24.08.2018 Views

GBIGW FULFILLED FEBRUARI 2018

DAILY BREAD BY GBI GRAND WISATA

DAILY BREAD BY GBI GRAND WISATA

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

KEPUTERAAN YESUS KRISTUS DAN TUJUAN HIDUP KITA<br />

Seorang Anak yang mengenal dan mempunyai hubungan yang erat dengan Bapaknya<br />

seperti Yesus Kristus dengan BapaNya adalah contoh sempurna karena pribadi Yesus<br />

selaras dengan pribadi Bapa di Surga sehingga pelayanan, pergaulan, cara bersikap,<br />

berkata dan bertindak mencerminkan Bapa sehingga memperoleh keserupaan didalamNya<br />

dan mendapatkan perkenananNya.Jawaban akan tujuan kita selama hidup didunia<br />

seharusnya menggambarkan kedewasaan rohani anak-anak Allah sama seperti Kristus,<br />

sehingga kita menjadi semakin serupa denganNya. Kita adalah gambaran yang serupa<br />

sehingga tidak sepantasnya kita hanya mengejar hal-hal lahiriah tetapi mencari kerajaan<br />

Allah dan kebenaranNya adalah tujuan utama hidup rohaniah anak-anak Tuhan baru<br />

kemudian ditambahkan sesuai kebutuhan Anak-anakNya. Hal kekecewaan, kepahitan hidup<br />

dan pergumulan serta tawaran dunia ini jangan sampai menjauhkan kita apalagi sampai<br />

meragukan kasih dan kuasa Kristus, justru jadilah dewasa dan serupa dengan Yesus Kristus<br />

SENIN, 26 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | KOLOSE 3: 1-4<br />

1. Apa yang harus menjadi fokus kita sebagai anak Allah? (ayat 1)<br />

2. Mengapa kita harus memikirkan perkara diatas, bukan yang dibumi? (ayat 3)<br />

3. Apakah tujuan akhir dari kehidupan kita sebagai anak Allah? (ayat 4)<br />

Menyadari kehidupan kita di Dunia bisa berfokus dengan hal hal lahiriah, status<br />

sebagai anak-anak Tuhan hari ini diperhadapkan dengan realita kehidupan yang<br />

membiaskan tujuan hidup yang dikehendaki Bapa bagi kita di dalam Kristus.<br />

Perjalanan iman sebagai anak dan mengalami kedewasaan rohani (putera) akan<br />

membuat kita hanya mencari perkara-perkara yang di atas bukan perkara perkara<br />

yang di Bumi. Meninggalkan semua yang kelihatan secara lahiriah yang ditawarkan<br />

dunia sesuatu yang bersifat sementara sedangkan tujuan Bapa bagi anak-anakNya<br />

bersifat kekal<br />

SELASA, 27 <strong>FEBRUARI</strong> <strong>2018</strong> | MATIUS 6: 31-34<br />

1. Apa yang dikatakan Tuhan Yesus tentang kekuatiran? (ayat 31 - 32)<br />

2. Apa yang harus kita cari terlebih dahulu sehingga segala sesuatu akan<br />

ditambahkan kepada kita? (ayat 33)<br />

3. Apa yang Tuhan maksud dengan “kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”?<br />

(ayat 34)<br />

Hidup di dunia tentu tidak luput dari masalah dan pergumulan. Tidak ada seorang<br />

manusia pun yang tidak mengalaminya. Yesus sangat mengerti itu, namun Ia<br />

memberi teladan untuk fokus bukan kepada masalah namun kepada PribadiNya.<br />

Pengenalan penuh Yesus sebagai Putera kepada BapaNya adalah Yesus percaya<br />

akan pemeliharaan Bapa dalam segala sesuatu. Demikian pula seharusnya kita<br />

meneladani Yesus sebagai Putera kepada BapaNya. Masalah kehidupan yang<br />

kita hadapi, sebagai anak-anakNya kita harus percaya bahwa Bapa berdaulat<br />

penuh atas hidup kita. Anak yang memiliki hubungan baik dengan Bapanya, dia<br />

pasti percaya Bapa tidak akan meninggalkan dia. Bila kita melekat dengan Bapa,<br />

maka Dia pasti akan memenuhi segala kebutuhan kita seturut kekayaan dan<br />

kemuliaanNya!<br />

14 RENUNGAN<br />

HARIAN

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!