Cover dan Balikan.cdr - Pusat Litbang Hutan Tanaman
Cover dan Balikan.cdr - Pusat Litbang Hutan Tanaman
Cover dan Balikan.cdr - Pusat Litbang Hutan Tanaman
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Jurnal Penelitian <strong>Hutan</strong> <strong>Tanaman</strong><br />
Vol. 9 No. 2 , Juni 201 2 , 105 - 120<br />
an pengumpul tingkat desa yang membeli hasil<br />
tanaman langsung dari petani, misalnya menjual<br />
kapulaga dalam bentuk kering karena memiliki<br />
harga jual lebih tinggi yaitu sebesar Rp 27.000/<br />
kg daripada jika dijual dalam kondisi basah<br />
seharga Rp 5.000/ kg.<br />
Berbagai jenis tanaman obat tersebut akan<br />
memberikan keuntungan terus-menerus jika dikelola<br />
dengan baik, karena didukung oleh prospek<br />
pasar yang bagus. Hingga saat ini masih<br />
banyak permintaan hasil tanaman obat baik dari<br />
pasar, industri, <strong>dan</strong> konsumen rumah tangga.<br />
Permintaan yang tinggi dikarenakan beragamnya<br />
hasil pengolahan tanaman obat yaitu sebagai<br />
bahan dasar obat-obatan, jamu, minuman, <strong>dan</strong><br />
makanan. Petani akan memperoleh keuntungan<br />
terus menerus dalam jangka waktu pendek, setiap<br />
2-4 bulan untuk tanaman kapulaga <strong>dan</strong> setiap 6-9<br />
bulan untuk tanaman jahe, kencur, <strong>dan</strong> kunyit.<br />
Petani juga harus pintar dalam memilih<br />
jenis kayu yang diusahakan yaitu jenis yang<br />
mudah dibudidayakan, banyak diminta pasar, <strong>dan</strong><br />
mempunyai nilai ekonomi serta ekologi yang<br />
baik. APHI (1995) dalam Herawati (2001)<br />
menyatakan bahwa pemilihan jenis tanaman<br />
kayu-kayuan harus memenuhi beberapa kriteria<br />
yang menyangkut tiga aspek, meliputi aspek<br />
lingkungan yaitu sesuai dengan keadaan iklim,<br />
jenis tanah, kesuburan, <strong>dan</strong> keadaan fisik<br />
wilayah; aspek sosial yaitu cepat menghasilkan<br />
<strong>dan</strong> dapat dibudidayakan oleh masyarakat<br />
dengan mudah; serta aspek ekonomi yaitu<br />
menghasilkan komoditas yang mudah dipasarkan<br />
<strong>dan</strong> memenuhi standar bahan baku industri.<br />
Hasil dari tanaman kayu di daerah ini mudah<br />
dijual karena banyaknya pedagang, bandar,<br />
pengepul di sekitar lahan hutan rakyat, serta<br />
beberapa tempat penggergajian untuk mengolah<br />
kayu rakyat.<br />
1. Pengusahaan HR pola wanafarma di Desa<br />
Bener, Sepatnunggal, <strong>dan</strong> Sadahayu, Kecamatan<br />
Majenang menghasilkan keuntungan<br />
bagi petani berbanding lurus dengan luas<br />
lahan yang diusahakannya.<br />
2. NPV tertinggi pengusahaan hutan rakyat<br />
wanafarma diperoleh petani yang mengusahakan<br />
HR pada luas lahan lebih dari 2 ha<br />
sebesar Rp 35.745.819,52/daur dengan<br />
nilai BCR 2,57%, disusul luas lahan <strong>dan</strong><br />
114<br />
IV. KESIMPULAN DAN SARAN<br />
A. Kesimpulan<br />
nilai BCR berturut-turut 1,5 - 2,0 ha sebesar<br />
Rp 13.863.110,62 /daur, 64%; luas lahan<br />
1,0 - 1,5 ha sebesar Rp 9.927.006,36/daur,<br />
1,61%; luas lahan 0,5 - 1,0 ha sebesar<br />
Rp 7.926.032,88/ daur, 2,02%; <strong>dan</strong> luas lahan<br />
kurang dari 0,5 ha sebesar Rp 460.820,88/<br />
daur, 1,11%.<br />
B. Saran<br />
Pengembangan usaha hutan rakyat dengan<br />
pola wanafarma yaitu penanaman tanaman kayu<br />
<strong>dan</strong> tanaman obat dapat direkomendasikan untuk<br />
pengembangan usaha hutan rakyat, karena dapat<br />
memberikan kontribusi ekonomi pada keluarga<br />
petani.<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Affianto, A., A. Susanti, <strong>dan</strong> S. Riyanto. 2005.<br />
Nilai Finansial <strong>dan</strong> Ekonomi Tegakan<br />
<strong>Hutan</strong>. Dalam Awang, S.A. 2005. Petani,<br />
Ekonomi, <strong>dan</strong> Konservasi: Aspek<br />
Penelitian <strong>dan</strong> Gagasan. Seri Bunga<br />
Rampai <strong>Hutan</strong> Rakyat. Debut Press.<br />
Yogyakarta.<br />
Andayani, W. 2005. Ekonomi Pengelolaan <strong>Hutan</strong><br />
Rakyat: Aspek Kajian Pola Usahatani <strong>dan</strong><br />
Pemasaran Kayu Rakyat. Dalam:<br />
Awang,<br />
S.A. 2005. Kelangkaan Air: Mitos Sosial,<br />
Kiat, <strong>dan</strong> Ekonomi Rakyat. Seri Bunga<br />
Rampai <strong>Hutan</strong> Rakyat. Debut Press.<br />
Yogyakarta.<br />
Anonim. 2005. Data Monografi Desa <strong>dan</strong> Kelurahan.<br />
Desa Sepatnunggal Kecamatan<br />
Majenang Kabupaten Cilacap. Cilacap.<br />
Anonim. 2006. Data Monografi Desa <strong>dan</strong> Kelurahan.<br />
Desa Bener Kecamatan Majenang<br />
Kabupaten Cilacap. Cilacap.<br />
Awang, S.A., H. Santosa, W.T. Widayanti, Y.<br />
Nugroho, Kustomo, <strong>dan</strong> Sapardiono.<br />
2001. Gurat <strong>Hutan</strong> Rakyat di Kapur<br />
Selatan. Debut Press.Yogyakarta.<br />
Bappeda Kabupaten Cilacap <strong>dan</strong> BPS Kabupaten<br />
Cilacap. 2004. Cilacap dalamAngka 2003.<br />
Ba<strong>dan</strong> <strong>Pusat</strong> Statistik Kabupaten Cilacap.<br />
Cilacap.<br />
Bappeda Kabupaten Cilacap <strong>dan</strong> BPS Kabupaten<br />
a<br />
Cilacap. 2005 . Kecamatan Majenang<br />
Dalam Angka 2004. Ba<strong>dan</strong> <strong>Pusat</strong> Statistik<br />
Kabupaten Cilacap. Cilacap.