08.06.2013 Views

DARI PEMBUATAN KEPUTUSAN KE PERUMUSAN ...

DARI PEMBUATAN KEPUTUSAN KE PERUMUSAN ...

DARI PEMBUATAN KEPUTUSAN KE PERUMUSAN ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2. Nilai-nilai organisasi (organization values), keputusan-keputusan dibuat atas dasar nilainilai<br />

yang dianut organisasi, seperti balas jasa (rewards) dan sanksi (sanctions) yang<br />

dapat mempengaruhi anggota organisasi untuk menerima dan melaksanakannya,<br />

3. Nilai-nilai pribadi (personal values), seringkali pula keputusan dibuat atas dasar nilai-nilai<br />

pribadi yang dianut oleh pribadi pembuat keputusan untuk mempertahankan status<br />

guo, reputasi, kekayaan an sebagainya.<br />

4. Nilai-nilai kebijaksanaan (policy values), keputusan dibuat atas dasar persepsi pembuat<br />

kebijaksanaan tentang kepentingan publik atau pembuatan kebijaksanaan tentang<br />

kepentingan publik atau pembuatan kebijaksanaan yang secara moral dapat<br />

dipertanggungjawabkan, dan<br />

5. Nilai-nilai ideologi (ideological values), nilai ideologi seperti misalnya nasionalisme dapat<br />

menjadi landasan pembuatan kebijaksanaan seperti misalnya kebijaksanaan dalam dan<br />

luar negeri.<br />

Kesalahan-kesalahan umum sering terjadi dalam proses pembuatan keputusan. Nigro dan<br />

Nigro menyebutkan adanya 7 (tujuh) macam kesalahan-kesalahan umum itu, yaitu:<br />

a. Cara berpikir yang sempit (cognitive nearsightedness)<br />

Adanya kecenderungan manusia membuat keputusan hanya untuk memenuhi kebutuhan<br />

seketika sehingga melupakan antisipasi ke masa depan. Dan adanya lingkungan<br />

pemerintahan yang beraneka ragam telah menyebabkan pejabat pemerintah sering<br />

membuat keputusan dengan dasar-dasar pertimbangan yang sempit dengan tanpa<br />

mempertimbangkan implikasinya ke masa depan.seringkali pula pembuat keputusan hanya<br />

mempertimbangkan satu aspek permasalahan saja dengan melupakan kaitannya dengan<br />

aspek-aspek lain - sehingga gagal megenali problemanya secara keseluruhan.<br />

b. Adanya asumsi bahwa masa dapan akan mengulangi masa lalu (assumption that future<br />

will repeat past)<br />

Banyak anggapan yang menyatkan bahwa dalam suatu masa yang stabil orang akan<br />

bertingkahlaku sebagaimana para pendahukuannya di masa yang lampau. Tetapi keadaan<br />

sekarang jauh dari stabil, karena banyak orang bertingkahlaku dengan cara yang sangat<br />

mengejutkan. Kendatipun ada perubahan-perubahan yang besar pada perilaku orang-orang,<br />

namun masih banyak pejabat pemerintah yang picik/buta beranggapan bahwa perubahanperubahan<br />

itu normal dan hal tersebut akan segera kembali seperti sediakala. Padahal<br />

didalam membuat keputusan para pejabat pemerintah tersebut harus meramalkan keadaanleadaan<br />

dan peristiwa yang akan datnag yang berbeda dengan masa lampau.<br />

c. Terlampau menyederhanakan sesuatu (over simplification)<br />

Selain adanya kecenderungan untuk berpikir seccara sempit, ada pula kencenderungan<br />

pembuat keputusan untuk terlampau menyederhanakan sesuatu. Misalnya dalam melihat<br />

suatu masalah pembuat keputusan hanya mengamati gejala-gejala masalah tersebut saja<br />

dengan tanpa mencoba mempelajari secara mendalam apa sebab-sebab timbulnya masalah<br />

tersebut. Cara-cara yang dipakai untuk mengatasi masalahpun dengan menerapkan “sengaja<br />

pamungkas” yang sebenarnya belum atau “tidak” perlu dipakai, karena siapa tahu dengan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!