24.08.2015 Views

sistem pembuktian dalam penanganan perkara ... - Fakultas Hukum

sistem pembuktian dalam penanganan perkara ... - Fakultas Hukum

sistem pembuktian dalam penanganan perkara ... - Fakultas Hukum

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

492 Jurnal Dinamika <strong>Hukum</strong>Vol. 11 No. 3 September 2011melampaui kewenangannya <strong>dalam</strong> menanganisengketa Pemilu Kepala Daerah sebagaimanadiatur <strong>dalam</strong> UU No. 32 tahun 2004 yang telahdiubah dengan UU No. 12 tahun 2008 tentangPemerintahan Daerah. Sebelumnya di berbagaidaerah lain juga mengalami hal yang sama, diMaluku Utara misalnya, penyelenggaraan pemilihanKepala Daerah telah menimbulkan kekacauandan berakhir dengan menyisakan sejumlahpermasalahan. Bahkan, pihak KPUDMaluku Utara dipandang tidak mampu melaksanakanpemilihan Kepala Daerah sesuai denganaturan yang berlaku. Hasil penghitungansuara yang diperoleh masing-masing calon kepaladaerah menimbulkan kontroversi. Akibatnya,KPU Pusat mengambil alih peran untukmelakukan penghitungan ulang.Intervensi KPU Pusat berupa pengambilalihan kewenangan berawal dari keteranganKPU Provinsi Maluku Utara dengan KPUD Kabupaten/KotaMalut terkait kesimpangsiuranpenandatanganan dua dokumen. Ada dua dokumensertifikat perhitungan suara yang sama,tetapi dengan angka perhitungan yang berbeda.Hal ini nampak aneh karena sudah jelasangkanya berbeda tetapi penandatanganannyasama. Buah intervensi tersebut menghasilkanpenetapan hasil pemilihan kepala daerah MalukuUtara oleh KPU Pusat dan membatalkanpenetapan KPUD Provinsi Maluku Utara. 9KPU Pusat <strong>dalam</strong> soal pengambilalihan,menggunakan Pasal 122 ayat (3) UU No 22 Tahun2007 yang menyebutkan bahwa apabilaterjadi hal-hal yang mengakibatkan KPU Provinsiatau KPU Kabupaten/Kota tidak dapatmenjalankan tugasnya, tahapan penyelenggaraanPemilu untuk sementara dilaksanakanoleh KPU setingkat di atasnya. Persoalannya,KPU Provinsi Maluku Utara berhasil menjalankantugasnya, bahkan sudah mengumumkanpemenang Pilkada. Jadi, tidak ada kriteriayang membuktikan bahwa KPU Provinsi MalukuUtara tidak dapat menjalankan tugasnya, karenatelah dibuktikan dengan selesainya semuatahapan Pilkada sampai dikeluarkannya KeputusanKPU Provinsi Maluku Utara No. 20/Kep/9Koran Sindo, 23 November 2007PGWG/2007 pada tanggal 16 November 2007,KPUD Malut yang telah menetapkan pasanganThaib-Abdul sebagai pemenang pilkada GubernurMalut.Pasal 122 ayat (3) di atas sebenarnyamemberikan celah kepada KPU Pusat untukmengambil alih tugas KPU Provinsi dan KPUKabupaten. Tetapi, pengaturannya tidak jelas.Tidak dijelaskan secara rinci <strong>dalam</strong> kondisi danalasan apa KPU Pusat dapat mengambil alihtugas KPUD tersebut. Apakah dapat dibenarkanapabila KPU Pusat bersandar pada Pasal122 ayat (3) untuk mengambil alih kewenanganKPUD dan melakukan rekapitulasi suarapemilihan Gubernur/Wakil Gubernur denganalasan rapat pleno KPUD Maluku Utara beberapakali mengalami jalan buntu. Jelas bahwa<strong>dalam</strong> persoalan ini KPU Pusat bertindak atasdasar pertimbangan dan penafsiran sendiri sebabtidak ada satu pasal pun <strong>dalam</strong> UU No 32Tahun 2004, PP No 6 Tahun 2007 dan UU No 22tahun 2007 yang memberikan kewenangan kepadaKPU Pusat untuk mengadakan rekapitulasiulang, apalagi menetapkan pasangan calonterpilih Gubernur/Wakil Gubernur.Kasus sengketa pilkada yang lain terjadidi Sulawesi Selatan. Sengketa yang berujungpada putusan MA tersebut diputuskan untukdilakukan pemungutan suara ulang di daerahpemilihan Kabupaten Gowa, Bone, Bantaengdan Tana Toraja. MA menengarai telah terjadipenggelembungan suara di beberapa daerahtersebut. Namun, putusan PK dari MA menyatakanhakim keliru menerapkan hukum <strong>dalam</strong>sengketa pilkada Sulsel. Disebutkan, yang berwenanguntuk memutuskan dilakukan perhitungansuara dan pemungutan ulang adalah panitiapemilih kecamatan (PPK), penggelembunganjumlah daftar pemilih tetap pada hakikatnyamenjadi wewenang Panitia PengawasPemilihan untuk menanganinya. MA memutuskanmenolak keberatan yang disampaikan pasangancalon gubernur Amin Syam dan calonwakil gubernur Mansyur Ramly. Putusan yangdikeluarkan melalui rapat permusyawaratanMA itu dipimpin langsung Ketua MA, Bagir Manan,tertanggal 18 Maret 2008. Dengan demikian,pasangan pemenang Pilkada Sulsel ditetap-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!