02.07.2013 Views

teknik struktur bangunan jilid 2 smk - UNS

teknik struktur bangunan jilid 2 smk - UNS

teknik struktur bangunan jilid 2 smk - UNS

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. lingkup pekerjaan dan peraturan <strong>bangunan</strong><br />

2.4. Struktur Kolom<br />

Kolom sebagai elemen tekan juga merupakan elemen penting pada<br />

konstruksi. Kolom pada umumnya merupakan elemen vertikal. Namun<br />

sebenarnya kolom tidak harus selalu berarah vertikal, bahkan dinding<br />

pemikul (load-bearing wall) sebenarnya juga dapat dipadang sebagai kolom<br />

yang diperluas menjadi suatu bidang. Umumnya, kolom tidak mengalami<br />

lentur secara langsung, karena tidak ada beban tegak lurus terhadap<br />

sumbunya.<br />

Sistem post and beam terdiri dari elemen <strong>struktur</strong> horisontal (balok)<br />

diletakkan sederhana di atas dua elemen <strong>struktur</strong> vertikal (kolom) yang<br />

merupakan konstruksi dasar yang digunakan sejak dulu. Pada sistem ini,<br />

secara sederhana balok dan kolom digunakan sebagai elemen penting<br />

dalam konstruksi.<br />

4.3.1. Prinsip Desain Kolom<br />

Elemen <strong>struktur</strong> kolom yang mempunyai nilai perbandingan antara<br />

panjang dan dimensi penampang melintangnya relatif kecil disebut kolom<br />

pendek. Kapasitas pikul-beban kolom pendek tidak tergantung pada panjang<br />

kolom dan bila mengalami beban berlebihan, maka kolom pendek pada<br />

umumnya akan gagal karena hancurnya material. Dengan demikian,<br />

kapasitas pikul-beban batas tergantung pada kekuatan material yang<br />

digunakan. Semakin panjang suatu elemen tekan, proporsi relatif elemen<br />

akan berubah hingga mencapai keadaan yang disebut elemen langsing.<br />

Perilaku elemen langsing sangat berbeda dengan elemen tekan pendek.<br />

Perilaku elemen tekan panjang terhadap beban tekan adalah<br />

apabila bebannya kecil, elemen masih dapat mempertahankan bentuk<br />

liniernya, begitu pula apabila bebannya bertambah. Pada saat beban<br />

mencapai nilai tertentu, elemen tersebut tiba-tiba tidak stabil, dan berubah<br />

bentuk menjadi seperti tergambar. Hal inilah yang dibuat fenomena tekuk<br />

(buckling) apabila suatu elemen <strong>struktur</strong> (dalam hal ini adalah kolom) telah<br />

menekuk, maka kolom tersebut tidak mempunyai kemampuan lagi untuk<br />

menerima beban tambahan. Sedikit saja penambahan beban akan<br />

menyebabkan elemen <strong>struktur</strong> tersebut runtuh. Dengan demikian, kapasitas<br />

pikul-beban untuk elemen <strong>struktur</strong> kolom itu adalah besar beban yang<br />

menyebabkan kolom tersebut mengalami tekuk awal. Struktur yang sudah<br />

mengalami tekuk tidak mempunyai kemampuan layan lagi.<br />

Fenomena tekuk adalah suatu ragam kegagalan yang diakibatkan<br />

oleh ketidakstabilan suatu elemen <strong>struktur</strong> yang dipengaruhi oleh aksi<br />

beban. Kegagalan yang diakibatkan oleh ketidakstabilan dapat terjadi pada<br />

berbagai material. Pada saat tekuk terjadi, taraf gaya internal bisa sangat<br />

rendah. Fenomena tekuk berkaitan dengan kekakuan elemen <strong>struktur</strong>.<br />

Suatu elemen yang mempunyai kekakukan kecil lebih mudah mengalami<br />

tekuk dibandingkan dengan yang mempunyai kekakuan besar. Semakin<br />

panjang suatu elemen <strong>struktur</strong>, semakin kecil kekakuannya.<br />

204

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!