VOLUME 1, NO. 6, AGUSTUS 2010 - Bali Community Services
VOLUME 1, NO. 6, AGUSTUS 2010 - Bali Community Services
VOLUME 1, NO. 6, AGUSTUS 2010 - Bali Community Services
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
di Suruh ke Incharge PKBM Banjar dan<br />
dari sana karena dari pendidikan non<br />
formal kami di over lagi ke UPTD Kecamatan<br />
dan terakhir ke Kantor Kabupaten<br />
Bidang transmigrasi & tenaga<br />
Kerja dan jawaban apa yang kami dari<br />
dapatkan dari semua usaha kami itu?<br />
Hanya satu kata “SABAR”. Kami sabar<br />
sampai-sampai saat itu M4B--ganti<br />
nama menjadi BCS, memberi saran<br />
dan menawarkan bagaimana jika memungkinkan<br />
Apakah Gianyar boleh<br />
berpindah lahan kerja ke Negara”?<br />
kami tidak langsung menjawab, kami<br />
berdoa bahkan berpuasa, dan Complained<br />
dan bertanya sama Tuhan, apa<br />
pekerjaan yang sudah kami mulai siasia<br />
saja, mengapa awalnya kami<br />
kegianyar dan diperkenalkan dengan<br />
ladang kering, susah dibajak, ijin saja<br />
susah padahal ini gratis dan juga pekerjaanMu?<br />
Tuhan menjawab doa kami<br />
pada bulan Februari <strong>2010</strong> ada per-<br />
gantian kepala Sekolah di SD Negeri I<br />
Petak dan oleh kepala sekolah yang<br />
baru ini kami diIjinkan untuk mengajar<br />
dengan tidak bertanya siapa, visi misi<br />
dll. Karena sudah agak terlambat jadi<br />
hanya Les (Kegiatan Ekstrakurikuler)<br />
hari apa saja tergantung kami dan pada<br />
hari sabtu kami diminta khusus untuk<br />
mengisi jam ketrampilan bahasa untuk<br />
kelas 4-6 SD selama dua jam sekolah<br />
dengan tegas dan permohonan maaf<br />
saya katakan hari sabtu saya tidak bisa<br />
karena saya harus ke Gereja. Beliau<br />
mengerti dan saat itu dia beri kesempatan<br />
untuk memberikan les kepada<br />
kelas 3 – 6 SD setiap hari Selasa, Rabu<br />
BALI COMMUNITY SERVICES<br />
dan Jumat dari pukul 14.00 – 16.00<br />
WITA.<br />
Dilain pihak pada bulan sebelumnya<br />
kami sudah di panggil oleh masyarakat<br />
desa Sumita yaitu desa tetangga untuk<br />
mengajar dan memberikan les kepada<br />
anak-anak mereka. Kabar tentang<br />
kamipun sudah tersiar dan beberapa<br />
dari banjar sekitar memanggil kami tapi<br />
kami tetap fokus kedua tempat ini dengan<br />
berpikir nanti saja jika datang yang<br />
lain yang melanjutkan ladang kami<br />
mereka akan melayani ditempat yang<br />
belum dilayani tapi kami tetap datang<br />
berkenalan dan bersosialisasi dengan<br />
mereka seperti di Banjar Bennyuh dan<br />
Banjar Umah Anyar.<br />
Masyarakat di Desa Sumita ini ternyata<br />
sangat serius dengan pendidikan,<br />
antusiasnya sangat tinggi, ramah sehingga<br />
anak-anak mereka walaupun<br />
kehidupan perekonomian mereka jauh<br />
dibandingkan dengan desa tempat<br />
kami tinggal mereka sangat mendukung<br />
pendidikan anak. Mengapa? Sebab<br />
mereka juga ternyata kasta rendah.<br />
Disini kami diterima seperti tamu<br />
terhormat dan sangat menghargai kami<br />
jika kami datang ke Desa ini kami tidak<br />
makan dari rumah sebab disana, setiap<br />
orang yang melihat kami memanggil<br />
kami agar mampir dan harus mampir<br />
dan disana mereka selalu menyiapkan<br />
makanan dan disana juga ada satu keluarga<br />
yang kami kenal pertama kali<br />
sudah seperti orang tua kami. Jika<br />
kami tidak ada beras, bahkan uang<br />
bensin kami minta sama keluarga ini<br />
dan setiap kami datang ada satu<br />
senyum bahagia diwajah mereka.<br />
Khususnya masyarakat didesa ini bukan<br />
saja dalam hal menerima kami yang<br />
sudah biasa dengan anak mereka tetapi<br />
menerima teman-teman kami yang<br />
kami bawa kedesa seperti temanteman<br />
misionari lain dan juga teman<br />
dari nusa dua dan teman dari gereja<br />
pentakosta yang kami ajak juga kesana<br />
mereka menerima seperti halnya tamu<br />
terhormat buat mereka, begitu juga<br />
dengan anak-anak dekat dan mau kenalan<br />
secara wajar dengan tamu-tamu<br />
yang kami bawa bergantian ke Desa<br />
Sumita ini.<br />
Karena keseriusan dan kemauan yang<br />
tinggi dari orang tua sehingga pada<br />
setiap bulan kami adakan pertemuan<br />
rutin jika tidak ada acara adat dengan<br />
orang tua murid dimana bertujuan agar<br />
mereka sebagai orang tua mengetahui<br />
sejauh mana kemampuan anak-anak<br />
mereka dan apa yang perlu dibina.<br />
Pada pertemuan orang tua bulan lalu<br />
sempat diberikan seminar pendidikan<br />
oleh Pdt. Kabanga mereka sangat bergembira.<br />
Oleh karena kedekatan yang<br />
sudah dijalin jadi setiap kami selesai<br />
mengajar kami mempunyai kesempatan<br />
2-3 berkunjung dan bercerita<br />
dengan orang tua mereka dan kami<br />
ikut melakukan kesibukan apa saja<br />
yang mereka lakukan. Disinilah kami<br />
mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi<br />
dengan masing-masing keluarga.<br />
Metode lain yang kami lakukan<br />
jika anak murid kami tidak datang kami<br />
pergi dan lawat dan doakan. Jika membutuhkan<br />
obat panas kami mencari ke<br />
Apotik dan apa saja kebutuhan mereka<br />
yang dapat kami jangkau dengan kantong<br />
kami, kami berusaha penuhi.<br />
Contohnya membutuhkan salap kudis,<br />
gatal-gatal pusing dll, kami membantu<br />
semampu kami.<br />
Hasilnya saat kami sudah mau pulang<br />
masyarakat di Desa Sumita khususnya<br />
anak-anak didik membuat jadwal untuk<br />
tidur dirumah mereka dan juga<br />
makan disana walaupun kamar yang<br />
ada hanya dua tapi mereka mau tidur<br />
ramai-ramai dengan kami sebab waktu<br />
sudah tidak sempat jika kami tidur<br />
ketempat masing-masing anak mereka<br />
buat jadwal agar siapa yang dekat boleh<br />
tidur bergabung dirumah yang sudah<br />
disiapkan buat kami. Bahkan<br />
masyarakat menyarankan jika ada<br />
pengganti kami tinggal saja desa<br />
mereka dan sekretaris desa setempat<br />
menawarkan rumahnya. Itu semua<br />
adalah satu mujizat walaupun kami<br />
berbeda bahasa, berbeda adat dan<br />
Agama tapi tidak segan-segan menerima<br />
kami tanpa satu pertanyaanpun.<br />
Lebih prihatin lagi disana masyarakat<br />
sudah sangat terbuka dengan kami,<br />
dari kehidupan dan masalah-masalah<br />
yang ada ditengah masyarakat sampai<br />
masalah rahasiapun mereka meminta<br />
solusi pada kami. Bukan saja dari<br />
masyarakat biasa disana ada keluarga<br />
militer. Setiap sakit bagi masyarakat<br />
<strong>Bali</strong> paling bangga kedukun, tapi saat<br />
ini sejak kenal kami setiap keluarga ini<br />
sakit mereka menanggil kami walaupun<br />
mereka sudah kedukun, dokter dll kami<br />
harus datang melihat , biasanya jika<br />
kami datang kami memberikan theraphy<br />
kadang therapy uap atau refleksi.<br />
Sejauh inilah pelayanan kami di Desa<br />
Page 9