29.09.2015 Views

SANITASI Industri pengawetan makanan didasarkan pada kontrol ...

SANITASI Industri pengawetan makanan didasarkan pada kontrol ...

SANITASI Industri pengawetan makanan didasarkan pada kontrol ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

<strong>Industri</strong> <strong>pengawetan</strong> <strong>makanan</strong> <strong>didasarkan</strong> <strong>pada</strong> <strong>kontrol</strong><br />

terhadap bakteri. Proses berikut ini mengontrol<br />

perkembangan mikrobial dan mengawetkan <strong>makanan</strong>:<br />

Salting, Pickling, Smoking, Drying, Curing, Chilling, dan<br />

Freezing.<br />

Setiap orang dalam industri <strong>makanan</strong> harus mengenal istilah<br />

dan aspek dasar bakteriologi, bukan sebagai ahli mengenai<br />

bakteri, tetapi sebagai pengelola <strong>makanan</strong> professional.<br />

BACTERIOLOGI DASAR :<br />

SIFAT-SIFAT BAKTERI<br />

UKURAN BAKTERI<br />

SUHU YANG DISUKAI<br />

BAKTERI<br />

Mikroorganisme ada dimana-mana – didalam dan diluar.<br />

Istilah "mikroorganisme" termasuk bakteri, yeast, mold,<br />

virus, protozoa, dsb. Tetapi, kita hanya akan membahas<br />

bakteri, yeast, dan mold, dan lebih ditekankan <strong>pada</strong> bakteri<br />

Salah satu sifat paling penting dari bakteri adalah ukurannya,<br />

yang diukur dalam mikrometer (1/25,000 dari satu inch.)<br />

Dapat kita ilustrasikan bahwa satu milyar bakteri akan<br />

menempati ruang satu inci kubik dan 400 juta baketri akan<br />

menempati satu butir gula pasir.<br />

Terdapat tiga klasisikasi kelompok umum bakteri menurut<br />

suhu yang sesuai untuk perkembangannya. Kelompok yang<br />

berkembang <strong>pada</strong> suhu tinggi sekitar 130-140°F. Bahkan<br />

beberapa bakteri dari kelompok ini masih dapat berkembang<br />

<strong>pada</strong> suhu setinggi 185°F. Kelompok bakteri menengah<br />

adalah yang ada dalam tubuh manusia. Berkembang dengan<br />

baik <strong>pada</strong> suhu 86-100°F, tetapi juga dapat berkembang <strong>pada</strong><br />

suhu 60-110°F. Kelompok ketiga adalah yang berkembang<br />

<strong>pada</strong> suhu 32°F atau lebih rendah.<br />

LINGKUNGAN YANG NYAMAN<br />

BAGI BAKTERI<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

Sebagian besar bakteri tentunya membutuhkan udara untuk<br />

berkembang, tetapi ada beberapa yang berkembang bila tidak<br />

ada udara. Salah satu bakteri mematikan <strong>pada</strong> industri<br />

<strong>makanan</strong> yang ada dikelompok ini adalah, Clostridium<br />

botulinum, yang menyebabkan botulism. Kondsi tanpa udara<br />

terdapat <strong>pada</strong> tumpukan seafood yang banyak, bahan daging<br />

HAL:<br />

1 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

atau sayuran, dibagian dasar panci perebusan, di di area<br />

lainnya yang tidak ada kontak dengan udara.<br />

Beberapa bakteri, ketika lingkungannya tidak bisa ditoleransi<br />

– terlalu panas atau dingin, tidak cukup udara atau udara yang<br />

banyak, atau tidak cukup <strong>makanan</strong> – akan membentuk spora<br />

"cocoon-like" dan bertahan sampai kondisi kembali sesuai.<br />

Dalam keadaan berbentuk spora, bakteri sangat tahan<br />

terhadap panas dan bahan sanitasi. Spora Clostridium<br />

botulinum dapat bertahan selama enam jam dalam air<br />

mendidih.<br />

APA YANG DIMAKAN<br />

BAKTERI<br />

BAGAIMANA BAKTERI<br />

BEREPRODUKSI<br />

Makanan bakteri sangat sederhana, yaitu – daging, produk<br />

masak atau mentah, atau sayuran dan buah. Beberapa bakteri<br />

dapat hidup dan berkembang di tanah. Beberapa dapat hidup<br />

dan berkembang di pipa yang berkarat, saluran udara,<br />

saringan pembuangan air, sapu, garam, cuka, dsb. Bakteri<br />

dapat berkembang <strong>pada</strong> kayu yang lapuk, lelehan air <strong>pada</strong><br />

alat pendingin, secuil daging yang menempel di dinding,<br />

remah sayuran yang jatuh ke dasar rak display, baju yang<br />

kotor, dsb<br />

Pada kondisi ideal, bakteri dapat berlipat ganda jumlahnya<br />

setiap 15 s.d 20 menit. Contohnya, bila terjadi setiap 15v<br />

menit. Jika kita mulai <strong>pada</strong> jam 9:00 a.m. dengan satu bakteri,<br />

<strong>pada</strong> jam 9:15 akan menjadi dua. Pada jam 9:30 akan<br />

menjadi empat; <strong>pada</strong> jam 9:45 akan menjadi delapan; <strong>pada</strong><br />

jam 10:00 akan menjadi 16 bakteri; <strong>pada</strong> jam 11:00, atau dua<br />

jam kemudian, akan terdapat 256 bakteri; <strong>pada</strong> jam 12:00<br />

akan terdapat 4,096, dan <strong>pada</strong> jam 1:00 akan terdapat 65,000<br />

bakteri!<br />

Ingat betapa kecilnya bakteri ini? Anda dengan mudah dapat<br />

memindahkan 1,000 bakteri <strong>pada</strong> sepotong seafood dari<br />

jempol anda. Jadi bila kita mulai dengan jumlah 1,000 maka<br />

setelah empat jam, akan terdapat 65,000,000 bakteri.<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

HAL:<br />

2 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

Angka perkembangan yang luar biasa ini bukan teori tetapi<br />

kenyataan yang terjadi <strong>pada</strong> produk anda di toko saat ini, jika<br />

mereka terkontaminasi dan kemudian tidak ditangani dengan<br />

tepat <strong>pada</strong> suhu yang salah. Berjuta-juta bakteri sedang<br />

berkembang dan merusak produk yang anda jual!<br />

BAGAIMANA BAKTERI<br />

BERPINDAH<br />

TIPE-TIPE BAKTERI<br />

BAKTERI YANG<br />

MERACUNI MAKANAN<br />

SALMONELLA<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

Jika anda memindahkan bakteri ke lingkungan yang baru –<br />

contohnya dari ibu jari anda ke atas satu produk – bakteri<br />

akan beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut sebelum<br />

mulai berkembang dengan cepat. Keadaan ini disebut sebagai<br />

lag phase dari perkembangan bakteri. Berlangsung dalam<br />

variasi waktu antara 1-1/2 jam s.d 18 jam, atau berhari-hari<br />

<strong>pada</strong> kondisi tertentu. Di industri <strong>makanan</strong> kita memakai<br />

empat jam sebagai rata-rata lag phase bakteri. Fase empat<br />

jam ini sangat penting bagi anda.<br />

Bakteri tidak dapat berpindah jauh dengan sendirinya, tetapi<br />

dapat berpindah dengan mudah melalui - batuk, bersin, tikus,<br />

kecoa, lalat, kuku, pakaian, remah, atau kontak langsung –<br />

dari satu tempat ke tempat yang lain, dan dari <strong>makanan</strong> ke<br />

<strong>makanan</strong>.<br />

Terdapat ribuan jenis bakteri, tetapi yang penting untuk<br />

diperhatikan oleh pengelola <strong>makanan</strong> dapat dibagi dalam dua<br />

kategori umum: bakteri yang meracuni <strong>makanan</strong> dan<br />

bakteri yang merusak <strong>makanan</strong>.<br />

Ini adalah kelompok bakteri yang menginfeksi tubuh manusia<br />

dalam saluran pencernaan dan makhluk berdarah panas<br />

seperti ternak, domba, anjing, kucing, burung, kuda, tikus,<br />

dsb. Bakteri ini adalah penyebab utama demam typhoid dan<br />

masuk ke dalam tubuh manusia melalui <strong>makanan</strong> atau air dan<br />

berkembang di situ sehingga menyebabkan penyakit.<br />

Salmonella dapat mengakibatkan kematian <strong>pada</strong> anak-anak,<br />

lanjut usia, atau orang yang dalam keadaan lemah. Karena<br />

HAL:<br />

3 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

organisme ini harus berkembang dalam tubuh kemudian<br />

menyebabkan penyakit, sangat memungkinkan satu saja<br />

salmonella dalam <strong>makanan</strong> dapat menyebabkan penyakit ini.<br />

Salmonella juga dapat hidup dalam tubuh manusia atau<br />

hewan dalam jangka waktu yang lama tanpa gejala apapun.<br />

Sumber Salmonella dalam <strong>makanan</strong> adalah secara langsung<br />

atau tidak langsung mengkontaminasi <strong>makanan</strong> berasal dari<br />

kotoran, feces.<br />

Larutan sanitasi, seperti klorin, dengan mudah dapat<br />

membunuh salmonella. Mereka juga mati <strong>pada</strong> suhu 161°F<br />

selama 16 detik, atau <strong>pada</strong> suhu 145°F selama 30 menit.<br />

Sumber utama kontaminasi dalam produk <strong>makanan</strong> di toko<br />

anda adalah:<br />

personil yang tidak mencuci tangan.<br />

Produk daging mentah pork, beef, lamb, veal,<br />

dsb., yang telah terkontaminasi dengan<br />

kotorannya saat penyembelihan.<br />

Semua produk poultry mentah.<br />

Alas kaki yang tidak bersih.<br />

Tikus dan serangga.<br />

Kotoran burung.<br />

Wadah yang tidak bersih.<br />

Kontaminasi Salmonella selalu dapat terjadi <strong>pada</strong> semua<br />

jenis produk mentah. Anda harus berhati-hati dan<br />

meminimalkan bahaya ini walaupun anda tidak mungkin bisa<br />

menghindarinya.<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

Bakteri ini sering menyebabkan infeksi <strong>pada</strong> luka, jerawat,<br />

dan tenggorokan. Umumnya terdapat <strong>pada</strong> kulit manusia.<br />

Juga merupakan penyebab keracunan <strong>makanan</strong> yang<br />

seringkali kita baca di koran atau majalah dimana orangorang<br />

keracunan setelah makan <strong>pada</strong> satu pesta. Anda<br />

mungkin pernah mengalami gejala "two-bucket" yang tidak<br />

HAL:<br />

4 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

STAPHYLOCOCCUS<br />

menyenangkan setelah makan <strong>makanan</strong> tertentu.<br />

Ketika staphylococci berkembang <strong>pada</strong> <strong>makanan</strong>, khususnya<br />

<strong>makanan</strong> masak, mereka memproduksi racun. Anda dapat<br />

memanaskan atau memasak <strong>makanan</strong> untuk membunuh<br />

staphylococci, tapi racun akan tetap tinggal dan menyebabkan<br />

keracunan setelah memakannya.<br />

Staphylococci dapat berkembang dalam jumlah banyak tanpa<br />

menghasilkan perubahan warna, bau, atau rasa.<br />

Staphylococci tidak dapat bersaing dengan organisme yang<br />

biasanya ditemukan <strong>pada</strong> produk segar. Perkembangan<br />

organisme perusak berlangsung saat the staphyl-ococci<br />

berada <strong>pada</strong> fase lag. Oleh karena itu, keracuanan <strong>makanan</strong><br />

biasanya terjadi ketika makan masak siap dimakan (bakteri<br />

perusak telha mati) terkontaminasi dengan staphylococci dan<br />

disimpan <strong>pada</strong> suhu antara 41°F dan 140°F.<br />

Kembali, organisme ini mudah dibasmi dengan sanitasi dan<br />

panas. Sumber utama kontaminasi di toko anda adalah:<br />

Personil yang tidak mencuci tangan.<br />

Infeksi <strong>pada</strong> luka, jerawat dan saluran<br />

pernapasan personil<br />

Produk mentah poultry.<br />

CLOSTRIDIUM BOTULINUM<br />

Bakteri ini menyebabkan penyakit botulism yang mematikan.<br />

Mikroorganisme ini, seperti staphylococci, memproduksi<br />

racun selama perkembangannya. Akan tetapi terdapat<br />

beberapa perbedaan yang vital.<br />

Tidak seperti staphylococci, Clostridium botulinum sulit<br />

dibasmi. Bakteri ini membentuk spora yang tidak dapat<br />

dimasmi dengan sanitiser yang paling kuat yang diijinkan<br />

penggunaannya di industri <strong>makanan</strong>. Panas juga tidak dapat<br />

membasminya.<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

HAL:<br />

5 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

Tetapi, dengan merebus selama 15 menit, akan mudah<br />

menghancurkan racun yang dihasilkannya. Hal ini<br />

berlawanan dengan racun yang dihasilkan staphylococci<br />

yang sulit dihancurkan dengan panas. Racun tersebut tidak<br />

menimbulkan gejala sakit perut, tetapi menyerang sistem<br />

saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.<br />

Clostridium botulinum terdapat di tanah. Menghindari<br />

kontaminasi produk dengan tanah sangat membantu. Ikan<br />

adalah sumber utama organisme ini; oleh karena itu tidak<br />

boleh digabung pengelolaannya dengan daging. Tanah dari<br />

perkebunan sayuran dan buah juga merupakan sumber<br />

potensial lainnya sehingga harus dihindari, khususnya di area<br />

delicatessen.<br />

Salah satu hal terburuk dari organisme botulism ini adalah dia<br />

hanya dapat berkembang <strong>pada</strong> tempat yang tidak ada udara,<br />

seperti di bawah wastafel yang tidak bersih, dalam tumpukan<br />

daging yang banyak, di dasar pot pengukusan, dikemasan<br />

vakum seafood yang tidak disimpan dengan tepat, dsb.<br />

CLOSTRIDIUM PERFRINGENS<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

Bakteri ini membentuk spora yang tahan panas, berkembang<br />

<strong>pada</strong> suhu antara 44°F dan 124°F, dan akan berlipat ganda<br />

jumlahnya setiap 18 s.d 30 menit. Bakteri ini menghasilkan<br />

racun yang mengakibatakan penyakit seperti staphylococci.<br />

Clostridium perfringens adalah masalah besar bagi area<br />

delicatessen di toko. Spora yang tahan panas tidak dapat<br />

dimusnahkan dengan memasak dan akan berkembang dalam<br />

jumlah yang banyak jika suhu turun dibawah 126°F. Lebih<br />

penting lagi, jika telah terjadi kontaminasi <strong>makanan</strong> yang<br />

dingin dan kemudian dipanaskan kembali, pemanasan ini<br />

akan merangsang perkembangan spora dengan cepat.<br />

Organisme ini tersebar luas di alam dan tidak mungkin<br />

dihindari dari toko anda. Sumber utama kontaminasi <strong>pada</strong><br />

HAL:<br />

6 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

VIBRIO<br />

PARAHAEMOLYTICUS<br />

BAKTERI PERUSAK<br />

MAKANAN<br />

PSEUDOMONADS<br />

produk delicatessen anda adalah:<br />

Tanah dari departemen produce.<br />

Daging segar, poultry dan ikan.<br />

Bumbu-bumbu.<br />

Tangan yang tidak dicuci.<br />

Pakaian karyawan yang tidak.<br />

Bakteri laut ini banyak ditemukan <strong>pada</strong> seafood mentah dan<br />

penyebab utama “keracunan <strong>makanan</strong>” akibat memakan<br />

seafood yang terkontaminasi. Vibrio parahaemolyticus<br />

dapat berkembang dengan cepat <strong>pada</strong> seafood dan dapat<br />

berkembang melebihi bakteri perusak. Kejadian keracunan<br />

<strong>makanan</strong> terjadi saat seafood yang sudah masak<br />

terkontaminasi dengan produk seafood mentah. Mudah<br />

dibasmi dengan pemanasan dan berkembang sangat pelan<br />

<strong>pada</strong> suhu rendah..<br />

Bakteri perusak <strong>makanan</strong> yang dominan dan menjadi<br />

perhatian retai seafood adalah kelompok yang dikenal sebagai<br />

pseudornonad.<br />

Keluarga bakteri ini adalah penyebab utama kerusakan<br />

<strong>makanan</strong>. Mereka berada di udara, air dan tanah. Walaupun<br />

penggunaan klorin secara luas, pseudomonads umumnya<br />

terdapat <strong>pada</strong> sumber air dari perusahaan air minum.<br />

Pseudomonads bertahan dan berkembang secara aktif <strong>pada</strong><br />

suhu pendingin. Penanganan yang tidak benar mengakibatkan<br />

kontaminasi pseudomonads <strong>pada</strong> produk daging, poultry,<br />

seafood atau produce yang dijual, sehingga merusak produk<br />

dengan cepat. Karena keberadaanya yang luas dan sulit<br />

dibasmi, <strong>kontrol</strong> terhadapnya tergantung <strong>pada</strong> praktek sanitasi<br />

yang baik.<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

Jamur, mold, dan bakteri dari keluarga yang lain juga<br />

merupakan penyebab kerusakan <strong>makanan</strong>. Seperti<br />

pseudomonads, organisme ini berkebang dengan baik <strong>pada</strong><br />

HAL:<br />

7 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

suhu dingin. Bekteri perusak yang menyenangi tempat dingin<br />

– adalah yang menyebabkan bau tidak sedap – akan<br />

berkembang <strong>pada</strong> permukaan pendingin yang lembab, kayu<br />

yang lapuk dan peralatan yang tidak bersih. Organisme ini<br />

mengkontaminasi setiap produk yang masuk dalam pendingin<br />

dan memperpendek umur produk.<br />

PHOTOBACTERIUM<br />

KONTROL BAKTERI –<br />

3 ATURAN PENTING<br />

Kerugian ekonomis dari kerusakan seafood berbeda-beda di<br />

setiap toko. Kerugian ini dapat dicegah dengan praktek<br />

sanitasi yang baik yang bertujuan untuk menghilangkan<br />

semua sumber dari mikroorganisme ini.<br />

Bakteri laut ini umumnya ditemukan <strong>pada</strong> seafood mentah.<br />

Photobacterium mengeluarkan cahaya saat berkembang di<br />

laut. Seringkali menyebabkan produk seafood kelihatan<br />

bercahaya di rak display. Photo-bacterium membutuhkan<br />

garam untu berkembang dan biasanya menyebabkan<br />

kerusakan <strong>pada</strong> daging kepiting, udang, atau fillet ikan, yang<br />

telah dimasak atau dicelupkan <strong>pada</strong> larutan garam selama<br />

proses.<br />

Terdapat tiga aturan penting yang harus diikuti untuk <strong>kontrol</strong><br />

bakteri di toko retail <strong>makanan</strong>. Jika aturan ini diikuti, akan<br />

meminimalkan kerusakan produk, umur produk lebih lama<br />

dan akan memberikan hasil ekonomis dengan tidak<br />

membahayakan kesehatan orang.<br />

1. Minimalkan masuknya bakteri ke dalam<br />

toko. Menggunakan material yang bersih dan<br />

supplies dari suppliers yang bagus.<br />

Mewajibkan setiap kendaraan pengantar<br />

barang bersih, tersanitasi dan berpendingin.<br />

Menjaga personal hygiene bagi semua<br />

karyawan dan menggunakan pakaian yang<br />

bersih. Kontrol keluar masuk personil ke area<br />

sensitif.<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

HAL:<br />

8 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

2. Mencegah perkembangan bakteri yang<br />

masuk ke toko. Buatlah lingkungan toko tidak<br />

nyaman bagi bakteri. Kondisi penanganan<br />

yang baik membuat bakteri sulit berkembang<br />

biak. Simpan produk dibawah suhu 41°F atau<br />

di atas 140°F. Ingatlah bahwa ini adalah suhu<br />

minimum yang disarankan. Produk tidak boleh<br />

berada <strong>pada</strong> range suhu antara 41°F dan 140°F<br />

lebih dari empat jam.<br />

3. Hindari kontaminasi produk dri sumber<br />

bakteri di toko. Bersihkan sisa-sisa <strong>makanan</strong><br />

dan kotoran sebelum bakteri berkembang<br />

disitu, dan sanitasi untuk membasmi bakteri<br />

yang akan berkembang. Cegah masuknya<br />

tikus dan serangga kedalam toko. Jangan<br />

iarkan terjadi kontaminasi silang antara<br />

produk masak dan mentah. Mewajibkan<br />

karyawan mencuci tangan sebelum mengolah<br />

produk <strong>makanan</strong>. Kontrol kontaminasi dari<br />

sumber air dengan membersihkan dan sanitasi<br />

saringan "aerator" secara reguler. Ingatlah<br />

bakteri dapat berpindah secara langsung<br />

ataupun tidak langsung.<br />

Beberapa contoh praktek yang menyalahi aturan:<br />

Daging segar yang bersentuhan dengan tanah<br />

atau permukaan pendingin yang kotor.<br />

Produk ready-to-eat yang dipotong dengan<br />

pisau yang tidak dibersihkan dan disanitasi<br />

setelah dipakai untuk daging mentah atau<br />

poultry.<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

Produk masakan delicatessen dikerjakan di<br />

HAL:<br />

9 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

atas meja atau cutting board yang tidak<br />

dibersihkan dan disanitasi setelah dipakai<br />

untuk produk daging mentah.<br />

Produk masakan delicatessen terkontaminasi<br />

oleh tanah dari produk yang dibawa melalui<br />

area delicatessen.<br />

Personil yang mengolah produk mentah<br />

daging, ikan atau produce dan kemudian<br />

mengolah produk ready-to eat tanpa mencuci<br />

dan sanitasi tangan serta mengganti apron.<br />

Menyimpan produk ready-to-eat dengan<br />

produk mentah.<br />

Aturan di atas, terdapat dalam konsep dasar bakteriologi,<br />

harus diterapkan kedalam prosedur dan panduan yang<br />

spesifik. Penekanan saat ini adalah <strong>pada</strong> prosedur dan<br />

hubungannya dengan sumber dan rute kontaminasi. Anda<br />

harus peduli dengan operasional yang melibatkan personil,<br />

peralatan, kebersihan, praktek penanganan, dan waktu-suhu.<br />

Anda harus secara kritis mengamati detail yang tidak<br />

terpikirkan sebelumnya.<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

Melakukan sanitasi berarti mendapatkan permukaan yang<br />

bersih dengan satu proses yang efektif membasmi bakteri.<br />

Bagian penting dari definisi ini adalah permukaan yang<br />

bersih, karena sanitizer tidak akan efektif membasmi bakteri<br />

di atas permukaan yang kotor. Sayang sekali, masih banyak<br />

orang yang ada dalam program sanitasi yang masih bingung<br />

dengan sabun biasa dan pembersih dengan disinfektan dan<br />

sanitizer. Detergent membersihkan kotoran tanah dan<br />

mengeluarkan bakteri tapi tidak membasmi bakteri.<br />

Sanitizer membasmi bakteri, tetapi jika digunakan dengan<br />

benar dalam program sanitasi. Sanitizer bukan pembersih;<br />

tidak ada bubuk detergent.<br />

HAL:<br />

10 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

BAHAN PEMBERSIH DAN<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

KEGUNAAN UMUM<br />

DETERGENT<br />

Terdapat banyak bahan kimia untuk bahan pembersih dan<br />

sanitasi. Untuk menjadi yakin telah menggunakan bahan<br />

yang benar, anda harus meminta bantuan teknis dari pabrik<br />

bahan pembersih dan sanitasi yang bagus, dari<strong>pada</strong><br />

menggunakan produk yang ada di departemen grocery,<br />

dengan harga yang mungkin lebih mahal. Setiap produk<br />

pembersih dan sanitasi harus diperiksa dengan daftar yang<br />

disetujui USDA.<br />

Deterjen alkaline sedang biasa digunakan untuk<br />

mengeluarkan kotoran <strong>makanan</strong>. Bahan ini ringan dan tidak<br />

korosif, dan biasanya mengandung: sodium metasillcate,<br />

trisodium phosphate, sodium carbonate, atau tetra-sodium<br />

pyrophosphate. Bahan ini tersedia dalam bentuk bubuk.<br />

Penggunaannya luas sebagai pembersih untuk peralatan<br />

pengola <strong>makanan</strong> kemudian dilakukan sanitasi.<br />

Beberapa deterjen alkalin ini mengandung klorin ynag<br />

bertujuan mengeluarkan protein. Detergent ini bukan<br />

detergen germicidal dan sanitizer digunakan setelah proses<br />

membersihkan.<br />

Acid Detergent sedang digunakan untuk mengeluarkan<br />

alkalin dan kotoran yang keras. Detergent ini sangat korosif<br />

dan mengandung: hydroacetic, levulinic, atau gluconic acid.<br />

Penggunaan pembersih jenis ini untuk keperluan ruma tangga<br />

harus dihindari karena mengandung bahan yang tidak<br />

diijinkan pemakaiannya <strong>pada</strong> pengelolaan <strong>makanan</strong>.<br />

Acid detergent biasanya digunakan mingguan denagn cara:<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

Keluarkan kotoran tanah dengan tangan.<br />

Gunakan prosedur standard untuk kebersihan<br />

dan sanitasi.<br />

Bilas.<br />

Siram perlatan dengan acid cleaner(125-130°F)<br />

HAL:<br />

11 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

dan biarkan selama 5-15 menit.<br />

Sikat kotoran yang sudah melunak.<br />

Bilas. Kotoran yang keras membutuhkan<br />

penggunaan acid cleaner beberapa kali.<br />

BAHAN <strong>SANITASI</strong><br />

Detergent Germicidal – one-step cleaner/sanitizers tersedia<br />

di pasar komersial. Tersedia dalam berbagai jenis dengan<br />

kombinasi pembersi/sanitiser dan efektifitasnya tergantung<br />

<strong>pada</strong> peralatan yang dibersihakan.<br />

Ketika menggunakan larutan sanitasi, penting sekali untuk<br />

dilakukan pemberseihan terlebih dahulu. Efektifitas sanitasi<br />

berkurang bila permukaan kotor. Lauran sanitiser dihitung<br />

berdasarkan "parts-per-million." Larutan kimia 1 % sama<br />

dengan 10,000ppm. Jangan pernah menggunakan sanitiser<br />

melebihi jumlah yang disarankan.<br />

Chlorine sanitizer – sanitizer klorin adalah yang umum<br />

digunakan. Efektif membunuh semua bakteri, dan murah.<br />

Dalam bentuk campuran, relatif tidak beracun, tidak berbau,<br />

dan tidak meninggalkan noda, dan mudah disiapkan dan<br />

digunakan. Larutan yang umum di rumah seperti "Clorox"<br />

atau "Purex” yang mengandung 5.25% sodium hypochlorite<br />

dapat digunakan sebagai sanitasi seperti berikut:<br />

Sanitasi tangan: Cuci tangan dengan sabun,<br />

bilas, celup dan bilas dalam klorin 50pprn.<br />

Tangan tidak perlu dikeringkan. Larutan<br />

klorin iritasi terhadap beberapa orang.<br />

Peralatan dan permukaan tempat kerja:<br />

Gunakan larutan yang mengandung klorin<br />

200ppm untuk peralatan atau permukaan yang<br />

ada kontak dengan produk.<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

HAL:<br />

12 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

Perlakuan untuk jamur: Gunakan larutan ynag<br />

mengandung klorin 500ppm untuk membasmi<br />

jamur <strong>pada</strong> permukaan pendingin atau<br />

penggunanaan khusus lainnya.<br />

Untuk menyiapkan larutan sanitasi klorin 50, 200, dan<br />

500ppm dari bahan yang mengadung 5.251 sodium<br />

hypochlorite, atau cairan klorin lainnya, gunakan rumus di<br />

bawah ini.<br />

Ppm akhir<br />

Larutan klorin<br />

X<br />

Jumlah galon larutan yang disiapkan<br />

=<br />

Jumlah konsentrasi<br />

% Klorin yang tersedia dalam konsentrat sanitizer<br />

Faktor dilution<br />

sanitizer untuk ditambahkan ke air<br />

Unit<br />

Faktor Dilution<br />

Milliliters<br />

Teaspoons<br />

Tablespoons<br />

Ounces<br />

2.64<br />

13<br />

38<br />

78<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

HAL:<br />

13 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

Pints<br />

Quarts<br />

Gallons<br />

1,250<br />

2,500<br />

10,000<br />

Jumlah komersial dari larutan sodium hypochlorite yang<br />

tersedia mengandung 4 s.d 16% sodium hypochlorite. Tiga<br />

konsentrasi yang disarankan di atas dapat dibuat dari jumlah<br />

ini. Karena gampang menguap, klorin disimpan tidak lebih<br />

dari 30 hari dan disimpan dalam pendingin. Larutan 50, 200<br />

dan 500ppm tidak boleh disimpan lebih dari 4 jam.<br />

Umumnya, tidak perlu ada pembilasan dengan air jika larutan<br />

klorin yang digunakan tidak melebihi 200ppm.<br />

Quaternary ammonium – dalam bentuk campuran, tidak<br />

berbau, tidak berwarna dan tidak beracun. Stabil <strong>pada</strong> suhu<br />

tinggi. Efektif terhadap sebagian besar bakteri, tetapi lambat<br />

<strong>pada</strong> bakteri perusak seafood. Kandungan antibakterinya<br />

hilang apabila terkena garam dan menjadi netral dengan<br />

penggunaan detergent pembersih dan germicidal.<br />

Alkyldimethylbenzylammonium chloride dan dimethylethylbenzylammonium<br />

chloride adalah contoh dari quaternary<br />

amm-onium compounds. Biasanya dicampur dengan bahan<br />

kimia seperti tetra sodium pyrophosphate atau<br />

ethytenediaminetetra-acetate.<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

Quaternary ammonium memiliki efek yang lama dan dapat<br />

digunakan untuk mengontrol jamur dalam pendingin dengan<br />

kandungan 500 s.d 800ppm. Campur bahan ini sesuai dengan<br />

petunjuk dari pabrik. Walaupun tidak perlu dibilas air jika<br />

tidak melebihi 200ppm. Dapat mengakibatkan rasa yang pahit<br />

HAL:<br />

14 DARI 15


SECTION:<br />

PENANGANAN SEAFOOD DAN <strong>SANITASI</strong><br />

DOCUMENT NUMBER: 07-04-02<br />

TAB:<br />

DEPARTEMEN SEAFOOD<br />

SUBJECT:<br />

<strong>SANITASI</strong><br />

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________<br />

<strong>pada</strong> <strong>makanan</strong>.<br />

Iodine sanitizer – Iodophors adalah kombinasi iodine dan<br />

bahan solubilizing yang melepasakan iodine bebas ketika<br />

dicampur dengan air. Iodophors beraksi cepat dan efektif<br />

melawan semua bakteri. Dalam bentuk campuran, tidak<br />

meninggalkan noda, relatif tidak beracun, tidak membuat<br />

iritasi <strong>pada</strong> kulit, dan stabil. Iodophor luas digunakan dalam<br />

larutan sanitasi tangan dengan konsentrasi 25ppm.<br />

Sumber: Price, Robert J (1985) Seafood Retailing Manual, Davis, University of California.<br />

TANGGAL: 11 OKTOBER 2002<br />

©2003, IGA Institute<br />

HAL:<br />

15 DARI 15

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!