bsf_biowaste_processing_id_lr
Bio Waste processing
Bio Waste processing
- TAGS
- organik
- pengolahan
- larva
- sampah
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Setelah keluar, lalat hidup sekitar satu minggu. Dalam masa hidupnya yang singkat, lalat akan
mencari pasangan, kawin, dan bertelur (untuk lalat betina). Saat menjadi lalat, BSF tidak makan
dan hanya membutuhkan sumber air dan permukaan yang lembab untuk menjaga tubuhnya agar
tetap terhidrasi. Dalam fase hidup ini, yang terpenting adalah tersedianya cahaya alami yang cukup
dan suhu yang hangat (25-32°C). Lingkungan yang lembab dapat memperpanjang lama hidup lalat
sehingga meningkatkan peluang keberhasilan reproduksi. Menurut hasil penelitian, lalat BSF lebih
memilih melakukan perkawinan di pagi hari yang terang. Setelah itu, lalat betina mencari tempat
yang cocok untuk meletakkan telurnya, seperti yang telah dijelaskan di atas.
Kondisi lingkungan dan sumber makanan yang optimal bagi larva adalah sebagai berikut:
• Iklim hangat: suhu idealnya adalah antara 24°C hingga 30°C. Jika terlalu panas, larva akan
keluar dari sumber makanannya untuk mencari tempat yang lebih sejuk. Jika terlalu dingin,
metabolisme larva akan melambat. Akibatnya, larva makan lebih sedikit sehingga pertumbuhannya
pun menjadi lambat.
• Lingkungan yang teduh: larva menghindari cahaya dan selalu mencari lingkungan yang
teduh dan jauh dari cahaya matahari. Jika sumber makanannya terpapar cahaya, larva akan
berpindah ke lapisan sumber makanan yang lebih dalam untuk menghindari cahaya tersebut.
• Kadar air pada makanan: sumber makanan harus cukup lembab, dengan kadar air antara
60% sampai 90% supaya dapat dicerna oleh larva. Dalam siklus hidup yang direkayasa, kami
menargetkan kadar air sebesar 70-80%.
• Kebutuhan nutrisi pada makanan: substrat yang kaya akan protein dan karbohidrat akan
menghasilkan pertumbuhan yang baik bagi larva. Penelitian yang sedang berlangsung
menunjukkan bahwa substrat yang telah melalui proses penguraian oleh bakteri atau jamur,
kemungkinan besar akan lebih mudah dicerna oleh larva.
• Ukuran partikel makanan: karena larva tidak memiliki bagian mulut untuk mengunyah
makanan, maka nutrisi akan mudah diserap jika substratnya berupa bagian-bagian kecil atau
dalam bentuk cair seperti bubur.
2.2 Mengapa menggunakan Black Soldier Fly?
Ada beberapa atribut utama yang menjadikan BSF sebagai organisme yang menjanjikan untuk
dikelola dan "direkayasa" sehingga dapat digunakan sebagai teknologi yang menarik, dalam pengolahan
sampah organik dari sudut pandang pengelola sampah dan pelaku bisnis. Berikut ini adalah
beberapa alasan utamanya:
• Biomassa sampah organik diubah menjadi larva dan residu. Larva mengandung ±35% protein
dan ±30% lemak kasar (berdasarkan berat kering). Protein serangga ini berkualitas tinggi dan
menjadi sumber pakan penting untuk pakan ternak. Uji coba pakan telah membuktikan bahwa
protein tersebut dapat menjadi alternatif yang cocok sebagai pengganti tepung ikan.
• Pemberian pakan berupa sampah organik ke larva terbukti dapat menonaktifkan bakteri patogen
(penyebar penyakit), misalnya Salmonella spp. Berarti bahwa risiko penularan penyakit,
baik antar hewan maupun antara hewan dan manusia dapat diminimalisir, saat menggunakan
teknologi ini untuk peternakan ataupun pengolahan limbah hewan (misalnya kotoran ayam
atau sampah dari rumah pemotongan hewan). Akan tetapi, pengurangan risiko tersebut akan
tercapai, terutama melalui reduksi sampah (± 80%) daripada melalui penonaktifan patogen.
• Reduksi sampah dapat mencapai 80% berdasarkan berat basah, telah dibuktikan melalui penelitian.
Jika pengolahan BSF diterapkan pada atau dekat dengan sumber timbulan sampah
organik, biaya untuk pengangkutan sampah, dan kebutuhan ruang untuk TPA dapat dikurangi
secara signifikan. Pengolahan sampah organik seperti itu selanjutnya dapat juga mengurangi
• pembuangan sampah secara terbuka atau open dumping (tanpa adanya perlakuan apapun),
yang merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan untuk lingkungan, terutama di
daerah berpenghasilan rendah dan menengah.
• Residu adalah material yang mirip dengan kompos, mengandung unsur hara dan bahan organik.
Bila digunakan dalam pertanian, dapat membantu memperbaiki kondisi tanah.
• Tingkat konversi sampah menjadi biomassa yang tinggi sebesar 15-20% berdasarkan berat
basah telah dibuktikan, yang merupakan hasil yang memuaskan apabila dilihat dari sudut
pandang bisnis.
7
Pengolahan Sampah Organik dengan Black Soldier Fly (BSF)