StruktuR Magazine 18th Edition
- No tags were found...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
LAWANG
Masyarakat pasti sudah tidak asing lagi
dengan bangunan bersejarah Lawang
Sewu. Bangunan yang awalnya digunakan
sebagai kantor pusat perusahaan kereta
api Hindia Belanda kini menjadi tempat
objek wisata masyarakat. Meskipun dianggap
angker oleh masyarakat, Lawang
Sewu sendiri menyimpan keindahan arsitektur
yang tidak boleh dilewatkan.
SEWU
Lawang Sewu yang berdiri di atas lahan
seluas 14.216 meter persegi itu menggunakan
bahan bangunan dari Eropa,
kecuali batu bata, batu alam, dan kayu
jati. Bangunan yang dirancang oleh arsitek
Belanda, C Citroen, ini menggunakan
perpaduan gaya arsitektur tropis
dan Eropa pada gedung utama.
Pada gedung B yang berada di sisi timur
laut, gaya arsitektur yang digunakan
sama dengan gedung utama, hanya saja
berbeda dari segi konstruksi. Gedung
B menggunakan konstruksi beton bertulang
sehingga dinding batu bata tidak
memikul beban, sedangkan pada bangunan
utama menggunakan sistem bearing
wall atau struktur dinding pemikul.
Karena kondisi cuaca di Indonesia yang
selalu disinari matahari, dibuatlah lorong
bawah tanah yang digenangi air dan
dilengkapi dengan lorong-lorong yang
berfungsi sebagai ventilasi pada setiap
ruangan di atasnya. Desain atap dan langit-langit
dibuat dengan perencanaan
yang baik supaya dapat menyirkulasi
udara panas keluar melalui ventilasi. (Ing)
No.18/Th.XX/2022 | STRUKTUR | 69