teknik struktur bangunan jilid 2 smk - UNS
teknik struktur bangunan jilid 2 smk - UNS
teknik struktur bangunan jilid 2 smk - UNS
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
1. lingkup pekerjaan dan peraturan <strong>bangunan</strong><br />
K adalah faktor yang bergantung pada jenis <strong>struktur</strong> dan konstruksi<br />
yang digunakan (terutama berkaitan dengan daktilitas dan<br />
kekakuan relatif),<br />
I adalah koefisien keutamaan yang bergantung pada jenis<br />
penggunaan gedung,<br />
S adalah koefisien yang bergantung pada (antara lain) hubungan<br />
antara periode alami gedung dan periode alami tanah tempat<br />
gedung tersebut dengan menggunakan persamaan berbentuk T<br />
= 0,05H/√ D dengan D adalah dimensi <strong>struktur</strong> dalam arah<br />
sejajar dengan gaya yang bekerja dan H adalah tinggi bagian<br />
utama gedung di atas dasar (dalam ft). Koefisien C mempunyai<br />
bentuk C = 15 / √T 0,12.<br />
Semua persamaan dan faktor ditentukan secara empiris. Gaya<br />
geser V yang didapat dengan menggunakan evaluasi faktor-faktor tersebut<br />
didistribusikan pada berbagai tingkat gedung dengan menggunakan<br />
metode-metode yang ada sehingga menjadi beban lateral di tiap tingkat.<br />
Permasalahan gempa untuk <strong>bangunan</strong> di Indonesia, secara lebih<br />
rinci terdapat dalam SNI 03-1726-2002: Tata Cara Perencanaan Ketahanan<br />
Gempa Untuk Rumah dan Gedung. Beban gempa yang nilainya ditentukan<br />
oleh 3 hal, yaitu oleh besarnya probabilitas beban itu dilampaui dalam kurun<br />
waktu tertentu, oleh tingkat daktilitas <strong>struktur</strong> yang mengalaminya dan oleh<br />
kekuatan lebih yang terkandung di dalam <strong>struktur</strong> tersebut.<br />
Menurut Standar ini, peluang dilampauinya beban tersebut dalam<br />
kurun waktu umur gedung 50 tahun adalah 10% dan gempa yang<br />
menyebabkannya disebut Gempa Rencana (dengan perioda ulang 500<br />
tahun), tingkat daktilitas <strong>struktur</strong> gedung dapat ditetapkan sesuai dengan<br />
kebutuhan, sedangkan faktor kuat lebih f1 untuk <strong>struktur</strong> gedung secara<br />
umum nilainya adalah 1,6. Dengan demikian, beban gempa nominal adalah<br />
beban akibat pengaruh Gempa Rencana yang menyebabkan terjadinya<br />
pelelehan pertama di dalam <strong>struktur</strong> gedung, kemudian direduksi dengan<br />
faktor kuat lebih f1.<br />
Apabila Ve adalah pembebanan maksimum akibat pengaruh Gempa<br />
Rencana yang dapat diserap oleh <strong>struktur</strong> gedung elastik penuh dalam<br />
kondisi di ambang keruntuhan dan Vy adalah pembebanan yang<br />
menyebabkan pelelehan pertama di dalam <strong>struktur</strong> gedung, maka berlaku<br />
hubungan sebagai berikut:<br />
Ve<br />
V y = (4.2)<br />
μ<br />
di mana adalah faktor daktilitas <strong>struktur</strong> gedung.<br />
Apabila Vn adalah pembebanan gempa nominal akibat pengaruh<br />
Gempa Rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan <strong>struktur</strong> gedung,<br />
maka berlaku hubungan sebagai<br />
136