindukan Dia setiap waktu karena kasih, bukan karena kebutuhan. Seperti seorang<br />
anak yang menantikan kedatangan orangtuanya karena rindu berjumpa dengan<br />
pribadi orangtuanya bukan hadiahnya.<br />
SELASA, 6 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | YOHANES 8: 1 - 11<br />
1. Siapakah yang seharusnya terima hukuman,<br />
menurut hukum Musa (Taurat)? (ayat 4 - 5)<br />
2. Apa yang Tuhan Yesus lakukan terhadap perempuan berdosa itu? (ayat 11a )<br />
3. Bagaimana seharusnya cara hidup kita<br />
setelah menerima pengampunan dosa? (ayat 11b)<br />
Salah satu hal penting dalam hidup kita adalah berusaha memahami dan<br />
mengenal kasih Allah secara pribadi. Kita bisa kenal Dia lewat apa yang telah<br />
Dia lakukan dalam hidup kita, yaitu bahwa kita yang berdosa telah menerima<br />
pengampunan dari Dia. Hal yang sama Yesus lakukan kepada perempuan yang<br />
berdosa. Dia menunjukkan isi hati Bapa kepadanya bahwa Bapa mengasihinya,<br />
Dia tidak menghakimi dan menghukum tapi yang Dia kehendaki adalah sebuah<br />
pertobatan yang sungguh-sungguh.<br />
08 RENUNGAN<br />
HARIAN
RABU, 7 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | LUKAS 15: 4 - 7<br />
1. Apa yang dilakukan gembala saat dombanya tersesat? (ayat 4)<br />
2. Apa yg terjadi di Sorga saat ada yg bertobat? (ayat 7)<br />
Seperti gembala yg mencari domba yg tersesat, demikian pula Bapa di Sorga akan<br />
mencari dan rindu menemukan anak-anakNya yang tersesat. Bapa dan seisi Sorga<br />
akan sangat bersukacita saat anak-anakNya bertobat dan kembali kepadaNya. Itulah<br />
isi hati Bapa, jika ada yang jatuh dalam dosa maka Dia mau supaya segera bertobat<br />
dan kembali kepadaNya, karena yang Bapa cari adalah sebuah pertobatan bukan<br />
penghakiman dan penghukuman. Jangan takut dan ragu, kembalilah!<br />
KAMIS, 8 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | LUKAS 15: 21 - 24<br />
1. Mengapa anak bungsu merasa tidak layak disebut anak bapak? (ayat 21 )<br />
2. Bagaimana respon ayahnya saat melihat anak bungsunya kembali? (ayat 22-23 )<br />
Bapa ingin memberikan semua yang baik kepada anaknya walaupun sering kali<br />
kita tidak mengerti dan memaksakan kehendak kita sendiri akibatnya timbul banyak<br />
kegagalan, kesusahan dan kesulitan hidup. Namun Bapa tidak pernah membuang<br />
dan menghukum kita, yang Dia nantikan adalah pertobatan dan hancur hati. Dia tidak<br />
akan pernah menolak kita, Dia akan selalu siap sedia menerima kita tanpa penghakiman<br />
dan penghukuman, sebaliknya Dia akan sangat bersukacita karena kita adalah<br />
anak-anakNya. Saat kita kembali keadaan kita akan dipulihkan, disembuhkan dan<br />
hidup dalam damai sejahtera dan sukacita.<br />
JUMAT, 9 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | 1 YOHANES 4: 9 - 10<br />
1. Kasih Allah dinyatakan ditengah-tengah kita melalui siapa? (ayat 9)<br />
2. Apa bukti kasih Allah kepada kita? (ayat 10)<br />
Kasih Allah Bapa kepada kita tidak pernah berubah, sekalipun kita telah gagal untuk<br />
mengasihi Dia. Kasih Bapa yang sangat luar biasa ini dinyatakan dengan memberikan<br />
anak-Nya, Yesus Kristus sebagai korban penebusan dosa sehingga setiap orang yang<br />
percaya kepada-Nya tidak lagi menerima hukuman melainkan kehidupan kekal. Itulah<br />
bukti kasih Bapa yang nyata kepada kita.<br />
SABTU, 10 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | YOHANES 10: 28-29<br />
1. Apa yang Tuhan berikan kepada kita agar tidak akan<br />
binasa sampai selama-lamanya? (ayat 28)<br />
2.Apa yang Yesus dan Bapa lakukan bagi kita<br />
yang telah menerima kehidupan kekal? (ayat 28b - 29 )<br />
Seorang ayah pasti merencanakan sesuatu yang terbaik bagi kehidupan dan masa<br />
depan anak-anaknya, dia akan berusaha agar mereka berhasil dan tidak akan mengijinkan<br />
sesuatu yang dapat menggagalkan rencananya. Terlebih Bapa Sorgawi, Dia<br />
sangat peduli dan mengasihi kita anak-anak-Nya. Bapa akan selalu menyertai kita,<br />
memastikan dan tidak membiarkan siapapun atau suatu apapun merebut kita dari<br />
tangan-Nya (rancangan-Nya) sampai kita masuk dalam kekekalan dan menerima<br />
semua janji-janji-Nya dan hidup dalam damai sejahtera bersama-sama dengan Dia<br />
sampai selamanya.<br />
<strong>FULFILLED</strong> 09
MENGERTI MAKSUD DAN KEHENDAK BAPA<br />
Sejak semula manusia di ciptakan serupa dan segambar dengan Allah, maksud dan tujuan<br />
yang dikehendaki Bapa adalah membangun hubungan yang intim dalam sebuah keluarga yang<br />
didasari kasih sejati,murni,tulus (agape) , Allah sebagai Bapa dan manusia sebagai anakNya.<br />
Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, hubungan kebapaan (Fathership) dan Keputeraan<br />
(Sonship) menjadi rusak, dosa kutuk menjalar masuk dalam tatanan kehidupan manusia<br />
dan menghancurkannya. Namun kasih Bapa yang begitu besar kepada manusia tidak<br />
pernah pudar, sehingga melalui Yesus Kristus yang merupakan wujud kasih Bapa<br />
kepada manusia, Ia datang untuk memulihkan tatanan tersebut melalui kematian dan<br />
kebangkitanNya. Yesus Kristus adalah model sonship yang sempurna bagi gerejaNya. Setiap<br />
orang yang percaya kepadaNya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah dan Memeteraikan<br />
Roh Kudus dalam hati mereka sebagai tanda milik Kristus sebagai jaminan sampai<br />
memperoleh seluruhnya. Bapa tidak mau setiap orang yang sudah menerima kasih karunia<br />
dan anugerahNya sampai terhilang, sehingga Dia menyediakan sebuah Pekerjaan Baik<br />
seperti yang dikerjakan Yesus selama pelayananNya 3,5 tahun di bumi, yaitu mengasihi<br />
jiwa-jiwa. Ciri-ciri dari Pekerjaan Baik yang dikehendaki Bapa adalah pelayanan yang<br />
bersentuhan dengan jiwa-jiwa dan didasari dengan kasih agape, agar lewat Pekerjaan<br />
Baik itu anak-anakNya memperoleh upah yaitu kehidupan kekal yang penuh kemuliaan.<br />
SENIN, 12 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | YOHANES 1: 12<br />
1. Kepada siapa Allah memberikan kuasa untuk menjadi anak–anak Allah? (ayat 12a)<br />
2. Apa yang harus kita lakukan agar dapat menjadi anak–anak Allah? (ayat 12b)<br />
Sejak semula Allah menciptakan manusia, Dia punya maksud dan tujuan bagi hidup<br />
semua orang, yaitu untuk menjadikan mereka sebagai anak-Nya. Bapa tidak ingin<br />
manusia yang dikasihinya binasa. Oleh karena itu Ia mengutus Anak-Nya ke dunia supaya<br />
barang siapa yang menerima-Nya (Yesus) dan percaya dalam nama-Nya (Yesus)<br />
diberi kuasa untuk menjadi anak–anak Allah.<br />
SELASA, 13 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | YOHANES 3: 16-18<br />
1. Bagaimana cara Allah menyelamatkan manusia? (ayat 16)<br />
2. Apa tujuan Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia? (ayat 17)<br />
3. Bagaimana cara manusia supaya tidak mengalami penghukuman? (ayat 18)<br />
Meskipun manusia sudah jatuh di dalam dosa, Bapa tidak mau manusia binasa,<br />
karena Bapa begitu mengasihi mereka. Bahkan demi menyelamatkan manusia,<br />
Bapa rela mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus, supaya<br />
setiap orang yang percaya kepada Yesus tidak binasa melainkan beroleh hidup<br />
yang kekal.<br />
10 RENUNGAN<br />
HARIAN
RABU, 14 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | YOHANES 10: 28-29<br />
1. Siapakah yang sudah menjamin kita hidup dalam kekekalan? (ayat 28)<br />
2. Siapakah yang sanggup merebut kita dari tangan Bapa? (ayat 29)<br />
Kita harus percaya bahwa hidup kekal adalah karna anugerah oleh iman kita kepada<br />
Yesus. Anugerah tidak bisa kita peroleh dengan usaha apapun tanpa ijin dari si empu-<br />
Nya anugerah tersebut yaitu Yesus. Oleh karena kasih-Nyalah kita manusia berdosa<br />
dilayakkan menerima anugerah tersebut. Yesus menjamin tidak ada seorangpun yang<br />
bisa merebut orang percaya kecuali orang tersebut melepaskan dirinya sendiri dari<br />
kasih Yesus. Hanya orang-orang yang mau tinggal dalam kasih-Nya saja yang tetap<br />
menjadi milik kepunyaan-Nya<br />
KAMIS, 15 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | EFESUS 2: 8-10<br />
1. Apa yang dapat menyelamatkan kita? (ayat 8)<br />
2. Mengapa kita tidak boleh memegahkan diri? (ayat 9)<br />
3. Apa yang Allah persiapkan bagi setiap orang yang menerima anugerah<br />
keselamatan? (ayat 10)<br />
Kita tahu Allah sangat mengasihi kita dan tidak menginginkan kita binasa. Kita harus<br />
bersyukur atas kasih karunia-Nya. Semua usaha keras yang kita lakukan tanpa iman<br />
untuk memperoleh keselamatan adalah sia-sia. Allah sudah menyediakan pekerjaan<br />
baik supaya kita hidup di dalamnya, agar kita memperoleh upah hidup dalam<br />
kekekalan.<br />
JUMAT, 16 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | YOHANES 15: 9-14<br />
1. Apa yang Bapa kehendaki dalam hidup kita? (ayat 9)<br />
2. Apa yang harus kita lakukan supaya kita tetap tinggal di dalam kasih Bapa? (ayat 10)<br />
3. Apa perintah Bapa yang harus kita lakukan? (ayat 12)<br />
Bapa menghendaki setiap anak-Nya tinggal di dalam kasih-Nya untuk selamanya dan<br />
merasakan sukacita yang penuh, baik selama hidup di Bumi maupun di Sorga. Kerinduan<br />
Bapa bagi setiap anak-Nya adalah hidup saling mengasihi seperti yang telah diteladankan<br />
melalui pelayanan Yesus Kristus selama di Bumi. Bapa akan disenangkan saat anakanak-Nya<br />
melakukan pekerjaan baik, yaitu melayani jiwa-jiwa dengan dasar kasih agape,<br />
karena hal itulah yang memuliakan Bapa, saat anak-anaknya saling mengasihi.<br />
SABTU, 17 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | YOHANES 4: 34-36<br />
1. Apa yang menjadi makanan Yesus yang menyenangkan hati Bapa? (ayat 34)<br />
2. Pekerjaan baik apa yang Yesus tunjukkan kepada murid-murid-Nya? (ayat 35)<br />
3. Upah apa yang Tuhan janjikan untuk para penabur dan penuai? (ayat 36)<br />
Sering kali kita hanya berfokus pada hal-hal lahiriah sehingga tidak menyadari bahwa<br />
sejak Tuhan memanggil dan menyelamatkan kita, Dia punya tujuan supaya kita<br />
melakukan pekerjaan baik seperti yang pernah Yesus kerjakan semasa di Bumi, yaitu<br />
menjadi seorang penuai jiwa. Yesus berkata: “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah<br />
ladang-ladang sudah menguning dan matang untuk dituai.” Janganlah kita menundanunda<br />
untuk melakukan pekerjaan baik yang Tuhan percayakan dalam hidup kita.<br />
Jadilah putera-putera yang hidupnya menyenangkan hati Bapa dengan melakukan<br />
kehendak-Nya.<br />
<strong>FULFILLED</strong> 11
KEPUTERAAN DAN TANGGUNG JAWAB<br />
Manusia harus makin dewasa dalam segala hal, namun semuanya adalah pilihan manusia itu<br />
sendiri, Demikian juga dengan Adam, Adam adalah Anak Allah, Dia menerima kepercayaan<br />
yang sangat besar dari Bapanya yaitu melahirkan anak-anak Ilahi untuk memenuhi dan<br />
menguasai bumi. Namun karena ketidak dewasaannya, Adam mengambil keputusan<br />
yang salah yang bertentangan dengan perintah Bapa-Nya, sehingga Dia mengalami<br />
kegagalan untuk memenuhi visi abadi kerinduan Allah Bapanya. Contoh yang sama yang<br />
ditunjukkan oleh Anak bungsu yang menuntut hak warisan dari bapanya sebelum waktunya.<br />
Setiap orang pasti akan diberikan satu atau lebih kepercayaan untuk mengelola sesuatu,<br />
bisa berupa keluarga, pekerjaan, usaha, study dan pelayanan atau hal lainnya yang kita<br />
percaya bahwa itu adalah dari Tuhan. Perumpamaan Tuhan Yesus tentang talenta mengajar<br />
kita untuk menjadi orang dewasa yang bisa dipercaya dan berbuah. Pada akhirnya setiap<br />
orang akan mempertanggungjawabkan apa yang dipercayakan Allah. Adalah sebuah<br />
kebanggaan dan sukacita besar jika ditemukan bahwa kita adalah orang yang bisa dipercaya.<br />
Kedewasaan tidak berbicara umur, lamanya jadi orang Kristen, penguasaan teologi,<br />
jabatan kependetaan, pencapaian hidup tapi berapa besar tanggung jawab yang<br />
diambilnya. Kita dituntut untuk menjadi dewasa, karena Yesus lebih dulu menjadi<br />
teladan bagi kita sebagai Anak yang sangat bertanggungjawab, seorang Putera dewasa<br />
yang bisa mengenal dan mengerti maksud dan tujuan Bapa dan melakukannya.<br />
SENIN, 19 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | KEJADIAN 3: 10-13<br />
1. Apa yang membuat Adam menjadi takut pada waktu Tuhan Allah memanggilnya?<br />
2. Apakah jawaban Adam ketika ditanya Tuhan Allah? (ayat 11-12)<br />
Adam didapati bersalah karena ketidak-taatannya, namun dia lari dari tanggung jawab<br />
dengan berbagai alasan dan menyalahkan orang lain. Hal itu menunjukkan ketidakdewasaan<br />
Adam. Dewasa artinya kita menjadi pribadi yang bisa dipercaya dan bertanggung<br />
jawab. Tuhan Yesus menjadi teladan bagi kita semua dimana Dia taat melakukan<br />
kehendak Bapa dan menyelesaikannya di kayu salib.<br />
SELASA, 20 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | KELUARAN 4: 10-17<br />
1. Apa Jawaban Musa saat Allah perintahkan untuk membawa umat Israel keluar<br />
dari Mesir? (ayat 10)<br />
2. Mengapa Tuhan menjadi murka kepada Musa? (ayat 13-14)<br />
Seringkali didalam pelayanan maupun dibidang lainnya, kita berusaha menghindar<br />
atau menolak tugas yang diberikan. Musa adalah seorang pilihan Allah untuk<br />
membawa umat Israel keluar dari tanah perbudakan menuju tanah perjanjian. Tapi<br />
Musa berkelit dan mencoba menolak apa yang Tuhan perintahkan. Setelah Tuhan<br />
murka, barulah Musa mengerti dan mau menerima tanggung jawab besar tersebut.<br />
Sebagai anak Allah yang telah dewasa, kita wajib melakukan tanggung jawab yang<br />
telah Tuhan berikan kepada kita semua, baik dalam bidang pelayanan, pekerjaan,<br />
studi dan lain-lain. Jika kita melakukan dengan kuasa Tuhan, maka Penyertaan Tuhan<br />
ada bersama kita.<br />
12 RENUNGAN<br />
HARIAN
RABU, 21 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | MATIUS 25: 14-30<br />
1. Apa yang Tuan percayakan kepada hamba-hambanya pada saat Ia hendak pergi?<br />
(ayat 15)<br />
2. Apa yang Tuan berikan kepada hamba-hambanya yang baik dan setia dalam<br />
memikul tanggung jawab? (ayat 21 & 23)<br />
3. Apa yang Tuan lakukan kepada hamba yang malas dan tidak mengembangkan<br />
talenta? (ayat 30)<br />
Meskipun Tuhan mempercayakan talenta yang berbeda-beda kepada setiap orang, ini<br />
bukan berbicara tentang banyaknya talenta yang kita terima tetapi berbicara tentang<br />
tanggung jawab terhadap talenta yang Tuhan percayakan kepada kita. Orang yang<br />
tidak bertanggung jawab terhadap talenta yang sudah diberi maka ia akan dituntut<br />
pertanggung jawaban oleh Tuhan. Talenta bukan dipakai untuk diri sendiri (dipendam)<br />
tapi dipakai untuk memuliakan Tuhan lewat berbagai cara.<br />
KAMIS, 22 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | 2 SAMUEL 16: 5-14<br />
1. Apa yang dilakukan Simei dihadapan Daud dan segenap tentaranya? (ayat 5-6)<br />
2. Apa respon Daud mendengar kutukan yang dilontarkan Simei pada dirinya?<br />
(ayat 10-11)<br />
Daud adalah teladan tentang seorang yang dewasa dan bertanggung jawab, dia tidak<br />
menyalah gunakan otoritas dan kuasanya sebagai raja karena hidupnya selalu melekat<br />
kepada Tuhan. Daud lebih memilih bersikap dewasa dan benar dihadapan Allah.<br />
Sikap seperti inilah yang seharusnya dilakukan kita semua sebagai Anak Allah.<br />
JUMAT, 23 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | 1 KORINTUS 13: 11<br />
1. Apa yang kita lakukan saat kanak-kanak?<br />
2. Apa yang harus kita tinggalkan ketika menjadi dewasa?<br />
Bapa sangat mengasihi kita sebagai anak-Nya. Dia ingin kita menjadi dewasa, kita<br />
harus meninggalkan sifat kanak-kanak dan melalui sebuah proses pertobatan, kedewasaan<br />
kita menjadi nyata dan membuat kita memiliki tanggung jawab. Kedewasaan<br />
seseorang tidak tergantung dari usia, jabatan serta berapa lama menjadi orang<br />
Kristen, tetapi respon ketika menghadapi setiap masalah dalam kehidupan. Inilah<br />
kedewasaan yang bertanggung jawab, ijinkan Roh kudus mendewasakan kita melalui<br />
proses yang panjang, sulit, dan terkadang menyakitkan, tetapi itulah yang diinginkan<br />
Bapa kita.<br />
SABTU, 24 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | IBRANI 5: 13-14<br />
1. Apa yang tidak bisa dipahami seorang anak kecil yang masih memerlukan susu?<br />
(ayat 13)<br />
2. Apa yang dimiliki oleh orang-orang dewasa? apa fungsinya? (ayat 14)<br />
Dalam kehidupan manusia rohani yang normal seharusnya selalu mengalami pertumbuhan.<br />
Dimulai dari bayi rohani sampai menjadi dewasa rohani. Untuk bertumbuh<br />
menjadi dewasa rohani, setiap orang harus meninggalkan makanan lunak dan<br />
bersedia makan makanan yang keras. Makanan keras bisa berupa didikan, teguran,<br />
kritik, proses dan sebagainya. Orang yang dewasa akan menjadi pribadi yang dapat<br />
membedakan yang benar dari pada yang jahat. Orang dewasa seperti inilah yang siap<br />
menerima tanggung jawab untuk melakukan kehendak Bapa.<br />
<strong>FULFILLED</strong> 13
KEPUTERAAN YESUS KRISTUS DAN TUJUAN HIDUP KITA<br />
Seorang Anak yang mengenal dan mempunyai hubungan yang erat dengan Bapaknya<br />
seperti Yesus Kristus dengan BapaNya adalah contoh sempurna karena pribadi Yesus<br />
selaras dengan pribadi Bapa di Surga sehingga pelayanan, pergaulan, cara bersikap,<br />
berkata dan bertindak mencerminkan Bapa sehingga memperoleh keserupaan didalamNya<br />
dan mendapatkan perkenananNya.Jawaban akan tujuan kita selama hidup didunia<br />
seharusnya menggambarkan kedewasaan rohani anak-anak Allah sama seperti Kristus,<br />
sehingga kita menjadi semakin serupa denganNya. Kita adalah gambaran yang serupa<br />
sehingga tidak sepantasnya kita hanya mengejar hal-hal lahiriah tetapi mencari kerajaan<br />
Allah dan kebenaranNya adalah tujuan utama hidup rohaniah anak-anak Tuhan baru<br />
kemudian ditambahkan sesuai kebutuhan Anak-anakNya. Hal kekecewaan, kepahitan hidup<br />
dan pergumulan serta tawaran dunia ini jangan sampai menjauhkan kita apalagi sampai<br />
meragukan kasih dan kuasa Kristus, justru jadilah dewasa dan serupa dengan Yesus Kristus<br />
SENIN, 26 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | KOLOSE 3: 1-4<br />
1. Apa yang harus menjadi fokus kita sebagai anak Allah? (ayat 1)<br />
2. Mengapa kita harus memikirkan perkara diatas, bukan yang dibumi? (ayat 3)<br />
3. Apakah tujuan akhir dari kehidupan kita sebagai anak Allah? (ayat 4)<br />
Menyadari kehidupan kita di Dunia bisa berfokus dengan hal hal lahiriah, status<br />
sebagai anak-anak Tuhan hari ini diperhadapkan dengan realita kehidupan yang<br />
membiaskan tujuan hidup yang dikehendaki Bapa bagi kita di dalam Kristus.<br />
Perjalanan iman sebagai anak dan mengalami kedewasaan rohani (putera) akan<br />
membuat kita hanya mencari perkara-perkara yang di atas bukan perkara perkara<br />
yang di Bumi. Meninggalkan semua yang kelihatan secara lahiriah yang ditawarkan<br />
dunia sesuatu yang bersifat sementara sedangkan tujuan Bapa bagi anak-anakNya<br />
bersifat kekal<br />
SELASA, 27 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | MATIUS 6: 31-34<br />
1. Apa yang dikatakan Tuhan Yesus tentang kekuatiran? (ayat 31 - 32)<br />
2. Apa yang harus kita cari terlebih dahulu sehingga segala sesuatu akan<br />
ditambahkan kepada kita? (ayat 33)<br />
3. Apa yang Tuhan maksud dengan “kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”?<br />
(ayat 34)<br />
Hidup di dunia tentu tidak luput dari masalah dan pergumulan. Tidak ada seorang<br />
manusia pun yang tidak mengalaminya. Yesus sangat mengerti itu, namun Ia<br />
memberi teladan untuk fokus bukan kepada masalah namun kepada PribadiNya.<br />
Pengenalan penuh Yesus sebagai Putera kepada BapaNya adalah Yesus percaya<br />
akan pemeliharaan Bapa dalam segala sesuatu. Demikian pula seharusnya kita<br />
meneladani Yesus sebagai Putera kepada BapaNya. Masalah kehidupan yang<br />
kita hadapi, sebagai anak-anakNya kita harus percaya bahwa Bapa berdaulat<br />
penuh atas hidup kita. Anak yang memiliki hubungan baik dengan Bapanya, dia<br />
pasti percaya Bapa tidak akan meninggalkan dia. Bila kita melekat dengan Bapa,<br />
maka Dia pasti akan memenuhi segala kebutuhan kita seturut kekayaan dan<br />
kemuliaanNya!<br />
14 RENUNGAN<br />
HARIAN
RABU, 28 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | ROMA 8: 28-30<br />
1. Apa yang dikehendaki Tuhan dari semula bagi kita yang mengasihi Dia? (ayat 29)<br />
2. Bagaimana kita bisa mengerti dan melakukan kehendak Tuhan ?<br />
Kita telah dipilih dan ditentukan Allah dari semula untuk menjadi serupa dengan<br />
gambaran AnakNya dimana Yesus sudah memberikan keteladanan bagi umatNya.<br />
Keteladanan Yesus itulah yang harus kita praktekkan dalam kehidupan sehari hari,<br />
dimulai dari pola pikir kita yang diselaraskan dengan pola pikir Tuhan. Setiap kita<br />
dapat menjadi saksi Kristus melalui pikiran, perkataan dan tindakan, sehingga orang<br />
akan melihat bahwa Yesus Kristus memang benar Putera Allah yang mampu mengubah<br />
hidup manusia yang dahulu penuh dengan dosa berubah menjadi manusia<br />
yang dimuliakan Allah.<br />
KAMIS, 1 MARET <strong>2018</strong> | MATIUS 16: 24-27<br />
1. Apa syarat untuk menjadi pengikut Yesus Kristus? (ayat 24)<br />
2. Apa yang akan dilakukan Tuhan Yesus pada waktu datang dalam kemuliaan<br />
Bapa-Nya? (ayat 27)<br />
Seperti Tuhan Yesus yang sudah menyangkal diri dan memikul salib demikian juga<br />
kita pengikut-Nya harus memiliki cara hidup seperti Dia. Menyangkal diri dan memikul<br />
salib berarti boleh menikmati hidup selama di Bumi tetapi tidak mengijinkan kenimatan<br />
dunia mengikat kita dan mengubah prioritas hidup kita. Tuhan harus<br />
tetap di tempat yang terutama, selain itu hidup kita juga harus menyelesaikan<br />
pekerjaan baik yang Tuhan sudah sediakan sejak semula supaya kita beroleh upah<br />
pada waktu Tuhan Yesus datang dalam Kemuliaan Bapa-Nya<br />
JUMAT, 2 MARET <strong>2018</strong> | MAZMUR 23: 5-6<br />
1. apa yang dilakukan Tuhan di hadapan lawan kita? (ayat 5)<br />
2. apa yang akan mengikuti kita diseumur hidup kita? (ayat 6)<br />
Pada waktu hidup kita menjadikan Tuhan sebagai gembala yang menuntun di dalam<br />
setiap langkah hidup kita maka kebajikan dan kemurahan Tuhan akan mengikuti kita<br />
seumur hidup kita. Menjadikan Tuhan sebagai penuntun hidup artinya membiarkan<br />
Tuhan berada di depan kita untuk menuntun langkah-langkah kita dan dengan sukacita<br />
hidup dengan ketetapan-ketetapan yang sudah ada dalam kebenaran firman Tuhan.<br />
SABTU, 3 MARET <strong>2018</strong> | ROMA 14: 17-18<br />
1. Bukan soal makanan dan minuman tetapi soal apakah kerajaan Allah itu? (ayat 17)<br />
2. Apa yang didapat orang yang mengutamakan kerajaan dan yang melayani Kristus ?<br />
(ayat 18)<br />
Orang yang mengutamakan kerajaan Allah dan yang melayani kristus akan<br />
memperoleh perkenanan dihadapan Allah dan akan mendapat hormat dari manusia.<br />
Pada waktu Orang mengutamakan kerajaan Allah dan melayani Kristus maka ia akan<br />
meniggalakan kehidupan keduniawian yang penuh ego dan mulai mengenakan<br />
manusia rohani yang sudah diubahkan. Hal itulah yang akan mendatangkan sukacita<br />
dari Roh Kudus dan perkenanan dari Tuhan serta hormat dari manusia.<br />
<strong>FULFILLED</strong> 15