08.06.2013 Views

DARI PEMBUATAN KEPUTUSAN KE PERUMUSAN ...

DARI PEMBUATAN KEPUTUSAN KE PERUMUSAN ...

DARI PEMBUATAN KEPUTUSAN KE PERUMUSAN ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pola bertindaksederhanan hal tersebut tidak sepenuhnya dapat mengatasi masalahnya<br />

malah ustru mungkin menimbulkan masalah-masalahnya baru, pejabat pemerintah mungkin<br />

ada yang menolak “pola bertindak yang sederhana’ ini tetapi selalu saja membuat<br />

pemecahan masalahnya secara sederhana. Padahal tidak ada satu masalahpun (apalagi<br />

masalah yang besar/fundamental) dapat dipecahkan dengan pola bertindak yang sederhana<br />

ini.<br />

d. Terlampau mengantungkan pada pengalaman satu orang (overreliance on one’s own<br />

experience)<br />

Pada umumnya banyak orang meletakan bobot yang besar pada pengalaman mereka<br />

diwaktu yang lalu dan penilaian pribadi mereka. Walaupun seorang pejabat yang<br />

berpenglaman akan mampu membuat keputusan-keputusan yang lebih baik dibanding<br />

dengan yang tidak berpengalaman, tetapi mengadalkan pada pengalaman dari seseorang<br />

saja bukanlah pedoman yang terbaik. Hal ini disebabkan karena keberhasilan seseorang<br />

diwaktu yang lampau bukannya karena ia tidak membuat keputusan yang tepat tetapi<br />

hanyalah karena adanya faktor keneruntungan saja.<br />

Sehubungan dengan itu, maka pembuat keputusan perlu berkonsoltasi dengan rekanrekannya,<br />

bawahannya dan orang-orang lain unutk menimba pengalaman-pengalaman<br />

mereka. Dan yang jelas: pembuatan keputusan bersama akan menghasilkan keputusankeputusan<br />

yang lebih bijaksana.<br />

e. Keputusan-keputusan yang dilandasi oleh pra konsepsi pembuat keputusan (shared<br />

decision produces wiser decisions)<br />

Dalam banyak kasus, keputusan-keputusan seringkali di landaskan pada prakonsepsinya<br />

pembuat keputusan. Hal ini tidak terlalu salah tetapi jelas tidak jujur. Keputusan-keputusan<br />

administratif akan lebih baik hasilnya kalau didasarkan pada penemuan-penemuan ilmu<br />

sosial. Sayangnya penemuan-penemuan ini sering diabaikan bila bertentangan dengan<br />

gagasan-gagasan/konsepsi-konsepsi pembuat keputusan. Pemikiran-pemikiran yang<br />

prakonsepsional akan membatasi pemanfaatan penemuan-penemuan ilmu sosial dalam<br />

membuat keputusan di lembaga-lembaga pemerintahan. Fakta-akta yang ditemukan oleh<br />

ilmu sosial akan sangat berguna bagi pembuatan keputusan pemerintah.<br />

f. Tidak adanya keinginan untuk melakukan percobaan (unwillingness to experiment).<br />

Cara untuk mengetahui apakah suatu keputusan itu dapat diimplikasikan atau tidak adalah<br />

dengan mengetesnya secara nyata pada ruang lingkup yang kecil (terbatas). Adanya tekanan<br />

waktu, pekerjaan yang menumpuk dan sebagainya menyebabkan pembuat keputusan tidak<br />

punya kesempatan melakukan proyek percobaan (pilot project). Atau mungkin ada<br />

kecurigaan sementara pihak (anggota-anggota legislatif) bahwa apabila pejabat pemerintah<br />

melakukan kegiatan percobaan pada suatu program berarti bahwa landasan pemikiran<br />

dalam penyusunan program tersebut kurang baik.<br />

Selain itu kegiatan-kegiatan percobaan dianggap memboros-boroskan uang saja. Pejabat<br />

pemerintah kurang berani bereksperimen karena takut menanggung resiko dan<br />

beranggapan bahwa bereksperimen sama saja halnya dengan berjudi. Karena problema-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!