14.08.2019 Views

E - PAPER RADAR BEKASI EDISI 14 AGUSTUS 2019

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TERUSAN RABU, <strong>14</strong> <strong>AGUSTUS</strong> <strong>2019</strong> 7<br />

JAKARTA – Komisi Pemberantasan<br />

Korupsi (KPK) menetapkan<br />

empat tersangka baru<br />

dalam kasus korupsi peng adaan<br />

kartu tanda penduduk elektronik<br />

(e-KTP). Penetapan tersangka<br />

ini merupakan pengembangan<br />

”Sarana prasarana, kemudian<br />

SDMnya, ya artinya kelengkapan<br />

sih, kelengkapan sumber<br />

daya manusianya seperti itu,”<br />

katanya saat disambangi Radar<br />

Bekasi, Selasa (13/8).<br />

Penyebab rekomendasi penurunan<br />

kelas bagi sejumlah RS di<br />

Bekasi tersebut, karena terdapat<br />

kekurangan pada saat pendaftaran<br />

melalui Aplikasi Sarana dan<br />

Prasarana Kesehatan (Aspak).<br />

”Jadi kalau sudah keluar terus<br />

rumah sakit itu masuk, padahal<br />

menurut rumah sakit itu kami<br />

sudah sesuai ya nggak papa<br />

kita mengajukan keberatan.<br />

Tapi intinya untuk rumah sakitrumah<br />

sakit yang diturunkan,<br />

secara administratif mereka<br />

sudah bersurat kepada kementrian<br />

kesehatan, melalui dinas<br />

dan pastinya kan dibantu oleh<br />

dinas,” tambahnya.<br />

Konsekuensi penurunan kelas<br />

RS ini, katanya berdampak pada<br />

besarnya klaim pembiayaan yang<br />

kikatnya merupakan sebuah<br />

perjuangan para penerbit media<br />

cetak guna mendapatkan<br />

keringanan terhadap pajak<br />

pembelian kertas dan pen jualan<br />

produknya. Hal yang sama telah<br />

dikenyam oleh penerbit buku<br />

di Tanah Air, yang memperoleh<br />

insentif atas pajak penjualan<br />

buku. Perjuangan ini tentu<br />

punya dasar yang kuat.<br />

Sebagai satu-satunya asosiasi<br />

penerbit pers cetak di Indonesia<br />

yang beranggotakan 450<br />

penerbit, SPS meyakini, pemberian<br />

insentif atas pembelian<br />

siamnya yang sekarang berusia<br />

9 tahun. Dia bahkan membuat<br />

kliping khusus. Ada juga pemberitaan<br />

yang pernah dimuat<br />

di halaman Metropolis Jawa<br />

Pos (Radar Bekasi Group).<br />

Terutama periode Juni hingga<br />

akhir 2010. Itu merupakan<br />

kali pertama Rafa dan Rafi<br />

datang di RSUD dr Soetomo.<br />

Hingga akhirnya, dilakukan<br />

operasi pemisahan keduanya<br />

oleh tim dokter khusus. Semua<br />

tersimpan rapi dan baik. Sama<br />

baiknya dengan tumbuh<br />

kembang si kembar yang saat<br />

ini sudah berusia 9 tahun.<br />

Ditemui pada Jumat (9/8)<br />

di kedia mannya, kawasan Jetis<br />

Gang Baru, Kabupaten Lamongan,<br />

Rafa dan Rafi tampak<br />

sehat dan aktif.<br />

’’Dulu dokter yang menangani<br />

pernah bilang, ’Wah iki gak<br />

onok udel e pasti gak isok meneng<br />

lek wes gedhe’,’’ ujarnya<br />

menirukan perkataan salah seorang<br />

dokter. Itu menjadi ucapan<br />

yang betul-betul terjadi. Afifah<br />

mengungkapkan bahwa anak<br />

kembarnya sangat aktif. Mereka<br />

tidak bisa diam sejenak. Apalagi<br />

kalau sudah bertemu bola.<br />

Afifah dan sang suami, Dian<br />

Pitoyo, pun memasukkan ke duanya<br />

ke klub bola. Keaktifan Rafa<br />

dan Rafi membuat kedua nya<br />

tampak seperti anak-anak pada<br />

umumnya. Namun, tetang ga di<br />

sekitar rumah tidak akan pernah<br />

lupa dengan proses pemisahan<br />

tubuh mereka yang menyita<br />

perhatian masyarakat luas.<br />

Keduanya lahir pada 18 Juni<br />

2010 di RSUD Ibnu Sina, Kabupaten<br />

Gresik, dalam keadaan<br />

kembar siam. Kondisi yang<br />

Kasus E-KTP, KPK Tetapkan Tersangka Baru<br />

dari fakta-fakta yang muncul<br />

dalam persidangan kasus e-KTP.<br />

”KPK meningkatkan perkara<br />

ini ke tahap penyidikan dengan<br />

menetapkan empat orang sebagai<br />

tersangka,” kata Wakil Ketua<br />

KPK, Saut Situmorang di Gedung<br />

dinikmati oleh peserta melalui<br />

tarif Ina CBGs. Tarif Ina CBGs<br />

memiliki selisih ma sing-masing<br />

kelas 15 persen. ”Maka jika<br />

penurunan status itu terjadi antara<br />

rumah sakit kelas B diturunkan<br />

menjadi RS kelas C, otomatis<br />

klaim lebih ren dah 15 persen<br />

dari sebelum nya.” katanya.<br />

Sementara itu, Dinas Kesehatan<br />

Kota Bekasi belum bisa<br />

memberikan keterangan terkait<br />

dengan penyampaian keberatan<br />

sejumlah RS di Kota Bekasi dan<br />

bagaimana kelanjutan nasib<br />

dari RS tersebut. Sekedar diketahui,<br />

rekomen dasi penurunan<br />

kelas RS ini berbuntut pada<br />

konsekuansi bahwa RS mitra BPJS<br />

harus meng embalikan selisih<br />

biaya klaim yang sudah dibayarkan<br />

BPJSK. Total uang yang harus<br />

dikembalikan dari 92 RS di seluruh<br />

Indonesua tercatat sebe sar Rp819<br />

Miliar berda sarkan hasil audit<br />

Badan Pengawas Keuangan dan<br />

Pembangunan (BPKP).<br />

Beruntung di Kota Bekasi,<br />

hanya enam RS yang termasuk<br />

kertas koran dan penjualan<br />

media cetak, tidak akan membuat<br />

pundi-pundi keuangan<br />

Negara tergerus. ”Justru melalui<br />

insentif tersebut, akan<br />

me ngundang minat baca<br />

masyarakat semakin tinggi<br />

terhadap media cetak. Pada<br />

gilirannya budaya membaca<br />

yang kuat akan berkontribusi<br />

terhadap pencerdasan bangsa.<br />

Ada sisi ’intangible advantage’<br />

yang luput dari perhitungan<br />

Men keu jika menolak kampanye<br />

No Tax for Knowledge<br />

penerbit media cetak,” ungkap<br />

Sekretaris Jenderal SPS Pusat<br />

Asmono Wikan.<br />

mereka alami saat itu adalah<br />

abdominopagus. Yakni, perut<br />

dan hati yang melekat. Mereka<br />

dioperasi di RSUD dr Soetomo<br />

pada 29 September 2010.<br />

Operasi pemisahan itu berhasil.<br />

Rafa-Rafi baru pulang ke<br />

rumah pada Desember. Yakni,<br />

saat usia mereka 6 bulan.<br />

”Waktu pulang, banyak yang<br />

menyambut. Sampai dibuatkan<br />

spanduk selamat datang. Di<br />

depan rumah ada terop. Sudah<br />

kayak orang hajatan,” kenang<br />

Afifah, lantas tertawa. Dia pun<br />

meceritakan semua pengalaman<br />

tersebut kepada Rafa-Rafi saat<br />

mereka masuk TK. ”Saya<br />

tunjukkan juga foto dr Agus<br />

yang banyak berjasa membantu<br />

operasi itu,” tutur tenaga medis<br />

Puskesmas Lamongan itu.<br />

Lahir sebagai anak kembar<br />

dempet tidak membuat karakter<br />

keduanya sama. Sang ayah, Dian,<br />

mengaku bahwa Rafa sebagai<br />

kakak mempunyai kepribadian<br />

yang lebih sensitif dan perasa.<br />

Rafa juga perhatian. Dia selalu<br />

mengalah dan sangat peduli<br />

dengan adiknya. ”Dia akan protes<br />

sama mamanya kalau adiknya<br />

dimarahi. Rafa juga lebih mudah<br />

menangis. Sampai sering digojloki<br />

Rafi, ih nangisan iki,” ungkapnya.<br />

Sementara itu, Rafi lebih cuek<br />

dan jarang baper.<br />

Rafa mengaku senang mempunyai<br />

saudara kembar. Hal<br />

tersebut membuatnya tidak<br />

kesepian. Beda lagi Rafi. ”Enaknya<br />

kembar itu jadi ada teman<br />

terus dan bisa gampang minta<br />

tolong,” ujar siswa Madrasah<br />

Ibtidaiyah Naratif Quran<br />

(Minan) itu. Tetapi, keduanya<br />

sama-sama suka kesal saat<br />

teman, keluarga, atau guru di<br />

sekolah keliru memanggil nama<br />

KPK, Jalan Kuningan Persada,<br />

Jakarta Selatan, Selasa (13/8).<br />

Keempat tersangka tersebut<br />

adalah anggota DPR RI Miryam<br />

S. Hariyani, Direktur Utama<br />

Perum Percetakan Negara RI<br />

dan Ketua Konsorsium PNRI<br />

dalam rekomendasi tersebut<br />

tidak termasuk 92 RS yang harus<br />

mengembalikan biaya klaim.<br />

”Di Kota Bekasi tidak ada,”<br />

singkat Kepala BPJSK Kota<br />

Bekasi, Siti Farida Ha noum<br />

kepada Radar Bekasi.<br />

Sementara itu, Dirjen Pela yanan<br />

Kesehatan Kementerian Kesehatan<br />

Bambang Wibowo mengatakan,<br />

secara umum eva luasi<br />

penurunan kelas ini masuk dalam<br />

program Class Review atau<br />

Review Class yang meng gunakan<br />

sejumlah data dan pa tokan. Di<br />

antaranya dari jumlah Sumber<br />

Daya Manusia (SDM) seperti<br />

dokter, tenaga medis. Begitu juga<br />

dengan peralatandan fasilitas<br />

kesehatan di RS terkait.<br />

”Dinamika cukup cepat. Mulai<br />

dari SDM, alat kesehatan di<br />

lapangan. Semua itu berkembang.<br />

Ada yang SDM di sebuah rumah<br />

sakit misalnya belum ter-input,<br />

pindah, atau meninggal dunia.<br />

Maka diperlukan review,” kata<br />

Bambang belum lama ini.<br />

Perubahan atau review RS ini<br />

Sebagai bagian dari media<br />

arus utama, kontribusi penerbit<br />

pers cetak terhadap informasi<br />

yang utuh juga sangat kuat.<br />

Dalam berbagai kesempatan,<br />

pemerintah pun mengakui<br />

peran penting pers cetak dalam<br />

mendukung kampanye besar<br />

anti hoax. ”Patut disayangkan<br />

jika Menkeu terlalu dini menutup<br />

pintu dialog dengan SPS<br />

Pusat ikhwal No Tax for Knowledge.<br />

Padahal ikhtiar pers cetak<br />

dalam ikut meliterasi dan mengkonsolidasi<br />

keutuhan bangsa<br />

selama ini tak terhitung lagi<br />

banyaknya,” imbuh Asmono.<br />

Sekadar mengingatkan, di<br />

mereka. ”Padahal, rambutnya<br />

beda. Aku belah kanan, Rafi<br />

belah kiri,” kata Rafa sembari<br />

menunjuk belahan rambut yang<br />

dimaksud. Satu lagi yang bisa<br />

dijadikan patokan. Rafa cenderung<br />

kidal. Dia menendang bola<br />

dengan kaki kiri. Tetapi, dia<br />

sudah membiasakan diri menulis<br />

dengan tangan kanan.<br />

Rafa Masih<br />

Alami Hipospadia<br />

Ada satu ganjalan lagi dalam<br />

benak pasangan Afifah dan<br />

Dian. Hal tersebut berkaitan<br />

dengan kelainan hipospadia<br />

yang dialami Rafa. Kondisi itu<br />

membuat lubang uretra Rafa<br />

masih berada di penis bagian<br />

bawah. Padahal, seharusnya<br />

lubang uretra berada di ujung<br />

penis. Itu memang tidak<br />

menimbulkan keluhan apa pun.<br />

Namun, pada momen tertentu,<br />

hal tersebut memunculkan<br />

ketidakpercayaan diri.<br />

”Mereka itu tidak pernah pipis<br />

sembarangan, malu. Air kencingnya<br />

keluar dari bawah, bukan<br />

dari ujung,” ujar Afifah. Perempuan<br />

36 tahun itu pun pernah dicurhati<br />

Rafa. Seorang teman Rafa bertanya<br />

kenapa kencingnya bocor<br />

dari bawah. ”Iya Mas Rafa, karena<br />

Sampean itu punya kelainan<br />

sejak lahir, lubang pipisnya di<br />

bawah. Nanti dibetulin ya,” kata<br />

Afifah yang mengulang jawabannya<br />

kepada Rafa saat itu.<br />

Rafa pernah menjalani ope rasi<br />

hipospadia di RSUD dr Soetomo<br />

saat usianya 1 tahun, tapi gagal.<br />

Operasi kedua dila kukan di<br />

RSUD dr Soegiri, Lamongan,<br />

pada 2017 dan kembali gagal.<br />

Sementara itu, Rafi lebih<br />

beruntung. Operasi hipospadia<br />

pertamanya berhasil. Operasi<br />

itu dilakukan di RSUD dr Soegiri,<br />

Isnu Edhi Wijaya, Ketua Tim<br />

Teknis Teknologi Informasi<br />

Penerapan e-KTP dan PNS<br />

BPPT Husni Fahmi, dan Direktur<br />

Utama PT Sandipala Arthaputra<br />

Paulus Tannos.<br />

Terkait tersangka Miryam, pada<br />

Klaim Pembiayaan Dipangkas<br />

tak ada perubahan pada sis tem<br />

layanan di setiap RS. Setiap<br />

pasien akan dilayani sesuai<br />

kompetensi RS. Begitu juga<br />

dengan sistem rujukan akan<br />

dilakukan sesuai kom petensi<br />

RS. Sistem rujukan atau pemetaan<br />

zonasi tetap mengacu pada<br />

prinsip kegawatdaruratan. Setiap<br />

pasien dalam keadaan gawat<br />

darurat akan ditangani di setiap<br />

rumah sakit, kemudian akan<br />

dirujuk ketika kegawatdaruratannya<br />

sudah terlewati.<br />

”Efek itu untuk RS, pemilik RS,<br />

pasien dan Kemenkes. Kemenkes<br />

dan Dinkes dengan review ini<br />

punya data yang bagus. Kepatuhan<br />

jadi lebih bagus. Masyarakat<br />

dengan review juga akan<br />

menerima layanan RS dengan<br />

baik. Datang ke RS mendapatkan<br />

layanan yang sesuai. BPJS juga<br />

tak dirugikan. Membayar yang<br />

seha rusnya. Semua pihak diuntungkan.<br />

RS juga diuntungkan<br />

mengetahui kompetensinya, tak<br />

ada yang hilang atau berubah,”<br />

papar Bambang. (sur/jpc)<br />

SPS Desak Menkeu Bebaskan Pajak Kertas<br />

berbagai negara maju yang tingkat<br />

literasinya tinggi, seperti Norwegia,<br />

Jerman, Denmark, Swedia, dan<br />

bahkan India, insentif atas kertas<br />

koran juga diberlakukan. Tak<br />

heran jika peran pers cetak di<br />

negara-negara tersebut masih<br />

sangat kuat dalam ikut mendidik<br />

masyarakat.<br />

”Pada akhirnya, ini soal keberpihakan.<br />

Barangkali Menkeu<br />

tidak melihat pentingnya memberi<br />

keberpihakan pada industri yang<br />

tiap tahun menyumbang pajak<br />

ke Negara puluhan bahkan<br />

mungkin ratusan miliar. Itulah<br />

industri pers cetak di tanah air,”<br />

pungkas Asmono. (jpc)<br />

Jadi Pencinta Bola yang Tidak Bisa Diam<br />

sebulan sebelum operasi<br />

hipospadia Rafa. Ben jolan yang<br />

tumbuh di dekat lubang uretra<br />

Rafi juga diangkat.<br />

”Dulu memang sudah pernah<br />

dibilangi sama dokter bahwa<br />

lubang Rafa lebih lebar. Butuh<br />

operasi beberapa kali,” terang<br />

Dian. Saat ini Rafa belum mau<br />

dirayu lagi untuk menjalani<br />

operasi. Trauma, katanya. Sebab,<br />

pemulihan pascaoperasi memicu<br />

nyeri. Dia juga harus menggunakan<br />

kateter untuk kencing<br />

selama beberapa hari.<br />

Afifah dan Dian sebetulnya<br />

memiliki keinginan terpendam.<br />

Yakni, sowan kepada Ketua<br />

Tim Kembar Siam RSU dr<br />

Soetomo dr Agus Harianto<br />

SpAK. Keduanya kali terakhir<br />

bertemu dengan dr Agus sekitar<br />

empat tahun lalu. Saat itu dr<br />

Agus diminta datang untuk<br />

memberikan semangat kepada<br />

orang tua bayi kembar siam<br />

Rochman-Rochim menjelang<br />

operasi pemisahan. ”Semoga<br />

sehat selalu tim dokter yang<br />

saat itu membantu kami. Terima<br />

kasih untuk perjuangannya.<br />

Kangen juga. Berharap bisa<br />

ketemu dan reuni bareng gitu<br />

kapan ya,” harap Afifah.<br />

Dian berharap bisa terbentuk<br />

komunitas atau minimal grup<br />

WhatsApp yang di dalamnya ada<br />

tim dokter kembar siam. Juga,<br />

orang tua yang anaknya pernah<br />

atau akan terlahir kem bar siam.<br />

Dengan begitu, mereka bisa saling<br />

tukar pengalaman dan transfer<br />

semangat. ”Orang tua bayi kembar<br />

siam harus yakin bahwa anak<br />

kita mampu melewati operasi<br />

itu. Keyakinan dari dalam diri<br />

sendiri itu jadi kekuatan terbesar.<br />

Kalau kita ragu, pasti akan gagal,”<br />

tandasnya. (hay/c20/c7/tia)<br />

Mei 2011 setelah rapat dengar<br />

pendapat (RDP) antara Komisi<br />

II DPR RI dan Kemen dagri<br />

dilakukan, Miryam didu ga<br />

meminta 100 ribu dolar AS<br />

kepada Irman selaku Plt Dirjen<br />

Dukcapil Kemendagri. Permintaan<br />

tersebut dilakukan untuk<br />

membiayai kunjungan kerja<br />

Komisi II ke beberapa dae rah.<br />

ke DPRD Jawa Barat untuk diproses<br />

pelantikannya, besok Rabu<br />

(<strong>14</strong>/8) secara resmi KPU Jabar<br />

menyerahkan SK caleg terpilih<br />

kepada para caleg tersebut.<br />

”Kita akan sampaikan hasil<br />

penetapan ini ke DPRD Jawa<br />

Barat, agar bisa diproses untuk<br />

pelantikannya, termasuk SK akan<br />

diserahkan ke caleg ter pilih,”<br />

ucap Idham yang juga mantan<br />

Ketua KPU Kabupaten Bekasi.<br />

Tentunya, kata dia, pelantikan<br />

akan dilakukan dalam rapat<br />

paripurna. Hanya saja, untuk<br />

tanggalnya belum bisa ditetapkan<br />

kapannya, kemungkinan<br />

besar setelah masa jabatan<br />

dewan lama selesai. ”Masa akhir<br />

jabatannya itu pada tanggal 2<br />

September <strong>2019</strong>, biasanya<br />

diakhir masa jabatannya<br />

langsung dilantik anggota DPRD<br />

yang baru. Kalau tepatnya belum<br />

tahu,” tuturnya.<br />

Secara keseluruhan, perwakilan<br />

perempuan di DPRD<br />

Provinsi Jawa Barat hanya 19,2<br />

persen, jumlah tersebut lebih<br />

kecil dibandingkan dengan<br />

kuota 30 persen keterwakilan<br />

perempuan di parlemen.<br />

”Untuk keseluruhan 10 parpol<br />

yang mengisi kuri di DPRD<br />

Provinsi. 45 orang anggota DPRD<br />

sebelumnya, 75 orang anggota<br />

DPRD baru dan 23 orang anggota<br />

DPRD terpilih perempuan,”<br />

sambung Idham.<br />

Sementara itu, warga Kota<br />

Bekasi meminta kepada wakil<br />

rakyat yang telah ditetapkan<br />

terpilih periode <strong>2019</strong>-2024 untuk<br />

draft UU ekstradisi.<br />

Minggu kedua mulai bikin<br />

barikade dari pagar besi. Yang<br />

dicopot dari pinggir jalan raya.<br />

Pekan berikutnya lagi menjadi<br />

berani menduduki parlemen.<br />

Merusak kaca dan perabotan.<br />

Perbaikannya perlu enam bulan.<br />

Dengan dana Rp 70 miliar.<br />

Mulai berani mencoreng<br />

lambang negara di kantor<br />

perwakilan Tiongkok.<br />

Lain minggu lagi lebih berani<br />

lagi: menduduki kantor<br />

polisi.<br />

Peralatan yang digunakan pun<br />

kian bervariasi. Ada saja kreativitas<br />

baru. Dari hari ke hari.<br />

Awalnya menggunakan ujung<br />

payung. Lalu bata, batu. Berikutnya<br />

ketapel. Lalu botol berisi<br />

minyak. Dan terakhir ini laser<br />

pointer. Untuk mata polisi.<br />

Masih lebih meningkat lagi:<br />

berani membuang bendera Tiongkok<br />

ke laut dekat Victoria.<br />

Dari pihak pemerintah juga<br />

tidak mau mundur:<br />

Tidak mau mencabut draft.<br />

Hanya mau membekukan dan<br />

menyatakan draft itu telah<br />

mati.<br />

Menyatakan demo itu<br />

perusuh.<br />

Menyatakan yang demo itu<br />

pengangguran.<br />

Menyatakan demo sudah<br />

mengancam kedaulatan<br />

negara.<br />

Demo itu dicampuri asing<br />

--Amerika dan Taiwan-- dan<br />

kelompok yang ingin Hongkong<br />

merdeka.<br />

Tidak mau memenuhi tuntutan<br />

pendemo berikutnya: bebaskan<br />

semua pendemo yang ditahan,<br />

bentuk tim independen untuk<br />

kekerasan selama demo, ubah<br />

sistem pemilu.<br />

Sikap pemerintah itulah yang<br />

dinilai kian mengeraskan sikap<br />

”Permintaan itu disanggupi dan<br />

penyerahan uang dilaku kan di<br />

sebuah SPBU di Pan coran, Jakarta<br />

Selatan melalui perwakilan<br />

Miryam,”ucap Saut.<br />

Terkait Isnu Edhi Wijaya,<br />

dalam fakta persidangan dengan<br />

terdakwa Setya Novanto, manajemen<br />

bersama Konsorsium<br />

PNRI diperkaya Rp 137,98 miliar<br />

Jangan Lupakan Warga Bekasi<br />

tidak melupakan janji politik<br />

kepada masyarakat terutama<br />

di daerah pemilihan selama<br />

mencalonkan diri. Meskipun<br />

berkantor di Bandung, warga<br />

berharap jarak tidak menjadi<br />

batas untuk wakil rakyat mendengar<br />

aspirasi masyarakat di<br />

Kota Bekasi. ”Untuk wakil rakyat<br />

ya semoga aja nggak pikun, kan<br />

janjinya banyak dulu sebelum<br />

Pemilu, sama dengerin suara<br />

rakyat dibawah, jangan budek,”<br />

kata salah satu warga Kota Bekasi,<br />

Anwarudin.<br />

Komposisi keterwakilan perempuan<br />

di DPRD Provnsi Jawa<br />

Barat ini dinilai akan merubah<br />

wakah DPRD Provinsi. keterwakilan<br />

perempuan yang relatif kecil<br />

ini disisi lain mengkha watirkan<br />

bagi kepentingan rakyat.<br />

Perempuan dinilai lebih peka<br />

terhadap isu ekonomi dan<br />

kesejahteraan, kepada merekalah<br />

diharapkan mucul<br />

kebijakan pro rakyat. namun,<br />

kondisi tersebut bisa saja<br />

berubah melali partisipasi<br />

kelompok masyarakat.<br />

”Mudah mudahan masyarakat<br />

melalui ormas, LSM, dan kelompok-<br />

kelompok masyarakat<br />

lainnya dapat membantu dewan<br />

untuk membuat kebijakan yang<br />

pro orang miskin,” kata<br />

pengamat politik Universitas<br />

Islam 45 Bekasi, Adi Susila.<br />

Menurut Adi, janji yang sebelumnya<br />

sudah dilempar kepada<br />

masyarakat terutama di Kota<br />

Bekasi dan Kota Depok harus<br />

ditepati oleh 11 Anggota DPRD<br />

Jawa Barat terpilih. kedua, aspirasi<br />

masyarakat Kota Bekasi dan Kota<br />

Demo Laser<br />

pendemo. Itu penilaian<br />

kalangan akademisi.<br />

Sikap pemerintah itu juga<br />

membuat kian luasnya duku ngan<br />

masyarakat ke mereka.<br />

Belakangan ini demonya di<br />

mana-mana. Di banyak area.<br />

Mulai pula diikuti segala usia.<br />

Segala lapisan. Juga kian brutal.<br />

Polisi juga kian banyak menggunakan<br />

gas air mata. Seminggu<br />

terakhir saja lebih 1000<br />

kali tembakan gas air mata.<br />

Dan cairan merica.<br />

Penangkapan juga kian ba nyak.<br />

Termasuk tokoh utama mahasiswa<br />

universitas Baptis. Yang<br />

baru keluar dari toko. U ntuk<br />

membeli 10 laser poin ter.<br />

Sudah tiga orang polisi masuk<br />

rumah sakit mata. Terkena<br />

laser seperti itu.<br />

Seperti itu pula yang membuat<br />

laser pointer dilarang. Di stadion<br />

sepak bola di negara mana pun.<br />

Bisa mengganggu mata kiper<br />

lawan. Atau wasit.<br />

Harian Inggris terbesar di<br />

Hongkong, South China<br />

Morning Post, melakukan jajak<br />

pendapat.<br />

Mayoritas masyarakat ternyata<br />

setuju dengan pendemo.<br />

Khususnya dalam dua hal:<br />

batalkan draft UU ekstradisi<br />

itu dan bentuk tim independen<br />

kekerasan.<br />

Kalau dua hal itu dilakukan<br />

lebih separo tidak mau lagi<br />

ikut demo.<br />

Publik bukan tidak setuju<br />

ada UU itu. Tapi mereka yakin:<br />

seseorang yang diekstradisi<br />

ke Tiongkok tidak akan bisa<br />

mendapatkan perlakuan<br />

hukum yang adil.<br />

Kata mereka, di Tiongkok<br />

hukum masih tergantung<br />

keinginan penguasa.<br />

Sampai tulisan ini saya buat<br />

dua kubu masih saling<br />

berkeras. Demonya meluas<br />

pula ke bandara. Selama tiga<br />

dan Perum PNRI diperkaya Rp<br />

107,71 miliar terkait proyek<br />

e-KTP. ”Pada 30 Juni 2011,<br />

konsorsium PNRI selaku<br />

p elaksana pekerjaan penerapan<br />

KTP berbasis Nomor<br />

Induk Kependudukan (NIK)<br />

secara nasional (e-KTP) tahun<br />

anggaran 2011-2012,” terang<br />

Saut. (jpc)<br />

Depok juga harus diperjuangkan<br />

di tingkat Provinsi.<br />

Sementara itu, Caleg DPRD<br />

Jawa Barat yang terpilih, Abdul<br />

Jabar Majid mengaku, dengan<br />

terpilih menjadi anggota DPRD<br />

Jabar, tentu ini suatu kepercayaan<br />

dari masyarakat Kabupaten<br />

Bekasi agar bisa menyampaikan<br />

aspirasi dan keinginannya.<br />

”Tentu saya sangat berterimakasih<br />

atas kepercayaan<br />

masyarakat, mungkin ini bukan<br />

karena saya nya, tapi karena<br />

banyak hal lainnya, yang pasti<br />

masyarakat mempercayakan<br />

kepada kita berbagai aspirasi,<br />

dan keinginan masyarakat Kabupaten<br />

bekasi bisa disam paikan<br />

ke Pemerintah Daerah, agar bisa<br />

di jadikan program yang diperlukan<br />

masyarakat,” ucapnya.<br />

Menurutnya, setelah terpilihnya<br />

menjadi anggota DPRD<br />

Jabar, ada dua hal yamg dianggap<br />

sangat dibutuhkan masyarakat<br />

Kabupaten Bekasi, seperti<br />

pendidikan, dan kese hatan.<br />

Pasalnya, kalau masalah makan<br />

bahasa kasarnya masyarakat<br />

bisa cari sendiri, tapi mengenai<br />

pendidikan dan kesehatan itu<br />

harus ada dorongan.<br />

”Sebenarnya yang paling<br />

diperlukan masyarakat ada dua<br />

hal, pertama pendidikan, dan<br />

kedua kesehatan. Saya akan<br />

mendorong itu, dan pemerintah<br />

daerah harus memperhatikannya,<br />

karena masyarakat<br />

sangat membutuhkan, tanpa<br />

pendidikan tidak mungkin<br />

masyarakat bisa berkembang,<br />

begitu juga dengan kesehatan,”<br />

tuturnya. (sur/pra)<br />

hari terakhir.<br />

Gas air matanya juga kian<br />

banyak. Pun di kompleks hunian.<br />

Polisi berani menggunakan gas<br />

air mata. Tentu ikut mengenai<br />

penduduk biasa.<br />

Pendemo memang kian pintar.<br />

Lari ke kompleks perumahan.<br />

Untuk menghindari kejaran<br />

polisi. Juga lari ke stasiun bawah<br />

tanah.<br />

Mereka berpikiran: polisi<br />

tidak mungkin berani menggunakan<br />

gas air mata di dua<br />

jenis lokasi itu.<br />

Ternyata polisi tetap<br />

menggunakannya.<br />

Penduduk ikut memusuhi<br />

polisi. Juga pengguna kereta.<br />

Mereka ikut terkena gas air<br />

mata.<br />

Memang seminggu terakhir<br />

jumlah pendemo sudah<br />

menyusut. Tapi kian berani.<br />

Ups... Senin kemarin<br />

membesar lagi. Lokasinya pun<br />

masuk ke obyek vital: Bandara<br />

Internasional Hongkong.<br />

Demo di bandara itu sebenarnya<br />

hanya tiga hari. Berakhir<br />

Minggu malam. Tapi ada<br />

kejadian baru. Di demo Minggu<br />

sore: seorang pendemo luka<br />

di mata kanannya. Wanita. Serius.<br />

Terkena tembakan peluru<br />

palsu. Tadi malam dioperasi.<br />

Langsung muncul solidaritas<br />

dadakan: Senin kemarin bandara<br />

diblokade. Semua penerbangan<br />

sampai batal. Kian sore kian<br />

seru. Kian membludak. Mungkin<br />

akan bisa mencapai 1 juta<br />

pendemo.<br />

Pun sudah ada yang<br />

mengumandangkan ‘satu mata<br />

balas satu mata’.<br />

Demo ini sampai kapan?<br />

Bagaimana akhir kemelut<br />

ini?<br />

Orang hanya bisa bilang “kita<br />

hanya bisa menunggu apa<br />

yang akan terjadi berikutnya”.<br />

(Dahlan Iskan)<br />

General Manager/Pemimpin Redaksi: Andi Ahmadi. Asisten GM: Zaenal Aripin. Wakil Pemimpin Redaksi: Miftah. Redaktur Eksekutif: Bisman<br />

Pasaribu. Korlip: Antonio J. S. Bano. Redaktur: Irwan, Miftakhudin, Eko Iskandar, Antonio J. S. Bano. Sekretaris Redaksi: Sondang. Staf Redaksi:<br />

Andi Mardani, Surya Bagus, Ahmad Pairudz, Dani Ibrahim, Karsim Putra Pratama. Komisaris: Hazairin Sitepu. Direktur: Hetty, Faturohman S Kanday.<br />

Ombudsman JPG: M.Choirul Shodiq, Rohman Budijanto, Andi Syarifuddin. Fotografer: Arisanto, Raiza Septianto. Pracetak: Yudhi Handoko, Mahmud<br />

Amsori, Bambang Joko Prakoso, M. Indra Negara. Desain Iklan: Denis Arfian. Teknologi Informasi: Beni Irawan, Alvin. Pemasaran/Sirkulasi: Asep<br />

Rachmat (Koordinator), Eti Cahyanih. Manager Iklan: Hafidz. Iklan: Flora Pangestika. Manager Keuangan: Imam Hidayat. Keuangan: Rizky Marcella,<br />

Niki Ayu Minofi, Linda Rose Iskandar. Alamat Redaksi dan Tata Usaha: Perkantoran Suncity Square, Jl M Hasibuan Blok A40-41, Bekasi. Telp. Redaksi:<br />

021-88863639. Telp Iklan: 021-88863640 (FO & PEMASARAN): 021-88966203. Telp. Keuangan: 021-88863641, Faks: 021-88863641, 021-88863639.<br />

Telp: 021-88966203, 88863641. Bank: Bank CIMB Niaga Bekasi. No.Rek: 925-01- 00699-00-0 a.n PT <strong>BEKASI</strong> EKSPRES MEDIA, BCA 739-0654-400<br />

a.n PT <strong>BEKASI</strong> EKSPRES MEDIA, BJB 001-068-733-0002 a.n PT <strong>BEKASI</strong> EKSPRES MEDIA. Diterbitkan oleh: PT Bekasi Ekspres Media. Percetakan:<br />

PT Bogor Media Grafika Jalan Siliwangi Kav 1 No 34 Komplek Puslitbang Intel Desa Ciujung, Kabupaten Bogor, Sentul Bogor. No.Telp: (0251) 8655 365.<br />

(isi diluar tanggung jawab percetakan).<br />

Warna FC : Rp. 50.000,-<br />

Halaman 1 FC : Rp. 65.000,-<br />

Advertorial FC : Rp. 30.000,-<br />

Hitam Putih BW : Rp. 35.000,-<br />

Halaman 1 BW : Rp. 50.000,-<br />

Advetorial BW : Rp. 20.000,-<br />

Pengumunan BW : Rp. 30.000,-<br />

Iklan Baris : Rp. 15.000,-<br />

Wartawan Radar Bekasi selalu dibekali identitas dan tidak menerima uang atau barang berharga lainnya dari narasumber.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!