21.06.2013 Views

Pesan Humanitas Syariah, Telaah atas Dimensi Liberalitas dalam ...

Pesan Humanitas Syariah, Telaah atas Dimensi Liberalitas dalam ...

Pesan Humanitas Syariah, Telaah atas Dimensi Liberalitas dalam ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PESAN IIUMANITAS SYARIAH, TELAAH ATAS DIMENSI<br />

LIBERALITAS DALAM HUKUM ISLAM<br />

IirAbdulHarisl<br />

Abstract<br />

The nccessrty lor outhenticity is v"ry wgent at the energing rha enge of<br />

the progrcsstve rcligious thought in crcoting the worll order whtch ha-r<br />

justice _and peacefulness in high social and ideotogicat nobitity. There is<br />

a widely assumplion that 'religion,' in some cases, gives slrong contribution<br />

of the emerging of violence, supports the tyronny po\|er, discriminative,<br />

and saves sectarianism. This article is aimed at investigating the Islanic<br />

legal in terms of fie bb, ofreedom. the Istanic tegat in thi observarion<br />

is etamined the possibilit), to be an altenative law responding the<br />

nodernity and fulfills the expectation for the existence society v)hich has<br />

justice and no discriminatioh. The ea y part of the a icle cliscusses the<br />

introduction oJ geheral description of notters which wilt be the focus.<br />

The second part discusses the contett of freedon in the prophet of<br />

KeFord :Syari'ah, modemjtas dan keadilan<br />

Dalam perkembangan dan gerakan mencrptakan tatanan dunia yang adil dan<br />

pemlkiranlslam,otentisitas kebenaran Islarn penuh pcrdamaian <strong>dalam</strong> mobilitas idioloei<br />

telab lama menjadi perhatian. Terdapat dua dan sosial yang saogat tinggi. Terdapit<br />

hadisi b€sar Islam, Sunnidan Syi'ah dengan anggapan cukup luas bahwa<br />

mgam variannya hampir mufakat mencari<br />

akar otentisitas pada bagaimana Nabi daD<br />

generasi di ftasa awal memahami wah',u<br />

<strong>dalam</strong> ruang sejarah mereka, telapi berujung<br />

pada interpretasi otentisitas yang nyaris buDtu<br />

untuk diperteftukan (Arkoun, 1996).<br />

Kebutuhan <strong>atas</strong> otcntisitas tcrsebut<br />

scmakin mcndesak sclurul tantangan <strong>atas</strong><br />

pcran agama yang lcbih pfogrcsif <strong>dalam</strong><br />

.agama. <strong>dalam</strong><br />

banyak kasus justru m€mberikan banyak<br />

sumbangan berarti pada munculnya<br />

kekerasan, dukungan pada kekuasaan yang<br />

tiran, diskriminatif, dan menyimpan muatan<br />

tunda scklarianitas. Hasil p€nclitian yang<br />

dilakukan PPIM UIN Syarif Hidayatullah<br />

Jakarta menunjukkan bahwa beberapa kitab<br />

kuning yang diajarkan di pondok pcsantrcn<br />

mcnyinrpan potensi kekerasan dalaft aeama.<br />

L h Abdul Haris ada ldh Dorn Fata tras Dake.ah d.n KoDN nit!$ UIN Slnan cu nu.s D iart Iland u,s<br />

Emil: Fbha6@Smailcon


lir Abdul Haris. <strong>Pesan</strong> <strong>Humanitas</strong> Svariah. <strong>Telaah</strong> <strong>atas</strong> Dlmensl Libefa itas ... 27<br />

Meskipun hasil riset ini menimbulkan prc dan refleksi, dan gerakan keagamaan pada<br />

konta, akan tetapi setidaknya dapat me.j adi penghujung abad XX yang berupaya meDcari<br />

modal ilmiah penting untuk melakukan otentisitas agama pada ranah praktis <strong>dalam</strong><br />

penelitian lanjutaD yang lebi-h men<strong>dalam</strong> dan mewujudkan "keadilan yang komprehcnsif,<br />

komprehensif.<br />

refleksi theologis yang muncul darinya, dan<br />

Dalarn €ksplorasi yang cukup luas dan pembentukaD ulang pmksis berdasarkan<br />

men<strong>dalam</strong>, Abdullah Ahmad al-Naim<br />

monunjukkan bahwa syari'ah historis (baca:<br />

refleksi tersebut". Pada mulanya, term hi<br />

banyak diperkenalkan oleh tokoh - tokoh<br />

fiqh) akan merghadapi kendala normatif gerakaD keagamaan dalan naungan gerakan<br />

ketika akan diterapkan <strong>dalam</strong> negara bangsa gereja di Amerika Latin <strong>dalam</strong> menentang<br />

modem yang secara iegas menetapkan <strong>dalam</strong> politik represifdar hegemoni tiranik rezim-<br />

konstitusi mereka adanya kebebasan rczim yang berkuasa. Farid Esack melalui<br />

memeluk agama dan persamaan di depan elaborasinya yang cukup men<strong>dalam</strong><br />

huklm <strong>atas</strong> semua warga rcgara. Sedangkan<br />

<strong>dalam</strong> syari'ah historis terdapat - Dyaris<br />

berilasarkan pengalamanpaqjangnya<strong>dalam</strong><br />

meneDtang Apartheid di Aftika S€latan<br />

dianut oleh seluruh madzhab pembedaan menampakan pandaogan-pandangan libertian<br />

warga negam antara muslim dan noD muslim; tentang wacana Pembebasan <strong>dalam</strong> Alperbedaar<br />

besann diyat (denda akibat<br />

perbuar.a[ pidamtertens]) ant ra laki-laki dan<br />

Qur'an <strong>dalam</strong> tesisnya " Qur'an Liberation<br />

and Pluralisn "an hlanic Persefective of<br />

perempuan mauplrn arltaru olang merdeka Intereligius Solidarity against Oppres-<br />

dan budak belian, pembedaanjur ah saksi sion". (Esack, 1983). Pendekatan yang<br />

yang dapat diterima <strong>dalam</strong> hukum acara hampir senrpa tetapi cenderu.ng mitis penulis<br />

artara laki-laki dal1 perempuan, serta temukaD <strong>dalam</strong> karya Mahmoud Mohamed<br />

pemilahan bak kewarisar antam laki-laki dan<br />

per€mpuan ya[g kemudiaD dipedlras pada<br />

Toha (1983).<br />

pemilahan hak antara kenbat garis ibu dan Dalam perkembangan mutakhir, istilah<br />

bapak.<br />

ini menjadi suahr arus utama baru <strong>dalam</strong><br />

Diduga kendala nomatif yang akan<br />

dihazlafi fiqh ketika diterapkan <strong>dalam</strong> tatanan<br />

wacana keagamaan yang digendong <strong>dalam</strong><br />

suatu artikulasi ulang <strong>atas</strong> theologi<br />

kehidupan tregara bangsa kontemporer keagamaan yang formatif-skolastis yang<br />

berakar dari faktor epistemologi. Daliam cenderung minim dengan nilai-nilai praxis.<br />

tulisan ini, penulis meocoba m€nelaah Teologi pembebasan ini diandaikan tampil<br />

syari'ah lslrm <strong>dalam</strong> konteksnya sebagai<br />

'hukum<br />

pembebasan' <strong>dalam</strong> pengertian<br />

pada sosok itrdividu maupun kolektiftokohtokoh<br />

keagamaan yang menempatkan agama<br />

apakah sya ah memiliki kemungkinan sebagai basis bagi legitimasi dan ideDtitas<br />

alterratif menjadi hukum yang dapat perjuatrgan bagi keadilan dengan<br />

mer€spon modemitas dan memenuhi harapan<br />

bagi tcrwujudDya masyarakat yang noD-<br />

mengemaskulasi simbol-simbol artifi sial<br />

fakultatif<br />

diskimioatif dan berkeadilan.<br />

Wacana teologi pembebasan sebagai<br />

kitik pra,ris <strong>atas</strong> agama <strong>dalam</strong> lingkuDgan<br />

Konteks P€mb€basan <strong>dalam</strong> Kerasulan pemikiran Islam bergeso pada pandangan<br />

Muhammad S.A.W.<br />

kitis <strong>atas</strong> be$agai klaim simbolistik t€rhadap<br />

Teologi pembebasan merupakan istilah<br />

koniemporer yang melapisi suatu pemikiran,<br />

syari'ah. Pandangan ini muDcul, <strong>dalam</strong><br />

dugaan penulis, scbagai respon <strong>atas</strong> pelapisan<br />

dan penyelimutan bertahap aias makna-


28<br />

JURNAL KAJIAN ISLAM, Volume 1 Nomor 1, April2009<br />

makna essensial agama-agama dunia <strong>dalam</strong><br />

pedalanan panjang sejarah yang memintal<br />

agama padapelembagaan-p€lembagaan<br />

artifisial dan simbolik-dtualis. Babkan <strong>dalam</strong><br />

tahap paling kritis, terjadi penurggalan antam<br />

agama dan pemikiran agama sehirlgga<br />

mengkitisi penafsimn agama menjadi tugas<br />

sulit dan penuh resiko karena akan dianggap<br />

sebagai meDgganggu agama itu sendid.<br />

Keyakinan penulis, memahami<br />

kerasulan Muhammad dalan pelapisan hukum<br />

pembebasan di <strong>atas</strong> dapat dicari maknanya<br />

sebagai perpanjangan kehendak Tuhan yang<br />

aktif <strong>dalam</strong> sejarah melalui pemturan-Nya<br />

<strong>dalam</strong> kitab suci. Makna ini dapat dicari dalan<br />

ruang terbuka teks yaDg pcnuh tenggaratenggara<br />

duniawi, historia dan kaya lakonlakon<br />

dari model kenabian pra-Muhammad-<br />

Makna-makaa ini dibuka <strong>dalam</strong> peran-pemn<br />

responsifnya <strong>atas</strong> wahyu <strong>dalam</strong> sejarah<br />

pewahyuan Mekkah dan Medinah yang<br />

fenomenal dalan sejarah.<br />

P€dode Mekkah: Seruan Moralis Nabi<br />

Kuno yang B€rwenang<br />

Para mufassir dan sejarawan klasik<br />

mengkonstatir peran terbuka Nabi di<br />

Mekkah. Periode ini ditandai oleh seruanseruan<br />

Al-Qur'an yang lebih bersifat umum<br />

<strong>dalam</strong> obyek dan moral spesiflk <strong>dalam</strong> materi.<br />

Dalambuki -bukti :<br />

1. Kat^' nanusia ' kemiskinan, yatim, dan perbudakan<br />

s€bagai suatu respon aktual al-Qur'an<br />

pada sistem sosio-ekonomi Meklah<br />

yang €ksploitatif dan struktur sosial<br />

yairg berubah cepat <strong>dalam</strong> model kota<br />

perdagangaa kuno Arab yang dikuasai<br />

oleh lapisan aristokrat Quraisy.<br />

Mahmoud Toha menyebut wahyu<br />

Makki sebagai pesan pertama. Seruan<br />

utamaDya adalah al-Islam <strong>dalam</strong><br />

pengertiaD kepasrahan maDusia <strong>atas</strong><br />

tuhan sebagai misi umum kenabian.<br />

Dalam pesatr pertama, Islam<br />

ditampilkan dalan identitas universal<br />

yang <strong>dalam</strong> tataran ideal merupakan<br />

arab dari sisiem etik global modem saat<br />

ini. (Toha 1983).<br />

4. Sejamh nabi-nabi Arabia kuno banyak<br />

disebut <strong>dalam</strong> berbagai sumt yang<br />

meneguhkan karakteristik dari<br />

kontinuitas hadisi monoteistik. Ini<br />

makin memperkuat daya cakup<br />

( an nas dan bani<br />

Adam \ banyak digunakan <strong>dalam</strong><br />

pembuka <strong>dalam</strong> seruan bahwa obyek<br />

seruan wahyu terbuka bagi segenaP<br />

lapisan masyamkat di luar jangkauan<br />

atribut kelompok kepercayaan.<br />

2. Kandungan ayat-ayat makdiyah lebib<br />

penuh muatan seruan tauhid yang<br />

simultan dan menghentak jantung<br />

kepercayaan masyarakat Arab yang<br />

terpecah-pecah, liar, dan kems k€pala<br />

terbuka seruan ai-Qur'an antar<br />

kelompok beriman di lingkungan arl<br />

al-kitab dai hanif di satu sisi, serta<br />

peDguloh-asasan rctratitas seruanbagi<br />

kalangan non-ahl al-kitab dan hanif<br />

pada stuktur t€riutup sistem sosioekonomi<br />

aristoloat Quraisy di sisi yang<br />

laln,<br />

5. Penggalan ayat-ayat Makki merupakan<br />

kombinasi hurup yang mengheDtak,<br />

satuan ayat yang pendek-pendek<br />

<strong>dalam</strong> kamkt€ristik seruan yang tegas<br />

seperti t€rlihat <strong>dalam</strong> banyak suat<br />

dijuz 30, sangat cocok dengan alah<br />

pewahluan Makki.<br />

Hal yang kadang disalahpahami,<br />

seruan monoteistik dianggap sebagai satu<br />

satunya target wahyu Makki, padahal<br />

berbarengan dengan serua[ tenebut, lakon<br />

dari pemn kenabian pra Muhammad secara<br />

l.<br />

Uahiliah).<br />

konsisten dituturkan untuk mengukuhkan<br />

lqu-isu bccar a)al makkilah .angal<br />

seruan Rasulullah pada upaya pembcbasan<br />

diwamai oleh seman kepcdulian <strong>atas</strong> masyarakat dari kemiskinan struktural karena


lirAbdul Haris, <strong>Pesan</strong> <strong>Humanitas</strong> Sya ah, <strong>Telaah</strong> aias <strong>Dimensi</strong> <strong>Liberalitas</strong>... 29<br />

keserakahan sist€m ataupun pcmberdayaan<br />

masyarakat marginal (yatim, wanita, dan<br />

budak) yang tersisih akibat struktur sosial<br />

Ketauhidan <strong>dalam</strong> scjarah kenabian<br />

memiliki ujungbagi efektifilas pembebasan<br />

manusia dari selain penghambaan pada<br />

Tuhan. Nuh, Musa,Ibrohim, Isa, Yusuf, Daud,<br />

Sulaiman, Zakaria dan ribuan nabi laimya<br />

adalah utusan-utusan tuhan yang<br />

membcrikan peringatan, penyadaran dan<br />

sekaligus melakukan gerakan aktif<br />

pembebasan. Musuh aktif mereka yang<br />

sering dirujuk Qur'aD adalah kelompok a/zdld'<br />

(aristokasi). Dalam tahap inilah nabi<br />

memainkan perannya sebagaimana nabi nabi<br />

sebelumnya memperjuangkan nilai - nilai<br />

kemanusiaan di bawah prinsip tauhid.<br />

Scbagai catatan khusus pcnulis, pada<br />

pcriode ini, Rasullah mcmcrankan kenabian<br />

Iebih didasarkan pada wewenang bukan<br />

kekuasaan. Wewenang, mcminjam istilah<br />

Arkoun, sebagai "kctcrikatan semerta<br />

seorang individu atau suatu kelompok pada<br />

kata-kata dan tingkahlaku seorang individu<br />

Iain yang membawahkan dirinya sendiri<br />

terhadap tujuan-tujuan mcreka yang<br />

mcngikutin)'a". Wewenang tidak mempersyamtkan<br />

pcEatuar, penaklukan, ketertundukan<br />

maupun pemberotrtakan.Sebuah otoritas<br />

yang muncul <strong>dalam</strong> hubungan pribadi tanpa<br />

ada kendala fisik atau hulclm. Dalam mnah<br />

inilah, kerasulan Muhammad S.A.W di<br />

Mckkah menempati pelan vital kenabian di<br />

luar kerangka struktur politis dan ruatrg<br />

kekuasaan.<br />

Wahyu Makki di tangan rosul<br />

diarahkan pada publik manusia pada ruang<br />

yang tcrbuka <strong>dalam</strong> arti yang sesunggubnya.<br />

Nilai - nilai pembebasan scbagai turunan<br />

langsung tauhid pada periodc ini benar-benar<br />

unik karena turun dari lingkaran pewahyuan<br />

yang bebas dari ik-hliar politik kekuasaan<br />

dari 'ncgam'.<br />

Pcriode llladinah : Seruan Moralis Nabi<br />

yrng B€rkuasa<br />

Pcriode ini ditandai oleh migrasi (<br />

Hijrah ) nabidan para sahabatnya ke Yatsrib<br />

pada tabun 622 M akibat peoolakan represif<br />

yang diikuti teror mcngcrikan dari para<br />

aristokrasi Mekkah <strong>atas</strong> seruan Rosul.<br />

PcndudukYatsdb (tcrutama kabilahAus dan<br />

Khajraj ) yang terlibat konflik diantara mereka<br />

sangat membutuhkan figur yang dapat<br />

mcnjadi pcncngah di antara mcreka.<br />

Setibanya di Yatsrib (kemudian<br />

diubah nama menjadi Mcdinah) Rasul<br />

mclakukan konsolidasi masyarakat dengan<br />

mcmbuat sebuah konscnsus yang discbut<br />

mitsaq madinah yang intinya berupa<br />

kcscpakatan di antara bcragam kelompok<br />

agama dan kabilah untuk hidup bersama dan<br />

saling melindungi kcbcbasan menjalankan<br />

hukum dan tradisi masing-masing.<br />

Pada tahap inilah, Rasul menata<br />

masyarakat beriman dcngan tatanan dan<br />

hukum yang diturunkan dari pemahamannya<br />

<strong>atas</strong> wahyu Al Qur'an. Seruan Islam yang<br />

ditolak di Mekkah mempcroleh tempatyang<br />

subur untuk diterapkan <strong>dalam</strong> masyarakat<br />

(rmmal) serta bebas dari intimidasi. Prinsipprinsip<br />

wahyu Mak-ki ditampilkan <strong>dalam</strong><br />

Srrra, (tradisi aktual) yang ditampilkan<br />

Nabi dan masyarakat Mcdinah seturut basis<br />

nyata scjarah dan kebudayaan yang ada<br />

<strong>dalam</strong> pertahapan yang realistis. Hukumhukum<br />

masyarakat kota (negara) secara lcbil<br />

rinci disusun dan dikembangkan di Medinah;<br />

dan sebagaimatra organisasi masyarakat baru,<br />

diprlukan konsolidasi dan labelisasi identitas<br />

komunal yang tegas untuk menghadapi<br />

kelompok luar yaig mengancam <strong>dalam</strong><br />

sebuah dokin jiral sebagai sikap dan<br />

tindakan mulia untuk melindungi sistcm<br />

baru masyarakat beriman <strong>atas</strong> nama Tuhan<br />

Uihad.fi sabilillah).<br />

Periode ini mcrupakan periode historis<br />

lslam <strong>dalam</strong> pengertian sebagai situasi dao<br />

ruang bagaimana pesan universal dari


3 0<br />

JURNAL KAJIAN ISLAM, Volume 1 Nomor 1, April2009<br />

pembebasan dan penghormatan martabal tumbuh bcrkembang menjadi satuan<br />

manusia yang ditegaskan pada wah''u Makki nasyarakat politis di bawah kepemimpinan<br />

memperoleh wujud aktual <strong>dalam</strong> sejarah para khalifah. Praktek ncrcka dianggap<br />

manusia sojalan deDgan kesao8gupan in- sazra& (tradisi) Islam paling otcntik yang<br />

ternal yang melekat <strong>dalam</strong> sisitem diyakini memperoleh sandaran kuat dari tradisi<br />

kebudayaan daDintelektual masyarakat sangnabi.<br />

wakhr itu.<br />

Pasca cmpat khafilah terpcrcaya,<br />

Dalam periode ini ditemukan berbagai masyarakat muslim hrmbuh dan berkembang<br />

peraturan hukum islam yang kcmudian <strong>dalam</strong> pertaruhan agama negam di bawah<br />

menjadi issu p€Dting <strong>dalam</strong> studi kritis <strong>atas</strong> dinasti-dinasti yang mengklaim memiliki<br />

fiqh di antaranya tentatrg perbedaan lakilaki legitimasi kharismatis dari lingkaran keluarga<br />

dan perempuan <strong>dalam</strong> soal hak kewarisan, kenabian secaB laDgsung atau tidak <strong>dalam</strong><br />

kesaksian wanita <strong>dalam</strong> acara perdata, hak waktu sangat panjang (sampai pcnutupan<br />

percmpuan <strong>dalam</strong> kcpemimpinan politik, resmi Khilafah Utsmaniyah tahun 1924-an).<br />

pemilahan masyankat <strong>atas</strong> status agama Dalam pertaruhan kekuasaan negara itulah,<br />

(m slim, ahl al-dzimni, dan ahl al- Islam lumbuh dan berkembang <strong>dalam</strong><br />

nusta'min), d^n htl/f..uman mati (/a]n) <strong>atas</strong> pclembagaan keilnuan Islam yang sangat<br />

pelaku zina.<br />

akademis dcngan oricntasi hukum (Figr)<br />

Keseluruhan implcmcntasi wahyu yang luarbiasa kaya dan dinamis.<br />

Madani sebagaj tatanan hukum aktual yang Hal pcrlu penccrmatan, tradisi fiqh<br />

ditctapkan dan diteladankan Nabi mcnjadi mcmiliki sumbangan penting terhadap cetak<br />

sunnah yang otoritatif bagi interpretasi biru pandangan dunia (We I tansch.tuung)<br />

syari'ah olch generasi-gcncrasi selanjutnya masyarakat muslim <strong>dalam</strong> mengukur<br />

di ta[gan Jiqaha-mujtahidin. D^lam otentisitas kebenaran Islam, padahal tradisi<br />

pardngatluqaha nuj tahidih fasc Mxlani ini dipastikan memiliki muatan Ideologi<br />

ini diaDggap scbagai puncak dari seluruh kekuasaan <strong>dalam</strong> pertaruhan-pertaruhan<br />

proses pewahyuan- Masyarakat hukum yang rumit kekuasaan dan wacana pemikiran Is,<br />

terbcntuk di dalanrnya mcrupakan contoh lam di abad pertengahan Islam yang kemudiar<br />

ideal dari bagaimana masyarakat muslim dinyatakan tcrtutup di pcnghujung abad IV<br />

seharus dibentuk. Pandangan inilah yang H/ X M. Idiologi-idiologi yang bcrkembang<br />

kcmudian mcnjadi basis historis sekaligus <strong>dalam</strong> scbuah struktur kebudayaan<br />

idiologis dari b€rbagai produk pcmikiran fiqh masyarakat muslim abad pcnengahan beril-ut<br />

di abad pertengahanlslam (abad ke-2 sampai berbagai pcdaruian potitjk ekonomi dan sosial<br />

ke-4 H) yang kemudian menjadi wama dari berpengaruh sangat kuat tcrhadap bcragam<br />

hampir kescluruhan praktik hukum Islam tafsir ajaran <strong>dalam</strong> Al-Qur'an yang kemhdian<br />

<strong>dalam</strong> masyarakat modem dcngan beberapa ditwunkan <strong>dalam</strong> tura6 Islam (Abu Zaid, t.t).<br />

pcrubahan yang lebih bcrsipat tcknis Fiqh berkembang dinamis dengan<br />

dibanding substantif.<br />

penarjkan konstruhsi efistcmik dari lingkaran<br />

wahyu madani mclalui berbagai metodologi<br />

Pelapisan ldcologis Sejarah <strong>atas</strong> <strong>Pesan</strong><br />

Praxis Agama<br />

ijtihad terutama qiyas yang bcrkelindan<br />

kompleks dcngan pengalaman 'Islam'<br />

sebagai<br />

rclasi kuasa ncgara. Pada lingkat paling<br />

Scmena setclah wafatnya nabi terjadi mapan, pcmikiran fiqh kenludian dibakukan<br />

pcrtikaian politis yang efcknya beriangsung oleh suatu mckanisme ijma sehingga bukan<br />

sampai s€karang. Masyarakar beriman hanya pcmikiran-pcmikirao fi qh yang bcrasal


llrAbdul Haris. <strong>Pesan</strong> Humanilas Syanah, <strong>Telaah</strong> <strong>atas</strong> <strong>Dimensi</strong><strong>Liberalitas</strong>... 3l<br />

dari varian-variatr dognais(a abbudt) y^ng Mahmud Thaha yang menawarkan<br />

ditransedenlalilaskao sebagai lidak dapar pendekatan nadzariyyat tathwir al-tasyri<br />

dibatalkan karena ketrrsucian kemufakalar (teori Evolusi Legislasi Hukum) dan<br />

masyarakat muslim tetapi j uga varian-variar. Muhammad Syahrur yang menawarkan<br />

praldis-duniawi (la aqqrt) sepeni hukum pe[dekatan nadzariyyat al-hudud (teori<br />

kalalah se a dttalltas dzawil arham dan<br />

aslubai <strong>dalam</strong> hukum waris Sunni; pidaoa<br />

B<strong>atas</strong> Hukum Tuhatr).<br />

mati <strong>dalam</strong> kasus zina muhshan. riddah. dan Pembrlikrn Rujuk.tr Nilai Kepadr<br />

qishash <strong>dalam</strong> hukum pidana; keseparuian<br />

jtimiah wanita <strong>dalam</strong> persatsia! dibondingkad<br />

lakilfi <strong>dalam</strong> bukum acara perdata; dan<br />

persoalaD kep€mimpinan (qawanah'1 lakrlaki<br />

<strong>dalam</strong> hukum keluarga dan siyasah.<br />

Dalam perkembangan mutakhir,<br />

pemikira! terhadap syari'ah berkembaDg<br />

makin dinamh dengan ditopadg oleh Magai<br />

perubahatr persfektifdi tingkat theologi daD<br />

filsafat lslam. Nama-nama seperti Nasr<br />

HamidAbu Zai4 Hassan Hanafi, AshgarAli<br />

Etrgineer, Mubammad Artou!, Mahmud<br />

Thaha Abdullab Abnad al-Naim, Said al-<br />

Asymawi, da! Muharfinad Syabrur; dikenal<br />

di kalangan akademisi membuka persfektif<br />

baru tentaDg pemikiran keagamaan yang<br />

berimplikasi kepada kebutuhan <strong>atas</strong><br />

interpretasi hukum yang lebih terbuka<br />

meng<strong>atas</strong>i bebao-bebatr hltural dan idiologis<br />

yang terkatrduDg di <strong>dalam</strong> tr.rarr- Bqbagai<br />

vadan hukum fiqh yaog s€beluDnya diaqgap<br />

sebagai baku dipertanyakan ulang<br />

!€levaDsinya berdasarkao sudut paDdaDg dan<br />

pendekatatr baru <strong>dalam</strong> pembacaan nash (Al-<br />

Qu'an dan Sunnab) mauputr turarr (baca:<br />

fiqh).<br />

MoDen Historis Hukum Awrl<br />

Hampir keseluruhan fuqaha<br />

menempatkan fase Makki sebagai tangga<br />

historis purba dari implementasi hukum Islam.<br />

Seringkali berbagai putusa! hukum yary<br />

terdapat di fase Makki berada <strong>dalam</strong><br />

kedudukan monsukh <strong>dalam</strong> peDgertiaD<br />

adanya hukum baru yang secara :ekstual<br />

bedawanan malna atau karcna suatu alasan<br />

<strong>atas</strong> asas ,aatt (kebenahapan hukum) yary<br />

mengkonstatir bahwa hukum awal yang<br />

sifatnya ikhtiary adalah sementara sampai<br />

kemudian lahir hukurn y Ng sipataya ilzarrry<br />

seperti <strong>dalam</strong> kasus hukurD miDuman kems<br />

daD kebebasal memeluk agada- Berbeda<br />

dengan paDdangatr ini, Mahmud Thaha,<br />

seorang pemikir muslim dan peodiri partai<br />

Persaudaraan Republik dari Sudan<br />

memarldang bahwa pesan-pesan di wahyu<br />

Makki merupakan pesal substausial dan frndameDtal.<br />

<strong>Pesan</strong>-pesan wahyu di fase ini<br />

melupakan taget utama p€wahlruan, akan<br />

tetapi karena situasi histods yang tidak<br />

menungkinkan untuk sernentar:a ditunda dan<br />

diganlikatr oleh pesan-pesatr di wahjru<br />

MadaDi (Naitn, 1995).<br />

Pel.pisrn Idcologis Sejrrrh .trs Pesrtr<br />

Pr.lis AgamarAlternatif PendekrtrD<br />

Metodologi B.ru drlam Pemikirrn<br />

Syari'rhIsl.m<br />

Lebih jaul Mahdrud Thaha<br />

mematrdang bahwa pesan-pesan wahyr di<br />

fase Makli merupakan pesan kemanusiaan<br />

Islam yaDg paling fundamental karena<br />

menggambarkan Dilai-Dilai kemanusiaan ud-<br />

Di aDtara berbagai pemikiran hukum v€mal yang menjadi sebahagian isi dari<br />

lslarn yang secara teo tis, menurut hemat semangat al-Islam pada maknanya yang<br />

Penulis, menawarkan p€ndekatan yang lebih tertinggi. Ia mengemukan terdapat 7 (tujuh)<br />

utuh dan prospektifsenarai dengaD tadangan tahap yang ditempuh oleh seseoralg <strong>dalam</strong><br />

baru masyarakat global adalah pemikiran menjalani hidup seorang muslim yakni tahap


32<br />

JURNAL KAJIAN ISLAM, volume 1 Nomor 1,April2009<br />

islam, iman, ihsan, ilnu al-ydqin, ain aljaqin,<br />

haqq al-yaqin, dan islan.<br />

Sementan makna 'islam' pada tahap ke-l<br />

merujuk pada identitas formal yang dapat<br />

diperbedakan dengan pongakuan syahadah,<br />

maka<br />

'islam' pada tahap ke-7 merujuk kepada<br />

suatu kualitas keberagamaan tdtinggi yang<br />

hanyaAllah yang tahu derajat kualitasnya (a/islam<br />

'inda A ah). (Thaha, 1984: 62).<br />

<strong>Pesan</strong>-pesan di fase ini dianggap<br />

sebagai Pesa! kedua Islam (the Second<br />

Message of hlan) yang menunggu saat<br />

tepat untuk diterapkan yaDg di fase Makki<br />

gagal diappresiasi masyarakat Arab karena<br />

berbagai keterb<strong>atas</strong>an (Al-Naim, 1 995).<br />

Dalam tulisannya, Mahmud Thaha<br />

mengangap bahwa pesan-pcsan wahyu di<br />

periode Mekkah yang di antaranya<br />

mencakup persoalan tauhid, pembcbasan<br />

budak, kebebasan memeluk agama,<br />

perliDdungan aDak yatim, dan penyisihan<br />

maksimum kekayaan p badi merupakan<br />

pesan idealisiik dari lslam sebagai agama<br />

kemntsiaan (re I i g i o n of hu n a n i ty) (T haha,<br />

1983). <strong>Pesan</strong> wahyu Makki menurutnya,<br />

sebagaimana dikutip Abdullah Almad al-<br />

Naim, merupakan pesan Islam yang abadi<br />

dan fundamental. <strong>Pesan</strong> Islam baik secara<br />

substansial maupun perilaku<br />

pengembangannya <strong>dalam</strong> periode Mekkah<br />

didasarkan pada 'i,t&tlar, lam sebagaimana yang ditekankan <strong>dalam</strong><br />

wah''u Makki.<br />

Dcngan dcmikian, perahran-peratuao<br />

hul:lrm yang saat ini dikenal memilki muatan<br />

yang cenderung diskiminatif pada dasamya<br />

bukan hukum ideal Islam melainkan hukum<br />

Islam senyatanya <strong>dalam</strong> konteks sosio'<br />

histods Arab di abad ke-7 M. Akan tetapi<br />

periode ini dipandang sebagai periode emas<br />

@olden age) yang nenjadi rujutan historis<br />

dari seluruh upaya penafsiran terhadap<br />

syari'ah. Peraturan-peraturan hukum di<br />

periode ini menjadi pembatal (nasikh) <strong>atas</strong><br />

berbagai pemturan yang pemah diwahyukan<br />

sebelumnya diperiode Mekkah.<br />

Bagi Mabmud Thaha, ditegaskan lebih<br />

men<strong>dalam</strong> oleh Al-Naim , teori ndsakh yang<br />

didasarkan pada asumsi epistimologi <strong>atas</strong><br />

kedudukan referensial periode Medinah<br />

menjadi halargan bagi berbagai upaya yang<br />

komprehensif imfu k melakukan pembahanran<br />

hukum Islam sebab tidak akan mampu<br />

menyentuh substansi dari pesan idcal Islam<br />

yang sesungguhnya. Dia menawarkan<br />

pendekatan baru untuk menggantikan teori<br />

nasakh yang disebut dengan tathwir al<br />

laryli (evolusi legislasi syari'ah) (Al Naim,<br />

1995).<br />

Pendekatan baru Mahmud Thaha,<br />

k€bebasan unh.*<br />

tahwir al-taslri, didasarkan kepada<br />

beberapa prinsip:<br />

memilih tanpa bayangan kekerasar maupun 1. evolusi syariah adalah perpindahan<br />

paksaan apapun (Al Naim, I 995).<br />

dari sahr teks (Al-Qur'an) ke teks yang<br />

Diakibatkan oleh berbagai lain. Dari suatu teks yang pa[tas untuk<br />

ket€rb<strong>atas</strong>an kultural dan pemikiran dari meDgatur abad ketujuh dan telah<br />

masyaEkat Arab di abad ke-7 yang disertai diterapkan, kepada suatu teks yang<br />

oleh penolakan yang dibarengi oleh kekerasar pada wakhr itu terlalu maju sehingga<br />

terhadap seruan Nabi Muhammad yang dibatalkarl<br />

sangat humaDistis, pesan Islam kcmudian 2. teks di fase Madani diberlakukan<br />

digeser dengan yarg lebih pIaktis dan realistis dengan meDggeser tcks di fase Makl:i<br />

di fase Medinah. Di periode inilah Allah didasarkan pada prinsip efektifitas.<br />

mcnctapkan berbagai peraturan yang lebih pentcrapan suatu ketentuan t€ks<br />

kompromistik dengaD berbagai pranata didasarkan kepada tingkat<br />

kultural Arab kuno dengan berbagai pemahaman masyarakat dan situasi<br />

pcnyesuaiandengannilai-nilai substansial Is- kontekstual yang melingl-upinya;


lir Abdul Haris, <strong>Pesan</strong> Humanilas <strong>Syariah</strong>, <strong>Telaah</strong> alas D mensi <strong>Liberalitas</strong><br />

3. suatu teks tambahan di fase Madani l<br />

mcmiliki alasan eksternal untuk<br />

memfungsikan tujuanDya secara<br />

sempurna scsuai dengan konleks<br />

historisnya sehingga menggcser teks<br />

utama di fase Makki. Ketika alasan<br />

terscbut tidak relevan karcna waktu,<br />

maka teks utama di fase Makki<br />

diberlakukan kembali.<br />

4. evol.rsi syariah merupakan pcralihan<br />

dari suatu teks yang telah memfungsikan<br />

tujuannya dan digantikan<br />

dcngan teks yang lain sebagai teks<br />

yang operatif dan mcnjadi basis<br />

lcgislasi baru (Thaha, 1983: 40- I ).<br />

Dengan demikian, melalui pcndckatan<br />

tath,rir al-tastri, berbagai produk fiqh yang<br />

diturunkan daD atau merujuk kepada<br />

konstruksi pesan wahyu Madani perlu<br />

digantikan rujukan dlainya kepada konsruki<br />

pesan wabyu Makki yaDg menyimpan pesan<br />

Islam yang abadi dan firndamental. hal ini<br />

sangat dimungkinkan dapat dilakukan di abad<br />

XX kaicna nilai-nilai ideal yang terdapat di<br />

pesan wahyu Makki nya s menjadi nilai<br />

humanitas yang diterima dan dimufakati di<br />

berbagai konstitusi negara bangsa modem<br />

sorta dikukuhkaD sebagai pandangan dunia<br />

<strong>dalam</strong> berbagai konvensi hutum intemasional.<br />

Berdasarkan pcndekatannya,<br />

sebagaimana dikembangkan oleh Al-Naim,<br />

berbagai pcmitiran dari fiqh abad pertengahan<br />

Islam yang memiliki muatan-muatan<br />

diskiminatif dan sektarianharus digantikan<br />

dengan hukum baru tanpa kehilangan<br />

semangat syari'abnya karena tetap bcr?oros<br />

pada lcks (Al-Qur'an) tetapi dengan poros<br />

yang berlainan di momm historis.<br />

Menemukan Hukum Id€al dari <strong>dalam</strong><br />

Teks<br />

Scmcntara Mahmud Thaha<br />

mcnawarkan penbaharuan hukul11 lslaDl<br />

dengan pcDgalilran rujukan historis dari<br />

lingkalan nilai pesan wahyu Madani kc<br />

jngkaran nilai pesan wahyrMakki sehinglia<br />

melahirkan pcrubahan fundamental dalarn<br />

hukum yang )ebih sesuai dcngan<br />

pcrkembangan prinsip-pdnsip kemanusiaan<br />

<strong>dalam</strong> masyarakat modern abad XX,<br />

Muhammad Syahrur mempcrkcnalkan<br />

pcndekalan baru dcogaD bemngkat dari tcks<br />

Al-Qur'an mclalui pembacaan kontemporcr<br />

(qira ah nu ashirah) sebagaimana dimuat<br />

<strong>dalam</strong> magnum opus nya, AI Kitab wa allur'an:<br />

Qira'ah Mu ashirah. Di<br />

<strong>dalam</strong>nya dimuat prinsip-prinsip e6stimologi<br />

yadg dipcrgunakannya sebagai bcrikut:<br />

l. TerdApat hubungan antara kesadaran<br />

dan wujud material sebagai pdnsip<br />

dasar <strong>dalam</strong> fllsafat:<br />

2. Pcngctahuan berasal dari luar diri<br />

nBnusia. Filsafat lslam kontemporer<br />

bcrpcgang kepada pengelahuan<br />

nsional (a I- mar ilah a l-aq I i1,yah)<br />

yang bcrasal dari obyek terindra<br />

mclalui cara pengindraan dengan alat<br />

utama pend€ngaran dan pcnglihatan.<br />

Dengan demikan pcngetahuan irfany<br />

(ahl al-kasyal) tidz.k dzp^t dtteimo;<br />

3. Realitas (d/-,tdrr) adalah material,<br />

dan akal memiliki kemampuan untuk<br />

mencerap dan mengetahuiIrya.<br />

Pcngetahuan manusia terhadap<br />

real itas bersipat kontinum serta terilat<br />

dcngan tingkatperkembangan evolutif<br />

yang dicapai berbagai sains di bcrbagai<br />

zaman;<br />

4. Pengetahuan manusia bermula dari<br />

pcmikiraD cmpiris kongkret yang<br />

dib<strong>atas</strong>i oleh kekuatan pengiodraan<br />

pendengaran dan pcnglibatan,<br />

kemudian meningkat pada capaian<br />

pemikiran yang abstraktif universal<br />

dengan pengguDaan akal rasionalnya.<br />

Dcngan dcmikian, evolusi pengetahuan<br />

manusia bergerak dari alam empirik<br />

lalan syahadah) secara terus<br />

nlcllcrus mcncakup aiam abstrak<br />

(dldn ghaib):


34<br />

JURNALKAJIAN ISLAM, Volume 1 Nomor1.ADrit2009<br />

5. Tidak tcrdapat kontradiksi antara apo<br />

yarg terdapat <strong>dalam</strong> Al-Qur'an dcngan<br />

filsafaf sebagai jnduk sains (umm al-<br />

4. segala yang tcrdapat dalan Al-Kitat)<br />

tcrbuka uutuk dipahami scbab Allah<br />

trdak mcmbutuhkan pctuntul aLcu pun<br />

6.<br />

'/arn). Sains diketahui oleh sekelompok<br />

ilnuwan (rartk rr) yang dengannya<br />

dapatmelakukan p€nta'wilantcrhadap<br />

ayat-ayat mutasyabihat;<br />

Teori ilmiah "llre Big Bang Theory"<br />

tentang asal mula alam semesta<br />

pengajaran bagr difl Nya. Al-Kilab<br />

diperuntuklon bagi rnanusra bukan bagi<br />

al-Khaliq; dan mcdia pemahaman<br />

lerbadapnya adalah melalui bahasa<br />

Arab yang jcla5 tbi lt,an arabi,<br />

nubin)<br />

diadopsi. Alam semesta tcrbcntuk dari 5. Allab relah mcnganggkal kedudukan<br />

suatu matcd tdtentu di wal-tu tenenhr.<br />

dan akan mengalami kehancuran<br />

akan di sisikhitab-Nya. Ar.is dasar ini<br />

wahyu lidak mungkiD berlentangan<br />

dengan berubah menjadi materi<br />

tertentu (Syahrur ( I 994: 42-43).<br />

dengan akal dan hakikat kcbcnamn<br />

(Syahrur(1994:44-5).<br />

Berpijak pada pcndekatan di <strong>atas</strong>, Berdasarkan efi stimologi dasamya<br />

Syahrur kemudian mengembangkanlersebut<br />

Vulammad Syahrur menempatkan<br />

pendekatan metodologi pembacaan lerhadap Al-Kitab sebagai sumber hul:um pertama<br />

Al-Dzik (Al-Kitab/Al-Qur'an) berdasarkanyang<br />

kemudian akan dimplcmcntasikan <strong>dalam</strong><br />

asas:<br />

masyarakat <strong>dalam</strong> suatu dialektika dinamis<br />

L mcmpcrgunakankarakeristikkhusus scsuai sipat kescjarahan lal-saturahtal-<br />

wicara Amb yang bcrpegang kepada wa'y ol tarikhy\ dan hukum perkembangan<br />

pendekatan bahasa Abu Ali al-Farisi (al-sha truraht al - tahwi I allat A hy) dati<br />

serta Ibnu Jinni dan Abdul Qahir al- masyarakat tcrscbut. Dalam bubu0gan ini.<br />

Jurjani, dan bcrsandar kcpada syair Nabi Muhammad mcrupakan mujtahid<br />

purba;<br />

pe ama yang mcntcrapkan sccara gcnial<br />

2. berpegang kcpada hasil isclriscl hukum-hukum Al-Kitab kepada konteks<br />

il'niah <strong>dalam</strong> bahasa yang menetapkan kehidupan yaDg objckrif. Den8an ka(a lain<br />

bahwa tidak tcrdapa! siDonim <strong>dalam</strong> AI-Sunnah bukan wahyu yang ledua tehpi<br />

bahasa yang dipergunakan manusia- sebuah modcl Intcraksr Al.Kilab darr<br />

Suatu kata tunggal terikat kcpada masyarakat <strong>dalam</strong> suatu ruaog bistons<br />

evolusi historis. Dia menjadi punah tenentu fsyahrur, 2000:59). Dalam kairan<br />

atau berubah menjadi makna baru dcngaD hukum. menurur nya hulun<br />

dengan tetap mcmiliki rclasi dcngan mengalami perubahan bukan sctnxu krren:<br />

makna awal, dan hal initerdapat <strong>dalam</strong> perubdban waklu mclainkan juga karcn:<br />

bahasa Arab;<br />

perubahan paradigma pcngetahuan<br />

3. setiap generasi memiliki hak untuk (taghcrwr aLahkan bi taghay,ur nid2am<br />

menafsirkanAl-Qur'ansesuai pe$€psi at-na rify)<br />

zamannya sebab Islam diturunkan Mcnuruhya risalab Nabi Muhammad<br />

scsuai dCngan seluruh zaman dan<br />

tempat (sholahiyyah Ii kulli zanan<br />

terdiri <strong>atas</strong> 3 (tiga) bagia'n: pertama, syi'''r<br />

keagamaan yakni aturan-aturan ta'abbdudi-<br />

wa mdkan) dcngan lanpa ritualistik. Aturan jenis ini bcrsipat<br />

mengabaikan perkembangan historis transedental dan abadi melampaui luang<br />

scbagai wujud interaksi suatu generasi sosial, sejarah, dan kckuasaan. Kedua. nilai<br />

dengan Al-Kitab <strong>dalam</strong> warisan tafsir dan kodc ctik kcmanusiaan (al ni'yar al-<br />

dan bcrbagai madzhab fiqh. akhlaqy au al-naatsal alatb'a). Risalall


lir Abdul Haris, <strong>Pesan</strong> Humanilas <strong>Syariah</strong>, Teaah <strong>atas</strong> <strong>Dimensi</strong> Lib€ratitas<br />

yang kcdua ini merupakan bagian trdal : Percmpurn mcmiliki hak lepemrn-<br />

terpisahkan dari kchtdupao masytrakar pioan lqa\andhl yanl $ ma dcngan<br />

negara. Kcberadaanya ridak mcmbutuhkat, lakilaki baik drlam kehidupaD keluarga<br />

legitimasi ncgara karena inhcrn dcngan maupun publik. Dcngan demikian<br />

cksistensi masyamkat. Tidak mungkin ada pcmbedaan kcdudukan kesaksiarr<br />

masyarakat atau negara yang hiduF tanpa wantta bcrsipat kondisional bukan<br />

bcrpegang kepada tata nilai ctrk. siparnya keputusan pcrmanen Al-Qur'an;<br />

univcrsal. Xetiga. hukum. Bagian irri 3. Perkawinan monogomi mcrupakan<br />

bensikan bcrbagar pcraruran kehidupan brik asas pcrkawinan <strong>dalam</strong> syari'at Islam.<br />

hukum publik rnaupun siptl. Pcraruran hukur 4. Asas dari hukum pcmidanaan lslam<br />

merupakan bagian yaDg dibutuhkan olch adalah pcmudahan dan pcndidikan<br />

masyarakat dan negara. Eksistcnsinya bukan pembalasan. Hukum potong<br />

mcmbutuhkan legitimasi negara. Akan tctapi tangan. raJm. qishash. dan pcnyaliban<br />

ketcntuan-ketentuan teknis dan stratcgisnya buken carr pcmidanaan ideal yang<br />

akan bcrbcda-beda scsuai dengan tuntutan dikehcndaki syari'ah Islam;<br />

kontckstual dari masyarakat-ncgaranya 5. Syura atau dcmokrasi merupakan<br />

masing-masing. (Syahrur, 2000: I t 6).<br />

bagian dari sislcrn kcyakrnan (lqidah)<br />

Hukum syari'ah <strong>dalam</strong> pandangan Islam. scdangkan mckanrsmcny:.<br />

Syahrur memiliki pleksibiliras-dinamis diserrhl'rn kcFada srsrem politlL<br />

sehingga dapat diterapkan di bcrbagai secara hisloris.<br />

masyarakat scsuai dengan kontcks antropo- Dalam ccrmalan semcntara mclalui<br />

sosiologis maupun paradigma pcngctahuan pendckatan paradigmanya terscbut,<br />

yang dimilikinya.Tingkat plcksibilitasnya Muhammad Syahrur bertemu dcngan<br />

bcrada di antara pergcsemn kctcDtuan b<strong>atas</strong> Muhamrnad Mahmud Thaha <strong>dalam</strong> modcl<br />

teninggi dan b<strong>atas</strong> terendah dari b<strong>atas</strong> yang rckonstruksionisnya tcrhadap hukum sccara<br />

direntukan Allah (rudud Allah). pcrgcseran radika I mcsk ipun dcngan cara yang berbcda.<br />

ini disebutnya sebagai "lcori b<strong>atas</strong>, Jtka starting point rckonstruksi yang<br />

nadzaraiyyat al-hudud'. Hukum Islam dilakukan Mamud Thaha dari rujukan nilai<br />

merupakan hukum sipil humanis yang hukum dari momcn historis Medinah kc<br />

bcrgcrak <strong>dalam</strong> b<strong>atas</strong>-b<strong>atas</strong> ketcntuan Allah Mekkah, maka Muhammad Syahrur<br />

sesuai dengan kondisi waktu dan tempatbaik melalekannya mclalui pembacaan paradigma<br />

<strong>dalam</strong> bukum perdagangan, pcrkawinan, baru pcngctahuan dari abad XX. Mclalui<br />

hukum waris, bahkan hokum pidana (Syatrur, pcmbacaan paradigm abad ke )O< ini ia dapat<br />

2000:81-2).<br />

merekonsfuksi hukum dari ke<strong>dalam</strong>an teks<br />

DengaD paradigma barunya Al-Qur'an dcngan dinamika di antara b<strong>atas</strong><br />

Mu.hanmad Syahrurmclakuan rckonstruksi tertinggi dan b<strong>atas</strong> terendah.<br />

hukum Islamdi antaranya, bahwa:<br />

Pendckatan-pendekatatr ini sangat<br />

l. Asas dari hukum kewarisan lslam bcrharga untuk dapat mcmberikan makna<br />

adalah persamaan hak <strong>atas</strong> dua syari'ah tcrhadap bcrbagaihukum di ncgara<br />

kclompok himpunan ahli waris bangsa muslim stat ini yang <strong>dalam</strong> banyak<br />

(himpunan laki-laki dan pcrcmpuan) hal tcmyata lcbih memiliki kcselamsan nilai<br />

yaog bcrporos pad! pcnrcnuhan hak dcngan apa yang diasumsikan oleh Mamud<br />

pcrcmpuan dcngan penolilkan pclrrila- Thaha miopun Syahrur dibandingkan dcngan<br />

han kckcrabalan yitng nrcnurutnvaDcrbr!rr<br />

rcr.rkaD InenBusung syari.ah ynnt<br />

lcbrh scbagai pcrrgrruh li,rriirkhi Arab; fi lrnr hJnvirk hal DrLmbau a pararJrgmr Ilm:r


3 6<br />

JURNAL KAJIAN ISLAM, Volume 1 Nomor 1, April2009<br />

meskipun dcngan warna bajll yang bc$cda Muhrnrlnad Sythrlrr,,,1 1-Ki tdb \ra Al<br />

tetapi bahan kain yang sama.<br />

Qur'an: Qira an Mu'oshirah,<br />

(Damaskus: A)-Ahaly li al Thiba'ah<br />

K€simpulan<br />

wa al-Nasyr wa a]-Tauzi'. Cet. VI.<br />

t994<br />

Berdasarkan pcmaparan di <strong>atas</strong>, diper-<br />

, Nahwa Ushul allukan<br />

keberanian untuk membuka lapisan- Jadidah Ii al-Fiqh ol-lslany: Fiqh<br />

lapisaD yaDg mengunrng identitas agama al-Mar'ah , Damaskus: Al-Ahally li<br />

<strong>dalam</strong> ruang sejarah daD sosial yaDg sangat al-Thiba'ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi'.<br />

rumit. Setidaknya diawali oleh pemaharnan<br />

Cet l. 2000<br />

<strong>atas</strong> peran kerasulan Muhammad S.A.W<br />

,lslam dah ltnan. Alurans€bagai<br />

pengukuh-asas-an <strong>atas</strong> kon{inuitas<br />

Pokok, Penetlcrn h. M. Ziad,<br />

pesan pembebasan yang dibawa oleh segenap Su'di(Yogyakarta:<br />

Jendela. Cet. I.<br />

agama langit, sehingga Islam dalarn pengcr- 2m2<br />

tiaD s€sungguhnya dipandang sebagai agama<br />

, Prinsip dan Dasar<br />

kemanusiaan (the region of humanit!).<br />

Al-Qur'an<br />

Reformasi pemikiran hukum Islam Kon te mpo re r, penerjcmah: Sahiron<br />

melalui rekonstruksi paradigma metodologi Syamsuddin dan Burhanuddin Dziki,<br />

sangat dibutuhkan ufltuk mcmecahkan (Yogyakarta: eLSAQ Press. Cet. L<br />

kebuntuan terhadap penterapan huL:um Islam 2004)<br />

<strong>dalam</strong> kchidupan masyarakat modem. Secan<br />

nrani Islan: Geneologi<br />

tcoritis. Tcks (ndri) AI-Qur'an s€sung- Maslarakat dan Negara,<br />

guhnya memiliki dimonsi keterbukaan dan Pcnerjemah: Saituddin Zuhri Q, dkk,<br />

hul:um syari'ah yang prosfektifasaLkan dikaj i (Yogyakarta: LkiS. Cet. L 2003.<br />

dengan cam persepsi baru.<br />

tentang hukum qishash se(a uqubah<br />

hkm 360 - 386<br />

Daftar Pustaka<br />

Nasr HamidAbu Zaid, Naq Khitab ol-Dieht,<br />

Abdullah Ahmad al-Naim, Detorutrrksi<br />

Slari'ah: Wacana Kebebasan Sipil,<br />

Hak Asasi Monusia, dan Hubuhgan<br />

Internasiohal <strong>dalam</strong> Islam, per,.<br />

Ahmad Suaedi, Yogyakarta: Puslaka<br />

Pclajar. Cct L 1995<br />

Mahmud Muhammad Thaha, The Second<br />

Message of islam, (New York: Syracusc<br />

University Press. 1983<br />

Mohammad Arkoun, Nald,, Islami dan<br />

Sina: IGiro, t.th. )<br />

Klrafed Abou cl-Fadl, Atas Nama Tuhan.<br />

dari Fikih Otoriter ke Fikih<br />

Otoritatif, Penar)emah: ceccp<br />

LukmarYasin, Jakarta: Serambi Ilmu<br />

semesta, 2004<br />

Na[ar Modern: Berbagai<br />

Tantangan dan Zaman Baru,<br />

Pencrjemah: Rahayu S. Hidayat,<br />

INIS:Jakarta, 1994


STUDI ISLAM DAN DIALOG ANTAR PERADABAN<br />

(SEBUAII KONTRJBUSI BAGI MUTAAL<br />

ANDE RS TANDIN G F O R CO EXIS TE NC EI<br />

Asep Mulnmad Iqbalr<br />

Abstract<br />

Ihis arlicle deals with the notion lhat Islafiic Studies as a discipline rcsulted<br />

fom political and theological interests of the European and North American<br />

on Islam 6nd the Muslim societies. In its early developnent, Islanic Studies<br />

was chmacterized by theological polemic and generated by the motives<br />

of finding the weaknesses of Islam and Muslims and at the same time<br />

;hovring the superiority o.f Christianity and Christendon over Islan and<br />

the Muslim world. Apprcaches used to study Islam htere mostly philological<br />

and historical studies and the object of study was focused on Islamic<br />

texts and documents. Howeyer, it argues, in lhe tfiodern etu Islamic Studies<br />

in Wetletn countries has been oriented to academic interests and to some<br />

extent pragmatic and practical needs. Studies on Islan and Muslin societies<br />

have been emphasized on practical reolities with interdisciplinary and<br />

multidisciplinary approaches. Moreovex the signifuance of nodern Islanic<br />

studies lie in its contribution to the dialogue of civilizations aimed at<br />

creating mutual ufiderslanding for coexistence. The discipline of Islamic<br />

studies has played a significant role in developing m ual ufiderstanding<br />

and respects bettleen Westem and Islanic ciyilizations. Thercfore, the<br />

arlicle asserts, this is a golden opportunity for those are concerned in<br />

Islamic studies to derelop this discipline as a means for establishing<br />

cooperation among the world civilizations. For Muslims, in particular,<br />

Islamic studies catl be a medi ttl for easing l|lestern nisunderstandings of<br />

Islam and Muslim societies as well as contribuling to murual underslanding<br />

among civilizations and the establishnent of a just world order<br />

Key words: studi Islam, dialog antar peradabarL dan saling memahami<br />

Serangan teroris pada tanggal II Sep- (World Trade Center lPusat Perdagangan<br />

tember2001, atau dikenal dengan tragedi 9/ Dunial) dan merusak Pentagon (gedung<br />

I I , yang merobohkan gedung kcmbar WTC pusat pertahanan AS) di Ncw York tclah<br />

'Asep Muhamad Iqbal adalah dosen pada Sekolah Tirygi Agatna hlam Ncgcri (ST.AIN) Palangka Raya.<br />

Kontak dcngannya dapat disampaikan lewal enailnya: asrnoiq@yahoo com.


Asep Muhamad lqbal StLrdi s am dan Dialog Anlar Peradaban t1<br />

meDjadikan Islatn drn Muslim topik Studi Islrm: Assl Nlula dan<br />

pcrdebatan umum di Amcrika Utara dan<br />

Eropa. Perdebatan ters€bul melipuli<br />

Perkembangannla<br />

pembahasan ajaran-ajamn Islam, masyarakat Periode Sebelum Abad Dua Puluh<br />

Muslim dan kaitan mcreka d€ngan terorjsme, Secaraumum, Studi Islao merupakan<br />

gemkan fundamentalisme dan intoleransi tradisi kesarjanaan klasik dan modem. Pada<br />

keberagamaan. Mereka yang tcrlibat masa klasik, Studi Isl am berakar pada tradisi<br />

perdebaian didorodg olch bcrbagai motifmulai kesarjanaan Muslim yang sudah mapan <strong>dalam</strong><br />

dari rasa ingin tahu, prasangka sampai upaya nereka mcncrjcmahkan dan<br />

kepentingan politik pemerintah. Maka, mcnafsirkan ajaran-ajaran agama mcrcka.<br />

banyak ahli Islam, pakar politik Isiam dan Berbagai cabang ilmu kcagamaan (rcligious<br />

sejarahwan Islam diundang oleh media massa .rcierce.r) telab dikembangkan oleh para<br />

untuk diminta komcntar mereka tentang Is- sarjana Muslim ('ulanA'\ yang diabdikan<br />

lam dan masyarakat Muslim. Tren ini untuk menerangkan kandungan makna<br />

sebenarnya sudah dimulai scj ak s€puluh tahun ajaran-ajaran Islam. Di antara bidang utama<br />

lalu selama Perang Teluk berlangsung. ilmu ini adalah<br />

Yang penting untuk dicatat adalah<br />

feDomena ini menunjukkan bahwa dirasakan<br />

sangat mendesak adanya analisis akadcmik<br />

tcntaDg lslam, masyamkat Muslim, asal mula<br />

sejarah dan perkembangannya. Perkembangan<br />

di <strong>atas</strong> pada b<strong>atas</strong> tertentu tclah<br />

membangkitkan perhatian masyarakat Barat<br />

terhadap sebuah disiplin akademik yang<br />

selama ini kurang mcnarik minat masyamkat<br />

dan mahasiswa, bahkan berada pada posisi<br />

marjinal <strong>dalam</strong> kehidupan akadcmik. Dunia<br />

Barat khi mcnaruh minat yang tinggi pada<br />

apa yang disebut dengan Stndi lslam (ls/azic<br />

Studies; Belanda: lslamologie). F enomena<br />

ini memberikan kescmpatan luar biasa bagi<br />

disiplin ini dan mereka yag terlibat di <strong>dalam</strong>ya<br />

untuk ambil bagian <strong>dalam</strong> apa yang disebut<br />

dengan dialog pcradaban (dialogue oJctui-<br />

/ratior.r). Studi-studi akademik tentang Is-<br />

1am dan penganutnya menjadi semakin<br />

penting bagi munculnya sikap salirg<br />

mema.hzmt (nufttul nderstanding\ antar<br />

masyamkat dengan beragam budaya. Dalam<br />

pcrspektif ini, tulisan ini dirancang untuk<br />

menjelaskan secara umum Studi Islam, asal<br />

mula dan perkcmbangannya dan prospeknya,<br />

dengan rLrjukan Studi lslam di Belanda, dan<br />

kemungkinan konh ibusinya bagi upaya dialog<br />

peradaban.<br />

'ilmu aLkaMm (cologr Islaft),<br />

talsir (penafsiran Q'Jran\, fiqh<br />

0urispmdensi lslam), ,adis (hadis Nabi),<br />

tasawwuf(csoterismc Islam), dan naftw dan<br />

ray' (tata bahasa Arab). Di kalangaD non-<br />

Muslim, bisa dikalakan bahwa kaum Kiistcn<br />

bcrada di bagian terdepan <strong>dalam</strong> kajian Islam.<br />

Karakteristik menonjol dari studi Islam<br />

klasik mcrcka adalah karya-karya mereka<br />

ditulis untuk tujuan polemik keagamaan dan<br />

dimaksudkan untuk mcmbuktikan kesalahan<br />

Islam danmembangun di <strong>atas</strong>nya otentisitas<br />

dan keunggulan Kristen. Mereka se ng<br />

memberikan Islam gambaran pcjoratif dan<br />

pcmahaman yang lidak tcpat. Permusuhan<br />

gereja <strong>atas</strong> Islam dicampur dengan<br />

kcpcntingan politik penguasa menjadi faktor<br />

pendorong utama kajian Kristcn <strong>atas</strong> Islam<br />

dimasaklasik.<br />

Studi akademiktcntang Islam muncul<br />

di bawah tradisi Pencerahan (Enligh<br />

thenment) kesarjanaan Eropa dan didorong<br />

oleh minatterhadap budaya dan masyamkat<br />

Asia dan Afrika. Studi inirnerupakan bagian<br />

dati sebuah disiplin yang mcmiliki pola<br />

tcrsendiri yang dikenal dcngan Oricntal StLrdics<br />

(StLrdi Ketimulan) atau Orientalism. Stud;<br />

studimacam iri bcrupaya u[tuk mcngkaji"the<br />

othcr" (yang lain) dan rrcnjadikan ncreka<br />

sebAgai objek kzrjialr yang cksotis. Upaya


1E JURNAL KA,rlAlI lSLrAM, Volumo I Nomor 1, April2009<br />

mereka seringkali didasari oleh anggapan<br />

bahwa 'we" ri anun, meAladi bagian koleksi Perpustakaan<br />

(Bara0 lebih superior daripada Univcrsitas Leidcn dan dianggap sebagai<br />

'the<br />

othe!" (Asia dan Afrika) <strong>dalam</strong> hal koleksi manuskrip ketimuran terbesar di<br />

peradaban dan ilmu pengetahuan. Hal ini, Barat.<br />

pada perjalanannya, diperparah lagi oleh Pada abad sembilan belas, minat Barat<br />

kepentingan koloirialisme Eropa di benuaAsia terhadap sejarah dan budaya Islam<br />

dan Afrika. Idlah salah satunya yang be*embang menjadi sebuah disiplin akademik<br />

meoimbulkan berbagai hitikan terhadap tersendiri dan memberikan sumbangan berarti<br />

Orientalisme s€perti yang dikemukakan oleh bagi perkembangan Oriental Studies.<br />

Edward Said <strong>dalam</strong> bukunya Orientalism<br />

n978).<br />

Reinhart P Dozy ( I 820- 1883) menulis sejarah<br />

Muslim Spaoyol berdasa*an sunber-sumber<br />

Studi Islam di Barat bermula dari Arab. Dalam bidang studi kitik tek, Michael<br />

perkembangan Studi Bahasa Aiab (Arabic JaD de Goeje (1826-1909), profesor bahasa<br />

Studies) dan studi teks ketimuran sep€rti Arab, Arab dengan reputasi intemasional di Uni-<br />

Turki dan Persi pada sekitar abad enam belas. versitas Leiden, mengedit karya al-Tabad,<br />

Di Belanda, misalDya, segera setelah TAfikh al-Tabari (ltistrory of al-Tabari).<br />

berdidtrya Universitas l"eiden (universitas Abad sembilan juga memperlihatkan<br />

tertuadi BelaDd4 didirikar parla tahun I575), pertumbuhaD pesat <strong>dalam</strong> Oriental Studies.<br />

bahasa Arab diajarka! oleh profesor terkenal Para sarjana Belanda, misalnya, tidak saja<br />

di bidaog ini ketika itu, Thomas Erpenius memberikan perhatian pada Studi Islam darl<br />

(1584-1624), daD Jacobus colius (1596- wilayah Muslim tertentu melaitrkaD juga<br />

1667). Selain di Leiden, bahasa Arab pada menaruh minat pada kaj ial India dan bahasa<br />

masa itujuga dikaji, beFarnaan dengan bahasa daa budaya Indonesia yaDg berpusat di Uni-<br />

Ibraui (Hebrew) dan Semit, di beberapa uDiveffitas laiden. Studi tentang Indonesia ini<br />

versitas lailrrya.<br />

mengalami perkembangatr pada akhir abad<br />

Pada abad tujuh belas, beberapa sembilan bel6s. Para sarjana Belaoda pada<br />

legara Eropa, seperti Belaoda, menjalin masa ioi telkait tidak saja dengan<br />

hubungan dagang dengan negara-negarapenyelidikan<br />

ilnial, tetapi juga kepentingan<br />

Muslim seperti Maroko, Kesultanan Ttfki politik pemerintah kolonial dan penyebaran<br />

Usmani, Safavid Iran, Moghul India dan Krist€n di nusantam. Beberapa sarjana bisa<br />

kepulduan IndoDesia yadg pada masa itu disebulkan di sini. H.N. van Der Tuuk (l 824sudah<br />

mengalami islamisasi. Pada gilira&yr, 1894), seorang linguist, meneliti tentang<br />

kepentingaD dagaog daD Inlitik mendorong<br />

mereka untuk mempelajari bahasa Arab,<br />

babasa-bahasa di Ildonesia untuk pemeriotah<br />

kolonial Belanda di samping juga sebagai<br />

Tuki, Persi4 Melayu dan s€jarah dan budaya delegasi dari the Netherlands Bible Society.<br />

Muslim. Para diplomat, pedagang dan J.L.A. Brandes (1857-1905) dan N.J. Icom<br />

pelancong mempunyai minat yang tinggi ( 1883- 1945) memprakarsai penelitian<br />

terhadap kehidupa! inasyarakat Muslim darl arkeologis di nusantara dan mendirikan the<br />

budayanya. Levinus Warner (meninggal Archeological Servicc pada tahun l9l 3. cA.<br />

1665), misalnya, pejabat kantor perwakilan Wilken ( I 847- I 891 ) dan A.W. Nieuwenhuis<br />

Belanda diTurki sejak 1654, terlibat dala$ ( I 864- 1953) adalah sebagian dari anhopolog<br />

Oriental Studies dad mengumpulkan banyak yang meDeliti suku-suk! nusantara. Pada<br />

rnatruskrip berharga di samping menjalaokan bidang hukum, Comelis van Vollenhoven<br />

tugas diplomatiknya. Belakangan, koleksi (l 874-1933) memulai dan mengembangkan<br />

maouskrip Warner ini, Legatum Warne- kajian hukum adat.


Asep Muhamad lqbal, Sludl lsam dan Dia og Antar Peradaban l9<br />

Perkembangan Studi Islam di Abad Dua Dalam latar bclakang yang kompleks<br />

Puluh<br />

seperii inilah Christiaan Snouck Hurgronje<br />

Dalam situasi meningkatnya minat (1857-1936) muncul sebagai ahli Islam dan<br />

terhadap Timur, Sfudi Islam menemukan sekaligus sebagai penaschat urusan pribumi<br />

ruang yang menguntungkan untuk bagi p€merintah kolonial Belanda. Ia adalah<br />

mengembangkan dirinya. Dalam konteks ln- sarjana pengikut tradisi kesarjanaan Leiden<br />

doDesi4 Hukum Islan tarnpalorya merupakan yaDg tercerahkan dengan pendekatan<br />

bidang ilmu keislaman pertama yang sejarahnya. Disertasinya membahas tentang<br />

memperoleh perhatian besar dari pem€rintah sejarah haji <strong>dalam</strong> Islam. Pada awal 1880an,<br />

kolonial. Pengetahuan yang memadai akan ia mulai terta k dengan persoalan dan<br />

ilmu ini diperlukan <strong>dalam</strong> mencntukan tantangar yang dihadapi pemerintah kolonial<br />

kebijakan sosio-politik mereka di nusantara. di nusantara. Ia menjabat penasehat<br />

Hukum Islam dan institusi Islam mesti pemerintah dari 1889-1906. Sekembalinya<br />

dikuasai oleh calon pegawai pemerintah dari Indonesia, ia mengajar di Universitas<br />

kolonial yang bertugas di Indonesia. Untuk Leiden sebagai profesor Bahasa Arab dan<br />

memenuhi kebutuhan ini, Th. W. Juynboll Islam dari 1906 sampai 1927.<br />

menulis sebuah karya standar huL:um Islam Dalam kapasitasnya sebagai<br />

Shaf ilTa, mazhab fiqh yang dominan di penasehat pemerintah, Snouck Hurgronje<br />

Indonesia ketika itu (iuga sampai sekarang), mengajukan pandangan altematif bagi sikap<br />

yang terbit pcrtama kali pada tahun 1903. Di pemeintah <strong>dalam</strong> menghadapi Islam, yang<br />

samping itu, supaya memperoleh dianggap oleh pemerintah sebagai ancaman<br />

pengetahuan memadai tentang situasi tempat<br />

tugas m€reka di nusantara, para calon<br />

pegawar pemerintal kolonial mendapat training<br />

teDtang doktrin Islam dan bahasa Arab<br />

yang berpusat di Leiden dan Delft.<br />

Oleh karena ifu, pada awal abad dua<br />

puluh, bahasa Arab daD Studi Islam di Universitas<br />

Leiden banyak diminati oleh<br />

mahasiswa, baik yang memiliki minat<br />

iDteleLlual di bidang ini nauplm mereka yang<br />

dipersiapkan untuk menjadi pcgawai<br />

pemerintah kolonial, dan missionaris. Pada<br />

tahun 1925, pendidikan yang serupa dibuka<br />

di UDiversitas Utrecht <strong>atas</strong> inisiatif<br />

perusahaan minyak dan penrsahaan besar<br />

laiDDya yang menghendaki sebuah<br />

pendekatan yang lebih koDservatif dibanding<br />

pendekatan liberal yang dikembangkan di<br />

Universitas Leiden. Di Leiden, terdapat<br />

bagi kekuasaannya di nusantara. Naschat<br />

Snouck Hurgronje ini dikenal dengar sebutan<br />

Islamic Policy. Menurutnya, pemerintah<br />

kolonial harus menghormati Islam s€bagai<br />

sebuah agama untuk kesalchan dengan<br />

didasari pandangan kebebasan beragama<br />

yang dijamin oleh Konstitusi Belanda, tetapi<br />

sebaljknya pemcrintah harus menentang<br />

keterlibatan Muslim <strong>dalam</strong> aktivitas potitik<br />

yang meng<strong>atas</strong>namakan Islam. Di sini, ia<br />

membedakan apa yang disebut dengan Islam<br />

dtual dari Islam politik. Pada saat yang<br />

sarna, iajuga mcndukuDg kebij akan asimilasi<br />

gradualMuslim Indonesia ke <strong>dalam</strong> budaya<br />

Belanda (Eropa) untuk mcmbebaskan<br />

mereka dari struktu sosial tmdisional dan<br />

menjadi bagian permanen dari Kera.jaan<br />

Belanda.<br />

Ide, tindakan dan rckomendasi Snouck<br />

pemisahan yang jclas antara kajian untuk<br />

kepentingan kesar.janaan, kebebasan untuk<br />

mencliti, b;rpiki dar berpendapat di satu<br />

pihak dan kepentingan pcmcrintah kolonial di<br />

pihak lain.<br />

Hurgronje sclama kepenaschatannya pada<br />

pemerintah kolonial telah mengundang<br />

banyak reaksi negatifdari berbagai kalangan<br />

di Belanda dan Batavia. Perusahaan minyak<br />

dan pafiai politik Kristcll liberal menghendaki


2 0<br />

JURNAL KAJIAN ISLAll, Volumo I Nomor 1, April2009<br />

kcbijakan lebih keras menghadapi Islam dan J. Hendrik Kramcrs (1891- 195 !), ahli<br />

pcnganutnya. Karcnanya, ide-idenya tidak sejumlah bidang kajian Islam tcrmasuk<br />

berhasil dilaksanakan. Dalam hal karya- gcoglafi Arab, menggantikan posisi Wcnsinck<br />

karyanya, tulisan Snouck, di antaranya, sebagai Guru BesarBahasaArab dan lslam.<br />

disimpan <strong>dalam</strong> ln btelike Adviezen (Ad- Ia mcncrjcmahl€n Quran ke <strong>dalam</strong> bahasa<br />

vicc Memoranda [Nasehat-nasehatBelanda<br />

dan diterbitkan sctclah kematiaannya<br />

Kcpcgawaiannyal) daD tujuh volume (posthunous ly). Ioseph Schacht mcncmpati<br />

ye rspre ide Ges c h r iftez (Miscellaneous kursi guru besar bahasa Arab dan Islam di<br />

Writings [Bunga Rarnpai Tulisan]). Catatan- Leiden setelah kematian Kmmers.Ia adalah<br />

catatan pdbadinya dan dokumen lainnya sarjana Islam yang membuka jalan bagi<br />

masih tcrsimpan di Universitas L€iden<br />

menanti unhrk dikaj i s€bagai sumber berharga<br />

terbitnya edisi baru ,4 ryclopaedia of lslan.<br />

DiUtrecht, profesor bahasa Arab dan<br />

bagi studi scjarah Islam di lndonesia di Islam adalah M. Th. Houtsma (l851-1943)<br />

separuh pertama abad dua puluh.<br />

dan penggantinya, Th. W Junboll (1866-<br />

Sctelah Perang Dunia I, di antara 1948). Di Amstedam, Institute for the Study<br />

sarjana terkemuka <strong>dalam</strong> Studi Islam adalah ofModem Near East dibuka pada lahud 1956<br />

Arent Jan Wensinck (1882-1939), murid dan di Universitas Amstcrdam. Direktur<br />

pengganti Snouck Hurgronje. Ia ahli bahasa pertamanya adalah cF. Pijper, guru bcsar<br />

Scmit, Sy a, Arab dan naskah Islam pcriodc bahasa Arab, Scmit dan Islam yang pemah<br />

awal dan pcrtengahan. Dunia Studi Islam mengadakan penelitian di Indonesia. Stcfan<br />

berhutang pada Wensinck <strong>atas</strong> dua hal. Wild kemudian menempati posisi ini dari I 973<br />

Pertama, la berhasil mewujudkan cdisi sampai 197?.<br />

pcflafta Encyclopdedia of Islan. ldc Studi Islam juga mempcrolch<br />

penulisan ensiklopedi inidimulai oleh lgnaz keuntungan dari Institutc ofSocial Scicnces<br />

Coldziher tahun 1895. Volume pertamanya yang didirikan di DenHaagpada l95oan. Di<br />

terbit tahun 1913 di baw2J]editorshipM.Th. lembaga ini, C.A.O. van Nicuwcnhuijze<br />

Houtsma (185 l-1943), prof€sorbahasaArabmcngembangkan<br />

pendekatan sosiologis<br />

dan Islam di Univenitas Utrecht. w€nsinck dalan Shrdi Islam dan Timur Tcngah. Pada<br />

menjadi sekretais penyelesaian ensiklopedia gilimnnya, pcndekatan ini memberikan<br />

inipada tahun 1924 dan volume terakhimya perspektifbaru yang lebih dinarnis bagi Studi<br />

terbit pada tahuD 1938 <strong>atas</strong> dukungan Royal<br />

Netherlands Academy ofArts and Sciences<br />

Islam kontemporer.<br />

(Akademi Seni daD Ilmu PengetahuanBeberapa<br />

Kerakteristik Studi lslam<br />

Kerajaao Bclanda)- Ked rr, wensinck pada<br />

tahun I9l6 berinisiatifmenerbitkan Concor- Program Studi Islam sccam tradisional<br />

dance and Indices of Islanic Traditions. berada pada fakultas sastra (faculty ofarts).<br />

Karya kolaborasi sadana intcmational ini Program ini menlmtut penguasaan sctidaknya<br />

terbit <strong>dalam</strong> dclapan volume pada tahun 1988, satu dari tiga bahasa utama dunia Muslim:<br />

sekitar lima pulul tahlm setelah meninggalnya Arab, Persia dan Turki. Selain itu, program<br />

Wcnsinck rahun 1939 En,y,lapatdia o[ ini juga mcnsyaratkan pengetahuan yang<br />

Islah dan Concardance and Indicet memadai tentang literatur Quran dan Hadis<br />

sebagai rcfcrcnsi utama telah memberikan dan il mu keislaman seperti tafsir, ilmu hadis,<br />

kontribusi yang besar bagi pcrkcnbangan fiqir, kalam, dan tasawwuf. Scjarah budaya<br />

Studi Islam sampai pcriode kontemporer. Islam, seni Islan dan pcDgrfuh Yunani<br />

terhadap lslam perteng.rban juga pcnling


Asep Muhamad lqbal, Sludi lsam dan Dtatog Antar peradaban 2l<br />

dikuasai oteh mahasiswa Studi lslam. Pro- 2. Perkembangan modcrnitas tcla h<br />

gram Studi lslam diakhiri dengan penulisan menuntut kajian yang lcbih mampu<br />

semacam tesis dcngan rujukaD kcpada menjclaskan kondisi kontemporer ls-<br />

sumberasli yang nantinya bisa mengarah ke lam dan masyarakat Muslim yang tidak<br />

penulisan dise asi doktoral.<br />

bisa dipcnuhi olch program klasik Studi<br />

Studi Islam dengan model klasik bisa Islam. Hal ini pada gilirannya<br />

dikalakan merupokan bgian dari k4ian filologi. membukajalan bagi tumbuhnya minat<br />

Program ini menghasilkad ahli Srudi lslam yang tinggi terhadap kaj ian Islam dan<br />

dengan pendekatan foilologis, tetapi tidak Mus)im modern detgan pcndckatan<br />

terlalu menamh miDat pada kenganan dan iLmu-ilrnu sosial dan humaniora.<br />

kompleksihs pemikiratr Islam, ritual, iman, 3. Para ahli Islam menaruh pcrhatian<br />

hukum dan etika. Merekajuga tidak tcrlatih pada pcranan Islam bagi masyarakat<br />

<strong>dalam</strong>tadisi-tradisi agama lain, perbandingan Muslim <strong>dalam</strong> ekonomi, politik dan<br />

agama, dan hubungan agama dan budaya. sejarah sosial- Ccmkan,gerakan Islam<br />

Oleh karena itu, sejak 1876 dikembangkan sepeni "fundamenlal ist" menjadi objek<br />

disiplin Scjarah Agama-agama (History of menarik <strong>dalam</strong> kajian Islam<br />

Religions) sebagai model alrematifStudi Is- kontcmporcr.<br />

lam yang dibuka di fakulras tcologi di univcr- 4. Tumbuhnya kajian Muslim minorilas di<br />

sitas Belanda. Pendekatan sejarah agama Barat seiring dengan pesatnya<br />

memungkinkan untuk dikembangkannya perkcmbangan imigran Muslim dari<br />

sebuah pendekatan baru untuk mcngkaji Is- Turki, Maroko, Aljazair, Indoncsia dan<br />

lam dengan memanfaatkan mctodologi sejarah. negara Muslim lainnya. Tidak kurang<br />

Scjak l960an, telah tcrjadi pemerintah menyediakan dana yang<br />

perkembangaD yang signifikan <strong>dalam</strong> Studi b€sar untuk kajian ctnik mjnoritas inj .<br />

Islam berkaitan dengan objek studi dan 5. Munculnyapendekataninterdisipliner<br />

pendekatan di bcrbagai universitas di Barat. di mana dua atau lcbih fakultas<br />

Di antara perkembangan tersebut, scperti berbeda dengan para sarjana yang<br />

ditulis Jacques Waardcnburg (1997), dapat mcrniliki beragam disiplin ilmu<br />

dikemukakan di bawah ini.<br />

mendirikan s€buah program Studi Is-<br />

1. Islam tidak saja dianggap sebagai lam baru. Dalam banyakkasus, kajian<br />

scbuah sistcm doktrin, tetapi juga modcl ini diadakan oteh lembagasebagai<br />

sebuah budaya yang Iembaga studi di luarunivcrsitas atau<br />

mempunyai pola tertertu scsuai bcrafi liasi dengan universitas.<br />

dengan wilayah-wiJyah di mana Islam Dalam kaitannya dcngan<br />

mengakomodasikan dirinya. Hal ini kcccDdcrungan dan pendekatan para sarjana<br />

memberi jalan bagi berkembanganya<strong>dalam</strong><br />

Studi lslam, tampaknya sulit untuk<br />

apa yang discbut dcngan pcndckatan mcngkatcgorisasikan mereka secara tepat<br />

stndi wilayah (are r/rdtes apptoach). karena mungkin banyak di antara mereka<br />

Di fakultras sasha, rumbuh studi Anb, yang meniliki minat dan kecendenrnganpada<br />

Iran dan Turki, Asia Tengah, Asia lcbih dari satu bidang atau pendekatan.<br />

Tenggara, Afrika Barat dab Timur, Namun, secara umum para sarjana yang<br />

Eropa dan Arnerika- Di fakultas tcologi, tcrlibat d6pat d igambarkan ke <strong>dalam</strong> bcberapa<br />

ada pcrkcmbangan kc arah pcnde kclompok scpcrti yang dirulis oleh Juliannc<br />

katan kontekstual <strong>atas</strong> ekspresi dan Halnmer(2002) berikut ini:<br />

institusi kcaganaan.<br />

L Thc Classicistsr Drereka adalah para


2 2<br />

JURNAL KAJIAN ISLAM, Volume 1 Nomor 1, April2009<br />

sarjana "aliian lama" (old school)<br />

Oriental Studies dengan pendekatan<br />

filologis; merekamenuliskarya-karya<br />

berdasarkan teks, manuskrip dan<br />

dokumen, mempelajari bahasa Arab,<br />

puisi pm-Islam, analisis linguistik dan<br />

teks filsafat. Karya-karya jenis ini<br />

hanya bisa diapresiasi oleh kalangan<br />

spesialis.<br />

2. The Positive Modernist: mereka<br />

menganalisa kcmajuan yang terjadi di<br />

dunia Islam, bagaimana Muslim<br />

mengikuti mod€mitas, demokrasi, hak<br />

sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan<br />

zamannya. Pesatnya minat orang Bamt<br />

terhadap lslam dan masyarakatnya<br />

menjanjikan perkembangan dan hasil yang<br />

lebih dinamis di masa depan.<br />

Ijenl'Ijlu Mutual Understanding| Strrdi<br />

Islam dan Dialog Antar Peradaban<br />

asasi marlusia, teknologi, dan konsep<br />

€konomi modem untuk menjadi bagian<br />

dari dunia global.<br />

3. The Negative Modernists: sarjana<br />

yang mengkaji masyarakat Muslim<br />

kontemporer dengan asumsi bahwa<br />

Muslim tidak mampu maju sesuai<br />

dengan standar Barat atau dipaksa<br />

untuk maju seperti Barat atau justru<br />

berkembang menjadi ancaman bagi<br />

Barat. Kelompok ini mempunyai<br />

pengaruh terhadap media Barat di<br />

mana Muslim digambarkan dengan<br />

stereoilpe tettentr dan image yang<br />

tidak baik.<br />

4. The Protagonist of Reconciliation:<br />

mereka adalah sadana generasi muda<br />

yang jumlahnya terus bertambah yang<br />

mengembangkan kaj ian lslam mercka<br />

sebagai sebuah dialog antara dunia<br />

Islam dan Barat dan membawanya ke<br />

publik yang lebih luas <strong>dalam</strong> upaya<br />

rekonsiliasi dan memahami 'the<br />

Setelah serangan teroris ll September<br />

2001 terhadap WTC dan Pcntagon,<br />

hubungan antara dunia Barat dan lslam<br />

menjadi semakin menegang, kondisi yaog<br />

memang sudah memburuk pada periodcperiode<br />

sebelumnya. Respon milito AS dan<br />

sekutunya terhadap Afganistan dan Irak<br />

menambah hubuDgan keduanya berada di titik<br />

tcrrendah <strong>dalam</strong> bebempa dekade terakhir<br />

ini. Negara-negam Eropa dan Amerika Utara<br />

mcmandang s€cara negatif atau minimal<br />

disertai kecurigaan segala yang berkaitan<br />

dengan Islam. Sebaliknya, negaia-negara<br />

Muslim menilai Barat aiogan, menonjolkan<br />

supremasi <strong>atas</strong> Timuf, dan menerapkan<br />

standar ganda. Yang tedadi, akibatny4 adalah<br />

rasa saling tidak percaya dan ketakutan yang<br />

sangat pot.nsial bagi timbulnya konflik antara<br />

negam-negara Barat dan dunia Islam.<br />

HubungaD buruk tersebut tampaknya<br />

alapat membenarkan apa yang disebut oleh<br />

Samuel Huntington sebagai "Clashof Civilization"<br />

(Benturan Peradaban).<br />

Menggunakan paradigfin civilizalion, ia<br />

meramalkan bahwa setelah runtuhnya<br />

komunisme di Uni Soviet dan Eropa Timur<br />

dan berakhimya Cold War (Perang Dingin),<br />

other',<br />

konflik di masa depan tidat lagi didorong oleb<br />

T€rdapat sarjana Muslim yang tertarik perbedaan ideologi dan politik melainkan oleb<br />

pada Studi lslam di Barat, tetapi jumlal p€rbedaan peradaban dan budaya. Konflik<br />

mercka teihitung sedikii dibanding rekan fundamental tcdadi antar peradaban yang<br />

mereka yang non-Muslim. Kebanyakan masing-masingmenghendaki supiemasi <strong>atas</strong><br />

mereka mengikuti pendekatan sekularismc<br />

yang tainnya. Musuh baru Bamt bukan lagi<br />

dan modernisme Barat atau, sebaliknya, Uni Soviet dal1 ncgam komunis lainnya.<br />

apologetik tcrhadap lslam. Di masa depan, me laink"n negard-regar.r Vuslim d"r<br />

Studi lslam akan mencntukanjalannya scndiri pcnganut Konf'usianismc (Cina). Peradaban


Asep Muhamad lqbal, Sludi lslam dan Dialog Anlar Pemdaban<br />

Bdr"r akan bcrbenturan dentsan pcradabdr. Sikap nerasa lcbih linggi menyebabkan Bamt<br />

Islam dan Konfusianis.<br />

tidak mcrnandang lawan dialog scbagai mitra<br />

Mungkin saja Huntingron rer lalL scjajar; mereka menggurui dan menganggap<br />

berlebihan <strong>dalam</strong> anal.r:nya <strong>atas</strong> srruasr polilk diri mercka lcbih tahu. Sebaliknya, rasa<br />

internasional di abad 21 scperti yang rcndah diri dunia Islam dcngan mudah dapat<br />

dilontarkan para pengenrknya. Mcsk. membuat mereka cnggan untuk berdialog<br />

demikian. pandangan Huntingron rrdak atau bcrmusuhan terhadap Bamt; atau pada<br />

bijaksara kalau diabarkan beBitu sajL titik lairmya, negara-ncgara Muslim menerima<br />

menyusul s€mrkin menirykatnya koDllik yang begitu saja posisi dan persepsi Barat tanpa<br />

didasari perbedaan elois, suku. bahasa dal- sikap kitis danrefleksi yang mcn<strong>dalam</strong>.<br />

agama di berbagai negara. tcrmasuk Indo- Jochen Hipplcr (2002) menulis bahwa<br />

oesia. Bisa saJa ide benruran peradaba, Hun- sctidaknya ada dua hal yang mcnghambat<br />

Iinglon yang konnoversiaI ini mcnladi b/e$<br />

ing in disguise (rafu}:,at yang tersembunyi,<br />

dialog peradaban yang scjajar antara Barat<br />

dan dunia Islam. Pe,"ta a, masing-masing<br />

bagi penyadaran akad adanya ancaman besar pihak sering menganggap dan mendefinisikan<br />

bagi kemanusiaan-<br />

pihak laimya berdasarkan segi prbedaan dan<br />

Sudah scdcmikian suramkah masa aspek-aspek yang tidak mcnycnangkan bagi<br />

depao hubungan antar negara? Adakah solusi yang bc$angkutan. Barat mendefinisikan<br />

kontruktif untuk k€rjasama peradaban? Islam, di antaranya, dcngan kctidaldolcranan<br />

Bemngkal dari Lepri-barinan inilah, banyak dan fundamcntalismc. Muslim memandang<br />

pihak tcnnasuk Perserikatan Bangsa-BaDgsaBamt<br />

dengan sel-ularisme dan teknologi yang<br />

mulai mempromosikan kebalikan dari ranralan tak terkontrol. rKed,/d, terdapat kontradiksi<br />

Huntington, yakri Dialoguc of Civilizations<br />

(Dialog Peradaban). B€rkaitan dengan Studi<br />

Islam, yang lcbih pentinB pada kont€ks ini<br />

adala.h peluarg bagi para pakar Studi lslam<br />

unfirk ikut serta <strong>dalam</strong> dialog peradaban ini<br />

dan hctcrogenitas di masyarakar Barat dan<br />

Muslim sehingga sulit menentukan mitra dialog<br />

yang reprcscntatif dan otoritatif.<br />

Menemulan mitra dialog yang seperti ini<br />

akan membuka pcrtukaran informasi yang<br />

dengan cara mcmberikan pcnjclasan- mcncapai mayorilas masyarakat dari kcdua<br />

penjetasan akademik t€ntang dunia Islam dan pih^k. Stereotyping, gcncralisasi dan<br />

peradabanoya untuk menciptakan adanya kontradiksi masyarakat Balat dan Islam<br />

mutual underst.nding (saling mcmahami) mcnghalangi kedua pihak untuk menjadi mitra<br />

dan rcspck antar dunia Barat dan lslam. dialog sejajar. Sisi dcstruktifdari kedua pihak<br />

Dialog antar peradaban, utamanya tidak mesti diabaikan, tetapi dikenali dan<br />

antara dunia Barat dan Islam, selama ini ditempatkan secam proporsional dan <strong>dalam</strong><br />

mengalami pcrkembangan yang sulit karcna konteks yang lcbih luas.<br />

masing-masing pihak seringkali menemukan<br />

Pablic Relatiot's<br />

keraguan, prasangka,<br />

OfJicials<br />

r/e/eo type, d^nbattl,ar<br />

permusuhan. Secara umum, anggapan Menyadari konllik atau benturan <strong>atas</strong><br />

superioritas Barat <strong>dalam</strong> bidang kcmajuan dasar pcrbcdaan budaya dan peradaban<br />

peradaban, tcktrologi, suprcmasi politik dan sebagai ancaman scrius bagi perdamaian<br />

ekonomi menghambat terjadinya dialog yang dunia dan pembangunan manusia, banyak<br />

sejajar dengan dunia lslam. Di samping itu, kalangan mcmandang dialog antar peradaban<br />

rasa rcndah diri dunia Islam sccara ckonomi, scbagai hal yang krusial untuk dilakukan<br />

politik, teknologi, dan militcr menghalangi <strong>dalam</strong> kondisi sekarang. Misalnya, Uoivcr-<br />

hubungar yang seimbangdengan dmia Bamr. sity ofUnited Na(ions bekerja sami dengan


24<br />

JURNAL KAJIAN ISLAM, volumo 1 Nomor 1, April 2009<br />

UNESCO menyelenggamkan Konferensi informasi dunia Barat dan Islam yang pada<br />

Dialog Peradaban di Tokyo pada 3l Juli gilirannya melahirkan kesadaran baru di<br />

sampai 3 Agustus 2001 dan menghasilkan kedua pihak akan adanya perbedaan dan pada<br />

sebuah kerangka aksi bagi promosi dialog saat yang sama kehendak untuk hidup<br />

a.ntar peradaban. Pada tahun yang sama, bersama (coexistence) <strong>dalam</strong> kerja sama dan<br />

beberapa negara Islam dan Barat damai. Pertukaran informasi akan<br />

mengadakan konf€rensi Dialog antar m€nimbulkan saling memahani dan akhimya<br />

Peradaban bagi Hidup Bersama di saling respek antara dua dunia yang sudah<br />

Damaskus. Di fingkrt pemerintah, Jeman, lama bemda <strong>dalam</strong> hubungaD yang tidak<br />

misalnya, dengan dukungan Presiden harmonis. Semua ini tampaknya hanya dapat<br />

Johannes Rau mendukung dialog dengan dicapai m€lalui sebuah dialog antar<br />

masyarakat Muslim dan sejak 1997 peradaban di mana semua pesertanya<br />

menyelenggarakan Dialog antan Media merupakan mitra sejajar: tak ada lagi satu<br />

Jerman dan Arab.<br />

pihak memsa superior, l€bih dominan, lebih<br />

Tentu saja, kalangan akademisi tidak tahu dan mengguruui t€rhadap yang lainnya.<br />

ketinggalan <strong>dalam</strong> prcgram penyadaran iDi. TerciptaDya hubungan antar peradaban yatrg<br />

Kiri pakar Shrdi Islam dan unive$itas Barat saling menguntungkan sangat terbuka untuk<br />

dengan memanfaatkan keahlian dan dipromosikan dan dicapai oleh peserta dialog<br />

pengalaman m€reka terlibat <strong>dalam</strong> Fogram<br />

perhrkaran informasi sebagai "public relations<br />

peradaban.<br />

officials (pejabat hubungan masyarakat)" Kesimpulan<br />

rmhrk meningkatkan pengetahuan Barat akan<br />

Islam dan budayanya dan kesadaran mereka Perhatian dan minat yang tinggi<br />

akan pluralitas lslam dan masyarakatnya. Di negara-negam Eropa dan Amerika Utara<br />

Jerman, misalnya, terdapat 24 universitas terhadap Islam dan masyarakatnya telah<br />

yang menawarkan ploglarn Studi Islam dan melahirkan sebuah disiplin bal1| <strong>dalam</strong> dmia<br />

bahasa-bahasa Oriental deDgan s€kitar 3000 akedemik Barat, yakni Studi Islam (Islamic<br />

mahasiswa m€ngambillnya sebagai studi Studies). Pada masa klasik, Studi Islam dan<br />

utama atau pilihan dan 34 guru besar Selain Orientalism€ secara umum didorong oleh<br />

itu, puluhan lembaga dan departemen motif polemik teologis dan menemukan<br />

memfokuskan kajian mereka pada bahasa, kekurangan Islam di depar dunia KristeD.<br />

sejamh dan budaya dunia Islam. Kini, Studi Pendekatan yang digunakan lebih bersifat<br />

Islam menerapkan pendekatan interdisiplircr filologis dan historis dan kajian difokuskan<br />

di mana kajian ditekankan pada r€alitas pada teks dan dokumen keagamaan.<br />

praktis dunia Islam. Mata kuliah juga P€rubahan sigdfikan ted adi pada masa mod-<br />

diarahkan untuk memenuhi permintaan em di mana Studi Islam ditentukan oleh<br />

pasamn keta. Riset cenderung didominasi kepentingan akademik dan, pada b<strong>atas</strong><br />

oleh permasalahan yang berkaitan dengan tertentu, tuntutan pragmatis. Kajian pun<br />

dialog yang bersifat multi dimensi seperti ditekankao pada realitas praksjs Islam dengan<br />

perkembangan mutakhir dunia Islam, menerapkan pendekatan intedisipliner<br />

perubahan hubungan antara Eropa dan Di tengah ancaman konflik dan<br />

negara-negara Muslim, dan pertumbuhan benturan peradaban yang mulai<br />

Muslim minoritas di Eropa danAmerika. menampakkan dirj di beberapa negara, Studi<br />

Pcrkcmbangan <strong>dalam</strong> Studi Islam Islam iclah dan akan tcrus nembcrikan<br />

mutakhir ini diarahkan kepada pertukaran kontribusinya sesuai dengan kompetens jnya


Asep Muhamad lqbal, Studi lslam dan Dialog Antar Peradaban 25<br />

bagi sebuah dialog pe.adaban menuju mrlrol Huntington, Samucl P. 1993. "The Clash of<br />

understanding Jor coexistence (saling Civ rlizations." Fore ign AJhirs, Srn-<br />

memahami untuk hidup bersama), bukan saja m€t<br />

antara peradaban Barat tetapi dengan Huntington, Samucl P 1993. "lfNot Civili-<br />

p€radaban-peradaban dunia lainnya. zations, What? Samucl Huntington<br />

Terciptalya hubungan antar peradaban yang Responds to His Critics," Fo,"eigrl<br />

saling menguntungkan merupakan target ,4r'.2i,"r, Novcmber/December<br />

yang hendak dicapai semua peserta dialog. Mccutcheon, R[ssel T., Inlroductory Re-<br />

Yang perlu dicalal di sini adalah semua<br />

ini merupakan peluang befiarga dan terbula<br />

marks on lhe Academic Studj of Is-<br />

bagi para sadara Islam, baik Muslim maupun www.as.ua.edu/rel/pdf/<br />

non-Muslim, dan siapapun yang menaruh understandingislamintro.pdf<br />

minat pada kajian akademis Islam dan Nanji, Azim. 1997. "Introduction," <strong>dalam</strong><br />

peradabannya untuk mengembangkan diri Mapping Islanic Studies, Azim Nanji<br />

alan sekaligus mencerahkan masyarakat akan (ed.), B€rlin, Ncw York: Mouton de<br />

pentingnya memahami dan menghargai Cruyter<br />

perbedaan aDtar peradaban. DengaD Rudolph, Ekkehard. 2002. "Islam dan Shrdi<br />

perkembangaD Studi Islam di negara'negara Akademis," Scala, Edisi Tahun 2002,<br />

Barat, Muslim sebenarnya mempunyai www. Deutschebotschaft-<br />

kesempatan emas untuk memanfaatkan jakarta.or id/<br />

k€unggulan program ini ulttt* k€pentingaD Benda, Harry J. 1972. "Christiaan Snouck<br />

sebesar-besamya dunia Islam. Dengan ini Hurgronjc and the Foundations of<br />

pula, kaum Muslim dapat membcrikan Dutch Islamic Policy in Indonesia,"<br />

sumbangaDnya bagi mzrral underslondihg <strong>dalam</strong> Adrienne Suddard (ed.). Coz-<br />

ant rperadaban dan taknan dunia yang lebii tinuit) and Change in Southeast<br />

adil dan bemdab.<br />

Asia Collected Journal of Harry J.<br />

Berda. New Haven: Yale University<br />

Drfter Pustakr<br />

Souihcast Asian Studies, Monograph<br />

Dialogue of Civilizations: Finding Cornmon<br />

Approaches to Promoting<br />

Peace and Human Denelopmenl. A Framework<br />

for Aclion, www.unu,edu/dielogu€,<br />

www.utresco.org.me/, dilihat<br />

pada Maret 2009.<br />

Hammer, Juliane, "20 Years Aft€r<br />

'Orientalism'-Where<br />

Are lslamic<br />

Studies in Germany?,"<br />

www.islamonline-net,<br />

Hippler, Jochen, "Diskusi Antara Budaya<br />

Barat dan Islam," Scala, Edisi Tahun<br />

2002, www. Deutschebotschaftj<br />

akarta.orid/<br />

Series No. 18.<br />

Waardenburg, Jacques. 1997. "Th€ Study of<br />

Islam in German Scholanhip, <strong>dalam</strong><br />

Mapping Islanic Studies, Azim Nanj i<br />

(ed.), Berlin, New York Mouton de<br />

Gru].ter.<br />

Waardenburg, Jacques. 1997. "The Study of<br />

Islam in Dutch Scholarship, <strong>dalam</strong><br />

Mappihg Islamic Studies, Azim Nanji<br />

(ed.), Berlin, New York: Mouton de<br />

Gruyter

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!