Teknik Transmisi Tenaga Listrik(Jilid2).Edt.indd

More documents

Recommendations

Info

Bab V Gardu Induk Gardu induk adalah merupakan alat penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi perimer yang konstruksinya dapat dilihat pada gambar 5.I, bahan bahan yang ada pada gardu induk meliputi. 5.1. Busbar Gambar 5.1 Gardu induk Busbar atau rel adalah titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Berdasarkan jenis isolasi busbar gardu induk dibagi menjadi: 237
5.1.1. Jenis Isolasi Busbar Gardu induk seperti ini sangat hemat tempat sebab menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan dan ditempatkan di dalam suatu selubung besi. Sering disebut Gardu Induk SF 6 atau disingkat GIS. 5.1.2. Sistem Busbar (Rel) Busbar atau rel adalah titik pertemuan/hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Berdasarkan busbar gardu induk dibagi menjadi: Gardu induk dengan sistem ring busbar adalah gardu induk yang busbar berbentuk ring yaitu semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan membentuk seperti ring/cicin, seperti gambar 5.2 238 Gambar 5.2 Sistem rel busbar
Page 1 and 2: 2 2
Page 3 and 4: Hak Cipta pada Departemen Pendidika
Page 5 and 6: iv Kata Pengantar Puji syukur penul
Page 7 and 8: 6.11. Metode Cara Pentanahan ......
Page 9 and 10: yang lebih murah dibanding jenis la
Page 11 and 12: 4.2. Saluran Kabel Pada daerah tert
Page 13 and 14: sekelilingnya. Tower adalah konstru
Page 15 and 16: Konstruksi tower merupakan jenis ko
Page 17 and 18: Konstruksi towernya dapat dilihat p
Page 19 and 20: 4. 3.2. Bagian-bagian tower: Fondas
Page 21 and 22: 206 Gambar 4.14 Pemasangan fondasi
Page 23 and 24: 208 Stub (extension) Kaki A Gambar
Page 25 and 26: - Nomor tower - Urutan fasa - Pengh
Page 27 and 28: Halaman tower Halaman tower adalah
Page 29 and 30: Karena sifat electron lebih menyuka
Page 31 and 32: Lampu Aviasi Lampu aviasi adalah ra
Page 33 and 34: keperluan telemetri, tele proteksi
Page 35 and 36: 220 Gambar 4.23 Penyambungan pada b
Page 37 and 38: 222 Gambar 4.25: isolator tonggak s
Page 39 and 40: Menurut bahannya Bahan isolator ter
Page 41 and 42: 226 Gambar 4.29 Konfi gurasi Isolat
Page 43 and 44: 4.6.4. Speksifi kasi isolator Setia
Page 45 and 46: 230 Gambar 4.32 Tension clamp
Page 47 and 48: 6. Compression joint Karena masalah
Page 49 and 50: 234 Gambar 4.34 Spacer untuk konduk
Page 51: Konduktor 236 Damper Arching horn A
Page 55 and 56: 5.1.4. Gardu Induk dengan double bu
Page 57 and 58: 5.2. Arrester Sambaran petir pada k
Page 59 and 60: Pada kondisi normal tidak muncul te
Page 61 and 62: 5.3.2. Transformator arus Trafo aru
Page 63 and 64: 5.3.3. Transformator Bantu (Auxilli
Page 65 and 66: 250 Indikasi keterangan Ketahanan t
Page 67 and 68: Kekuatan mekanik & elektrik clamp g
Page 69 and 70: 5.4. Pemisah Pemisah adalah suatu a
Page 71 and 72: 256 Menurut gerakan lengannya, pemi
Page 73 and 74: PMT 20 kV draw-out Pemisah Pantogra
Page 75 and 76: Tenaga penggerak pneumatik (tekanan
Page 77 and 78: Jenis media pemadam busur api pada
Page 79 and 80: Satu katup PMT dengan gas SF6 berta
Page 81 and 82: 266 Gambar 5.17: PMT udara hembus G
Page 83 and 84: Bagian-bagian PMT udara hembus Kete
Page 85 and 86: 270 Gambar 5.21 Pemutus dan PMT ham
Page 87 and 88: 272 Gambar 5.23. Sketsa ruang konta
Page 89 and 90: Gambar 5.24 PMT dengan banyak mengg
Page 91 and 92: Gambar potongan PMT tipe ini dapat
Page 93 and 94: 5.6. Jenis Penggerak Pemutus Tenaga
Page 95 and 96: Keterangan Gambar: 5.27 Jika rumah
Page 97 and 98: Keterangan Gambar: 1. Pegas penutup
Page 99 and 100: secara rutin sesuai prosedur yang t
Page 101 and 102: Keterangan: 10 : Closing electroval
Page 103 and 104:
288 Gambar 5. 32 Skematik diagram h
Page 105 and 106:
minyak hidrolik tekanan tinggi pada
Page 107 and 108:
292 Gambar 5.32 proses drainase air
Page 109 and 110:
294 Gambar 5.33 Proses drainase air
Page 111 and 112:
Auto reclose in progress 296 Indika
Page 113 and 114:
dibutuhkan daya reaktif kapasitif,
Page 115 and 116:
1. Parameter unjuk kerja kapasitor
Page 117 and 118:
5.8. Peralatan Scada dan Teleko mun
Page 119 and 120:
5.8.2. Peralatan Kopling Untuk memu
Page 121 and 122:
Suatu kapasitor memiliki sifat beri
Page 123 and 124:
5.8.5. Prinsip Kerja Dasar Wave Tra
Page 125 and 126:
1. Main coil 2. Tuning device 3. Pr
Page 127 and 128:
Transformator T berfungsi sebagai t
Page 129 and 130:
5.9.1. Lightning Arrester 314 Untuk
Page 131 and 132:
5.10.1. Komunikasi Suara a. Sistem
Page 133 and 134:
Media transmisi mengambil tempat di
Page 135 and 136:
• Check tegangan Output pada Card
Page 137 and 138:
5.12. Rele Proteksi dan Annun siato
Page 139 and 140:
Proteksi Penyaluran Tenaga Listrik
Page 141 and 142:
Peralatan Kontrol dan Proteksi. Pan
Page 143 and 144:
328 Gambar 5.54. Peralatan kontrol
Page 145 and 146:
330
Page 147 and 148:
332 Gambar 6.1. Contoh pentanahan t
Page 149 and 150:
6.2.2. Metoda Pentanahan Titik Netr
Page 151 and 152:
336 Gambar 6.4. Rangkaian Pengganti
Page 153 and 154:
338 Gambar 6.6. Resistor jenis loga
Page 155 and 156:
□ Karena arus gangguan ke tanah r
Page 157 and 158:
Sebaliknya sistem pentanahan dengan
Page 159 and 160:
6.7. Penetapan Sistem Pentanahan di
Page 161 and 162:
ertegangan seperti bodi trafo, bodi
Page 163 and 164:
Untuk memahami mengapa tahanan pent
Page 165 and 166:
Tegangan sentuh volt (rms) Waktu pe
Page 167 and 168:
Jadi tegangan sentuh yang timbul 12
Page 169 and 170:
6.11. Metode/Cara Pentanahan 6.11.1
Page 171 and 172:
Pentanahan dengan counter poise bia
Page 173 and 174:
dilakukan secara periodik, sedikitn
Page 175 and 176:
360
Page 177 and 178:
● Electrostatic Screen ● Pengua
Page 179 and 180:
kompak dan tidak mengkerut atau ter
Page 181 and 182:
dalam bentuk film yang sangat tipis
Page 183 and 184:
ekspansi. Koefisien panas ini juga
Page 185 and 186:
Penyaringan melalui fuller, s earth
Page 187 and 188:
1. Electrostatic Screen Pita pada k
Page 189 and 190:
memudahkan dapat melepas trafo tanp
Page 191 and 192:
2. Tangki takanan rendah dan meneng
Page 193 and 194:
Pada tangki takanan tinggi selsel g
Page 195 and 196:
minyak di dalam kabel yang akan men
Page 197 and 198:
● Tangki B-240 adalah K240 = 240/
Page 199 and 200:
Untuk tangki bertekanan tipe H-150,
Page 201 and 202:
tetapi hanya dengan daerah terbatas
Page 203 and 204:
● Kabel 0.0536 lt. x 2820 m = 151
Page 205 and 206:
390 Tabel 7.4. Tekanan pada kabel m
Page 207 and 208:
Dari rumus di bawah ini diperoleh k
Page 209 and 210:
di mana: Tmin = 273º + 25º = 298
Page 211 and 212:
396 Tabel 7.6 Setting tekanan pada
Page 213 and 214:
398 Tabel 7.7.Tekanan minyak Point
Page 215 and 216:
Didapatkan kelebihan volume minyak.
Page 217 and 218:
Setting tekanan off/Trip Penunjukan
Page 219 and 220:
404 Tabel 7.9 Setting tekanan pada
Page 221 and 222:
406 Gambar 7.5. Representasi kabel
Page 223 and 224:
408 Gambar 7. 7 Sistem crossbonding
Page 225 and 226:
1. Cara Konstruksi Sheath - Cross -
Page 227 and 228:
Kabel-kabel fasa ditransposisi anta
Page 229 and 230:
2. Peralatan Sambung Silang 414 Sam
Page 231 and 232:
4. Kotak Hubung (link box) Pada sam
Page 233 and 234:
5. Tingkat isolasi Peralatan Crossb
Page 235 and 236:
420 Gambar. 7.16 Sistem sambungan c
Page 237 and 238:
3. Satuan Turunan Satuan yang merup
Page 239 and 240:
- Tekanan udara luar (dalam bidang
Page 241 and 242:
satu ujung pipa ditutup mati dan di
Page 243 and 244:
7.12. Kabel tenaga jenis XLPE Pada
Page 245 and 246:
dari PVC. Dalam hal ini XLPE mempun
Page 247 and 248:
7.12.1. Konstruksi kabel XLPE Konst
Page 249 and 250:
4. Screen Isolasi Screen isolasi te
Page 251 and 252:
436 Tabel :7.11. Spesifi kasi Kabel
Page 253 and 254:
No. Bagian Bahan Satuan Ukuran 12.
Page 255:
1 1 Buku ini telah dinilai oleh Bad
show all

Teknik Transmisi Tenaga Listrik(Jilid2).Edt.indd

Create successful ePaper yourself

Delete template?

Save as template?