03.05.2013 Views

WASPADA - ScraperOne

WASPADA - ScraperOne

WASPADA - ScraperOne

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>WASPADA</strong><br />

Senin<br />

10 Desember 2012<br />

Tahun 2013, Dinas Cipta Karya<br />

Bangun 300 Unit Rumah Duafa<br />

LHOKSEUMAWE (Waspada): Jumlah rumah duafa yang harus<br />

dibantu di Aceh Utara mencapai 6.000-an unit. Ir Arifin Hamid,<br />

Kepala Dinas Cipta Karya Aceh Utara kepada Waspada, Rabu (5/<br />

12) pagi mengatakan, pihaknya akan melaksanakan pembangunan<br />

rumah duafa sebanyak 300-an unit pada tahun 2013.<br />

“Untuk membangun semua rumah duafa di Aceh Utara<br />

kita tidak mempunyai uang yang cukup. Pada tahun 2013 kita<br />

hanya disediakan anggaran untuk 300-an unit rumah,” kata<br />

Kadis Cipta Karya itu, seraya mengatakan 300-an unit rumah<br />

bantuan itu akan dibagikan kepada 27 kecamatan.<br />

Lebih jauh dia mengatakan, rumah dhuafa yang dibangun<br />

pada tahun 2013 nanti bertype-36 dengan kisaran anggaran Rp50<br />

juta. “Kita berkeinginan untuk membangun semua rumah dhuafa<br />

di Aceh Utara, tapi kita mau ambil uang dari mana,” tanya Arifin.<br />

Terkait hal itu, H Muhammad Thaib, Bupati Aceh Utara<br />

membenarkan kalau Aceh Utara saat ini sedang tidak sehat,<br />

sehingga pihaknya kewalahan untuk melaksanakan pembangunan.<br />

Untuk membangun rumah duafa dia berjanji akan<br />

terus berupaya untuk mencari bantuan rumah di Jakarta dan<br />

pihak-pihak lainnya, sehingga bantuan rumah untuk warga<br />

duafa di Aceh Utara pelan-pelan akan terpenuhi. (b18)<br />

Pengurus Cabang PDIP<br />

Bireuen Dikukuhkan<br />

BIREUEN (Waspada) : Ketua DPP Partai Demokrasi Perjuangan<br />

diwakili Ketua DPD PDIP Aceh H Karimun Usman mengukuhkan<br />

pengurus DPC PDIP Kabupaten Bireuen masa bakti<br />

2010 – 2015 di Aula Hotel Meuligoe, Cot Gapu, Ninggu (2/12).<br />

Komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Cabang PDIP<br />

Kabupaten Bireuen yang dikukuhkan berdasakan SK DPP PDIP<br />

No 27.14 B/TAP-DPC/DPP/X/2012 tanggal 4 Oktober 2012<br />

ditandatangani Ketua Umum Megawati Soekarno Putri dan<br />

Sekjen Tjahjo Kumolo sebagai berikut;<br />

Ketua, H Ali Djauhari, BE, Ars, Wakil Ketua Bidang Kehormatan<br />

Partai M Nur Ali, Wakil Ketua Bidang Organisasi Zulkifli<br />

Yusuf, Wakil Ketua Keanggotaan, Kaderisasi dan Rekrutmen<br />

Masrizal, SE, Wakil Ketua Bidang Informasi, Komunikasi, SDM<br />

dan Dana, Satrian.<br />

Wakil Ketua Bidang Pertanian, Perikanan dan Kelautan Ismail<br />

Ali, Wakil Ketua Bidang Kesehatan, Tenaga Kerja Perempuan<br />

dan Anak, Niva.<br />

Wakil Ketua Bidang Pendidikan, Keagamaan, Kebudayaan,<br />

Pemuda dan Olah Raga, Rukma Amin, Wakil Ketua Bidang Hukum,<br />

HAM dan Perundang-undangan Muammar, Wakil Ketua<br />

Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Yusda. Sekretaris<br />

Hasbi Ahmad, Wakil Sekretaris Bidang Internal Sufiana, AMk,<br />

Wakil Sekretaris Bidang Program Muhajir, SPd, Bendahara M<br />

Jamil Hasan Wakil Bendahara Bidang Internal dan Program<br />

Bahron Ahmad. (b12)<br />

Seminar Kecantikan<br />

Perawatan Kulit<br />

BIREUEN (Waspada) : Ikatan Dokter Indonesia Cabang<br />

Bireuen menggelar seminar kecantikan perawatan kulit di<br />

usia 40-an bagi para dokter dan masyarakat di aula Dinas Kesehatan<br />

Bireuen, Sabtu (8/12).<br />

Ketua IDI Cabang Bireuen dr Abri Hatinsyah Effendi mengatakan,<br />

seminar kecantikan dan perawatan kulit diikuti 100<br />

peserta terdiri dari dokter rumah sakit, Puskesmas dan kaum<br />

perempuan dari Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, Bener<br />

Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya dan Pidie.<br />

Penyelenggaran seminar kecantikan dan perawatan kulit<br />

sebagai program IDI Cabang Bireuen bertujuan untuk memberi<br />

ilmu terbaru tentang kecantikan dan perawatan kulit bagi para<br />

dokter dan masyarakat. (b12)<br />

RSUD Dr Fauziah<br />

Benahi Administrasi<br />

BIREUEN (Waspada): Guna menghindari terjadinya antrean<br />

panjang pasien yang hendak berobat di Rumah Sakit Umum<br />

Daerah (RSUD) Dr Fauziah Bireuen, rencananya akan membenahi<br />

sistem pelayanan administrasi dengan menempatkan<br />

petugas khusus. Hal ini sebagaimana diungkapkan Direktur<br />

RSUD Dr Fauziah Dr Mukhtar Mark, kemarin.<br />

Dia menyebutkan, petugas khusus itu akan ditempatkan<br />

di poly. Dengan demikian, pasien akan langsung menunggu<br />

di poli masing-masing sesuai kebutuhan. “Rencananya kita<br />

siapkan pegawai khusus layani administrasi pasien. Nanti pasien<br />

mau berobat, datang serah administrasi dan langsung tunggu<br />

di poly,” jelasnya.<br />

Pada bagian lain dia menyebutkan, RSUD Dr Fauziah kini<br />

juga sudah memberikan pelayanan poli jiwa dan untuk<br />

pengembangan layanan, direncakan membuka unit pelayanan<br />

intensif psikiatri dengan meminjam pakai bangunan Kesehatan<br />

Yonif (Kesyon) di Kompi Bantuan 113/Jaya Sakti. (b17/cb02)<br />

Mantan Wartawan<br />

Luncurkan Dua Buku<br />

BANDA ACEH (Waspada): Dosen Sastra Universitas Syiah<br />

Kuala (Unsyiah) Banda Aceh yang juga mantan wartawan, Dr<br />

Mohd Harun, MPd kembali meluncurkan buku. Kali ini, pakar<br />

sastra itu meluncurkan dua buku sekaligus.<br />

Kedua buku yang diluncurkan itu adalah “Membaca Suarasuara”<br />

dan “Pengantar Sastra Aceh”. Acara peluncuran dan bedah<br />

buku berlangsung di aula Pascasarjana Unsyiah, Darussalam,<br />

Banda Aceh, Sabtu (8/12).<br />

Dalam sambutannya, Mohd Harun, mengatakan bahwa<br />

buku “Pengantar Sastra Aceh” adalah sebuah referensi supaya<br />

masyarakat mempunyai sebuah puitika tentang kesusastraan<br />

Aceh. Lalu, buku “Membaca Suara-suara” tak lain kumpulan<br />

sajak-sajak pendeknya yang tercecer pada saat tsunami.<br />

“Buku membaca suara-suara itu adalah puisi-puisi pendek<br />

saya yang tercecer pada saat tsunami. Saya pikir ini memang perlu<br />

diabadikan. Ini bagian dari beramal shaleh melalui tulisan,” katanya.<br />

Pada 2009 Harun juga menulis buku “Memahami Orang Aceh”.<br />

Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof Samsur Rizal saat memberi<br />

sambutan menyambut baik peluncuran buku tersebut.<br />

Kata dia, banyak karya-karya sastra Aceh yang berkualitas,<br />

namun hilang karena masyarakat tidak mempublikasikannya<br />

melalui tulisan. (b07)<br />

Penerbangan Di Bandara SIM Banda Aceh<br />

Tiba (flight, asal, waktu) Berangkat (flight, tujuan, waktu)<br />

Garuda Indonesia<br />

GA 142 Jakarta/Medan 10:40 GA 143 Medan/Jakarta 11:25<br />

GA 146 Jakarta/Medan 15:50 GA 147 Medan/Jakarta 16:45<br />

Batavia Air<br />

Y6 555 Jakarta * 19:05 Y6 556 Jakarta** 07:05<br />

Y6 537 Jakarta/Medan 12:30 Y6 538 Medan/Jakarta 12:30<br />

Lion Air<br />

JT 304 Jakarta 11:35 JT 397 Medan/Jakarta 06:40<br />

JT 396 Jakarta/Medan 20:00 JT 307 Jakarta 12:15<br />

Sriwijaya Air<br />

SJ 010 Jakarta/Medan 12:55 SJ 011 Medan/Jakarta 13:25<br />

Air Asia<br />

AK 305 Kuala Lumpur *** 12:20 AK 306 Kuala Lumpur*** 12:45<br />

Fire Fly<br />

FY 3401 Penang **** 14:10 FY3400 Penang **** 14:30<br />

* Setiap Selasa, Kamis, Minggu. ** Setiap Senin, Rabu, Jumat.<br />

*** Setiap Senin, Rabu , Jumat dan Minggu. **** Setiap Selasa, Kamis dan Minggu.<br />

Aceh<br />

Waspada/Rusli Ismail<br />

SEORANG ibu rumah tangga di Desa Teungoh Geuntuek, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar menampung<br />

air yang dialirkan ke pondoknya, Kamis (6/12).<br />

Pasangan Balon Partai<br />

Gurem Gugur<br />

TAPAKTUAN (Waspada) :<br />

Satu pasangan Balon Bupati<br />

Aceh Selatan yang diusung<br />

partai gurem dalam Pilkada<br />

Aceh Selatan, akhirnya<br />

dinyatakan gugur karena<br />

dinilai tidak mencukupi dan<br />

memenuhi suara sah.<br />

Berdasarkan hasil pleno<br />

Komisi Independen Pemilihan<br />

(KIP) Aceh Selatan di Tapaktuan,<br />

Minggu (9/12), pasangan yang<br />

dinyatakan gugur adalah Zulkarnaini/Irwan<br />

Yuni. Surat dukungan<br />

Partai Bintang Reformasi<br />

(PBR) yang ditandatangani<br />

kepengurusan T Saudi (Ketua)<br />

dan T Jusrami (Sekretaris) dinilai<br />

tidak sah sehingga pasangan tersebut<br />

tidak mencukupi suara sah.<br />

Begitu pun Ketua Pokja Pencalonan<br />

KIP Aceh Selatan Jasmiadi<br />

Jakfar yang ditanya wartawan<br />

usai sidang pleno tersebut<br />

mengelak memberi keterangan<br />

Benahi Pendidikan Di Abdya<br />

BLANGPIDIE (Waspada) :<br />

Kondisi ‘pemulihan’ carut-marut<br />

dan amburadulnya dunia<br />

pendidikan di Kabupaten Aceh<br />

Barat Daya sejauh ini dinilai<br />

belum ada tindakan serta pembenahan<br />

serius dari pemerintah<br />

daerah setempat, indikasi tersebut<br />

terlihat dari pembinaan dan<br />

pembenahan manajemen di<br />

Dinas Pendidikan serta kepala<br />

sekolah yang sampai saat ini dianggap<br />

masih ‘mewarisi’ tradisi<br />

lama yang ditinggalkan di era<br />

rezim pemerintah terdahulu<br />

yang disebut-sebut sempat menyeret<br />

dunia pendidikan Abdya<br />

ke ranah politik.<br />

“Kita melihat ada sikap yang<br />

kurang serius dari pemerintah<br />

daerah Abdya saat ini dalam<br />

pembenahan pendidikan di<br />

Abdya, hal itu dapat kita saksikan<br />

dari proses penempatan<br />

pejabat, kepala dinas saja di co-<br />

Erosi DAS Krueng Tiro Kian Parah<br />

SIGLI (Waspada): Erosi Daerah<br />

Aliran Sungai (DAS) Krueng<br />

Tiro, Kabupaten Pidie kian parah.<br />

Puluhan meter tebing sungai<br />

dan badan jalan amblas<br />

serta rumah penduduk di Desa<br />

Meucat Adan, Kecamatan Mutiara<br />

Timur terancam ambruk<br />

ke dasar sungai. Demikian pantauan<br />

Waspada, Jumat (7/12).<br />

Camat Mutiara Timur, Bahrul<br />

Walidin, S.Sos, kepada Waspada<br />

mengungkapkan Desa<br />

Meucat Adan merupakan salah<br />

satu desa dalam kecamatannya<br />

yang terletak langsung di DAS<br />

Krueng Tiro. Setiap tiba musim<br />

hujan air dalam sungai itu meluap<br />

dan menyebabkan banjir.<br />

Parahnya lagi ekses dari<br />

banjir puluhan meter tebing sungai<br />

ikut amblas dan kini mengancam<br />

ambruk rumah-rumah<br />

penduduk dan badan<br />

jalan. “ Masyarakat di sana selalu<br />

panic bila musim hujan tiba.<br />

Sebab tebing sungai amblas dan<br />

kini hanya tinggal beberapa meter<br />

lagi lagi dari perumahan penduduk”<br />

kata Bahrul Walidin.<br />

Kata dia, pada tahun 2011<br />

melalui dana Program Nasional<br />

Pembangunan Masyarakat<br />

Mandiri (PNPM) telah dibangun<br />

tebing sungai dari batu<br />

beronjong. Namun beberapa<br />

waktu lalu, batu beronjong itu<br />

telah ambruk kembali akibat<br />

terkikis derasnya air dalam<br />

sungai itu.<br />

Begitupun kata dia, di lokasi<br />

tersebut telah pernah dibangun<br />

batu beronjong bantuan BRR-<br />

NAD, akan tetapi bangunan<br />

batu beronjong itu amblas kembali<br />

akibat bajir bandang beberapa<br />

tahun lalu.<br />

dan mempersilakan wartawan<br />

mengkonfirmasi langsung<br />

kepada Ketua KIP Liyan Azwin.<br />

Tetapi Lian Azwin yang<br />

dicoba dihubungi tidak berhasil<br />

karena seusai pleno KIP, ia mendadak<br />

menghilang, sedangkan<br />

ponselnya berulangkali dihubungi<br />

tidak berhasil karena tidak<br />

aktif dan di luar area. Demikian<br />

pula Ketua Panwas Yusrizal juga<br />

belum berhasil dihubungi juga<br />

tidak berada di tempat, termasuk<br />

ponselnya tidak aktif.<br />

Sementara juru bicara Timses<br />

pasangan Zulkarnanini/<br />

Irwan Yuni, Tgk Nazir Ali membenarkan<br />

gugurnya pasangan<br />

andalannya dan KIP memenangkan<br />

pasangan Wahyu M<br />

Waly/Irwan Yasin.<br />

Nazir menuding KIP telah<br />

membuat kesalahan besar dalam<br />

penetapan pasangan partai<br />

gurem dan merugikan pasangan<br />

Zulkarnani/Irwan Yuni.<br />

Padahal dukungan PBR yang<br />

legal adalah di bawah kepengu-<br />

pot begitu saja tanpa adanya penetapan<br />

pejabat yang defInitif,<br />

ini semakin berimplikasi mengambangkan<br />

kebijakan di<br />

sana, terlihat bupatI terkesan<br />

tidak serius membenahi persoalan<br />

pendidikan di Abdya yang<br />

memang sudah sangat serius<br />

kondisinya,” ungkap Irfan Faisal,<br />

pengamat kebijakan publik dari<br />

lembaga Komisi Pengawasan<br />

Aparatur Negara (Komnas-Waspan)<br />

Abdya, Kamis (6/12).<br />

Pernyataan Irfan tersebut<br />

berkenaan dengan reaksi sejumlah<br />

siswa di SMA Harapan<br />

Persada yang merupakan salah<br />

satu sekolah unggulan di Abdya<br />

pada Rabu (5/12), dalam aksinya<br />

para siswa meminta kepala<br />

sekolah setempat RMD untuk<br />

dilengserkan karena dianggap<br />

melakukan sejumlah penyimpangan<br />

dan terkesan tidak memiliki<br />

kompetensi dalam me-<br />

Bahrul mengungkapkan,<br />

hampir setiap hari masyarakat<br />

Desa Meucat Adan, menjumpainya<br />

untuk mengeluhkan<br />

kondisi erosi sungai itu yang<br />

kian hari terus mengikis tebingtebing<br />

sungai yang diatasnya<br />

terdapat lahan perkebunan<br />

penduduk, perumahan penduduk<br />

dan badan jalan.<br />

“ Apalagi pada musim hujan<br />

seperti ini, hampir setiap hari<br />

kami di kantor kecamatan selalu<br />

mendappat laporan warga tentang<br />

erosi sungai. Kami berharap<br />

kepada Pemkab Pidie dan<br />

Pemereintah Aceh supaya bisa<br />

melakukan pembangunan tebing<br />

sungai di Desa Meucat<br />

Adan, Pidie.<br />

Hal ini penting sekali dilakukan<br />

untuk menghindari timbulnya<br />

korban jiwa dari masya-<br />

rusan T Saudi dan T Jusrami<br />

sebagaimana diakui DPW PBR<br />

dan DPP PBR.<br />

Menurut Nazir, pihaknya<br />

bersama pasangan balon Zulkarnaini/Irwan<br />

Yuni akan menggugat<br />

KIP ke PUN Banda<br />

Aceh dan Mahkamah Konstitusi<br />

(MK) Jakarta.<br />

Dengan gugurnya pasangan<br />

Zulkarnanini/Irwan Yuni,<br />

maka Pilkada Aceh Selatan untuk<br />

periode 2013-2018 yang dijadwalkan<br />

berlangsung 26 Januari<br />

tahun depan, akan diikuti<br />

enam pasangan.<br />

Keenam pasangan tersebut<br />

meliputi HT Darisman/Khaidir<br />

Amin, diusung PKPI dan SIRA,<br />

HT Sama Indra/Kamarsyah,<br />

diusung Partai Demokrat dan<br />

PKPB, M Saleh/Ridwan Rahman,<br />

diusung Partai Golkar, PRA<br />

dan PPP, M Nasir/Zulkifli diusung<br />

Partai Aceh, Wahyu M Waly/Irwan<br />

Yasin, diusung partai<br />

gurem dan Hasmar Yulia/Mudasir<br />

jalur perorangan (independen).<br />

(b30)<br />

ningkatkan pembinaan terhadap<br />

siswa di sekolah tersebut.<br />

Sebelumnya dilaporkan<br />

ratusan siswa SMA Harapan<br />

Persada Blangpidie sempat<br />

melakukan aksi mogok belajar<br />

dan menyampaikan sejumlah<br />

petisi dalam bentuk unjuk rasa<br />

di sekolah tersebut pada Rabu<br />

(5/12), dalam aksinya para siswa<br />

meminta agar kepsek segera di<br />

copot karena dinilai tidak mampu<br />

menjalankan aktivitas pembinaan<br />

siswa serta tidak transparannya<br />

pengelolaan dana<br />

BOS di sekolah tersebut.<br />

Plt Kadis Pendidikan Abdya<br />

Hamzani juga langsung mengambil<br />

tindakan dengan mengirimkan<br />

pejabat terkait untuk<br />

turun ke lokasi, namun sejauh<br />

ini belum ada sikap resmi dari<br />

Dinas Pendidikan maupun pejabat<br />

terkait lainnya di Abdya.<br />

(cb05)<br />

rakat. Selain itu pembagunan<br />

tebing beronjong juga penting<br />

dilakukan segera untuk menyelamatkan<br />

lahan-lahan pertanian<br />

masyarakat serta jalan”<br />

demikian Camat Mutiara Timur<br />

Bahrul Walidin.<br />

Kepala Dinas Sumber Daya<br />

Air (SDA) Pidie Ir H Saymsurizal<br />

kepada Waspada mengungkapkan,<br />

pihaknya belum pernah<br />

mendapat laporan terkait keluhan<br />

warga Meucat Adan. Kendati<br />

begitu dalam waktu dekat<br />

ini pihaknya akan menurunkan<br />

tim untuk melakukan survey<br />

terhadap kondisi erosi DAS<br />

Krueng Tiro di Desa Meucat<br />

Adan.” Kami akan turun kan tim<br />

untuk melihat langsung kondisi<br />

erosi seperti dikeluhkan masyarakat<br />

setempat” demikian<br />

Syansurizal. (b10)<br />

BANDA ACEH (Waspada) : Persoalan pasokan<br />

air bersih tenyata menjadi kendala besar<br />

di sejumlah desa di kawasan barat Kabupaten<br />

Aceh Besar. Buktinya, hingga sekarang ribuan<br />

warga masih mengalami krisis air bersih sehingga<br />

warga terpaksa mengonsumsi air payau dan asin.<br />

Hal itu sebagai dialami warga Desa Cot<br />

Sudu, Pulod, Kec. Lupueng, Desa Teungoh Geuntuek<br />

dan desa sekitarnya, Kec. Lhoong hingga<br />

kini masih sulit mendapatkan pasokan air bersih<br />

dari PDAM. Akibatnya, banyak warga terpaksa<br />

menggunakan air sumur yang keruh dan asin<br />

untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci,<br />

bahkan untuk air minum.<br />

Beberapa warga Pulod, Kamis (6/12) mengatakan,<br />

mereka yang menempati rumah bantuan<br />

dan membangun rumah pasca tsunami<br />

di kawasan tersebut hingga sekarang belum<br />

dialiri air dari PDAM. Sedangkan air sumur yang<br />

mereka gali kembali sejak pasca tsunami tidak<br />

lagi bisa mengeluarkan air tawar, melainkan<br />

rasa payau dan asin serta banyak mengandung<br />

zat kapur.<br />

ACEH UTARA (Waspada): Menyikapi banyaknya<br />

laporan masyarakat terkait pemerasan<br />

yang dilakukan oknum Badan Reintegrasi Aceh<br />

(BRA) terhadap penerima bantuan, Baharuddin,<br />

Ketua BRA Aceh Utara berjanji akan memecat<br />

oknum yang terlibat pemerasan tersebut.<br />

Hal itu disampaikan sesuai instruksi dari<br />

Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh. “Insya-<br />

Allah, para anggota BRA pada masa kepemimpinan<br />

saya di BRA Aceh Utara belum ada yang<br />

berbuat demikian, tapi kalau ke depan ketahuan<br />

ada oknum yang melakukan tindakan tersebut,<br />

maka dengan terpaksa oknum tersebut kita pecat,”<br />

kata Baharuddin di hadapan para petugas<br />

lapangan dan koordinator dalam rapat koordinasi<br />

di Kantor BRA Aceh Utara, Minggu (9/12).<br />

LHOKSEUMAWE (Waspada): Memperingati<br />

Hari Anti Korupsi yang jatuh pada 9<br />

Desember, MaTA memutar film ‘Kita Versus<br />

Korupsi’ di Sekolah Sukma Lhokseumawe, Rabu<br />

(8/12). Akibat tindak korupsi di Aceh memperihatinkan,<br />

perlu dilakukan pemangkasan<br />

di tingkat siswa.<br />

Pemberantasan korupsi melalui pendekatan<br />

budaya dilakukan Masyarakat Transparansi<br />

Aceh (MaTA) bersama Transparency International<br />

Indonesia (TII). Di hadapan ratusan<br />

siswa MaTA juga melakukan diskusi untuk<br />

memberi pemahaman mendasar tentang anti<br />

korupsi.<br />

LHOKSEUMAWE (Waspada): Karena tidak<br />

memberikan laporan pertanggungjawaban dan<br />

ketidaksiapan masyarakat penerima bantuan<br />

telah menyebabkan dana pembangunan rumah<br />

peribadatan di Aceh Utara senilai Rp700<br />

juta lebih terancam mati seiring akan berakhirnya<br />

tahun anggaran 2012.<br />

Hal tersebut disampaikan Ir Arifin Hamid,<br />

Kepala Dinas Cipta Karya Aceh Utara, Kamis<br />

(6/12) siang di Kantor Bupati Aceh Utara. Pembangunan<br />

rumah peribadatan dilaksanakan<br />

dengan cara swakelola, dilaksanakan di 800 titik<br />

di 27 kecamatan. Pembangunan rumah peribadatan<br />

meliputi; masjid, balai pengajian dan<br />

meunasah (surau).<br />

Dana untuk pembangunan rumah peribadatan<br />

dicairkan secara bertahap, jika tahap<br />

pertama telah dilaksanakan, maka masyarakat<br />

penerima bantuan harus membuat laporan<br />

pertanggungjawaban, baru setelah laporan itu<br />

diterima, dana tahap ke dua dicairkan.<br />

“Kalau laporan pertanggungjawaban tidak<br />

B11<br />

Di Aceh Utara, Rp700 Juta Dana<br />

Peribadatan Terancam Mati<br />

TANAH JAMBO AYE (Waspada): Karena<br />

tidak ada dokter dan tidak memiliki stok obat<br />

yang cukup, masyarakat enggan berobat di<br />

Pustu Lhok Beuringen, Kecamatan Tanah Jambo<br />

Aye, Aceh Utara. Sekarang ini, Pustu kosong<br />

dan dibiarkan terlantar.<br />

Muhammad Jamil, Geusyik Gampong Lhok<br />

Beuringen ketika dikonfirmasi Waspada mengatakan,<br />

banyak pasien yang berobat di Pustu<br />

tersebut kecewa dengan pelayanan medis, bukan<br />

hanya tidak ada dokter tapi juga tidak memiliki<br />

obat sesuai dengan kebutuhan pasien.<br />

“Beberapa waktu lalu, banyak sekali pasien<br />

yang datang berobat, tapi pada akhirnya mereka<br />

keluar dan memilih untuk berobat di Puskesmas<br />

Cempedak, yang jaraknya lebih dari 7 km dari<br />

tempat kita ini. Kalau saja semua yang dibutuhkan<br />

pasien ada di Pustu ini, mungkin mereka<br />

lebih memilih untuk berobat di sini,” kata M.<br />

Jamil kepada Waspada kemarin.<br />

Agar bangunan Pustu yang telah dibangun<br />

itu tidak mubazir, masyarakat di 15 gampong<br />

meminta Pemda Aceh Utara untuk segera<br />

mengaktifkan kembali pengoperasian Pustu<br />

Waspada/Muhammad Riza<br />

CAMAT Mutiara Timur Bahrul Walidin, S.Sos sedang berada di DAS<br />

Krueng Tiro di Desa Meucat Adan, Pidie. Masyarakat setempat sangat<br />

resah dengan kondisi sungai ini yang kian hari terus mengikis tebing<br />

sungai. Jumat (7/12).<br />

mrloperkoran @ <strong>ScraperOne</strong> & Kaskus<br />

Desa Pesisir Di Aceh Besar<br />

Krisis Air Bersih Syakur, warga Desa Pulod mengharapkan<br />

pihak PDAM menyambung jaringan pipa air<br />

bersih hingga ke rumah-rumah warga di kawasan<br />

tersebut. “Masalah jangkauan jaringan air<br />

PDAM yang masih terbatas sehingga sulit terealiri<br />

ke tempat kami, bisa dimaklumi. Tapi, jika<br />

sudah ada jaringannya, mungkin bisa terealiri<br />

saat pemakaian oleh warga lain berkurang,<br />

misalnya, malam hari,” ujarnya.<br />

Menurut dia, hingga kini belum ada tandatanda<br />

suplai air bersih di kawasan barat Aceh<br />

Besar itu mendapat suplai air bersih dari PDAM.<br />

“Selama ini warga terpaksa menggunakan air<br />

sumur yang mengandung banyak zat kapur.<br />

Padahal kerana dekat laut, air agak keruh dan terasa<br />

asin, apalagi jika musim kemarau,” kata dia.<br />

Ketua Pemuda Desa Teungoh Geuntuek,<br />

Amril menyatakan, meski mengonsumsi dialirkan<br />

langsung dari alur lereng pegunungan, sejauh<br />

ini tidak bermasalah terhadap kesehatan<br />

warga. Namun, ia berharap supaya pemerintah<br />

dapat membangun sarana air bersih guna mengatasi<br />

kesulitan air yang layak konsumsi. (b09)<br />

Oknum BRA Terlibat Pemerasan Dipecat<br />

Hasil verifikasi pihaknya beberapa waktu<br />

yang lalu, petugas menemukan adanya korban<br />

konflik yang mendapatkan bantuan ganda khusus<br />

untuk jenis bantuan diat. Contoh, korban<br />

yang meninggal satu orang, tapi bantuan yang<br />

diambil mencapai 4 hingga 5 kali. Kata Baharuddin,<br />

jumlah penerima diat ganda mencapai<br />

1.000-an orang.<br />

Sesuai data tahun 2008, jumlah penerima<br />

diat mencapai 5.600 orang. “Setelah kita verifikasi<br />

kemarin di lapangan, kita berhasil menemukan<br />

ada 1.000-an penerima diat yang mendapat<br />

bantuan ganda, dan bahkan ada penerima dia<br />

yang bukan korban konflik sehingga bantuan<br />

yang diberikan tidak tepat sasaran,” kata<br />

Baharuddin. (b18)<br />

Pangkas Kebiasaan Korupsi<br />

“Inisiatif ini dilakukan sebagai upaya memberantas<br />

korupsi dari level siswa, karena korupsi<br />

yang terjadi di Aceh sudah sangat memprihatinkan,”<br />

jelas Koordinator Bidang Advokasi<br />

Korupsi MaTA, Baihaqi.<br />

Menurut dia, film Kita Versus Korupsi merupakan<br />

karya baru untuk memberantas korupsi<br />

dengan menggunakan pendekatan budaya.<br />

MaTA melihat, film merupakan suatu pementasan<br />

yang sangat mudah untuk mengubah<br />

pola pikir. Dalam film ini tidak menceritakan<br />

tentang berbagai kasus korupsi, akan tetapi<br />

mengisahkan tentang kehidupan masyarakat<br />

yang sudah dirasuki virus korupsi. (b15)<br />

diberikan, maka dana tahap ke dua, ke tiga dan<br />

selanjutnya tidak dapat diberikan. Karena<br />

banyak gampong yang tidak membuat laporan<br />

tersebut, telah menyebabkan Rp700 juta lebih<br />

dana pembangunan rumah ibadah terancam<br />

mati,” kata Ir. Arifin Hamid.<br />

Ditanya berapa total dana yang dianggaran<br />

untuk kebutuhan tersebut, Kadis Cipta Karya<br />

mengatakan, mencapai Rp17 miliar. Dari jumlah<br />

dana sebanyak itu telah terealisasi sebesar<br />

68 persen atau setara Rp11 miliar lebih. Kemungkinan,<br />

pada 15 Desember 2012 akan terealisasi<br />

kembali sebesar 26 persen. Itu artinya tersisa<br />

4 persen. Sebelum tahun anggaran 2012<br />

berakhir, diperkirakan bakal terealisasi sebesar<br />

94 persen.<br />

“6 Persen lagi tidak berhasil terealisasi karena<br />

memang, mulai anggaran ini setelah pelantikan<br />

bupati dan wakil bupati. Kita mulai start<br />

Juli kemarin. Rp700 juta lebih yang terancam<br />

mati itu menjadi resiko penerima bantuan, mengapa<br />

mereka tidak mau proses administrasinya,”<br />

kata Arifin Hamid. (b18)<br />

Waspada/Maimun Asnawi<br />

BUPATI Aceh Utara H Muhammad Thaib bersama rombongan datang berkunjung ke Pustu<br />

Lhok Beuringen. Sampai di Pustu tersebut, bupati tidak melihat adanya kegiatan medis di sana.<br />

Bahkan, bupati juga tidak bertemu dengan perawat atau dokter yang bertugas di sana.<br />

Warga 15 Desa Minta Pustu<br />

Lhok Beuringen Diaktifkan<br />

Lhok Beuringen, sehingga masyarakat dapat<br />

terlayani dengan baik. “Ada 15 gampong datang<br />

berobat ke tempat kita, di antaranya Matang<br />

Seuka Pulot, Lhok Beuringen, Buket Jrat Manyang,<br />

Buket Bayah, Ujong Blang, dan beberapa<br />

gampong di wilayah transmigrasi,” kata Jamil.<br />

M. Nurdin, Kepala Dinas Kesehatan Aceh<br />

Utara saat dikonfirmasi Waspada mengaku tidak<br />

tahu dengan persoalan tersebut, karena hemat<br />

dia, Pustu tersebut telah beroperasi sesuai dengan<br />

permintaan masyarakat. Karena itu dia<br />

berjanji akan memanggil kepala Pustu untuk<br />

diingatkan agar Pustu dioperasikan seperti<br />

arahan bupati.<br />

Terkait dengan obat-obatan memang obat<br />

tidak disediakan untuk Pustu, namun jika ada<br />

obat yang dibutuhkan dapat diambil di Puskesmas<br />

Cempedak. “Kemarin saya sudah memanggil<br />

kepala Pustu dan saya sudah memperingatkan<br />

dia untuk tidak mengulangi hal<br />

tersebut, dan saya meminta dia untuk menghidupkan<br />

kembali Pustu Lhok Beuringen. dan<br />

Alhamdulillah kini Pustu Lhok Beuringen telah<br />

aktif kembali. Di sana juga telah kita tempat<br />

dokter,” kata M. Nurdin. (b18)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!