BILIK ISLAMI 16 Majalah Barakah / Edisi Oktober-November 2018
Keistimewaan Mencari Ilmu Dalam Al-Qur’an Apa jadinya dunia tanpa ilmu ? tentu akan terjadi berbagai macam keterbatasan dalam segala aspek, keterbatasan dalam pengetahuan untuk beribadah, keterbatasan dalam pengetahuan untuk berpendapat, dan lain sebagainya. Dr.Maurice Bucaille, penulis buku Alkitab, Al-Qur’an dan pengetahuan modern berpendapat bahwa ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal baik dalam jangka waktu lama maupun sebentar. Ini dibuktikan dengan banyaknya penelitian oleh manusia yang menghasilkan penemuan-penemuan untuk kemajuan jaman dan segala kebaikan manusia. Seperti penemuan listrik untuk menunjang teknologi-teknologi manusia, penemuan alat transportasi untuk mempermudah mobilitas manusia ke berbagai tujuan. Kemudian, Islam memandang ilmu sebagai tolok ukur derajat keimanan kepada Allah. Seperti tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah: 11 berbunyi, ”Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Sungguh, orang-orang beriman dan berilmu memiliki janji Allah untuk ditinggikan derajatnya. Allah dan RasulNya serta kitab-kitabnya menempatkan ilmu di tempat yang istimewa. Islam memandang ilmu sebagai perihal yang istimewa. Oleh karena itu banyak kutipan tentang ilmu dalam Al-Qur’an seperti, surat Ali Imran:18, surat Thaaha:14, surat Zumar:9 dan masih banyak lagi. Sementara itu, agama dan ilmu saling ”Allah akan meninggikan derajat orangorang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Al-Mujadalah: 11). Sungguh, orangorang beriman dan berilmu memiliki janji Allah untuk ditinggikan derajatnya. berkaitan erat. Seperti kutipan, ”Ilmu tanpa Agama itu buta, Agama tanpa Ilmu itu lumpuh”. Ilmu harus berjalan beriringan dengan Agama karena Ilmu dan Agama saling membutuhkan, saling melengkapi. Jika ilmu dan agama berjalan secara sendiri-sendiri akan berdampak negatif. Ilmu yang tidak dibimbing oleh agama menjadi sesat. Dengan ilmu dan agama akan membuat manusia ditinggikan derajatnya, mendapat tempat mulia di sisi Allah dan di hadapan para makhlukNya, secara dunia dan akhirat akan tinggi derajatnya, menimbulkan rasa takut dan cinta kepada Allah serta dapat membuat manusia membedakan mana yang benar, mana yang salah, dan mana yang buruk dan mana yang baik. Kemudian, media untuk belajar atau mencari ilmu tak selalu di sekolah, bisa saja melalui pengalaman-pengalaman di luar sekolah. Contohnya, ilmu leadership. Tak ada kurikulum yang mengajarkan hal tersebut. Orang-orang belajar leadership dari pengalaman, dari tuntunan orang-orang yang pernah melakukan hingga ia mampu disebut pemimpin tak ada kurikulum pasti tentang hal ini. Ilmu tidak boleh lepas dari nilai-nilai agama karena akan menimbulkan kesesatan dan berdampak negatif kepada seluruh elemen makhluk hidup jika disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Karena, itu hendaknya Ilmu dan Agama dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperoleh syafaatnya, untuk kemakmuran bumi dan alam semesta. Pertanggungjawaban terhadap ilmu dan agama kita akan lebih berat saat di akhirat, di pengadilan Allah.(ipw) Majalah Barakah / Edisi Oktober-November 2018 17