17.10.2018 Views

MASTER 2

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Betapa nikmatnya manakala kita telah<br />

mampu istiqomah berinteraksi dengan<br />

Al Quran. Nikmat membaca kalam–kalam-Nya,<br />

nikmatnya merasakan seakan-akan<br />

kita berbicara dengan-Nya, nikmat merasakan<br />

Al Quran mampu memberikan ruh dan<br />

petunjuk dalam tiap langkah kehidupan kita,<br />

nikmatnya Al Quran menjadi petunjuk pembeda<br />

antara yang benar dan yang salah, serta nikmat<br />

syafaat kelak bagi siapa yang ikhlas senantiasa<br />

membaca dan bersahabat dengan Al Quran.<br />

“Tidak boleh iri kecuali dalam dua<br />

kenikmatan: seseorang yang diberi Al Quran<br />

oleh Allah kemudian ia membacanya sepanjang<br />

malam dan siang,<br />

dan orang yang<br />

diberi harta oleh<br />

Allah lalu ia membelanjakannya<br />

di jalan<br />

Allah sepanjang<br />

malam dan siang.”<br />

(Muttafaqun ‘alaih).<br />

Melihat<br />

orang yang hartanya<br />

berlimpah tentu<br />

membuat kitapun<br />

mendambakannya.<br />

Hal itu lumrah dan<br />

fitrah sekaligus<br />

fitnah bagi manusia.<br />

Tetapi percayalah<br />

bahwa keimanan<br />

yang baik tidak<br />

saja menjadikan<br />

manusia memimpikan<br />

kepemilikan<br />

dunia tetapi juga<br />

memimpikan dan<br />

menginginkan akhirat. Dengan iman, ketika<br />

melihat orang lain yang memiliki kelebihan<br />

dalam urusan akhiratnya –misalnya sangat<br />

baik interaksinya dengan Al Quran, hafalannya<br />

banyak, rajin beribadah, serta banyak kontribusinya<br />

dalam dakwah— maka kita pun sangat<br />

mendambakannya.<br />

Rasulullah salallahu alaihi wa sallam<br />

menjanjikan bahwa setiap orang beriman yang<br />

bersahabat akrab dengan Al Quran dijamin<br />

akan mendapat syafa’at dari Al Quran: “Bacalah<br />

Al Quran, sesungguhnya ia akan datang<br />

pada hari kiamat menjadi pemberi syafa’at bagi<br />

orang-orang yang bersahabat dengannya.” (HR.<br />

Muslim).<br />

Al Quran Indikator Kualitas Iman<br />

Kualitas iman kita diukur dengan sejauh<br />

“Tidak boleh iri<br />

kecuali dalam dua kenikmatan:<br />

seseorang<br />

yang diberi Al Quran<br />

oleh Allah kemudian ia<br />

membacanya sepanjang<br />

malam dan siang, dan<br />

orang yang diberi harta<br />

oleh Allah lalu ia membelanjakannya<br />

di jalan<br />

Allah sepanjang malam<br />

dan siang.” (Muttafaqun<br />

‘alaih).<br />

mana kualitas dan kuantitas interaksi kita<br />

dengan Al Quran. Apakah kita masa bodoh<br />

dan tidak merasa sedih jika dalam sebulan tidak<br />

khatam Al Quran? Adakah perasaan sedih jika<br />

kita tidak punya hafalan ayat-ayat Al Quran?<br />

Sedihkah kita karena awam dengan kandungan<br />

dan makna Al Quran? Jika belum, dikhawatirkan<br />

bahwa kitalah yang disebut Rasulullah yang<br />

menjadikan Al Quran sebagai mahjuran. Allah<br />

berfirman, “Berkatalah Rasul: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya<br />

kaumku telah menjadikan Al Quran<br />

itu sesuatu yang diabaikan.’ “ (QS Al-Furqan<br />

[25]:30).<br />

Pernahkah kita menghitung tentang<br />

berapa banyak informasi<br />

tentang hal-hal yang bersifat<br />

duniawi yang ada<br />

di kepala kita dibandingkan<br />

dengan hal-hal<br />

yang berkaitan dengan<br />

Al Quran? Jika tentang<br />

Al Quran lebih banyak<br />

maka bersyukurlah, jika<br />

tidak maka bertaubatlah<br />

kepada Allah.<br />

Sabda Rasulullah<br />

salallahu alaihi wa<br />

sallam, “Barangsiapa<br />

yang belajar Al Quran<br />

dan mengamalkannya<br />

akan diberikan kepada<br />

orang tuanya pada hari<br />

kiamat mahkota yang<br />

cahanya lebih indah daripada<br />

cahaya matahari.<br />

Kedua orang tua itu<br />

akan berkata, ‘Mengapa<br />

kami diberi ini?’ Maka<br />

dijawab, ‘Karena anakmu yang telah mempelajari<br />

Al Quran’ “ (HR. Abu Dawud, Ahmad dan<br />

Hakim)<br />

Tidakkah hadits tersebut menggugah<br />

kita sebagai orang tua untuk memberi perhatian<br />

yang lebih pada anak dalam hal pendidikan<br />

Al Qurannya? Bagaimana mungkin seorang<br />

anak dapat mencintai Allah subhanahu wa<br />

ta’ala. kalau tidak dapat menikmati shalat<br />

dengan baik?<br />

Bagaimana mungkin dapat shalat dengan<br />

baik kalau kemampuannya dalam berinteraksi<br />

dengan Al Quran, khususnya hafalan,<br />

lemah dan terbatas? Jangan sampai kita hanya<br />

kecewa bila anak tak mampu berbahasa Inggris<br />

atau menggunakan komputer tetapi santai saja<br />

dengan keterbatasannya dengan Al Quran.<br />

(Muf)<br />

Majalah Barakah / Edisi Oktober-November 2018 07

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!