program evaluation workshop on child protection - BAPPEDA Aceh ...
program evaluation workshop on child protection - BAPPEDA Aceh ...
program evaluation workshop on child protection - BAPPEDA Aceh ...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
BAB III<br />
RANCANGAN KERANGKA<br />
EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH<br />
3.1 Arah Kebijakan Ek<strong>on</strong>omi Daerah<br />
3.1.1. K<strong>on</strong>disi Ek<strong>on</strong>omi Daerah Tahun 2010 dan Perkiraan Tahun 2011<br />
K<strong>on</strong>disi perkembangan ek<strong>on</strong>omi <strong>Aceh</strong> selama 2 tahun (2010-2011) dapat dilihat<br />
dari beberapa indikator ek<strong>on</strong>omi makro diantaranya yang terpenting adalah PDRB,<br />
Tingkat Kemiskinan, Tingkat Pengangguran, Laju Inflasi dan pendapatan<br />
perkapita.<br />
K<strong>on</strong>disi Ek<strong>on</strong>omi <strong>Aceh</strong> Tahun 2010<br />
Produk Domestik Regi<strong>on</strong>al Bruto (PDRB)<br />
Nilai PDRB <strong>Aceh</strong> tahun 2010 secara keseluruhan (dengan migas) terjadi<br />
peningkatan terhadap tahun 2009, Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp<br />
77,51 triliun rupiah atau mengalami kenaikan sebesar 5,82 triliun rupiah<br />
dibandingkan PDRB tahun 2009 dengan capaian nilai sebesar 71,69 triliun rupiah.<br />
sedangkan Atas Dasar Harga K<strong>on</strong>stan (ADHK) tahun 2000 mencapai Rp 33,07<br />
triliun rupiah dan terjadi peningkatan sebesar 0,85 triliun rupiah dari tahun 2009<br />
dengan capaian sebesar 32,22 triliun rupiah. Jika dihitung berdasarkan tanpa<br />
migas, maka nilai PDRB <strong>Aceh</strong> ADHB adalah mencapai Rp 64,61 triliun rupiah<br />
terjadi peningkatan sebesar 5,99 triliun rupiah dari tahun 2009 dengan capaian<br />
sebesar 58,62 triliun rupiah dan secara ADHK adalah sebesar Rp 29,04 triliun<br />
terjadi peningkatan sebasar 1,46 triliun rupiah dari tahun 2009 dengan capaian<br />
sebesar 27,58 triliun rupiah. Besaran nilai PDRB tahun 2010 secara lengkap dapat<br />
dilhat pada tabel 3.1 di bawah ini.<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -1
Tabel 3.1<br />
Nilai PDRB <strong>Aceh</strong> Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 dan 2010.<br />
SEKTOR EKONOMI<br />
Atas Dasar Harga<br />
Berlaku (Triliun<br />
Rupiah)<br />
Atas Dasar Harga<br />
K<strong>on</strong>stan 2000<br />
(Triliun Rupiah)<br />
2009 2010 2009 2010<br />
(1) (2) (3) (4) (5)<br />
1 Pertanian 20,42 21,97 8,43 8,86<br />
2 Pertambangan dan Penggalian 8,25 8,62 2,80 2,61<br />
3 Industri Pengolahan 7,79 7,51 3,79 3,49<br />
4 Listrik dan Air Bersih 0,26 0,34 0,10 0,12<br />
5 Bangunan 6,84 7,75 2,23 2,34<br />
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 10,74 12,03 6,21 6,61<br />
7 Pengangkutan dan Komunikasi 7,45 8,25 2,28 2,43<br />
8 Keuangan, Persewaan, Jasa<br />
Perusahaan<br />
1,79 2,05 0,59 0,62<br />
9 Jasa-jasa 8,15 8,98 5,78 5,99<br />
PDRB 71,69 77,51 32,22 33,07<br />
PDRB TANPA MIGAS 58,62 64,61 27,55 29,04<br />
Sumber : BPS <strong>Aceh</strong> Tahun 2011<br />
Pada tahun 2010 hampir semua sektor ek<strong>on</strong>omi mengalami peningkatan<br />
pertumbuhan, sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah listrik dan air<br />
bersih yang mencapai 16,97 persen sedangkan sektor yang terendah adalah<br />
sektor jasa-jasa yaitu sebesar 3,62 persen. Sektor jasa-jasa terus mengalami<br />
penurunan dari tahun 2009 yang hanya tumbuh sebesar 4,02 persen.<br />
Pertumbuhan negatif masih terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian<br />
yaitu sebesar -6,72 , tetapi k<strong>on</strong>traksinyan jauh menurun jika dibandingkan dengan<br />
tahun 2009 yang mengalami k<strong>on</strong>traksi sebesar 47,2. Kalau tanpa migas sektor ini<br />
justeru mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 5,93 persen di bandingkan<br />
tahun 2009 yang hanya tumbuh sebesar 1,22 persen. Selain itu pertumbuhan<br />
negatif juga dialami oleh sektor industri pengolahan yaitu sebesar -8,00 persen<br />
dengan migas tetapi tumbuh positif sebesar 6,47 persen tanpa migas. Secara<br />
lengkap tentang laju pertumbuhan PDRB <strong>Aceh</strong> tahun 2010 dapat dilihat pada<br />
tabel 3.2 berikut.<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -2
Tabel 3.2<br />
Laju Pertumbuhan PDRB <strong>Aceh</strong> Tahun 2009 dan 2010<br />
Laju Pertumbuhan (persen)<br />
SEKTOR EKONOMI<br />
2009 2010<br />
(1) (2) (3)<br />
1 Pertanian 2,56 5,02<br />
2 Pertambangan dan Penggalian -47,28 -6,72<br />
- Tanpa migas 1,12 5,93<br />
3 Industri Pengolahan -7,85 -8,00<br />
- Tanpa migas 6,45 6,47<br />
4 Listrik dan Air Bersih 13,79 16,97<br />
5 Bangunan 3,13 5,11<br />
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,94 6,36<br />
7 Pengangkutan dan Komunikasi 4,88 6,57<br />
8 Keuangan, Persewaan, Jasa<br />
7,83 5,54<br />
9 Perusahaan<br />
Jasa-jasa 4,02 3,62<br />
PDRB DENGAN MIGAS -5,51 2,64<br />
PDRB TANPA MIGAS 3,97 5,32<br />
Sumber : BPS <strong>Aceh</strong> Tahun 2011<br />
Sektor Pertanian masih menjadi k<strong>on</strong>tributor utama pembentukan PDRB <strong>Aceh</strong><br />
dengan k<strong>on</strong>tribusi sebesar 28,34 persen (dengan migas), mengalami peningkatan<br />
dari tahun 2009 yang nilainya 27,40 persen atau meningkat sebesar 0, 94 persen.<br />
Bila dihitung tanpa migas, maka sektor ini berk<strong>on</strong>tribusi sebesar 34 persen,<br />
mengalami peningkatan sebesar 0, 31 persen jika dibanding tahun 2009 yang<br />
hanya mencapai 33,69 persen. Subsektor tanaman bahan makanan masih<br />
memberi k<strong>on</strong>tribusi terbesar terhadap sektor ini terutama sumbangan dari nilai<br />
produksi gabah, diikuti oleh subsektor tanaman perkebunan.<br />
K<strong>on</strong>tribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran menduduki urutan kedua<br />
dengan nilai 15,52 persen (dengan migas) dan 18, 62 persen (tanpa migas).<br />
Sektor ini juga mengalami peningkatan sebesar 1,09 persen (migas) dan 0,51<br />
persen (tanpa migas) jika dibandingkan tahun 2009. Sektor jasa-jasa berada pada<br />
urutan ketiga PDRB <strong>Aceh</strong> pada tahun 2010 dengan nilai sebesar 11,58 persen<br />
(dengan migas) dan 13,90 persen (tanpa migas), disusul selanjutnya oleh sektor<br />
pengangkutan dan komunikasi sebesar 10, 65 persen (dengan migas) dan 12,78<br />
persen (tanpa migas), serta sektor bangunan sebesar 10 persen (dengan migas)<br />
dan 12,00 persen (tanpa migas).<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -3
Dilihat dari perkembangan k<strong>on</strong>tribusi sektor-sektor yang membentuk struktur<br />
PDRB (dengan migas), sektor sekunder dan tersier seperti sektor Jasa-Jasa,<br />
pengangkutan dan komunikasi, serta bangunan, telah memberi k<strong>on</strong>tribusi yang<br />
semakin besar. Hal ini terindikasi bahwa telah terjadi keterkaitan yang erat<br />
(lingkage) antar sektor dalam struktur perek<strong>on</strong>omian <strong>Aceh</strong>. Di lain sisi juga<br />
mengindikasikan mulai tumbuhnya dunia usaha dengan lapangan usaha yang<br />
semakin heterogen.<br />
Jika diukur dari perkembangan nilai PDRB, pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi <strong>Aceh</strong> pada<br />
tahun 2010 telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, baik PDRB dengan<br />
migas maupun tanpa migas. Perek<strong>on</strong>omian <strong>Aceh</strong> tumbuh sebesar 2,64 persen<br />
dengan migas, jauh meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 yang mengalami<br />
k<strong>on</strong>traksi sebesar 5,58 persen. Sedangkan tanpa migas, perek<strong>on</strong>omian <strong>Aceh</strong><br />
tumbuh sebesar 5,32 persen, tumbuh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2009<br />
yang tumbuh sebesar 3,92 persen.<br />
Pada tahun 2010, peningkatan sumbangan sektor pertanian sangat<br />
berpengaruh terhadap pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi <strong>Aceh</strong>, disamping sumbangan sektor<br />
migas yang juga ikut meningkat (positif) jika dibandingkan dengan tahun lalu<br />
yang tumbuh negatif. Meningkatnya sumbangan sektor migas cendrung<br />
disebabkan oleh meningkat dan stabilnya harga migas di pasaran internasi<strong>on</strong>al.<br />
Sedangkan meningkatnya sumbangan nilai sektor pertanian terutama diperkirakan<br />
karena meningkatnya produksi terutama pada subsektor tanaman bahan makanan<br />
dan perkebunan.<br />
K<strong>on</strong>trobusi sektoral pembentuk PDRB <strong>Aceh</strong> selengkap dapat dilihat pada tabel<br />
3.3 berikut:<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -4
Tabel 3.3<br />
Persentase Struktur PDRB <strong>Aceh</strong> menurut Lapangan Usaha<br />
Tahun 2009 dan 2010<br />
Dengan Migas Tanpa Migas<br />
SEKTOR EKONOMI<br />
2009 (persen) 2010 2009 (persen) 2010<br />
(1) (2) (3) (4) (5)<br />
1 Pertanian 27,40 28,34 33,69 34,00<br />
2 Pertambangan dan Penggalian 11,59 11,13 1,31 1,37<br />
3 Industri Pengolahan 11,20 9,69 3,76 3,65<br />
4 Listrik dan Air Bersih 0,41 0,43 0,51 0,52<br />
5 Bangunan 9,67 10,00 11,89 12,00<br />
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,73 15,52 18,11 18,62<br />
7 Pengangkutan dan Komunikasi 10,67 10,65 13,12 12,78<br />
8 Keuangan, Persewaan, Jasa 2,53 2,64 14,51 3,17<br />
9 Perusahaan<br />
Jasa-jasa 11,80 11,58 14,51 13,90<br />
JUMLAH<br />
Sumber : BPS <strong>Aceh</strong> Tahun 2011<br />
100,00 100,00 100,00 100,00<br />
Tingkat Kemiskinan<br />
Jumlah penduduk miskin atau tingkat kemiskinan <strong>Aceh</strong> pada tahun 2010<br />
mencapai 861,9 ribu orang atau 20,98 persen dari jumlah penduduk <strong>Aceh</strong>. K<strong>on</strong>disi<br />
ini mengalami penurunan sekitar 31,11 ribu orang atau 0,82 persen jika<br />
dibandingkan pada tahun 2009 dimana jumlah penduduk miskin <strong>Aceh</strong> mencapai<br />
892,9 ribu orang atau 21,80 persen dari jumlah penduduk <strong>Aceh</strong>. Angka penduduk<br />
miskin dipedesaan berkurang dari 710,68 ribu jiwa menjadi 688,48 ribu jiwa atau<br />
berkurang 0,83 persen sedang diperkotaan jumlah penduduk miskin berkurang<br />
dari 182,19 ribu jiwa menjadi 173,37 ribu jiwa atau berkurang 0,79 persen. Hal<br />
ini menunjukkan bahwa pengurangan angka kemiskinan terjadi secara<br />
proporsi<strong>on</strong>al baik didesa maupun dikota. Pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi yang mencapai<br />
2,64 persen (migas) mampu mengurangi angka kemiskinan sebanyak 31,11 ribu<br />
jiwa atau dengan kata lain setiap 1 persen pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi telah<br />
mengurangi 11,78 ribu orang miskin di <strong>Aceh</strong>. Capaian ini belum seoptimal yang<br />
diharapkan yaitu pengurangan angka kemiskinan 2 persen di <strong>Aceh</strong>.<br />
Tingkat Pengangguran<br />
Jumlah angkatan kerja <strong>Aceh</strong> pada tahun 2010 mencapai 1,939 juta orang,<br />
sedangkan pada tahun 2009 adalah 1,898 juta orang, hal ini menunjukkan bahwa<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -5
pada tahun 2010 terdapat 41 ribu angkatan kerja baru. Dari 1,939 juta orang<br />
angkatan kerja hanya 1,776 juta orang yang bekerja atau ada 0,162 juta orang<br />
yang tidak bekerja. Bila dihitung secara persentase jumlah orang yang<br />
menganggur mencapai 8,37 persen. Angka tersebut jika dibandingkan dengan<br />
tahun 2009 mencapai 8,60 persen terjadi pengurangan sebesar 0,34 persen. jika<br />
dilihat dari jumlahnya, pengangguran <strong>Aceh</strong> turun sebanyak 3.361 orang atau<br />
menjadi sebanyak 162.000 orang dibandingkan dengan tahun 2009 yang<br />
mencapai angka 165.361 orang.<br />
Selengkapnya mengenai tingkat pengangguran dan angkatan kerja <strong>Aceh</strong><br />
dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:<br />
Tabel 3.4<br />
Tingkat Pengangguran dan Angkatan kerja <strong>Aceh</strong> periode 2009-2010<br />
(dalam jutaan)<br />
2009 2010<br />
Tahun<br />
Pebruari Agustus Pebruari Agustus<br />
(1) (2) (3) (4) (5)<br />
1 Penduduk 15 + 3,012 3,012 3,077 3,069<br />
2 Angkatan Kerja 1,865 1,898 1,933 1,939<br />
Bekerja 1,692 1,733 1,767 1,776<br />
Pengangguran 0,174 0,165 0,166 0,162<br />
5 Bukan Angkatan Kerja 1,147 1,139 1,144 1,130<br />
6 TPAK (%) 61,92 6,250 62,83 63,17<br />
7 TPT (%) 9,31 8,71 8,60 8,37<br />
Laju Inflasi<br />
laju inflasi <strong>Aceh</strong> tahun 2010 relatif lebih tinggi yaitu sebesar 5,86 persen<br />
dibandingkan pada tahun 2009 adalah sebesar 3,72 persen. Meningkatnya laju<br />
inflasi di <strong>Aceh</strong> diakibatkan oleh pergerakan harga barang dan jasa terutama pada<br />
kelompok bahan makanan dan kelompok kesehatan. Inflasi tertinggi terjadi di<br />
kota Lhokseumawe yaitu mencapai 7,19 persen sedangkan Banda <strong>Aceh</strong> sebesar<br />
4,64 persen. Akan tetapi laju inflasi <strong>Aceh</strong> masih lebih rendah jika dibandingkan<br />
dengan nasi<strong>on</strong>al yaitu sebesar 6,96 persen. Dengan demikian Pemerintah <strong>Aceh</strong><br />
perlu menciptakan <str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g> pembangunan kearah kestabilan pasar dan terus<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -6
memperbaiki berbagai sarana dan prasarana pendukung untuk mobilitas<br />
pengangkutan barang, orang serta jasa demi menekan laju inflasi yang cenderung<br />
meningkat.<br />
Pendapatan perkapita<br />
Pendapatan perkapita masyarakat <strong>Aceh</strong> pada tahun 2010 adalah sebesar 17,2 juta<br />
rupiah (dengan migas) dan 14, 40 juta rupiah (tanpa migas). Terjadi peningkatan<br />
sebesar 1,0 juta rupiah (dengan migas) dan 1,2 juta rupiah (tanpa migas), jika<br />
dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya sebesar 16,2 juta rupiah (dengan<br />
migas) dan 13,2 juta rupiah (tanpa migas). Terjadinya peningkatan pendapatan<br />
perkapita masyarakat <strong>Aceh</strong> di latarbelakangi oleh meningkatnya perolehan nilai<br />
PDRB <strong>Aceh</strong>, hal ini juga mengindikasikan bahwa struktur perek<strong>on</strong>omian <strong>Aceh</strong><br />
mulai membaik, terukur dan berkualitas.<br />
Perkiraan tahun 2011<br />
Berdasarkan k<strong>on</strong>disi perek<strong>on</strong>omian <strong>Aceh</strong> tahun 2010, maka pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi<br />
tahun 2011 diprediksikan akan mencapai 5,5-6,5 persen. Perkiraan peningkatan<br />
pertumbuhan pada kisaran 1-1,5 persen (moderat) dianggap realistis dengan<br />
mengacu pada sumber pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi yang masih bertumpu pada sektor<br />
pertanian sebagai pendor<strong>on</strong>g pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi <strong>Aceh</strong>. Secara nasi<strong>on</strong>al k<strong>on</strong>disi<br />
ek<strong>on</strong>omi tahun 2011 diperkiran semakin membaik, hal ini tercermin dari capaian<br />
pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi nasi<strong>on</strong>al pada tahun 2010 yang mencapai 6,1 persen atau<br />
melebihi target prediksi…….. Demikian juga dengan k<strong>on</strong>disi ek<strong>on</strong>omi regi<strong>on</strong>al<br />
Sumatera yang juga memperlihatkan kinerja semakin membaik, seperti Sumatera<br />
Utara yang tumbuh sebesar 6,35 persen tahun 2010. K<strong>on</strong>disi ini diharapkan<br />
mempengaruhi dan mempunyai kaitan erat dengan perek<strong>on</strong>omian <strong>Aceh</strong>.<br />
Sebagai daerah yang berbasis pada sector pertanian maka peningkatan<br />
sumbangan sektor pertanian menjadi sangan penting bagi pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi<br />
<strong>Aceh</strong>. Sektor pertanian terus ditingkatkan kepada upaya peningkatan kapasitas<br />
produksi dengan memfokuskan kepada pengembangan komoditi unggulan daerah<br />
dan berorientasi kepada nilai tambah bagi petani.<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -7
Sektor perdagangan Hotel dan Restoran akan menjadi pendor<strong>on</strong>g ek<strong>on</strong>omi setelah<br />
sector pertanian. K<strong>on</strong>disi ini didukung oleh semakin k<strong>on</strong>dusif dan terbukanya <strong>Aceh</strong><br />
terhadap dunia internasi<strong>on</strong>al sehingga sector jasa perdagangan juga ikut<br />
meningkat terutama ekspor komoditi pertanian. Bidang usaha jasa perhotelan dan<br />
restoran juga diprediksikan akan meningkat, seiring dengan adanya <str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g> kota<br />
Banda <strong>Aceh</strong> menetapkan tahun 2011 menjadi tahun kunjungan kota Banda <strong>Aceh</strong>.<br />
Pada tahun 2011 ini diperkirakan terjadi l<strong>on</strong>catan kunjungan wisatawan lokal dan<br />
manca Negara ke banda aceh dan sekitarnya yang menjadi penyangga kawasan<br />
wisata banda <strong>Aceh</strong> seperti <strong>Aceh</strong> besar dan sabang. K<strong>on</strong>disi ini memberikan sinyal<br />
yang kuat bahwa kedua bidang usaha ini harus ditingkatkan kinerjanya, karena<br />
selain perannya yang dominan terhadap pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi juga dapat<br />
meningkatkan peluang terciptanya lapangan kerja baru.<br />
Dari sisi penggunaan, k<strong>on</strong>sumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi<br />
pendor<strong>on</strong>g pertumbuhan PDRB. Berbagai kebijakan fiskal pada berbagai bidang<br />
yang berimplikasi pada peningkatan daya beli masyarakat dapat memacu<br />
k<strong>on</strong>sumsi sehingga akan meningkatkan aktivitas ek<strong>on</strong>omi secara keseluruhan.<br />
Tekanan inflasi diperkirakan akan sedikit lebih tinggi atau sama dengan tahun<br />
sebelumnya berada pada kisaran 5 – 6 persen. Peningkatan laju inflasi<br />
diperkirakan karena beberapa faktor yaitu kenaikan harga komoditas, adanya<br />
kenaikan UMP, kenaikan gaji PNS TNI/POLRI. Selain itu, akan dilaksanakannya<br />
Pilkada Gubernur dan Bupati/Walikota beberapa kabupaten/kota di <strong>Aceh</strong><br />
diperkirakan juga menjadi salah satu pemicu meningkatnya laju inflasi. Perlu<br />
diwaspadai adanya potensi ketidaklancaran distribusi di beberapa daerah<br />
pedalaman bagian barat selatan dan tengah <strong>Aceh</strong> serta kepulauan, kemungkinan<br />
terjadinya supply shock pada beberapa komoditas penting seperti minyak tanah,<br />
elpiji, minyak goreng, beras dan gula pasir. Efek dari perubahan iklim (Global<br />
warming) juga berdampak pada kemungkinan gagal panen yang meluas sehingga<br />
akan naiknya harga-harga komoditi sector pertanian, ini perlu diantisipasi lebih<br />
dini guna mengendalikan kestabilan pasar dan tingginya laju inflasi tahun 2011.<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -8
Tingkat Kemiskinan dan pengangguran pada tahun 2011 akan dapat ditekan lebih<br />
rendah dari tahun 2010, hal ini didasarkan dari kebijakan pembangunan ek<strong>on</strong>omi<br />
<strong>Aceh</strong> lebih menitikberatkan kepada arah perek<strong>on</strong>omian kerakyatan. Seperti<br />
melanjutkan <str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g> BKPG, membuka lahan baru serta merehabilitasi<br />
perkebunan rakyat dll. Pembangunan berbagai prasarana dasar perek<strong>on</strong>omian<br />
seperti irigasi, fasilitas pelabuhan perikanan, jalan penghubung antara daerah<br />
pada wilayah-wilayah sentra produksi dan jalan usaha tani terus dilaksanakan.<br />
Pelaksanaan <str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g> tersebut juga akan menjadi pemicu tercpitanya lapangan<br />
usaha baru dan membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Dari k<strong>on</strong>disi tersebut<br />
diperkirakan tingkat kemiskinan akan dapat diturunkan sekitar 1-1,5 persen<br />
sehingga berada pada angka 19 – 20 persen. Sementara itu pengangguran<br />
diharapkan dapat ditekan sekitar 1-1,5 persen sehingga menjadi 7 – 7,5 persen.<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -9
Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Makro Ek<strong>on</strong>omi <strong>Aceh</strong><br />
NO Indikator Makro Satuan<br />
Realisasi<br />
2009 2010<br />
Bertambah/<br />
Berkurang<br />
Proyeksi<br />
2011 2012<br />
1 2 3 4 5 6 7 8<br />
1 PDRB (Harga Berlaku) Rupiah 71,69 77,51 5,82 85-87 96-98<br />
2 PDRB (Harga K<strong>on</strong>stan) (Triliun) Rupiah 32,18 33,07 0,82 33-35 36-38<br />
3<br />
Tingkat Pertumbuhan Ek<strong>on</strong>omi/PDRB (ADHB) (Triliun)<br />
Persentase 6,19 10,22 4,03 12-13 14-16<br />
4<br />
5<br />
Tingkat Pertumbuhan Ek<strong>on</strong>omi/PDRB (ADHK)<br />
Tingkat Inflasi<br />
Persentase<br />
Persentase<br />
3,92<br />
3,72<br />
5.33<br />
5,86<br />
1,41<br />
2,14<br />
5,5-<br />
6,5<br />
5-6<br />
7<br />
3<br />
6 Struktur PDRB Pendekatan Produksi atau Sektoral<br />
-Pertanian Persentase 2,56 5,02 2.46 10.00 10.00<br />
-Pertambangan dan Penggalian<br />
-Industri Pengolahan<br />
-Listrik dan Air Bersih<br />
-Bangunan<br />
-Perdagangan, Hotel dan Restoran<br />
-Pengangkutan dan Komunikasi<br />
-Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan<br />
Persentase<br />
Persentase<br />
Persentase<br />
Persentase<br />
Persentase<br />
Persentase<br />
Persentase<br />
-47,28<br />
-7,85<br />
13,79<br />
3,13<br />
4,94<br />
4,88<br />
7,83<br />
-6,72<br />
-8,00<br />
16,97<br />
5,11<br />
6,36<br />
6,57<br />
5,54<br />
-40.56<br />
-0.15<br />
3.18<br />
1.98<br />
1.42<br />
1.69<br />
-2.29<br />
(7.00) -7.00 -7.00<br />
(5.59) (7.00) -5.59 -4.33<br />
15.82<br />
15.82<br />
15.81<br />
5.55<br />
5.55 5.10<br />
7.10<br />
7.10<br />
6.66<br />
7.50<br />
6.66 6.10 5.10<br />
6.10 3.63 6.20<br />
-Jasa-jasa Persentase 4,02 3,62 -0.40 3.63 3.75<br />
7 Produktivitas Sektoral, yang merupakan Rasio<br />
antara nilai tambah Bruto (NTB) setiap sektor<br />
terhadap jumlah tenaga kerja disektor yang<br />
bersangkutan<br />
-Pertanian Rp 9.56 10.20 0.63 10.88 11.66<br />
-Pertambangan dan Penggalian (ribuan) Rp 163.24 208.08 44.84 166.30 157.45<br />
-Industri Pengolahan (ribuan) Rp 44.46 46.05 1.59 46.76 42.88<br />
-Listrik dan Air Bersih (ribuan) Rp 24.05 30.87 6.83 35.11 38.20<br />
-Bangunan (ribuan) Rp 24.47 24.35 -0.12 24.93 25.67<br />
-Perdagangan, Hotel dan Restoran (ribuan) Rp 24.42 24.31 -0.10 23.81 24.36<br />
-Pengangkutan dan Komunikasi (ribuan) Rp 27.36 33.47 6.11 35.06 35.86<br />
-Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan (ribuan) Rp 58.71 63.81 5.09 60.84 65.53<br />
-Jasa-jasa (ribuan) Rp 18.90 16.87 -2.03 18.46 19.73<br />
8 Struktur PDRB pendekatan Pengeluaran<br />
(ribuan)<br />
Komsumsi Rumah Tangga Persentase 32,43 39,00 6,58 41 45<br />
Komsumsi Pemerintah Persentase 17,49 23,71 6,22 26 30<br />
Investasi Persentase 15,91 21,87 5.96 25 30<br />
Perdagangan Luar Negeri Persentase 25,88 10,14 -15,74 12 15<br />
9 Besaran ICOR (Incremental Capital Output Ratio)<br />
10 Jumlah Penduduk Miskin Persentase 21,80 20,98 -0,82 19-20 18<br />
Ribu- 892,9 861,9 -31 911,7<br />
11 Tingkat Pengangguran Persentase orang 8,71 8,37 -0,34 8,0 7,5<br />
Ribu- 165,2 162,0 -3,2<br />
12 Disparitas Pendapatan Regi<strong>on</strong>al yang dilihat dari<br />
perbedaan Pemerataan pendapatan<br />
Kemampuan Investasi<br />
Besaran Indeks Gini (Gini Ratio Index)<br />
Besaran IPM (Indeks Pembangunan Manusia)<br />
orang<br />
24<br />
Dst<br />
........................................................................<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -10
3.1.2. Tantangan dan Prospek Perek<strong>on</strong>omian Daerah Tahun 2012 dan<br />
Tahun 2013<br />
A. Tantangan Perek<strong>on</strong>omian 2012 dan 2013<br />
Kemajuan perek<strong>on</strong>omian yang dicapai pada tahun 2010 dan masalah yang<br />
diperkirakan dihadapi pada tahun 2011, maka tantangan pokok yang akan<br />
dihadapi pada tahun 2012 dan 2013 adalah sebagai berikut :<br />
1. Kemiskinan<br />
Tingkat penduduk miskin yang tinggi adalah masalah yang harus<br />
diupayakan penanganannya. Kebijakan yang mengarah kepada<br />
pemberdayaan masyarakat miskin akan menjadi penting karena akan<br />
menjadikan masyarakat miskin bukan sebagai obyek melainkan sebagai<br />
subyek upaya penanggulangan kemiskinan. Berbagai upaya pemberdayaan<br />
agar masyarakat miskin dapat berpartisipasi lansung dalam kegiatan<br />
pembangunan dan ek<strong>on</strong>omi adalah suatu yang harus dilaksanakan<br />
sehingga mengubah pradigma terhadap masyarakat miskin dari beban<br />
(Liabilities) menjadi potensi (asset).<br />
2. Pengangguran<br />
Tumbuhnya angkatan kerja dari tahun ketahun yang cenderung meningkat<br />
dan tidak dibarengi dengan penciptaan lapangang kerja baik formal<br />
maupun informal merupakan salah satu factor meningkatnya pengangguran<br />
di <strong>Aceh</strong>. Disamping itu tingkat pendidikan, ketrampilan/keahlian dan<br />
kompetensi tenaga kerja masih rendah. Sementara disisi lain tuntutan<br />
dunia kerja akan kebutuhan tenaga kerja terampil, ahli dan kompeten<br />
semakin meningkat seiring dengan tuntutan perkembangan ek<strong>on</strong>omi<br />
global. Hal ini menjadi tantangan Pemerintah <strong>Aceh</strong> bagaimana<br />
menanggulangi angka pengangguran <strong>Aceh</strong> yang cenderung bertambah<br />
dengan melakukan berbagai <str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g> dan kegiatan yang mengenai sasaran<br />
langsung.<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -11
3. Pertumbuhan Ek<strong>on</strong>omi<br />
Tantangan ini merupakan tantangan yang cukup berat mengingat<br />
Pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi <strong>Aceh</strong> secara dominan masih digerakkan oleh sector<br />
k<strong>on</strong>sumtif baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat. Untuk<br />
itu diperlukan upaya-upaya yang bisa mendor<strong>on</strong>g dunia usaha untuk<br />
melakukan investasi pada sektor riil. Selain itu, diperlukan suatu kebijakan<br />
pengembangan industri yang berorientasi kepada industry agro yang<br />
berbahan baku komodital lokal serta memiliki keterkaitan kedepan dan<br />
kebelakang yang besar. Dengan demikian <strong>Aceh</strong> tidak akan berpengaruh<br />
besar terhadap gejolak ek<strong>on</strong>omi global sehingga terjadi pertumbuhan<br />
ek<strong>on</strong>omi yang berkualitas sebagai tujuan yang hendak dicapai dalam<br />
pembangunan ek<strong>on</strong>omi daerah.<br />
4. Stabilitas Sosial dan Politik (penciptaan ketentraman dan ketertiban<br />
masyarakat).<br />
Sebagai daerah yang baru pulih dari terpaan k<strong>on</strong>flik dan tsunami, <strong>Aceh</strong><br />
masih tergol<strong>on</strong>g rentan terhadap sitabiltas social dan politik. Tahun 2011 –<br />
2012 adalah tahunnya politik bagi <strong>Aceh</strong>, dimana pada dua tahun tersebut<br />
dilaksanakannya PILKADA Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh<br />
Kabupaten/Kota. Akan tetapi pengalaman telah membuktikan bahwa pada<br />
Pemilu PILKADA pada decade 2006-2007 yang telah dilaksanakan berjalan<br />
dengan aman dan tertib tanpa gangguan yang cukup berarti, hal ini<br />
dikarenakan tingkat pamahaman masyarakat terhadap arti demokrasi<br />
semakin baik. Tentunya hal itu akan berdampak pada keberlangsungan<br />
pembangunan sosial dan ek<strong>on</strong>omi.<br />
5. Rawan Bencana Alam dan Global Warming.<br />
<strong>Aceh</strong> merupakan daerah rawan bencana dikarenakan secara geografis <strong>Aceh</strong><br />
berada pada patahan semangko dengan potensi ancaman bencana lebih<br />
besar jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Bencana yang terjadi tidak<br />
saja membawa penderitaan bagi penduduk yang tertimpa bencana, namun<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -12
juga dapat menyebabkan sarana dan prasarana yang sudah terbangun<br />
rusak dan hilang fungsinya. K<strong>on</strong>disi ini selanjutnya dapat membawa<br />
dampak gangguan kepada transportasi, areal produksi (sawah/industri)<br />
serta mobilitas masyarakat dan perdagangan (business) yang akhirnya<br />
mempengaruhi kinerja perek<strong>on</strong>omian.<br />
Disisi lain perubahan pola cuaca yang terjadi belakangan telah<br />
mengakibatkan banyak hal terutama akan memengaruhi sector pertanian<br />
yang bergantung pada musim secara lansung , akibatnya bisa terjadi<br />
meluasnya gagal panen sehingga <strong>Aceh</strong> akan kekurangan stok pangan.<br />
Maka kinerja perek<strong>on</strong>omian akan terganggu.<br />
B. Prospek Perek<strong>on</strong>omian 2012 dan 2013<br />
Perek<strong>on</strong>omian <strong>Aceh</strong> akan lebih maju, hal ini sejalan dengan arah dan<br />
kebijakan Pembangunan ek<strong>on</strong>omi <strong>Aceh</strong> jangka panjang 2005-2025, bahwa tahun<br />
2012 dan 2013 merupakan awal pembangunan jangka panjang tahap II. Pada<br />
tahap ini titik berat pembangunan ek<strong>on</strong>omi <strong>Aceh</strong> adalah bidang agroindustri yang<br />
didukung oleh sektor pertanian dengan tujuan utama untuk menciptakan<br />
kesempatan kerja, menekan angka pengangguran dan mengurangi jumlah<br />
penduduk miskin.<br />
Berkaitan dengan k<strong>on</strong>disi yang diharapkan, dan berdasarkan k<strong>on</strong>disi riil<br />
perek<strong>on</strong>omian <strong>Aceh</strong> Tahun 2010 dan Perkiraan 2011, maka prospek<br />
perek<strong>on</strong>omian <strong>Aceh</strong> Tahun 2012-2013 dapat diuraikan sebaia berikut:<br />
1. Pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi pada tahun 2012 dan 2013 diperkirakan akan<br />
mengalami peningkatan dari dari tahun 2011. Perek<strong>on</strong>omian diharapkan dapat<br />
kembali tumbuh di atas 6 persen.<br />
2. Tingkat kemiskinana kan turun sekitar 16-17 persen<br />
3. Tingkat pengangguran menjadi 6-7 persen.<br />
4. Tingkat inflasi diperkirakan dapat ditekan sekitar 5 – 6 persen, hal ini<br />
diakibatkan oleh mulai tumbuhnya sektor rill, lancarnya arus barang karena<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -13
membaiknya sarana dan prasarana transportasi pada daerah pedalaman dan<br />
kepulaun <strong>Aceh</strong>.<br />
5. Produksi sektor pertanian terutama perkebunan akan meningkat, karena<br />
dalam kurun waktu tersebut diperkirakan komoditi perkebunan <strong>Aceh</strong> yang<br />
telah diusahakan dua-tiga tahun yang lalu mulai berproduksi .<br />
6. Ekspor <strong>Aceh</strong> diperkirakan juga akan meningkat sejalan dengan meningkatnya<br />
produksi komoditi Perkebunan<br />
7. Di sektor perbankan, diharapkan bank-bank di <strong>Aceh</strong> dapat terus meningkatkan<br />
dukungannya pada sektor riil dengan memberikan kredit-kredit modal usaha<br />
kepada UMKM dengan bunga yang terjangkau yang difasilitasi oleh Pemerintah<br />
<strong>Aceh</strong> sebagai penjaminan kredit kepada UMKM serta revitalisasi KKMB<br />
(K<strong>on</strong>sultan Keuangan Mitra Bank).<br />
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah<br />
Arah dan Kebijakan Keuangan Daerah merupakan arah serta langkah-<br />
langkah kebijakan Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan penerimaan<br />
dan kinerja pengelolaan keuangan, sehingga dapat terselenggaranya<br />
kesinambungan dan percepatan pembangunan di daerah untuk meningkatkan<br />
kemakmuran rakyat. Penerimaan daerah sangat ditentukan oleh hak-hak<br />
pemerintah daerah yang diperoleh dari Pemerintah sesuai peraturan perundang-<br />
undangan, kinerja pendapatan berdasarkan kewenangan daerah, dan penerimaan<br />
pembiayaan setiap tahunnya. Sedangkan pengelolaan keuangan sangat<br />
ditentukan oleh efektifitas penganggaran dan pelaksanaan belanja, serta kinerja<br />
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah.<br />
Berdasarkan UU No. 11 tahun 2006 pasal 179 ayat (2), bahwa Pendapatan<br />
<strong>Aceh</strong> adalah bersumber dari : (1) Pendapatan Asli <strong>Aceh</strong>; (2) Dana Perimbangan;<br />
(3) Dana Ot<strong>on</strong>omi Khusus; dan (4) Lain-lain Pendapatan yang Sah (termasuk<br />
Dana Ot<strong>on</strong>omi Khusus). Pendapatan Asli <strong>Aceh</strong> terdiri dari: (a) Pajak <strong>Aceh</strong>; (b)<br />
Retribusi <strong>Aceh</strong>; (c) Hasil pengelolaan kekayaan <strong>Aceh</strong> yang dipisahkan milik <strong>Aceh</strong><br />
dan hasil penyertaan modal <strong>Aceh</strong>; (d) Zakat; dan (e) Lain-lain Pendapatan Asli<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -14
<strong>Aceh</strong> yang Sah. Sedangkan Dana Perimbangan adalah hak Pemerintah Daerah<br />
yang diperoleh dari bagi hasil penerimaan negara antara Pemerintah dan<br />
Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri dari: (a) Dana Bagi Hasil Pajak; (b)<br />
Dana Bagi Hasil Hidro karb<strong>on</strong> dan Sumberdaya Alam Lainnya; (c) Dana Alokasi<br />
Umum; (d) Dana Alokasi Khusus; dan (e) Dana Tambahan Bagi Hasil Migas.<br />
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari: (a) Hibah; (b) Dana Darurat;<br />
(c) Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya; (d) Dana<br />
Ot<strong>on</strong>omi Khusus; (e) Dana Penyesuaian; dan (f) Dana kurang bayar dari<br />
Pemerintah.<br />
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan<br />
Proyeksi Keuangan Daerah<br />
Proyeksi Keuangan Daerah adalah perhitungan kemungkinan jumlah<br />
penerimaan daerah berasal dari pendapatan dan penerimaan pembiayaan,<br />
berdasarkan pertumbuhan realisasi penerimaan daerah yang terjadi selama<br />
beberapa tahun sebelumnya dan juga berdasarkan beberapa asumsi yang<br />
mempengaruhi pada tahun yang diprediksikan. Berdasarkan beberapa asumsi<br />
yang melandasi perkiraan penerimaan daerah, proyeksi pendapatan <strong>Aceh</strong> dimasa<br />
yang akan datang lebih berpeluang mengalami peningkatan jika dibandingkan<br />
dengan penerimaan dari pembiayaan. Penerimaan pembiayaan yang setiap tahun<br />
didominasi oleh sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) tahun sebelumnya,<br />
kedepan diperkirakan semakin berkurang drastis akibat semakin tingginya serapan<br />
anggaran dalam pelaksanaan anggaran oleh hampir semua SKPA. Sebagai<br />
pembanding bahwa pada tahun 2010 realisasi keuangan Pemerintah <strong>Aceh</strong> dapat<br />
mencapai 92 persen lebih, atau lebih kurang 8 persen menjadi Silpa pada tahun<br />
2011.<br />
Selama priode 3 tahun terakhir (2009-2011) pendapatan <strong>Aceh</strong> terus<br />
mengalami peningkatan, terutama disebabkan oleh meningkatnya penerimaan<br />
Dana Ot<strong>on</strong>omi Khusus yang cukup signifikan (rata-rata 10 persen). Pada tahun<br />
2012 dan 2013 total pendapatan <strong>Aceh</strong> diperkirakan tetap mengalami peningkatan<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -15
yaitu sebesar 5 persen pada tahun 2012 atau menjadi Rp. 7.329.807.077.140,-<br />
dan sebesar 8 persen pada tahun 2013 atau sekitar Rp. 7.899.556.005.592,-<br />
Peningkatan tersebut terutama diperkirakan akibat meningkatnya beberapa<br />
sumber pendapatan yang berasal dari dana transfer Pemerintah, yaitu Dana<br />
Ot<strong>on</strong>omi Khusus, Dana Alokasi Umum, dan Dana Bagi Hasil Pajak.<br />
Dana Ot<strong>on</strong>omi Khusus dan Dana Alokasi Umum sesuai dengan peraturan<br />
perundang-undangan yang berlaku sangat ditentukan atau berbanding lurus<br />
dengan pendapatan bruto negara. Sejak beberapa tahun terakhir pendapatan<br />
bruto negara mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga memberi<br />
pengaruh positif terhadap pendapatan <strong>Aceh</strong>. Kedua sumber pendapatan yang<br />
diterima Pemerintah <strong>Aceh</strong> sejak tahun 2009 terus meningkat setiap tahunnya<br />
dengan rata-rata pertumbuhan masing-masing sebesar 10 persen dan 3 persen.<br />
Disamping kecendrungan meningkatnya pendapatan negara sejak beberapa tahun<br />
terakhir, target pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi nasi<strong>on</strong>al pada tahun 2012 dan 2013 yang<br />
berkisar 6-7 persen, memberi sinyal positif terhadap meningkatnya pendapatan<br />
negara. Dengan demikian pada tahun 2012 dan 2013 pendapatan <strong>Aceh</strong><br />
diperkirakan juga akan mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan pendapatan<br />
<strong>Aceh</strong> masih dominan bersumber dari dana transfer (Dana Perimbangan dan Dana<br />
Ot<strong>on</strong>omi Khusus).<br />
Berdasarkan beberapa asumsi sebagaimana yang diuraikan diatas, maka<br />
Pendapatan <strong>Aceh</strong> dari sumber Dana Perimbangan pada tahun 2012 diperkirakan<br />
meningkat sebesar 5 persen atau menjadi menjadi Rp. 1.751.907.077.000,-dan<br />
pada tahun 2013 meningkat sebesar 6 persen atau menjadi Rp.<br />
1.850.765.000.000,- Sedangkan penerimaan dar sumber Dana Ot<strong>on</strong>omi Khusus<br />
pada tahun 2012 diperkirakan juga meningkat sebesar 10 persen atau menjadi<br />
sekitar Rp. 4.950.000.000.000,- dan pada tahun 2013 meningkat sebesar 9 persen<br />
atau menjadi sekitar Rp. 5.400.000.000.000,-<br />
Berbeda dengan dua sumber pendapatan diatas, pada tahun 2012 sumber<br />
Pendapatan Asli <strong>Aceh</strong> (PAA) diperkirakan justru mengalami penurunan yang<br />
drastis (sekitar -22 persen) atau menjadi sekitar Rp. 627.900.000.000,- Hal ini<br />
disebabkan akibat berkurangnya penerimaan pendapatan bersumber dari Lain-lain<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -16
Pendapatan Asli <strong>Aceh</strong> yang Sah. Beberapa tahun sebelumnya (2009-2011),<br />
penerimaan dari sumber ini sangat besar (dengan k<strong>on</strong>tribusi terhadap PAA 20-24<br />
persen) yaitu berasal dari jasa deposito dan giro penempatan dana sisa belanja<br />
yang tidak termanfaatkan setiap tahunnya (Silpa). Sedangkan objek pendapatan<br />
PAA lainnya yaitu dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan<br />
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Zakat, diperkirakan mengalami kenaikan<br />
rata-rata 5-8 persen. Namun peningkatan dari empat objek pajak PAA tersebut<br />
belum mampu menutupi penurunan objek pendapatan dari Lain-lain PAA yang sah<br />
(jasa giro dan deposito). Pada tahun 2013, walaupun tidak terlalu signifikan,<br />
sumber pendapatan PAA diperkirakan kembali meningkat sebesar 3 persen<br />
terhadap 2012 sehingga menjadi Rp. 648.791.000.000,-<br />
Realisasi Pendapatan <strong>Aceh</strong> selama 3 tahun terakhir serta Proyeksinya pada<br />
tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 3.6.<br />
NO U R A I A N<br />
TABEL 3.6.<br />
REALISASI DAN PROYEKSI/TARGET PENDAPATAN PROVINSI ACEH<br />
TAHUN 2009 s.d TAHUN 2013<br />
REALISASI<br />
TAHUN<br />
2009<br />
REALISASI<br />
TAHUN<br />
2010<br />
J U M L A H ( Rp)<br />
TARGET<br />
TAHUN<br />
2011<br />
PROYEKSI PADA<br />
TAHUN 2012<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -17<br />
PROYEKSI<br />
PADA TAHUN<br />
2013<br />
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />
1.1<br />
Pendapatan a<br />
Asli <strong>Aceh</strong><br />
1.1.1 Pajak <strong>Aceh</strong><br />
1.1.2 Retribusi<br />
<strong>Aceh</strong><br />
Hasil<br />
pengelolaan<br />
1.1.3 kekayaan<br />
<strong>Aceh</strong> yang<br />
Dipisahkan<br />
1.1.4 Zakat/Infaq<br />
1.1.5<br />
1.2<br />
1.2.1<br />
Lain-lain<br />
Pendapatan<br />
Asli <strong>Aceh</strong><br />
yang sah<br />
Dana<br />
Perimbangan<br />
Dana Bagi<br />
Hasil Pajak<br />
735.205.788.491<br />
462.151.772.869<br />
12.040.362.913<br />
75.104.468.183<br />
22.649.354.923<br />
163.259.829.603<br />
795.487.000.000<br />
476.975.000.000<br />
13.000.000.000<br />
74.512.000.000<br />
3.000.000.000<br />
228.000.000.000<br />
802.384.999.424<br />
480.000.000.000<br />
13.264.165.424<br />
76.000.000.000<br />
5.000.000.000<br />
228.120.834.000<br />
627.900.000.000<br />
493.700.000.000<br />
14.000.000.000<br />
78.000.000.000<br />
6.000.000.000<br />
36.200.000.000<br />
648.791.000.000<br />
508.511.000.000<br />
14.840.000.000<br />
80.340.000.000<br />
7.200.000.000<br />
37.900.000.000<br />
1.570.603.947.638 1.710.173.643.092 1.662.620.597.670 1.751.907.077.140 1.850.765.005.592<br />
175.323.122.337<br />
223.590.261.984<br />
217.857.440.870<br />
223.633.351.060<br />
230.342.351.592
1.2.2<br />
1.2.3<br />
1.2.4<br />
1.2.5<br />
1.3<br />
Dana Bagi<br />
Hasil<br />
Hidrokarb<strong>on</strong><br />
dan SDA<br />
Lainnya<br />
Dana Alokasi<br />
Umum<br />
Dana Alokasi<br />
Khusus<br />
Dana<br />
Tambahan<br />
Bagi Hasil<br />
Migas<br />
Lain-lain<br />
Pendapatan<br />
<strong>Aceh</strong> yang<br />
Sah<br />
1.3.1 Hibah<br />
1.3.2 Dana Darurat<br />
1.3.3 Bagi Hasil<br />
Pajak dari<br />
Provinsi dan<br />
dari<br />
Pemerintah<br />
Daerah<br />
Lainnya<br />
Dana<br />
1.3.4 Ot<strong>on</strong>omi<br />
Khusus<br />
Bantuan<br />
Keuangan<br />
dari Provinsi<br />
1.3.5<br />
Pemerintah<br />
Daerah<br />
Lainnya<br />
1.3.6 Dana<br />
Penyesuaian<br />
Dana Alokasi<br />
1.3.7 Khusus<br />
Kurang Bayar<br />
A JUMLAH<br />
PENDAPATAN<br />
DAERAH (1.1<br />
+ 1.2 + 1.3)<br />
88.595.888.120<br />
509.686.224.000<br />
48.189.000.000<br />
748.809.713.181<br />
3.736.658.042.934<br />
8.019.342.934<br />
3.728.282.000.000<br />
-<br />
-<br />
-<br />
356.700.000<br />
-<br />
80.896.226.256<br />
621.431.612.000<br />
30.356.900.000<br />
753.898.642.852<br />
3.897.740.172.500<br />
3.849.806.840.000<br />
34.874.659.000<br />
13.058.673.500<br />
64.963.302.800<br />
716.646.172.000<br />
50.611.300.000<br />
612.542.382.000<br />
4.510.656.496.500<br />
64.977.784.080<br />
790.000.000.000<br />
60.733.560.000<br />
612.542.382.000<br />
4.950.000.000.000<br />
65.000.000.000<br />
870.000.000.000<br />
72.880.272.000<br />
612.542.382.000<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -18<br />
-<br />
-<br />
-<br />
-<br />
4.510.656.496.500<br />
-<br />
-<br />
-<br />
-<br />
-<br />
-<br />
4.950.000.000.000<br />
5.400.000.000.000<br />
- -<br />
- -<br />
- -<br />
5.400.000.000.000<br />
- -<br />
- -<br />
- -<br />
6.042.467.779.063 6.403.400.815.592 6.975.662.093.594 7.329.807.077.140 7.899.556.005.592
Kerangka Pendanaan<br />
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang diperbaharui dengan<br />
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan<br />
Daerah, bahwa kerangka pendanaan dapat diartikan dengan rencana Belanja<br />
Daerah yang secara anatomi terdiri dari 2 kelompok utama yaitu Belanja Tidak<br />
Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang<br />
tidak terikat secara langsung dengan <str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g> dan kegiatan, yaitu terdiri dari: (a)<br />
Belanja Pegawai; (b) Belanja Bunga; (c) Belanja Subsidi; (d) Belanja Hibah; (e)<br />
Belanja Bantuan Sosial; (f) Belanja bagi hasil kepada Kab/Kota dan Pemerintah<br />
Desa; dan (g) Belanja Tidak Terduga. Sedangkan Belanja Langsung adalah<br />
belanja yang terkait langsung dengan <str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g>/kegiatan atau belanja yang<br />
dialokasikan untuk mendanai pelaksanaan <str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g> dan kegiatan yang terdiri dari:<br />
(a) Belanja Pegawai; (b) Belanja Barang dan Jasa; dan (c) Belanja Modal. Secara<br />
akumulasi, kedua kelompok belanja tersebut digunakan untuk mendanai<br />
pelaksanaan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan oleh SKPA sesuai dengan<br />
kewenangannya masing-masing.<br />
Berdasarkan perkembangan komposisi struktur Belanja <strong>Aceh</strong> selama 3<br />
tahun terakhir, Belanja Tidak Langsung adalah berkisar 25-30 persen terhadap<br />
total belanja. Tingginya persentase ini juga ikut dipengaruhi oleh meningkatnya<br />
belanja hibah dan belanja bantuan sosial setiap tahunnya.<br />
3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan <strong>Aceh</strong><br />
Berdasarkan makna yang terkandung dalam Undang Undang Nomor 11<br />
Tahun 2006 Tentang Pemerintahan <strong>Aceh</strong> dan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007<br />
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa pengelolaan keuangan<br />
daerah harus dilaksanakan secara tertib, proporsi<strong>on</strong>al, efisien, efektif, transparan,<br />
dan akuntabel dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, kewajaran, dan<br />
memberi manfaat yang besar bagi masyarakat. Sedangkan ruang lingkup<br />
pengelolaan keuangan <strong>Aceh</strong> setiap tahunnya meliputi :<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -19
1. Hak Pengelolaan Pendapatan <strong>Aceh</strong>;<br />
2. Hak Pemerintah <strong>Aceh</strong> untuk memungut pajak dan retribusi;<br />
3. Pengelolaan belanja <strong>Aceh</strong><br />
4. Kewajiban <strong>Aceh</strong> untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan <strong>Aceh</strong>,<br />
melaksanakan pembangunan <strong>Aceh</strong> dan membayar tagihan pihak ketiga;<br />
5. Pengelolaan pembiayaan <strong>Aceh</strong> yang meliputi aspek kekayaan <strong>Aceh</strong> yang<br />
dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang,<br />
barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan<br />
yang dipisahkan pada perusahaan daerah, kekayaan pihak lain yang dikuasai<br />
oleh Pemerintah <strong>Aceh</strong> dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan<br />
<strong>Aceh</strong> dan/atau kepentingan umum.<br />
Ruang lingkup pengelolaan keuangan dilakukan agar pelaksanaan <str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g><br />
dan kegiatan yang telah direncanakan dapat dicapai sesuai dengan target capaian<br />
tahunan. Pengelolaan keuangan <strong>Aceh</strong> dilaksanakan dalam suatu sistem yang<br />
terintegrasi dan diwujudkan dalam APBA dengan mengacu kepada penyusunan<br />
anggaran berbasis kinerja berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang<br />
berlaku. APBA tersebut lazimnya ditetapkan setiap tahun melalui Qanun <strong>Aceh</strong>.<br />
Berdasarkan ruang lingkup pengelolaan keuangan, dan dalam rangka<br />
efektifnya pencapaian sasaran pembangunan, maka arah dan kebijakan<br />
keuangan <strong>Aceh</strong> tahun 2012 adalah sebagai berikut:<br />
1. Menghimpun penerimaan dari semua sumber pendapatan <strong>Aceh</strong> secara optimal<br />
sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku;<br />
2. Mengupayakan peningkatan Pendapatan Asli <strong>Aceh</strong> sehingga kapasitas dan<br />
pemenuhan kebutuhan belanja Pemerintah <strong>Aceh</strong> lebih optimal dan mandiri;<br />
3. Memberdayakan segenap potensi yang dimiliki untuk dapat meningkatkan<br />
pendapatan <strong>Aceh</strong>;<br />
4. Mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan Urusan Wajib dan Pilihan<br />
sesuai kewenangan;<br />
5. Melaksanakan belanja <strong>Aceh</strong> sesuai dengan perencanaan pembangunan, skala<br />
prioritas pembangunan, dan kebutuhan mendesak;<br />
6. Melaksanakan belanja <strong>Aceh</strong> sesuai dengan azas dan prinsip-prinsip<br />
pengelolaan keuangan publik;<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -20
7. Mengelola pembiayaan <strong>Aceh</strong> secara optimal, baik pengelolaan penerimaan dan<br />
pemenuhan kewajiban pembiayaan, maupun pemanfaatan surplus pembiayaan<br />
untuk menutup defisit belanja;<br />
8. Melakukan pertanggungjawaban keuangan sesuai mekanisme dan peraturan<br />
perundang-undangan yang berlaku<br />
3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan <strong>Aceh</strong><br />
Pendapatan Asli <strong>Aceh</strong> (PAA) merupakan sumber pendapatan penting dalam<br />
struktur pendapatan <strong>Aceh</strong>. Hal ini dimaksudkan karena bagian dari pendapatan ini<br />
menjadi tolok ukur kinerja kesinambungan pembangunan dan kemandrian daerah.<br />
Oleh karena itu kebijakan pendapatan <strong>Aceh</strong> tahun 2012 diarahkan fokus pada<br />
optimalisasi Pendapatan Asli <strong>Aceh</strong> (PAA), dan hal tersebut dilakukan melalui<br />
peningkatan penerimaan pajak dan retribusi <strong>Aceh</strong> secara proporsi<strong>on</strong>al dan<br />
berkelanjutan.<br />
Dalam rangka tercapainya arah kebijakan pendapatan <strong>Aceh</strong> tersebut, maka<br />
perlu ditetapkan beberapa langkah strategis sebagai berikut:<br />
1. Pemberdayaan segenap aparatur yang terlibat langsung dalam pelaksanaan<br />
pemungutan pajak dan restribusi daerah dengan cara meningkatkan<br />
motivasi, disiplin dan etos kerja;<br />
2. Meningkatkan koordinasi dengan segenap instansi/institusi baik vertical<br />
maupun horiz<strong>on</strong>tal dalam rangka mengoptimalkan pendapatan terutama<br />
bersumber dari pajak dan restribusi daerah.;<br />
3. Memperluas jangkauan pelayanan, dengan membuka tempat-tempat<br />
pelayanan pajak <strong>Aceh</strong>, retribusi <strong>Aceh</strong> dan pendapatan lainnya di<br />
kabupaten/kota sepanjang dapat meningkatkan penerimaan pendapatan<br />
<strong>Aceh</strong>; dan<br />
4. Meningkatkan sosialisasi dalam rangka menggugah kesadaran masyarakat<br />
tentang pentingnya manfaat pajak dan retribusi untuk kesinambungan<br />
pembangunan daerah melalui pemanfaatan berbagai media komunikasi<br />
dalam rangka intensifikasi pemungutan pajak <strong>Aceh</strong>, retribusi <strong>Aceh</strong>, dan<br />
penerimaan lain-lain yang sah.<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -21
Penerimaan Pendapatan Asli <strong>Aceh</strong> (PAA) masih didominasi oleh Pajak<br />
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).<br />
Pada tahun 2012 daya beli masyarakat secara umum diperkirakan cenderung<br />
meningkat, hal ini disebabkan dengan membaiknya k<strong>on</strong>disi perek<strong>on</strong>omian yang<br />
akan berdampak pada kepemilikan kenderaan bermotor yang perkirakan juga ikut<br />
meningkat. Oleh karena itu maka pendapatan dari sumber pajak kenderan<br />
bermotor dan demikian juga dengan pajak BBM diperkirakan meningkat.<br />
Meningkatnya pendapatan dari kedua sumber tersebut akan berdampak terhadap<br />
penerimaan pajak <strong>Aceh</strong> secara keseluruhan yang diperkirakan meningkat sebesar<br />
3 persen, yaitu dari 480 Milyar pada tahun 2011 menjadi 493, 7 milyar pada<br />
tahun 2012. Secara lengkap tentang proyeksi dan pendapatan <strong>Aceh</strong> tahun 2012<br />
dapat dilihat pada Tabel 3.7<br />
NO U R A I A N<br />
TABEL 3.7.<br />
REALISASI DAN PROYEKSI/TARGET PENDAPATAN DAERAH<br />
TAHUN 2009 s.d. TAHUN 2013<br />
REALISASI<br />
TAHUN<br />
(2009)<br />
REALISASI<br />
TAHUN<br />
(2010)<br />
J U M L A H<br />
TAHUN BERJALAN<br />
(2011)<br />
PROYEKSI/TARGET<br />
PADA TAHUN<br />
RENCANA (2012)<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -22<br />
PROYEKSI/TARGET<br />
PADA TAHUN<br />
(2013)<br />
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />
1.1 Pendapatan asli daerah 735,205,788,491 795,487,000,000 802,384,999,424 627,900,000,000 648,791,000,000<br />
1.1.1 Pajak daerah 462,151,772,869 476,975,000,000 480,000,000,000 493,700,000,000 508,511,000,000<br />
1.1.2 Retribusi daerah 12,040,362,913 13,000,000,000 13,264,165,424 14,000,000,000 14,840,000,000<br />
1.1.3<br />
Hasil pengelolaan kekayaan daerah<br />
yang dipisahkan<br />
75,104,468,183 74,512,000,000 76,000,000,000 78,000,000,000 80,340,000,000<br />
1.1.4 Zakat/Infaq 22,649,354,923 3,000,000,000 5,000,000,000 6,000,000,000 7,200,000,000<br />
1.1.5<br />
Lain-lain pendapatan asli daerah yang<br />
sah<br />
163,259,829,603 228,000,000,000 228,120,834,000 36,200,000,000 37,900,000,000<br />
1.2 Dana perimbangan 1,570,603,947,638 1,710,173,643,092 1,662,620,597,670 1,751,907,077,140 1,850,765,005,592<br />
1.2.1 Dana bagi hasil pajak 175,323,122,337 223,590,261,984 217,857,440,870 223,633,351,060 230,342,351,592<br />
1.2.2<br />
Dana Bagi Hasil Hidrokarb<strong>on</strong> dan SDA<br />
lainnya<br />
88,595,888,120 80,896,226,256 64,963,302,800 64,997,784,080 65,000,000,000<br />
1.2.3 Dana alokasi umum 509,686,224,000 621,431,612,000 716,646,172,000 790,000,000,000 870,000,000,000<br />
1.2.4 Dana alokasi khusus 48,189,000,000 30,356,900,000 50,611,300,000 60,733,560,000 72,880,272,000<br />
1.2.5 Dana Tambahan Bagi Hasil Migas 748,809,713,181 753,898,642,852 612,542,382,000 612,542,382,000 612,542,382,000<br />
1.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 3,736,658,042,934 3,897,740,172,500 4,510,656,496,500 4,950,000,000,000 5,400,000,000,000
1.3.1 Hibah 8,019,342,934 - - - -<br />
1.3.2 Dana darurat - - - - -<br />
1.3.3<br />
Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari<br />
pemerintah daerah lainnya<br />
3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja <strong>Aceh</strong><br />
Bertitik tolak pada masih banyaknya agenda permasalahan dan<br />
tantangan pembangunan daerah dan masyarakat jika dilihat dari capaian berbagai<br />
indikator pembangunan, maka kebijakan pengelolaan belanja <strong>Aceh</strong> tahun 2012<br />
diarahkan kepada peningkatan proporsi belanja yang berpihak untuk kepentingan<br />
publik, di samping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan.<br />
Alokasi anggaran belanja <strong>Aceh</strong> harus tetap mengedepankan efisiensi dan<br />
efektifitas serta penghematan yang dilakukan dengan cara penganggaran belanja<br />
yang mengacu pada penyusunan anggaran berbasis kinerja (Peforman Based<br />
Budget) sesuai dengan prioritas <str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g>/kegiatan.<br />
Kebijakan belanja <strong>Aceh</strong> tahun 2012 diupayakan tetap proporsi<strong>on</strong>al yaitu<br />
belanja langsung lebih besar jika dibandingkan dengan belanja tidak langsung..<br />
Dari total belanja yang yang direncanakan sebesar Rp. 7.729.800.000.000,-<br />
Belanja Langsung direncanakan sebesar Rp. 4.932.000.000.000,- (63,81 persen)<br />
dan Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 2.797.800.000.000,- (36,19 persen).<br />
Belanja terkait dengan kebutuhan pegawai serta operasi<strong>on</strong>al kantor, laju<br />
peningkatannya ditekan semaksimal mungkindengan cara<br />
- - - - -<br />
1.3.4 Dana Ot<strong>on</strong>omi Khusus 3,728,282,000,000 3,849,806,840,000 4,510,656,496,500 4,950,000,000,000 5,400,000,000,000<br />
1.3.5<br />
Bantuan Keuangan dari provinsi<br />
pemerintah daerah lainnya<br />
- - - - -<br />
1.3.6 Dana Penyesuaian 356,700,000 34,874,659,000 - - -<br />
1.3.7 Dana Alokasi Khusus Kurang Bayar - 13,058,673,500 - - -<br />
A<br />
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH (1.1 +<br />
1.2 + 1.3)<br />
6,042,467,779,063 6,403,400,815,592 6,975,662,093,594 7,329,807,077,140 7,899,556,005,592<br />
Belanja penyelenggaraan urusan wajib yang diprioritaskan untuk melindungi<br />
dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sebagai upaya memenuhi<br />
kewajiban pemerintah daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan<br />
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang<br />
layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Oleh karena itu alokasi<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -23
anggaran untuk pelayanan kesehatan (terutama JKA), peningkatan mutu<br />
pendidikan (termasuk beasiswa), pembangunan sarana dan prasarana publik<br />
(infrastruktur) tetap menjadi prioritas utama penganggaran, dengan sasaran<br />
<str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g>/kegiatan yang juga memberi dampak nyata terhadap percepatan<br />
pembangunan ek<strong>on</strong>omi daerah, pengurangan kemiskinan dan pengangguran,<br />
serta pemerataan pembangunan diseluruh wilayah.<br />
Pengalokasian angaran untuk penyelenggaraan urusan pilihan terutama<br />
diarahkan dalam rangka mendor<strong>on</strong>g pertumbuhan produksi daerah dan nilai<br />
tambah yang diperoleh daerah, dengan dampak yang diharapkan terjadinya<br />
pertumbuhan ek<strong>on</strong>omi yang lebih tinggi dan berkualitas.<br />
Dalam pelaksanaan kebijakan belanja <strong>Aceh</strong> tahun 2012, beberapa asumsi<br />
pokok yang dapat mempengaruhi langsung diantaranya terpenting adalah,<br />
sebagai berikut:<br />
a. Perkiraan penerimaan pendapatan <strong>Aceh</strong> diharapkan dapat terpenuhi, sehingga<br />
dapat memberikan dukungan terhadap pertumbuhan perek<strong>on</strong>omian <strong>Aceh</strong> dan<br />
mampu mencukupi kebutuhan pelayanan dasar serta penyelenggaraan<br />
pemerintahan;<br />
b. Perkiraan kebutuhan belanja <strong>Aceh</strong> dapat mendanai <str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g>-<str<strong>on</strong>g>program</str<strong>on</strong>g> strategis<br />
<strong>Aceh</strong> untuk mendukung dan menjaga target pencapaian indikator kinerja (Key<br />
Peforman Indicators) yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana<br />
Pembangunan Jangka Menengah <strong>Aceh</strong> (RPJMA) 2007 – 2012;<br />
c. Terlaksananya pembahasan, kesepakatan, dan penetapan anggaran<br />
pendapatan dan belanja daerah (APBA) tepat waktu sesuai mekanisme dan<br />
peraturan yang berlaku;<br />
d. Terkendalinya laju inflasi nasi<strong>on</strong>al, regi<strong>on</strong>al dan daerah, terutama berkaitan<br />
dengan belanja pemerintah.<br />
Tentang realisasi Belanja <strong>Aceh</strong> beberapa tahun sebelumnya serta rencana pada<br />
tahun 2012 dan 2013, secara lebih terperinci dapat dilihat pada Tabel 3.8<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -24
NO URAIAN<br />
TABEL 3.8.<br />
REALISASI DAN PROYEKSI/TARGET BELANJA DAERAH<br />
REALISASI<br />
TAHUN<br />
(2009)<br />
TAHUN 2009 s.d. TAHUN 2013<br />
REALISASI<br />
TAHUN<br />
(2010)<br />
JUMLAH<br />
TAHUN<br />
BERJALAN<br />
(2011)<br />
PROYEKSI/TARGET<br />
PADA TAHUN<br />
RENCANA (2012)<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -25<br />
PROYEKSI/TARGET<br />
PADA TAHUN<br />
(2013)<br />
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />
2.1 Belanja Tidak Langsung<br />
2.1.1 Belanja pegawai<br />
2.1.2 Belanja bunga<br />
2.1.3 Belanja subsidi<br />
2.1.4 Belanja hibah<br />
2.1.5<br />
Belanja bantuan social<br />
2.1.6 Belanja bagi hasil kepada<br />
Prov/Kab/Kota dan Pemerintah<br />
Desa*)<br />
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan<br />
kepada Prov/Kab/Kota dan<br />
Pemerintahan Desa*)<br />
2.1.8 Belanja tidak terduga<br />
JUMLAH BELANJA TIDAK<br />
B LANGSUNG<br />
2.2 Belanja Langsung<br />
2.2.1 Belanja Pegawai<br />
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa<br />
2.2.3 Belanja Modal<br />
C JUMLAH BELANJA LANGSUNG<br />
TOTAL JUMLAH BELANJA (2.1 +<br />
D 2.2)<br />
1,525,841,500,185<br />
-<br />
-<br />
6,873,157,248<br />
433,398,506,260<br />
669,645,982,758<br />
313,843,983,919<br />
100,000,000,000<br />
2,079,870,000<br />
1,525,841,500,185<br />
6,117,005,505,009<br />
961,513,310,380<br />
1,459,188,115,739<br />
3,696,304,078,890<br />
6,117,005,505,009<br />
7,642,847,005,194<br />
2,696,826,158,548<br />
870,690,497,778<br />
-<br />
1,000,000,000<br />
542,910,068,270<br />
782,225,592,500<br />
300,000,000,000<br />
150,000,000,000<br />
50,000,000,000<br />
2,696,826,158,548<br />
5,549,563,335,619<br />
274,821,025,549<br />
1,746,370,057,288<br />
3,528,372,252,782<br />
5,549,563,335,619<br />
8,246,389,494,167<br />
2,755,747,066,546<br />
915,602,465,975<br />
288,201,278,029<br />
501,943,322,542<br />
750,000,000,000<br />
250,000,000,000<br />
50,000,000,000<br />
2,755,747,066,546<br />
4,044,252,933,454<br />
252,709,483,832<br />
1,912,054,605,238<br />
1,879,488,844,384<br />
4,044,252,933,454<br />
6,800,000,000,000<br />
- - -<br />
-<br />
2,797,800,000,000<br />
966,800,000,000<br />
1,000,000,000<br />
500,000,000,000<br />
650,000,000,000<br />
430,000,000,000<br />
200,000,000,000<br />
50,000,000,000<br />
2,797,800,000,000<br />
4,932,000,000,000<br />
260,000,000,000<br />
2,000,000,000,000<br />
2,672,000,000,000<br />
4,932,000,000,000<br />
7,729,800,000,000<br />
3,026,200,000,000<br />
1,000,000,000,000<br />
1,200,000,000<br />
600,000,000,000<br />
700,000,000,000<br />
450,000,000,000<br />
225,000,000,000<br />
50,000,000,000<br />
3,026,200,000,000<br />
5,239,365,000,000<br />
265,000,000,000<br />
2,253,500,000,000<br />
2,720,865,000,000<br />
5,239,365,000,000<br />
8,265,565,000,000
3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan <strong>Aceh</strong><br />
Pembiayaan <strong>Aceh</strong> merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali<br />
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran<br />
yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan<br />
<strong>Aceh</strong> tersebut meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau<br />
untuk memanfaatkan surplus.<br />
Berdasarkan pasal 60 ayat (2) Qanun <strong>Aceh</strong> Nomor 1 Tahun 2008 tentang<br />
Pengelolaan Keuangan <strong>Aceh</strong>, Penerimaan Pembiayaan <strong>Aceh</strong> mencakup:<br />
a. Sisa Lebih Perhitungan Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA);<br />
b. Pencairan dana cadangan;<br />
c. Hasil penjualan kekayaan <strong>Aceh</strong> yang dipisahkan;<br />
d. Penerimaan pinjaman <strong>Aceh</strong>;<br />
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman;<br />
f. Penerimaan piutang <strong>Aceh</strong>;<br />
g. Penerbitan obligasi <strong>Aceh</strong>.<br />
Sedangkan Pengeluaran Pembiayaan <strong>Aceh</strong> mencakup:<br />
a. Pembentukan dana cadangan;<br />
b. Penyertaan modal (investasi) pemerintah <strong>Aceh</strong>;<br />
c. Pembayaran pokok utang;<br />
d. Pemberian pinjaman;<br />
e. Pembayaran nilai nominal obligasi.<br />
Setelah mempertimbangkan, bahwa pada tahun 2012 Pemerintah <strong>Aceh</strong><br />
belum menganggap perlu atau terpaksa melakukan pencairan dana cadangan,<br />
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta melakukan pinjaman daerah<br />
untuk menutup defisit rencana belanja. Oleh karena itu penerimaan pembiayaan<br />
<strong>Aceh</strong> yang paling mungkin dapat terlaksana pada tahun 2012 adalah hanya dari<br />
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (2011). Dengan asumsi belanja<br />
APBA tahun 2011 dapat terealisasi sekitar 94 persen dan tanpa perubahan<br />
perkiraan pendapatan, maka penerimaan pembiayaan tahun 2012 dari Silpa tahun<br />
2011 adalah sebesar Rp. 400.000.000.000,-<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -26
NO<br />
JENIS<br />
PENERIMAAN DAN<br />
PENGELUARAN<br />
PEMBIAYAAN<br />
DAERAH<br />
Mengigat besarnya kebutuhan anggaran untuk belanja <strong>Aceh</strong> tahun 2012<br />
terutama terkait untuk pencapaian Indikator Kinerja sesuai RPJMA, maka<br />
Pengeluaran Pembiayaan <strong>Aceh</strong> tahun 2012 kebijakannya adalah tidak<br />
direncanakan pengeluaran, terutama untuk pembentukan dana cadangan, dan<br />
penyertaan modal (investasi) daerah. Dengan kata lain Pengeluaran Pembiayaan<br />
<strong>Aceh</strong> tahun 2012 direncanakan nihil.<br />
Pembiayaan netto merupakan selisih lebih penerimaan pembiayaan terhadap<br />
pengeluaran pembiayaan. Jumlah pembiayaan netto harus dapat menutup defisit<br />
anggaran. Dengan demikian pembiayaan netto tahun 2012 direncanakan sama<br />
dengan penerimaan pembiayaan, yaitu sebesar Rp 400.000.000.000,- yang<br />
digunakan untuk menutup defisit belanja <strong>Aceh</strong> tahun 2012.<br />
Realisasi beberapa tahun sebelumnya dan perkiraan Penerimaan<br />
Pembiayaan, Pengeluaran Pembiayaan, serta Pembiayaan Netto <strong>Aceh</strong> tahun 2012<br />
dapat dilihat pada Tabel.3.9<br />
TABEL 3.9.<br />
REALISASI DAN PROYEKSI/TARGET PEMBIAYAAN DAERAH<br />
REALISASI TAHUN<br />
(2009)<br />
TAHUN 2009 s.d. TAHUN 2013<br />
REALISASI TAHUN<br />
(2010)<br />
J U M L A H<br />
TAHUN<br />
BERJALAN<br />
(2011)<br />
PROYEKSI/TARGET<br />
PADA TAHUN<br />
RENCANA (2012)<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -27<br />
PROYEKSI/TARGET<br />
PADA TAHUN<br />
(2013)<br />
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)<br />
3.1<br />
Penerimaan<br />
Pembiayaan<br />
Sisa Lebih<br />
Perhitungan<br />
4,015,380,289,197 1,842,988,678,575 379,745,600,000 400,000,000,000 366,165,000,000<br />
3.1.1 Anggaran Tahun<br />
Sebelumnya<br />
(SILPA)<br />
4,015,380,289,196.89 1,842,988,678,575 379,745,600,000 400,000,000,000 366,165,000,000<br />
3.1.2<br />
Pencairan Dana<br />
Cadangan<br />
Hasil penjualan<br />
- - -<br />
3.1.3 kekayaan daerah<br />
yang dipisahkan<br />
- - -<br />
3.1.4 Penerimaan<br />
pinjaman daerah<br />
- - -<br />
3.1.5 Penerimaan<br />
kembali pemberian<br />
- - -
pinjaman<br />
3.1.6 Penerimaan<br />
piutang daerah<br />
JUMLAH<br />
E PENERIMAAN<br />
PEMBIAYAAN<br />
Pengeluaran<br />
3.2<br />
Pembiayaan<br />
3.2.1 Pembentukan<br />
Dana Cadangan<br />
Penyertaan Modal<br />
3.2.2<br />
(Investasi) Daerah<br />
Pembayaran Pokok<br />
3.2.3<br />
Utang<br />
3.2.4 Pemberian<br />
Pinjaman Daerah<br />
3.2.5 Pembayaran<br />
Kegiatan Lanjutan<br />
JUMLAH<br />
F PENGELUARAN<br />
PEMBIAYAAN<br />
JUMLAH<br />
G PEMBIAYAAN<br />
NETTO (3.1 + 3.2)<br />
- - -<br />
4,015,380,289,197 1,842,988,678,575 379,745,600,000 400,000,000,000 366,165,000,000<br />
572,012,384,490 - - - -<br />
- - -<br />
81,600,000,000.00 - -<br />
490,412,384,490.00<br />
- - -<br />
- - -<br />
1,144,024,768,980 - - - -<br />
2,871,355,520,217 1,842,988,678,575 379,745,600,000 400,000,000,000 366,165,000,000<br />
Rencana Kerja Pemerintah <strong>Aceh</strong> (RKPA) 2012 III -28