24.08.2015 Views

sistem pembuktian dalam penanganan perkara ... - Fakultas Hukum

sistem pembuktian dalam penanganan perkara ... - Fakultas Hukum

sistem pembuktian dalam penanganan perkara ... - Fakultas Hukum

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sistem Pembuktian <strong>dalam</strong> Penanganan Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum … 493kan kepada Syahrul Yasin Limpo dan Agus ArifinNu'mang (Sayang) yang terpilih pada November2007. 10Berbeda dengan sengketa pilkada Depok.Awal konflik pilkada Depok ketika salah satupasangan dari lima pasangan, yaitu BadrulKamal-Syihabuddin Ahmad mengajukan keberatanke Pengadilan Tinggi Jawa Barat pada 11Juli 2005 dengan menggugat KPU Kota Depok.Alasannya, terdapat kesalahan perhitungansuara sehingga pasangan itu dirugikan. Sebelumnya,KPU Depok mengumumkan hasil perhitungansuara pilkada 2005. Pasangan NurMahmudi Isma’il-Yuyun Wirasaputra meraih232.610 suara atau 43,90 persen, disusul pasanganBadrul Kamal-Syihabuddin Ahmad 206.781 suara (39,03 persen), Yus Ruswandi-SoetadiDipowongso 34.096 (6,44 persen), AbdulWahab Abidin-Ilham Wijaya 32.481 suara (6,13persen) dan Harun Heryana-Farkhan 23.850(4,5 persen). 11Pada 4 Agustus 2005, Pengadilan TinggiJawa Barat mengeluarkan putusan No 01/Pilkada/2005/PTBandung yang mengabulkanpermohonan dari pemohon dan menyatakanbatal hasil perhitungan suara 6 Juli 2005 sertamenetapkan jumlah perhitungan suara yangbenar, yaitu suara Badrul Kamal-SihabuddinAhmad menjadi 269.551, sedangan suara NurMahmudi Isma’il turun menjadi 204.828. Keputusaninipun menganulir kemenangan pasanganNur Mahmudi-Yuyun W dan memenangkan pasanganBadrul Kamal-Syihabuddin.Atas putusan PT Jabar tersebut, KPU Depokmenolak dan mengajukan memori PeninjauanKembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA)pada 16 Agustus 2005. Pada 8 September 2005MA mengumumkan pembentukan Majelis PK<strong>perkara</strong> sengketa Pilkada Depok dan menetapkanlima hakim agung. MA akhirnya memutuskanmengabulkan permohonan PK dari KPUDepok, membatalkan putusan PT Jabar di Bandungtanggal 4 Agustus 2005, dan menolak keberatandari permohonan Badrul Kamal-Syihabuddinihwal pilkada Depok. Dengan putusanMA ini berarti Nur Mahmudi Isma’il-Yuyun Wi-10 Koran Jawa Pos, 19 Maret 200811 Kompas Cibermedia 26 juli 2006rasaputra sah dan punya kekuatan hukum yangtetap sebagai Walikota dan Wakil Walikota Depok.Pada 3 Januari 2006, pasangan Badrul Kamalmengajukan permohonan keberatan atasputusan MA ke Mahmakah Konstutusi (MK).Oleh MK, sengketa (pilkada) ini merupakanwewenang MA.UU No 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah menyatakan bahwa penyelesaiansengketa pilkada diserahkan melalui proseshukum di Mahkamah Agung di satu sisi. Sementara,di sisi lain putusan sengketa pemilihankepala daerah oleh Mahkamah Agung di beberapadaerah menuai kontroversi. Sebagai contoh,putusan sengketa Pilkada Sulawesi Selatan(Sulsel), Maluku Utara (Malut) dan pilkadaDepok yang berbuntut kontroversi tersebutmenunjukkan ketidakjelasan putusan hukumyang di-keluarkan oleh Mahkamah Agung (MA).Padahal putusan itu seharusnya mencerminkanpenye-lesaian terakhir sengketa pilkada.Harapan adanya putusan hukum yangmengikat dan bisa dihormati semua pihak yangbersengketa nampaknya sulit dicapai. PutusanMahkamah Agung yang memerintahkan dilakukannyapilkada ulang atau perhitungan ulanghasilnya digugat lagi. Tentu saja persoalanakan bertambah runyam. Hal ini mengingatprosedur beracara di Mahkamah Agung berjenjangdan putusan yang diambil masih memungkinkandilakukan upaya hukum yang lain.Wajar apabila banyak orang yang menggugatputusan MA. Hal ini yang menyebabkan tingkatkepercayaan publik terhadap MA agak rendah,dan banyak pihak yang berkeinginan agar penyelesaiansengketa pilkada dialihkan kepadaMahkamah Konstitusi sebagaimana sengketahasil pemilihan umum lainnya. Agar putusanpenyelesaian <strong>perkara</strong> pemilihan umum kepaladaerah tersebut cepat terselesaikan denganputusan yang berfinal dan mengikat. Sifat putusanMahkamah Konstitusi yang final diartikanbahwa tidak ada upaya hukum lain lagi, olehkarenanya putusan tersebut telah memiliki kekuatanmengikat secara umum dimana semuapihak harus tunduk dan taat melaksanakan putusantersebut, walaupun ada pihak‐pihak tertentuyang merasa keadilannya terganggu. Pu-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!