Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Profile<br />
32<br />
susahnya cari uang walaupun bunganya<br />
sangat ringan, jauh dibawah bunga bank.<br />
Tenggang waktunya sampai 20 tahun,”<br />
jelasnya.<br />
Selain memberikan pinjaman<br />
pendidikan, Siswa Bangsa Sampoerna<br />
Foundation juga berupaya memberikan<br />
peluang pekerjaan bagi seluruh<br />
siswanya untuk memperoleh pekerjaan<br />
melalui corporate gathering yang<br />
dilakukan sebulan sekali yang tidak<br />
hanya dilakukan di Jakarta, tetapi<br />
diberbagai kota di Indonesia. Saat ini<br />
Siswa Bangsa Sampoerna Foundation<br />
telah merangkul 1.100 siswa yang<br />
berasal dari berbagai wilayah di<br />
Indonesia yang tersebar di 20 universitas<br />
di Indonesia, 7 universitas di Amerika,<br />
dan 1 universitas di Perancis.<br />
Mengelola keuangan sebuah yayasan<br />
dengan tanggungjawab 1.100 siswa<br />
dengan berbagai masalahnya diakui<br />
Dwita menjadi tantangan tersendiri. Ia<br />
juga belajar meyakinkan orang-orang<br />
untuk menerima bantuan pendidikan ini.<br />
“Tantangannya juga bagaimana<br />
caranya meyakinkan orang-orang<br />
yang menerima bantuan ini bahwa ini<br />
adalah benar-benar bantuan.Walaupun<br />
harus bayar yang sebenarnya tidak<br />
memberatkan. Karena kita berinvestasi<br />
pada kesuksesan siswa itu sendiri yang<br />
dibantu, bukan menjarat sebagai utang.<br />
Risikonya juga tinggi sekali, mana ada<br />
bank yang mau memberikan bantuan<br />
seperti ini. Nah dari sini aku tertantang.<br />
Kalau memang berhasil, kita bisa<br />
buat rekor, belum ada tandingannya,”<br />
ungkapnya.<br />
Skema seperti ini dikatakan<br />
Dwita belum banyak diketahui orang<br />
Indonesia. “Ini unik dan menarik,<br />
mungkin kalau nanti sudah ada lulusan<br />
dan sudah ada pengembalian kembali<br />
(pinjaman pendidikan) kita bisa tahu<br />
berhasil atau tidak,” katanya.<br />
Saat ini memang sudah ada<br />
pengembalian dari dua sekolah yang<br />
diakuisisi oleh Sampoerna Founation dan<br />
tingkat pengembalian dana tersebut sudah<br />
mencapai 80%.<br />
Walaupun berada dibidang sosial namun<br />
ia tetap berkonsentrasi pada bagaimana<br />
menghasilkan laba. “Saya benar-benar<br />
berasal dari dunia bisnis, terbiasa dengan<br />
orientasi keuntungan. Orientasinya memang<br />
untuk menghasilkan laba bukan sosial doang.<br />
Tidak mentolelaransi adanya korupsi bagi<br />
profesional.”<br />
Profit oriented di Sampoerna Foundation<br />
ini juga menjadi tantangan bagi Dwita, dimana<br />
ia harus mengontrol pengembalian dana<br />
tersebut melalui pendekatan-pendekatan<br />
personal yang tidak biasa dilakukannya.<br />
“Memang beberapa ada yang nakallah. Jadi<br />
mau tidak mau kita harus datengin, ngobrol<br />
sama orangtuanya, melakukan pendekatan<br />
personal, melakukan negosiasi pembayaran.<br />
Tantangan disitulah yang sebenarnya menarik<br />
minat aku untuk pindah, very challenging.<br />
Karena pertama di Indonesia aku ingin<br />
tahu, penasaran ingin belajar dan aku bisa<br />
berkembang,” tuturnya.<br />
Selain bekerja, rupanya Dwita yang<br />
ahli dibidang treasury juga aktif mengajar<br />
financial management. Hal tersebut diakui<br />
Dwita sebagai upaya agar ilmu-ilmu yang<br />
terlah diperolehnya tidak terlupakan dan<br />
terbuang sia-sia. “Aku suka ngajar, cuma<br />
ad hoc aja, supaya ilmunya tidak hilang.<br />
Kita ditantang untuk membagikan ilmu kita<br />
kepada orang lain, dan nggak semua orang<br />
bisa menyampaikan ilmu itu. Ketika bisa<br />
membahasakan sesuatu yang rumit menjadi<br />
sederhana orang akan mau mendengar,”<br />
katanya.<br />
Menjalani karier barunya di yayasan<br />
Sampoerna Foundation diakui Dwita sebagai<br />
sesuatu yang membahagiakan. “Aku pikir<br />
dengan pindah ke yayasan, selain tidak<br />
terlalu hectic seperti di bank, at the same<br />
time ada kebahagiaan tersendiri dimana kita<br />
kerja sosial, seperti ada giving back. Ada<br />
kontribusi untuk memberikan sesuatu yang<br />
berguna untuk orang lain. Terutama dalam<br />
memberikan pengetahuan dan pembiayaan<br />
dibidang edukasi,” tutur Dwita.<br />
<strong>TopCareer</strong> November 2015