21.06.2013 Views

EVALUASI PENYAMPAIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI

EVALUASI PENYAMPAIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI

EVALUASI PENYAMPAIAN PESAN DALAM KOMUNIKASI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

informasi yang diterimanya dikaitkan<br />

dengan hubungan antara komunikator<br />

dengan komunikan, apa yang dipikirkan<br />

oleh komunikator tentang komunikan,<br />

bagaimana ia diperlakukan oleh komunikator,<br />

bagaimana kesan komunikator<br />

terhadap komunikan dan bagaimana posisi<br />

komunikator terhadap komunikan.<br />

Tataran komunikasi selanjutnya adalah<br />

tataran ajakan. Jika seseorang menyampaikan<br />

sebuah pernyataan yang ditujukan<br />

kepada orang lain, sebenarnya ia juga<br />

Wijayati, Evaluasi Penyampaian Pesan dalam Komunikasi 162<br />

berniat mempengaruhi orang lain. Secara<br />

terang-terangan atau tersembunyi pada<br />

tataran ini tersimpan keinginan, ajakan,<br />

saran, petunjuk, efek dan sebagainya.<br />

Telinga Ajakan biasanya diikuti oleh<br />

kesiapan untuk menjawab pertanyaan: Apa<br />

yang harus saya lakukan sekarang, pikirkan<br />

dan rasakan?<br />

Berikut ini akan disajikan sebuah<br />

contoh cerita yang terjadi dalam kehidupan<br />

sehari-hari.<br />

Der Mann (= Sender) sagt zu seiner am Steuer sitzenden Frau (= Empfänger): Du, da vorne<br />

ist grün!<br />

Seorang laki-laki (komunikator) berkata kepada istrinya (komunikan) yang duduk di<br />

belakang setir mobil:<br />

Sayang, lampunya sudah hijau!<br />

Pesan apa sajakah yang terkandung di<br />

dalam berita tersebut, pesan apa yang<br />

disembunyikan oleh komunikator (baik<br />

disadari atau tidak) di balik kalimat<br />

tersebut, dan bagaimana komunikan memahami<br />

berita tersebut? (kemungkinan jawaban/reaksi<br />

apa yang kira-kira muncul dari<br />

sang istri?)<br />

Contoh di atas menggambarkan sebuah<br />

situasi yang menunjukkan bahwa lampu di<br />

traffic light berubah menjadi berwarna<br />

hijau. Ini adalah isi pokok (Sachinhalt) yang<br />

terkandung di dalam situasi tersebut.<br />

Aspek kedua yaitu tentang pesan apa<br />

yang ingin disampaikan oleh komunikator<br />

terkait dengan tampilan diri (Selbstoffenbarung).<br />

Di dalam setiap berita tidak hanya<br />

terkandung informasi tentang isi yang<br />

disampaikan, melainkan juga informasi<br />

tentang orang yang mengirimkan berita.<br />

Dari contoh di atas, kita dapat memperoleh<br />

informasi bahwa sang suami mampu<br />

menggunakan bahasa Jerman dan mengenali<br />

warna (tidak buta warna). Di samping<br />

itu, dia sedang dalam keadaan terjaga lahir<br />

dan batin. Lebih jauh, mungkin dia sedang<br />

dalam keadaan tergesa-gesa, dan sebagainya.<br />

Pendek kata: di dalam setiap berita<br />

tercermin sedikit informasi tentang tampilan<br />

diri komunikator. Makna tampilan diri<br />

digunakan untuk mengaitkan pemaklumatan<br />

diri yang tampak dan yang tersembunyi.<br />

Selanjutnya, dari contoh kalimat di atas<br />

dapat dilihat pula aspek hubungan<br />

komunikator dengan komunikan. Hubungan<br />

(Beziehung) antara komunikator dan<br />

komunikan sering dapat dilihat dari ungkapan<br />

yang dipilih, tekanan nada, dan<br />

signal-signal lain yang menyertainya dan<br />

bukan ditunjukkan melalui bahasa. Terkait<br />

dengan tataran hubungan, komunikan<br />

biasanya memiliki telinga yang sensitif<br />

karena ia merasa sedang diperlakukan<br />

dengan baik atau tidak baik. Pada contoh<br />

kalimat sebelumnya, sang suami memberikan<br />

isyarat yang dapat dipahami bahwa ia<br />

tidak memercayai istrinya mengemudikan<br />

mobil sehingga ia memberikan aba-aba saat<br />

lampu traffic light berubah menjadi hijau.<br />

Ada kemungkinan sang istri menjawab<br />

dengan kasar: Fährst du oder fahre ich?<br />

(Kamu atau saya yang menyetir?), sebagai<br />

ungkapan pembelaan diri. Hal ini<br />

menunjukkan bahwa sanggahan yang dikemukakan<br />

bukan mengacu pada isi berita<br />

(karena sang istri pasti menyetujui bahwa<br />

lampu memang berwarna hijau), melainkan<br />

pada pesan yang terkandung pada tataran<br />

hubungan. Lebih jelasnya, dalam aspek<br />

hubungan terkandung dua jenis pesan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!