04.02.2013 Views

x - Acehbooks.org

x - Acehbooks.org

x - Acehbooks.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ab tersebut. ) Di bagian ini pengarang, Abdurra'uf yang baru disebut di<br />

atas, memperkenalkan diri kepada para pembaca dan menyertakan catatan<br />

singkat tentang hidupnya sebagai ahli ilmu pengetahuan, dilengkapi<br />

dengan silsilah (penduduk pribumi menyebutnya salasilah) atau garis<br />

keturunan spiritual, guna mengukuhkan asal-muasal mulia dan nilai tinggi<br />

ajarannya. Menurut bab penutup ini, Abdurra'uf lama belajar di Medina,<br />

Mekah, Jedah, Mokha, Zebid, Betal-faqih, dan tempat lainnya. Ia menyebut<br />

tidak kurang dari 15 guru yang pernah mengajarnya, 27 tokoh<br />

agama yang dikenalnya, dan 15 tokoh mistik kenamaan yang pernah<br />

bergaul dengannya.<br />

Ahmad Qushashi<br />

Lebih daripada yang lain-lain, ia menaruh hormat dan pujian kepada<br />

guru mistik Syeh Ahmad Qushashi di Medinah. Ia menyebut Qushashi<br />

sebagai pemandu spiritualnya dan gurunya di jalan Allah, dan menuturkan<br />

betapa setelah kematian Qushashi, Abdurra'uf memperoleh ijin dari<br />

Molla Ibrahim, pengganti Qushashi, untuk mendirikan sekolah sendiri.<br />

Demikianlah, setelah tahun 1661 Abdurra'uf mengajar di Aceh dan memperoleh<br />

banyak pengikut sehingga setelah ia meninggal kuburannya dianggap<br />

paling keramat di wilayah itu sampai kuburan seorang sayyid<br />

bernama Teungku Anjong agak memudarkan reputasinya setelah tahun<br />

1782.<br />

Kita lihat di depan (dalam catatan kaki) bahwa mistisisme Ahamad<br />

Qushashi disebarkan di bumi Nusantara Hindia Belanda oleh sejumlah be-<br />

1) Di antara manuskrip Melayu yang saya kumpulkan di Aceh, terdapat suatu<br />

ringkasan Umdat al-muhtajin oleh penulisnya sendiri yang diberi judul Kifayat<br />

al-muhtajin, dan juga suatu uraian pendek yang membantah dogma ketahyulan<br />

(heretikal) tertentu tentang apa yang dilihat dan dialami seseorang menjelang<br />

kematian. Untuk mendukung ajarannya, penulis menunjuk sebuah karya Molla<br />

' Ibrahim (pengganti Ahmad Qushashi) di Medinah; karya tersebut saya miliki<br />

terjemahannya dalam Bahasa Melayu tetapi penterjemah tidak mencantumkan<br />

namanya.<br />

Sebuah karya besar lainnya dari Abdurra'uf adalah terjemahan tafsir<br />

Al-Quian tulisan Baidhawi dalam Bahasa Melayu, yang diterbitkan tahun 1302<br />

H di Konstantinopel dalam dua jilid.yang bagus. Dalam halaman sampul Sultan<br />

Abdulhamid disebut "Raja seluruh pengikut Muhammad!" Dari karya ini antara<br />

lain kita mendapat kesan bahwa pendidikan pemuka agama kita bukannya<br />

tanpa kelemahan; sebagai contoh, terjemahannya atas Bab 33 ayat ke-20 dari<br />

Al-Quran cukup jauh dari kebenaran.<br />

17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!