Tantangan-Pembangunan-Sosial-di-Indonesia-2010
Tantangan-Pembangunan-Sosial-di-Indonesia-2010
Tantangan-Pembangunan-Sosial-di-Indonesia-2010
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Terhadap pemerintah, Dewan Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan dapat berfungsi sebagai pressure group atau<br />
oposisi. Sejak <strong>di</strong>berlakukan udang-undang otonomi daerah, terja<strong>di</strong> kecenderungan kekuasaan<br />
bupati/walikota yang amat besar <strong>di</strong> daerahnya. Akibatnya, <strong>di</strong> satu sisi sering terja<strong>di</strong> konflik<br />
antara kepala daerah dan kepala <strong>di</strong>nas pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan. Dalam kurun waktu relatif pendek sejak<br />
<strong>di</strong>canangkan otonomi daerah, kepala <strong>di</strong>nas pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan <strong>di</strong> suatu daerah <strong>di</strong> Jawa Tengah telah<br />
<strong>di</strong>ganti sampai tiga kali antara lain karena kurang mampu menjalin kerja sama dengan kepala<br />
daerah setempat. Di sisi lain ada kepala <strong>di</strong>nas yang suka main kuasa, karena <strong>di</strong>mungkinkan<br />
dengan berlindung <strong>di</strong> balik wibawa kepala daerah.<br />
Dewan Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan juga bisa berfungsi sebagai penghubung antara pemerintah dan<br />
dunia pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan <strong>di</strong> suatu daerah dengan pihak luar, misalnya menyampaikan informasi dan<br />
aspirasi pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan <strong>di</strong> daerahnya kepada tamu-tamu dari luar daerah atau luar negeri.<br />
Diakui bahwa keha<strong>di</strong>ran Dewan Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan dan Komite Sekolah tentu tidak dengan<br />
sen<strong>di</strong>rinya akan meningkatkan mutu atau mengatasi semua persoalan pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan <strong>di</strong> suatu<br />
daerah. Sebagai lembaga yang bersifat sukarela, kinerja Dewan Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan amat <strong>di</strong>pengaruhi<br />
kualitas masing-masing anggotanya. Terkadang keberadaan Dewan Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan dapat<br />
menimbulkan kekisruhan karena Dewan Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan cenderung bersaing dengan kepala<br />
daerah, kepala <strong>di</strong>nas pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan, atau kepala sekolah dan berusaha mengintervensi tugas-<br />
tugas mereka.<br />
Terlepas dari terja<strong>di</strong>nya penyimpangan dan kekurangsempurnaan <strong>di</strong> lapangan,<br />
kalangan pelaksana pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan khususnya <strong>di</strong> lembaga-lembaga negeri memandang positif<br />
keha<strong>di</strong>ran Dewan Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan dan Komite Sekolah sebagai sejenis instrumen baru untuk<br />
memberdayakan masyarakat dan meningkatkan mutu pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan <strong>di</strong> daerah.<br />
Berbeda dengan Dewan Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan yang merupakan lembaga yang sama sekali baru<br />
<strong>di</strong> tingkat kabupaten/kotamadya atau provinsi, keha<strong>di</strong>ran Komite Sekolah cenderung<br />
<strong>di</strong>persepsikan memiliki kesinambungan dengan lembaga-lembaga sejenis yang pernah ada<br />
sebelumnya, khususnya Badan Pembantu Penyelenggaraan Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan (BP3). Pihak sekolah<br />
menilai keha<strong>di</strong>ran Komite Sekolah amat bermanfaat dalam mendukung program-program<br />
sekolah, khususnya dalam pencarian dana. Namun tetap ada pendapat bahwa Komite Sekolah<br />
hanya merupakan lembaga BP3 dengan baju baru. Perannya belum optimal, masih bersifat<br />
konsultatif sebagai pemberi saran-pertimbangan belaka. Ada harapan agar Komite Sekolah<br />
lebih proaktif menjalankan fungsinya dalam memantau dan mengevaluasi pelaksanaan<br />
pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan <strong>di</strong>sekolah, serta mengusahakan pendanaannya termasuk menetapkan alokasi<br />
untuk tambahan kesejahteraan para guru dan personel sekolah lainnya. Selama ini Komite<br />
Sekolah hanya bertugas jika <strong>di</strong>panggil sekolah.<br />
13