Pesan Humanitas Syariah, Telaah atas Dimensi Liberalitas dalam ...

lir Abdul Haris, Pesan Humanilas Syariah, Telaah alas D mensi Liberalitas
3. suatu teks tambahan di fase Madani l
mcmiliki alasan eksternal untuk
memfungsikan tujuanDya secara
sempurna scsuai dengan konleks
historisnya sehingga menggcser teks
utama di fase Makki. Ketika alasan
terscbut tidak relevan karcna waktu,
maka teks utama di fase Makki
diberlakukan kembali.
4. evol.rsi syariah merupakan pcralihan
dari suatu teks yang telah memfungsikan
tujuannya dan digantikan
dcngan teks yang lain sebagai teks
yang operatif dan mcnjadi basis
lcgislasi baru (Thaha, 1983: 40- I ).
Dengan demikian, melalui pcndckatan
tath,rir al-tastri, berbagai produk fiqh yang
diturunkan daD atau merujuk kepada
konstruksi pesan wahyu Madani perlu
digantikan rujukan dlainya kepada konsruki
pesan wabyu Makki yaDg menyimpan pesan
Islam yang abadi dan firndamental. hal ini
sangat dimungkinkan dapat dilakukan di abad
XX kaicna nilai-nilai ideal yang terdapat di
pesan wahyu Makki nya s menjadi nilai
humanitas yang diterima dan dimufakati di
berbagai konstitusi negara bangsa modem
sorta dikukuhkaD sebagai pandangan dunia
dalam berbagai konvensi hutum intemasional.
Berdasarkan pcndekatannya,
sebagaimana dikembangkan oleh Al-Naim,
berbagai pcmitiran dari fiqh abad pertengahan
Islam yang memiliki muatan-muatan
diskiminatif dan sektarianharus digantikan
dengan hukum baru tanpa kehilangan
semangat syari'abnya karena tetap bcr?oros
pada lcks (Al-Qur'an) tetapi dengan poros
yang berlainan di momm historis.
Menemukan Hukum Id€al dari dalam
Teks
Scmcntara Mahmud Thaha
mcnawarkan penbaharuan hukul11 lslaDl
dengan pcDgalilran rujukan historis dari
lingkalan nilai pesan wahyu Madani kc
jngkaran nilai pesan wahyrMakki sehinglia
melahirkan pcrubahan fundamental dalarn
hukum yang )ebih sesuai dcngan
pcrkembangan prinsip-pdnsip kemanusiaan
dalam masyarakat modern abad XX,
Muhammad Syahrur mempcrkcnalkan
pcndekalan baru dcogaD bemngkat dari tcks
Al-Qur'an mclalui pembacaan kontemporcr
(qira ah nu ashirah) sebagaimana dimuat
dalam magnum opus nya, AI Kitab wa allur'an:
Qira'ah Mu ashirah. Di
dalamnya dimuat prinsip-prinsip e6stimologi
yadg dipcrgunakannya sebagai bcrikut:
l. TerdApat hubungan antara kesadaran
dan wujud material sebagai pdnsip
dasar dalam fllsafat:
2. Pcngctahuan berasal dari luar diri
nBnusia. Filsafat lslam kontemporer
bcrpcgang kepada pengelahuan
nsional (a I- mar ilah a l-aq I i1,yah)
yang bcrasal dari obyek terindra
mclalui cara pengindraan dengan alat
utama pend€ngaran dan pcnglihatan.
Dengan demikan pcngetahuan irfany
(ahl al-kasyal) tidz.k dzp^t dtteimo;
3. Realitas (d/-,tdrr) adalah material,
dan akal memiliki kemampuan untuk
mencerap dan mengetahuiIrya.
Pcngetahuan manusia terhadap
real itas bersipat kontinum serta terilat
dcngan tingkatperkembangan evolutif
yang dicapai berbagai sains di bcrbagai
zaman;
4. Pengetahuan manusia bermula dari
pcmikiraD cmpiris kongkret yang
dibatasi oleh kekuatan pengiodraan
pendengaran dan pcnglibatan,
kemudian meningkat pada capaian
pemikiran yang abstraktif universal
dengan pengguDaan akal rasionalnya.
Dcngan dcmikian, evolusi pengetahuan
manusia bergerak dari alam empirik
lalan syahadah) secara terus
nlcllcrus mcncakup aiam abstrak
(dldn ghaib):