04.02.2013 Views

x - Acehbooks.org

x - Acehbooks.org

x - Acehbooks.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

para pemuda kampung itu seuagai akibat bernaung di bawah satu atap,<br />

juga dipandang sebagai faktor minus bagi pelajar mereka. Oleh sebab<br />

itu atas permohonan guru, dulu itu ada kebiasaan mendirikan bangunan-bangunan<br />

sederhana yang disebut rangkang, menyerupai pondok<br />

pelajar di pesantren Jawa.<br />

Rangkang<br />

Rangkang dibangun dalam bentuk rumah kediaman, tetapi lebih<br />

sederhana; bukannya tiga lantai yang berbeda-beda tingginya melainkan<br />

satu saja yang sama tinggi di seluruh bagian; di kiri-kanan, gang-tengah<br />

terdapat kamar-kamar berukuran kecil, masing-masing berfungsi sebagai<br />

kediaman bagi satu sampai tiga orang murib.<br />

Kadang-kadang ada pemeluk taat yang mengubah rumah kediaman<br />

yang tak dipakai lagi menjadi wakaf (Arab: waqf; Aceh: wakeueh untuk<br />

keperluan para pelajar. Kemudian rumah tersebut diserahkan pada kekuasaan<br />

guru dan diatur sejauh mungkin agar menyerupai rangkang.<br />

Di Jawa, tiap pondok pesantren mempunyai lurah (Sunda: kokolot)<br />

yang menjaga ketertiban dan memberlakukan ketentuan-ketentuan tentang<br />

kebe r sihan, dan membantu teman para siswa dalam pelajaran. Di Aceh,<br />

Teungku rangkang adalah asisten guru merangkap pimpinan pelajar yang<br />

tinggal di rangkang. Ia memberikan penjelasan ulang/tambahan atas halhal<br />

yang belum cukup jelas diterangkan guree. Para siswa sering memerlukan<br />

waktu bertahun-tahun untuk menguasai cabang-cabang ilmu penunjang,<br />

khususnya tata bahasa. Dalam hal ini Teungku rangkang dapat<br />

membantu para pelajar memperoleh ilmu praktis yang dibutuhkan dengan<br />

memberi tuntunan mempelajari buku-buku ilmu pikah dan usuy berbahasa<br />

Melayu seperti Masailah, Bidayah, dan Sirat al-mustaqin 1 ).<br />

Adanya pimpinan pondok atau rangkang ini dan kebiasaan di kalangan<br />

pelajar pribumi yang selalu saling mengajari, mampu mengatasi kekurang-efisienan<br />

sistem pendidikan ini, karena para guru tidak mau bersusah<br />

payah menyempurnakan metode pengajaran, dan banyak di antara<br />

para guru sangat kurang kemampuan mendidiknya dalam semua bentuk<br />

pengajaran.<br />

Metode pengajaran<br />

Para ulama biasanya menyampaikan pengajaran kepada para siswa<br />

melalui salah satu dari dua cara berikut ini. Yang pertama, satu demi<br />

satu pelajar mendatangi guru dengan membawa satu buku yang sedang<br />

31

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!