TRAGEDI MINA
20150928_MajalahDetik_200
20150928_MajalahDetik_200
- No tags were found...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
HUKUM<br />
Namanya anakanak,<br />
gimana, ya,<br />
ledek-ledek, (Ardi)<br />
bilang kalau R gendut<br />
dan Ardi (dibilang)<br />
cungkring.<br />
dua pria. Pertemuan dua keluarga―korban<br />
dan R―dilakukan di ruang tamu. Mereka berbincang<br />
serius. Ibunda R terlihat menulis sesuatu<br />
di atas selembar kertas. Kedua keluarga<br />
pun sepakat menempuh jalan damai.<br />
Ardi diduga dianiaya R setelah terlibat<br />
saling ejek de ngannya saat pelajaran<br />
menggambar di sekolah, Jumat,<br />
18 September lalu. “Diduga R<br />
memukul di bagian dada dan<br />
menendang bagian kepala<br />
hingga (korban) terjatuh,<br />
yang mengakibatkan korban<br />
mengalami luka di bagian<br />
kepala dan dada,” kata Kepala<br />
Bidang Humas Kepolisian<br />
Daerah Metro Jaya Komisaris<br />
Besar M. Iqbal.<br />
Melihat Ardi jatuh pingsan, beberapa<br />
guru membawanya ke Puskesmas<br />
Kebayoran Lama. Setiba di sana, Ardi sadar,<br />
tetapi muntah-muntah. Saat itulah Ardi sempat<br />
bercerita kepada sang ibu bahwa ia terlibat<br />
saling ledek dengan R. Setelah itu, kondisinya<br />
terus menurun. Sore hari, atas rujukan dokter<br />
puskesmas, Ardi dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati,<br />
Jakarta Selatan.<br />
Sayang, nyawanya tak tertolong. Selepas<br />
azan magrib, bocah yang bercita-cita menjadi<br />
polisi itu mengembuskan napas terakhir.<br />
Sebelum dimakamkan esok harinya, Sabtu,<br />
19 September, di Tempat Pemakaman Umum<br />
Bungur, Bintaro, Kebayoran Lama, Suliyan<br />
dan Karisa melaporkan kejadian yang mengakibatkan<br />
kematian anak mereka ke Kepolisian<br />
Resor Jakarta Selatan.<br />
Namun Karisa mengaku tidak menuntut pihak<br />
mana pun, baik sekolah maupun keluarga<br />
R. Ia menganggap kepergian putra bungsunya<br />
merupakan takdir Tuhan. “Namanya anak-anak,<br />
gimana, ya, ledek-ledek, (Ardi) bilang kalau R<br />
gendut dan Ardi (dibilang) cungkring,” ujarnya<br />
dengan mata sembap.<br />
Perempuan berusia 26 tahun itu juga menyayangkan<br />
informasi yang simpang-siur soal<br />
anaknya. Ia mengaku kecewa atas pemberitaan<br />
sejumlah media yang menulis putranya<br />
mengalami patah leher atau tewas di-“smack<br />
MAJALAH DETIK 28 SEPTEMBER - 4 OKTOBER 2015