03.06.2013 Views

Hijrah Bagian (1) - Blog Abu Umamah

Hijrah Bagian (1) - Blog Abu Umamah

Hijrah Bagian (1) - Blog Abu Umamah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

NashirusSunnah publisher<br />

http://maramissetiawan.wordpress.com<br />

Catatan <strong>Blog</strong> Ardhillah<br />

Karena sebelumnya murobbi mengatakan sekarang fenomena yang terjadi para mad’u<br />

lebih sering melakukan proses mereka sendiri, langsung ke orang tua.. dan murobbi<br />

hanya tinggal di beri pemberitahuan akhir tanggal pernikahan.<br />

Hal seperti tersebut dianggap menyalahi “prosedur” dan sebagai indikasi mad’unya<br />

belum paham, berarti proses “tarbiyah” yang tidak berhasil. Seharusnya setiap mad’u<br />

paham mereka adalah bagian dari jama’ah dan menyerahkan urusan pernikahan juga pada<br />

jama’ah. Karena sesuatu yang di tentukan oleh jama’ah akan lebih baik.. karena<br />

berkenaan dengan kepentingan jama’ah…<br />

Pernikahan yang seharusnya sederhana , karena prosedur ini menjadi lebih ribet<br />

prosesnya……..<br />

Dalam hal ini peran murobbi dalam perkawinan bisa melebihi orang tua.<br />

Rytha sempat sesekali mengemukakan pendapat bahwa setiap fatwa yang Rytha baca<br />

selalu para ulama menempatkan orang tua sebagai orang pertama dan penentu dalam hal<br />

perkawiman.. bahkan pernah di sampaikan dalam suatu dauroh, para peserta sama sekali<br />

tidak mengindahkan perkataan tersebut.<br />

Mereka menganggap orang tua adalah sebagai pihak yang terakhir yang harus di beri tahu<br />

pada saat semuanya sudah 100% okay… Yang berarti setelah proses lewat murobbi.. dan<br />

setelah masing masing bertemu dan berkenalan di dampingi murobbi …dan setelah kedua<br />

belah pihak setuju dan murobbi juga setuju… mereka baru mengadakan pendekatan ke<br />

orang tua…..<br />

Alasannya kalau dari awal proses orang tua sudah diberi tahu takutnya orang tua akan<br />

menyimpan harapan, nantinya kalau tidak jadi orang tua akan ikutan kecewa…<br />

Alasan lainnya dengan pertimbangan kemungkinan orang tua tidak paham tentang konsep<br />

pemilihan calon suami/istri yang syar’i, jadi diusahakan menghindari masalah terhadap<br />

orang tua yang tidak sefikrah…<br />

Mereka beranggapan kalau setiap ikhwan yang mau melamar langsung datang ke orang<br />

tua ini malah bisa membuat proses tidak jelas….Bisa jadi ikhwannya tidak sefikroh dan<br />

tidak paham akan kepentingan dakwah….<br />

Mad’u harus percaya pada murobbi bahwa dia mengenal mad’u nya dan tahu apa yang<br />

terbaik bagi mad’u nya…<br />

Apakah benar seorang murobbi bisa menggantikan posisi mahram dalam pertemuan<br />

pertemuan ta’aruf (perkenalan, ed) tersebut ? Rasulullah Shallahu alaihi wassalam<br />

meletakkan orang tua sebagai wali dan peran ini tidak tergantikan selagi tidak ada alasan<br />

syar’i…Dalam hal ini peranan murobbi sebagai pengganti mahram untuk proses<br />

perkenalan perlu juga di ditinjau lagi.<br />

Menjadikan “murobbi” atau siapapun untuk menjadi perantara dalam suatu perkenalan<br />

bukanlah suatu yang salah…tapi menjadikan ini suatu prosedur yang baku dan kaku,<br />

seperti membuat suatu syariat tersendiri.. dan bahkan dampaknya bisa di lihat dan di<br />

rasakan bagaimana mad’u menjadikan tersebut sebagai suatu prosedur yang resmi dan<br />

19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!